Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Kalimat”
DiajukanUntukMemenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Uyu Mu’awwanah, M.Pd

Di susun oleh :
Sulastri Indah Komariah (221230031)

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

2022
BAB I
A. Latar belakang

Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca yaitu kalimat . Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan
harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak
boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan.

Ketika membaca sering sekali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh
kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena
kalimat tersebut tidak baik dan benar. Berdasarkan kenyataan inilah penulis membahas
kalimat, syarat kalimat , dan ciri-ciri kalimat yang. Agar kita semua mengetahui dan
tidak lagi salah pengucapan kalimat agar lebih baik dan dapat dimengerti.

B. Rumus Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?

2. Apa saja ciri ciri kalimat?

3. Apa saja jenis jenis kalimat?

C. Tujuan

Secara terperinci tujuan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kalimat

2. Untuk mengetahui syarat apa saja yang harus ada dipenuhi agar menjadi kalimat yang
baik

3. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri kalimat


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan maupun tulisan yang
mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan kalimat diungkapkan dengan
suara yang naik dan turun, lemah dan lembut,disela dengan jeda,dan diakhiri dengan
tanda titik,tanda tanya dan tanda seru.

B. Ciri – Ciri Kalimat

Susilo (1990:2) mengemukan lima ciri kalimat bahasa indonesia kelima ciri tersebut
adalah:bermakna,bersistem urutan frase,dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan
kalimat yang lain,berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi.Kelima ciri tersebut
ialah ciri umum sebuah kalimat.Kalimat yang memenuhi kelima ciri tersebut ialah
kalimat Bahasa Indonesia,namun hal itu belum menjaminbahwa kalimat itu ialah kalimat
Bahasa Indonesia baku.

Contoh Kalimat :

di tempat itu dijadikan tempat pertemuan bagi pihak yang bertingkai di poso.

Kalimat itu bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Ciri
kalimat baku menurut Susilo (1990:4),yaitu:gramatikal,masuk akal bebas dari unsur
mubazir,bebas dari kontaminasi,bebas dari interferensi,sesuai dengan ejaan yang berlaku
dan sesuai dengan lafal Bahasa Indonesia.

Kalimat Gramatikal

Kalimat baku harus gramatikal,yaitu kalimat baku yang harus memenuhi kaidah
yang berlaku di dalam Bahasa Indonesia.Kaidah-kaidah tersebut menurut Susilo (199:4)
ialah harus memenuhi tata kalimat (sintaksis),kata frase (frasiologi),tata mofrem
(morfologi), dan tata fonem (fonemik,fonologi).Kalimat Bahasa Indonesia secara
gramatikal setidaknya terdiri atas unsur subjek dan subjek dan unsur predikat.Sebuah
kalimat dapat berdiri sendiri meskipun tanpa tanpa objek atau keterangan,tapi unsur
subjek dan predikat tidak dapat ditinggalkan.Karena kedua unsur ini (subjek dan predikat)
memiliki sifat ketergantungan.Unsur subjek tidak akan memiliki makna tanpa unsur
predikat,begitu pula sebaliknya dengan unsur predikat takkan memiliki makna tanpa
adanya unsur subjek.

Contoh Kalimat: George W. Bush telah kehilangan akal untuk menemukan


keberadaan usamah.

Kontaminasi

Kontaminasi berati rancu atau kacau.Kontaminasi dalam Bahasa Indonesia berarti


kerancuan akibat munculnya dua bentuk yang sama dalam sebuah kalimat. Susilo
(1990:10) menyatakan kontaminasi merupakan kerancuan dua kalimat,dua unsur atau dua
struktur, biasanya dapat dikembalikan pada bentuk asalnya.

Kerancuan dalam Bahasa Indonesia oleh Badudu (1980:60) dibedakan menjadi 3


macam,yaitu:

1. Kontaminasi bentuk kata, kontaminasi bentuk kata merupakan kerancuan yang


diakibatkan oleh pembentukan kata kata baru. Kata dipelajarkan merupakan unsur
kontaminasi yang berasal dari dua bentuk dipelajari dan diajarkan.

2. Kontaminasi bentuk frasa,kalimat bahasa indonesia terdiri dari beberapa frasa.


Frasa ialah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif
(kridaklasana,1982:46). Kalimat berulang kali ia telah di nasehati . Kata berulang
kali berasal darikata berulang ulang dan berkali kali,kedua kata itu kemudian
digabungkan sehingga menjadi kata berulang kali yang sebenarnya merupakan
frasa yang rancu.

3. Kontaminasi bentuk kalimat, kontaminasi kalimat terlihat pada contoh kalimat ini
Mahasiswa dilarang tidak boleh memalsu tanda tangan daftar hadir makna
kalimat ini justru bertolak belakang dengan maksud sebenarnya. Kerancuan
kalimat tersebut dapat dikembalikan pada bentuk aslinya sebagai berikut:

1. Mahasiswa dilarang memalsu tanda tangan daftar hadir

2. Mahasiswa tidak boleh memalsu tanda tangan daftar hadir

Interferensi
Dalam perkembanganya Bahasa Indonesia mengalami banyak masukan dari bahasa
daerah di Indonesia maupun bahasa asing. Kosa kata yang berasal dari bahasa daerah
Indonesia misalnya mantan,nyeri, gambut, dsb.Sedangkan kosa kata asing yang masuk
ke Bahasa Indonesia berasal dari berbagai negara misalnya kosa kataBelanda
lapor,polisi,kantor dan Bahasa Inggris misalnya ekonomi, remidi, biografi, dsb. Kosa
kata yang berasal dari Arab seperti pasal, wakaf, wajib, dsb. Kosakata dari bahasa
portugis seperti nona, permen, jendela, dsb.

Lafal Bahasa Indonesia Baku

Pemakaian lafal sebagai ujaran dalam Bahasa Indonesia masih sering dipakai
secara tidak konsisten oleh masyarakat. Lafal B ahasa Indonesia baku menurut Badudu
(1983) lafal yang tidak memperdengarkan “Warna” bahasa daerah,dialek dan
“warna”lafal bahasa asing,ketidak bakuan dalam pelafalan Bahasa Indonesia akibat
pengaruh bahasa daerah seperti lafal t yang dilafalkan oleh penutur Bahasa Jawa dan Bali
pelafalanya menjadi thseperti pada kata kota untuk Bahasa Bali dan bathi (untung) untuk
Bahasa Jawa

C. Jenis – jeniskalimat

Kalimat memiliki beberapa jenis yang membedakanya,yaitu:

Berdasarkan Pengucapan

1. Kalimat Langsung ialah kalimat yang secara cermat menirukan suara orang lain.
Cirinya adalah 2 tanda petik ( “...” ) , kalimat langsung tidak hanya berupa
kalimat pernyataan tapi juga dapat berupa kalimat perintah dan kalimat tanya.

Contoh:

Kalimat Pernyataan

“Ayah senang akhirnya kamu lulus ujian ini”Kata Ayah;

Kalimat Perintah

Ibu berkata, “Budi tutup pintu itu!”

Kalimat Tanya

“Siapa yang membuat prakarya itu?”,Tanya Pak guru


2. Kalimat Tak Langsungialah kalimat yang mengalami perubahan dari kalimat
langsung yang menggunakan tanda petik, ke bentuk berita yang yang tidak
menggunakan tanda petik.

Contoh :

Ayah berkata kalau dia senang saya lulus ujian.

Ibu meminta saya menutup pintu itu.

Berdasarkan Jumlah Frasa ( Struktur Gramatikal)

Kalimat Tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa),yang terdiri dari
subjek dan predikat. Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis kalimat yang pola predikatnya
menggunakan kata benda.

Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.

Contoh : Saya Sedang Mandi

Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata
benda

Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang

3. Kalimat Majemuk ialah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat
tunggal,yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat di bedakan menjadi 3 jenis:

1. Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih
kalimat tunggal ,dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu setara

2. Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih


kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda,kalimat majemuk bertingkat
terdiri dari 10 macam,yakni :
waktu,sebab,akibat,syarat,perlawanan,pengandaian,tujuan,perbandingan,
pembatasan, alat, kesetaraan

3. Kalimat Majemuk Campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan


penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat.
Contoh:

Toni Bermain dengan kevin. ( Kalimat tunggal 1)

3.3 Berdasarkan Isi atau Fungsinya

 Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah


kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.Beberapa bentuk kalimat perintah:

1. Kalimat Perintah Permintaan, contoh:tolong,tutup pintu itu!

2. Kalimat Perintah Larangan, contoh: Jangan meembuang sampah


sembarangan

 Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau


menginformasikan sesuatu.Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan
tanda titik (.) dan dalam pelafalanya kalimat ini akan diakhiri dengan inotasi
yang menurun. Beberapa bentuk kalimat berikut :

1. Kalimat Berita Kepastian, contoh : kita akan berangkat ke bandara besok


siang.

2. Kalimat Berita Pengingkaran,contoh:Saya tidak akan menghadiri rapat


hari ini.

3. Kalimat Berita Kesangsiang,contoh: Guru itu kemungkinan tidak memiliki


kinerja yang baik.

 Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi,


biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata
tanya yang sering digunakan untuk membuat kalimat tanya ini iala
bagaimana,dimana,kapan,berapa,siapa,mengapa

Contoh: Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?

 Kalimat Seruan adalah kalimat yang dipakai untuk menggunakan perasaan.


Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan inotasi yang tinggi, sedangkah
dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau
tanda titik (.)

Contoh : Wah indah sekali pemandangan itu!


Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

 Kalimat Lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah


subjek atau sebuah predikat. Kalimat majas juga bisa di kategorikan sebagai
kalimat lengkap.

Contoh : Kami membersihkan kelas bersama – sama

 Kalimat Tak Lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan
bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah
predikat. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk kalimat semboyan,
salam, perintah, pertanyaan dan ajakan

Contoh: Selamat siang. Tutup pintu itu!

Berdasarkan pola Subjek - Predikat

Kalimat yang dilihat dari struktur subjek & predikatnya dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:

 Kalimat Inversi Kalimat inversi ini di cirikan dengan adanya kata predikat
yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya dipakai untuk penekanan
atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat versi
merupaka tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu
pula yang akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.

Contoh : Bawa buku itu kemari !

Keterangan : Bawa = Predikat , Buku itu kemari = Subjek

 Kalimat Versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat
dasar bahasa indonesia ( S-P-O -K )

Contoh: Kami membeli perlatan sekolah di toko itu.

Keterangan : Kami = Subjek, membeli = Predikat, Peralatansekolah = Objek,


di toko itu = Keterangan

Berdasarkan Gaya Penyajianya


Berdasarkan gaya penyajianya kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

 Kalimat yang melepas kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali
dengan induk kalimat (kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya
penulisan itu disebut gaya penyajian melepas.

Contoh : Saya akan diizinkan pergi dengan teman teman jika saya selesai
mengerjakan pekerjan rumah.

Keterangan : Saya akan diizinkan pergi dengan teman teman (induk kalimat /
kalimat utama)

Jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah. (anak kalimat)

 Kalimat yang klimaks Kalimat ini akanterbentuk jika anak kalimat berada
diawal kalimat majemuk dan diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).

Contoh : Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit magnya sering
kambuh

Keterangan : karena pola makan yang teratut ( anak kalimat )

Penyakit mag ny sering kambuh. ( induk kalimat/ kalimat utama)

 Kalimat yang berimbang Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat
majemuk setara atau majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah
untuk memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.

Contoh : Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen
mempermasalahkan harga yang semakin naik.

Berdasarkan Subjeknya

1. Kalimat Aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan suatu


tindakan ( pekerjaan ) Untuk predikatnya sendiri dalam kalimat ini berupa kata
kerja yang berawalan “ me- dan “ber.

Contoh : imbuhan “me-“ : koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
Imbuhan “ ber-“ : kami bermain di taman
Kalimat aktif dapat dibagikan menjadi 2, yaitu:

a. Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek
penderita, predikatnya biasanya berawalan “me-“ dan selalu dapat
dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“

Contoh : Kami membuat kue, (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi Kue
dibuat olehkami.(Kalimat pasif)

b. Kalimat Aktif Intrasitif adalah kalimat yang tidak bisa di ikuti objek
penderita. Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan “ber-“. Kalimat
ini tidak bisa dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh : Kami berjaga diluar rumah.

c. Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak bisa dirubah
kedalam bentuk pasif, hal itu di adakan karna adanya unsur pelengkapan
bukan subjek.

Contoh : Adiknya menyerupai Rain

Keterangan : Adiknya: subjek

Menyerupai : predikat

Rain : pelengkap

2. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu tindakan.


Kalimat bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “ di-“
dan “ter-“ dan diikuti kata depan “ oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan
menjadi 2 bentu, yaitu :

a. Kalimat pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif
transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan
“di”,” ter” ke-an”

Contoh : Sampah di buang rima

Barang ini di jual paman


b. Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan
dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain.
Predikat bisa juga menggunakan kata dasar yang bersirat kata kerja,
kecuali kata kerja “aus” ( kata kerja yang tidak bisa menggunakan awalan
“me-“ dan “ber” )

Contoh : akan saya sampaikan pesanmu.

Saya berikan bukuku,


BAB III

A. Kesimpulan
Kalimat dari pembahasan tenteng kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan,
yaitu:

1. Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal


subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian
ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau
perintah).

2. Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut:

a. Jumlah klausa pembentuknya,

b. Fungsi isinya

c. Kelengkapan unsurnya,

d. Susunan subjek dan predikatnya, dan

e. Sifat hubungan aktor-aksi.

3. Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang
terdiriatas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas
inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.

B. Saran
Demikianlah makalah ini Penulis susun. Semoga apa yang telah Penulis uraikan
diatas mengenai Kalimat dan ciri-ciri kalimat dan jenis jenis kalimat dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Penulis menyarankan kita semua, agar dapat membedakan mana kalimat yang baik
menurut KBBI dan mana yang tidak. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
Apalagi kedepannya kita akan menjadi seorang pendidik. Tentulah kita harus tau
menggunakan kalimat yang baik agar nantinya peserta didik kita dapat memahami
dengan jelas apa yang kita sampaikan baik berupa penjelasan atau perkataan maupun
tulisan.
DAFTAR PUSTAKA

Dema Tesniyadi, M.Pd. 2018. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian di Perguruan Tinggi. Bantul DIY: Samudra Biru.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat (Disi, Strutur, dan Logika). Singraja: Refia
Aditama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidian Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai