Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA

TEKS AKADEMIK

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Komang Krisna Cahaya Winata (202131121006)

Ida Bujangga Rai Suamba (202131121008)

Maria Novita Mira (202131121012)

Pande Putu Mia Dita Sari (202131121015)

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN AJARAN 2021/2022


DISKUSI TEKS AKADEMIK

1. Metafora Gramatika
Metafora gramatika merupakan pergeseran dari suatu jenis leksis ke leksis jenis
lain atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi te tataran gramatika yang lebih rendah.
Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang ingkonggruen, sebagai kebalikan dari
ungkapan konggruen.
Contoh :
1. Kami semua masih belum menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Kata jalan keluar pada kalimat di atas mempunyai makna solusi. Adapun kata jalan
keluar sendiri merupakan hasil gramatikalisasi kata jalan yang digramatikalisasi
dengan cara pemajemukkan kata, di mana kata jalan digabungkan atau
dimajemukkan dengan kata keluar yang bermakna bergerak dari sebelah dalam
menuju sebelah luar.
2. Pak Jemin telah membeli salah saturumah yang ada di perumahan tersebut.
Kata perumahan pada kalimat di atas mempunyai makna kumpulan rumah-rumah
yang ada di suatu wilayah.  Kata perumahan sendiri merupakan hasil gramatikalisasi
kata rumah yang digramatikalisasi dengan cara afiksasi atau pemberian imbuhan, di
mana imbuhan yang diberikan pada kata ini adalah imbuhan pe(n)-an.
3. Kim dan teman-temannya sedang bermain rumah-rumahan.
Kata rumah-rumahan pada kalimat di atas bermakna menyerupai
rumah atau diserupakan dengan rumah. Kata rumah-rumahan sendiri merupakan
hasil gramatikalisasi kata rumah yang digramatikalisasi dengan cara reduplikasi, di
mana reduplikasi yang dilakukan adalah reduplikasi berimbuhan atau pengulangan
kata yang dilakukan sembari memberi imbuhan pada kata yang telah diulang tersebut.
2. Proses Reasional
Proses reasional merupakan suatu proses yang menghubungkan antara partisipan
yang satu dengan partisipan lainnya. Hibingan ini bisa bersifat memberikan atribut atau
memberikan nilai terhadap partisipan pertama. Proses relasional identifikatif adalah alat
yang baik untuk membuat definisi atau identifikasi terhadap sesuatu. Sedangkan
relasional atributif adalah proses menjelaskan bahwa suatu entitas adalah bagian dari
suatu kelas dan kategori tertentu.
Contoh :
1. Hujan deras mengakibatkan banjir pagi ini.
2. Bapak Jaehyun adalah dosen di Universitas Warmadewa.
3. Pulau Bali merupakan pulau seribu Pura.
4. Perkataan Nana menyebabkan Nono sakit hati.
5. Taehyung mempunyai bakat untuk menjadi seorang penyanyi.
3. Tidak Bersifat Taksonimi
Taksonomi dalam teks akademik adalah pemetaan pokok persoalan melalui
klasifikasi atau pengelompokan terhadap suatu peristiwa tertentu dalam kehidupan
sehari-hari yang dianalisa dalam bahasa ilmiah dengan memanfaatkan tata bahasa
maupun istilah teknis lainnya. Namun dalam dalam teks non akademik, proses ini bersifat
tidak taksonomi yang berarti tidak adanya pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi
ataupun pengelompokan kejadian sehari-hari dalam analisa ilmiah.
4. Relasional identifikatif dan proses relasional atributif
Proses relasional identifikatif adalah alat yang baik untuk membuat definisi atau
identifikasi terhadap sesuatu. Sedangkan relasional atributif adalah proses menjelaskan
bahwa suatu entitas adalah bagian dari suatu kelas dan kategori tertentu.
5. Bersifat Monologis
Teks akademik bersifat monologis dengan banyak mendayagunakan kalimat
indikatif deklaratif artinya teks tersebut memberikan informasi kepada pembaca dalam
satu arah.
Contoh :
“Sahabat, aku terima keadaanmu"
Aku masih ingat pagi itu, di mana ada seorang anak manusia yang termenung dan
diam sesaat ia terbangun dari tidur pulasnya. Anak tersebut sama sekali tak melakukan
apapun, selain melamun dan juga terdiam. Tubuhnya pun hanya disandarkan pada
tumpukan bantal yang disusun tinggi.
Sampai pada akhirnya, anak tersebut pun mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.
Namun, pandangan matanya tetap saja kosong. "Hari ini aku sangat malas untuk sekolah.
Hari ini, aku benar-benar merasa tidak sanggup lagi untuk bersekolah." Ia pun menarik
napas sejenak kemudian kembali berbicara
"Aku sangat malu pada teman-teman, mengapa aku selalu berbeda dari mereka.
Apa karena aku jelek, atau apa karena aku miskin, sehingga terlihat tak sama seperti
mereka."
"Aku sangat membenci keadaan ini, tetapi aku juga tidak bisa pergi seenaknya.
Masih ada orang yang harus aku bahagiakan karena mereka mencintaiku dengan tulus.
Air mata pun menetes secara perlahan."
"Aku tidak akan pernah rela jika harus meninggalkan orang-orang yang
menyayangiku, karena mereka lah aku dapat merasakan cinta yang tulus." Sambil
mengusap air matanya yang sedang menetes. "Oke. sekarang aku sadar, cinta membuat
harta dan gelar tidak ada apa-apanya."
"Oke, aku akan sekolah saja, dan aku tidak akan perduli dengan keadaan ini,
masih banyak orang yang harus aku bahagiakan." Tersenyum sambil mengusap air mata
dan kemudian bergegas untuk siap-siap menuju sekolah.
6. Indikatif dan Deklaratif
Teks akademik bersifat monologis dengan banyak mendayagunakan kalimat
indikatif deklaratif artinya teks tersebut memberikan informasi kepada pembaca dalam
satu arah. Dalam KBBI Indikatif memiliki arti bersifat atau mengandung indikasi
sedangkan deklaratif adalah kalimat yang berisikan tentang informasi dalam bentuk
pernyataan. Indikatif dalam KBB memiliki arti bersifat atau mengandung indikasi
sedangkan interogatif adalah kalimat yang mengandung pertanyaan.sedangkan kalimat
deklaratif adalah kalimat yang bersifat jelas dan ringkas.
Contoh :
 Kalimat Deklaratif
1. Tsunami Aceh adalah bencana tsunami terbesar dalam sejarah umat manusia.
2. Teh hijau mengandung banyak antioksidan yang baik untuk mencegah
penyakit kanker.
3. Ubur-ubur kotak Australia memiliki racun yang bisa membunuh 60 orang
dewasa.
7. Indikatifterogratif
Indikatif dalam KBBI memiliki arti bersifat atau mengandung indikasi sedangkan
interogatif adalah kalimat yang mengandung pertanyaan. Kalimat ini mempunyai intonasi
yang berbeda dengan kalimat berita (kalimat deklaratif). Intonasi pada kalimat tanya
cenderung bernada tinggi. Adapun ciri yang menonjol dari kalimat interogatif yakni
setiap akhir kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) dan awal kalimat
interogatif ditandai dengan kata tanya (5W+1H) meliputi apa, kapan, siapa, mengapa,
dimana, dan bagaimana.
Contoh :
1. Apakah kamu yang melakukan kejahatan terhadap dia?.
2. Bagaimana pencuri itu melakukan aksinya?.
3. Dimana anda berada pada saat kejadian?.
8. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat. Unsur pusat
yang sering digunakan dalam kalimat berupa predikat. Kalimat minor umumnya
digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah, ataupun seruan.
Contoh :
1. Cita-cita tidak akan tercapai tanpa adanya mimpi, doa, dan usaha.
2. Aku lebih memilih menyendiri dalam hutan, ditemani kegelapan Bersama alam
bebas.
9. Leksikogramatika
Leksikogramatika adalah cabang Ilmu yang berfokus pada mengungkapkan
makna melalui penggunaan kata, kontruksi gramatika, dan pengaturan sintaksis.
Leksikogramatika mengeksplorasi bagaimana cara membuat makna dengan
berkomunikasi.
10. Idenasional dan Interpersonal
Ideasional mengungkapkan realitas fisik dan biologis serta berkenaan dengan
interpretasi dan Representasi pengalaman. Sedangkan Interpersonal mengungkapkan
realitas sosial dan berkenaan dengan interaksi antara penutur/penulis dengan
pendengar/pembaca.
11. Preposisi dan konjungsi
Preposisi dan konjungsi merupakan dua kategori dalam kelas kata tugas. Preposisi
disebut juga sebagai kata depan yang berfungsi sebagai penghubung makna
antarkonstituen. Sementara itu, konjungsi sebagai kata hubung bertugas menghubungkan
dua satuan bahasa yang sederajat dan tidak. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Contoh :
 preposisi termasuk dalam, pada, dari, atas, oleh, pada dan pada.
 kata-kata konjungsi adalah tapi, dan, sedangkan, sementara itu, karena, dan
sebagainya.
12. Banyak Mengandung Ungkapan Inkongruen
Inkongruen adalah berkurangnya positivitas dari sikap aslinya yang positif atau
berkurangnya negativitas dari sikap aslinya yang negatif.
Contoh:
 individu yang inkongruen adalah ketika seorang mahasiswa memiliki konsep diri
yang buruk, dimana ia merasa bodoh, lamban, dan tidak pandai bersosialisasi.
Dimana konsep diri ini sangat berbeda dengan diri ideal yang diinginkannya yaitu
seorang mahasiswa seharusnya pintar, cekatan dan pandai bergaul.
13. Banyak Memanfaatkan Nominalisasi
Kalimat nominalisasi merupakan sebuah penggunaan kata kerja atau kata sifat
sebagai kata benda.
Contoh :
 Kegagalan => artinya seperti kekalahan.
 Pekerja => orang yang melakukan pekerjaan tertentu.
 Penduduk => orang yang menduduki negara.
 Kemudahan => aktivitas yang dilakukan diberi muda
 Permainan => sebuah hiburan yang mengajak orang bermain.
14. Padat Akan Kata-Kata Struktural
Makna struktural adalah makna kata yang terbentuk karena susunan atau tatanan
dalam penggunaan kata dalam sebuah kalimat.
Contoh :
 Firman adalah anak tertinggi di kelasnya.
15. Cenderung Sedikit Memanfaatkan Metafora Gramatika
Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain
atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih rendah.
Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai kebalikan dari
ungkapan yang kongruen.
Contoh :
 Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu.
16. Bersifat Taksonim dan Abstrak
Taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi terhadap
sesuatu. Sedangkan teks akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang
dibicarakan didalaminya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian nyata menjadi
teori.
Contoh :
 Domain
 Kerajaan
 Filum
 Kelas
 Ordo
17. Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacauan Esfora
Sebagai pengacuan di dalam kelompok nomina, pengacuan esfora dimanfaatkan pada
teks akademik untuk menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang disebut di
dalam kelompok nomina tersebut bukan benda yang mengacu kepada penyebutan
sebelumnya (Martin,1992:138). Pengacuan hanya ditunjukan kepada substansi yang
berada di dalam kelompok nomina yang dimaksud. Sebagian besar partisipan yang
ditemukan pada teks-teks tersebut adalah partisipan benda umum, bukan partisipan benda
manusia, benda yang disebut sesudahnya bukan selalu merupakan benda yang disebut
sebelumnya, terutama dalam pengacuan yang berjenis esfora. Berikut di bawah ini contoh
pengacuan esfora di dalam kelompok nomina. Benda yang diacu berupa kalimat semata
yang diletakan dalam tanda [[…]], atau kelompok adverbia yang diletakan dalam tanda
[…]. Contoh :
 Penyakit gugur daun corynespora (PGDC) [[yang menyerang beberapa tanaman
karet …]] (Teks Biologi, Hartana & Sinaga, 2004).
 Hubungan [antara komitmen organisasi dan partisipasi penganggaran] (Teks
Ekonomi, Supriyono, 2006).
18. Bersifat Dialogis
Kalimat-kalimat yang bersifat dialogis biasanya ada di dalam teks nonakademik.
Sifat dialogis pada teks nonakademik mengandung arti bahwa teks tersebut memberikan
informasi kepada pembaca secara dua arah. Untuk memenuhi sifat dialogis tersebut, teks
nonakademik menggunakan jenis kalimat yang lebih bervariasi.
19. Eksplanasi dan Eksposisi
Eksplanasi adalah jenis teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa
fenomena atau peristiwa. Teks eksplanasi berisi suatu proses bagaimana suatu peristiwa
terjadi dan hubungan sebab akibat dalam terjadinya peristiwa tersebut. Peristiwa atau
fenomena yang dimaksud dapat berupa kejadian-kejadian alam, sosial, budaya, ilmu
pengetahuan dan lain-lain.
Eksposisi adalah jenis teks yang berisi uraian atau informasi, bertujuan untuk
menyampaikan pendapat atau gagasan dan disajikan dengan fakta untuk memperkuat
informasi. Teks eksposisi memiliki gaya penulisan informatif dan umumnya menjawab
pertanyaan 5W+1H. Informasi dalam teks eksposisi dapat berupa tentang pengaturan,
karakter,
peristiwa, rencana sebelumnya, konteks historis dan lain-lain.
20. Kata Leksikal (nomina, verba- predikator, adjektiva, dan adverbia)
Istilah kata leksikal berasal dari lesikon yang berarti kamus. Sehingga, kata
leksikal merupakan kata yang memiliki makna atau arti kata seperti yang tertulis dalam
kamus. Kategori
leksikal meliputi :
 Nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun
abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Contoh : Rumah, orang, buku, udara dan lain-lain.
 Verba-predikator adalah kata kerja yang berfungsi sebagai predikat, dapat
didahului oleh kata benda sebagai subjek dan dapat diikuti kata benda yang
berfungsi sebagai objekataupun pelengkap. Contoh : Pencuri itu lari, adik sedang
belajar di kamar.
 Adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat
orang/binatang/ benda. Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan
penjelas subjek. Contoh : Cantik, panjang tangan, indah, tinggi hati dan lain-lain.
 Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat. Contoh : Agak, alangkah, sangat.
21. Ungkapan yang Inkongruen, sebagai kebalikan dari Ungkapan yang Kongruen
Realisasi secara inkongruen adalah proses yang tidak diungkapkan dengan verba
tetapi melalui nomina serta kondisi tidak diungkapkan dengan adjective tetapi melalui
nomina,dan sebagainya. Hal ini menyebabkan berkurangnya positivitas dari sikap aslinya
yang positif atau berkurangnya negativitas dari sikap aslinya yang negatif.
Contoh :
 Serangan PGDC dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan penurunan
produksi. (Teks Biologi, Hartana & Sinaga, 2004).
22. Generalitas
Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum
melalui suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Generalisasi merupakan salah satu penalaran
induktif.
Contoh :
 Tamara Bleszynski adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
 Omaz Mo adalah bintang sinetron, dan ia juga berparas cantik.
23. Prosedur
Prosedur berasal dari Bahasa Inggris “procedure” yang bisa diartikan sebagai cara
atau tata cara. Akan tetapi kata procedure lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia yang
dikenal dengan kata prosedur. Dalam Kamus Manajemen, prosedur berarti tata cara
melakukan pekerjaan yang telah dirumuskan dan diwajibkan. Biasanya prosedur meliputi
bagaimana, bilamana dan oleh siapa tugas harus diselesaikan.
Contoh :
Cara Mencuci Tangan yang Benar Menurut WHO
Dalam kondisi pandemik virus Korona, WHO menyarankan perlindungan dasar
berupa mencuci tangan sesering mungkin. Langkah ini diutamakan oleh WHO karena
mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh dapat membunuh virus yang ada di tangan
kita. Berikut adalah tata cara mencuci tangan yang benar, yang direkomendasikan oleh
WHO:
1. Gunakan air bersih dan mengalir.
2. Basahi tangan dengan air.
3. Tuang sabun pada telapak tangan secukupnya, untuk menutup seluruh permukaan tangan.
4. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya.
5. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari.
6. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan.
7. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar.
8. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun.
9. Bilas dengan air yang bersih dan mengalir.
10. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tisu.
24. Rekon
Rekon adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara
kronologis dengan maksud untuk memberi informasi dan menghibur pembaca. Secara
umum, teks rekon terdiri dari tiga jenis, yaiturekon pribadi, rekon faktual (informasional),
dan rekon imajinatif.

Contoh :

Liburan ke Batang

Jumat lalu ketika libur kuliah, aku dan sahabatku berkunjung ke rumah Ika, teman sekamarku. Ia
berasal dari Kabupaten Batang. Batang adalah kota yang terkenal dengan kulinernya yaitu nasi
megono, tak lupa kita juga menjelajahi wisata yang ada di sana. Sore itu, aku dan temanku pergi
kesana dengan mengendarai sepeda motor, kami terjebak macet beberapa saat ketika sampai di
Mangkang. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya, sebagai warga negara yang
baik kamipun mentaati peraturan lalu lintas dengan menggunakan berbagai pernak-pernik
perlengkapan perjalanan.
Di tengah perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat elok, terlihat hamparan gunung
yang mengelilingi perjalanan kita ketika sampai di Kabupaten Weleri. Kami terus melanjutkan
perjalanan dan tibalah kita di daerah Alasroban yang konon katanya sakral dan angker. Kami
memandangi setiap pepohonan yang berada di kanan kiri jalan. Beberapa menit kemudian tibalah
kami di rumah Ika, kami disambut baik oleh keluarganya. Setelah selesai sholat maghrib, kami
diajak pergi ke taman sembari mengisi perut kami dengan jajanan khas Batang. Waktu
menunjukan pukul 10, kami berempat (Ika dan adiknya lalu aku dan temanku) memutuskan
untuk pulang ke rumah karena merasa kantuk. Setibanya di rumah kamipun langsung tertidur
pulas. Pagi harinya, sekitar pukul 07.00 WIB kami dihidangkan sarapan dengan menu seafood
oleh ibunda Ika, kami merasa tak enak hati sebab telah merepotkan keluarga Ika.
Setelah sarapan, kami diajak berkunjung ke kebun teh tepatnya di desa Pagilaran yang letaknya
sekitar 40 menit dari kediaman Ika, disepanjang perjalanan tak hentinya aku mengucapkan
“Subhanallah” karena melihat bukit ciptaaan Tuhan yang begitu indah dipenuhi dengan
hamparan daun teh yang menyelimuti bukit dan kami disuguhi juga udara yang sejuk, cantik
sekali. Ketika sampai di sana kita hanya dikenai uang masuk Rp 7.500 ,- sudah termasuk
asuransi untuk menikmati kebun teh dan beberapa wahana lain seperti outbond, air terjun dan
lain-lain. Setelah berjalan beberapa meter ke bukit, tak lupa kami mengabadikan momen tersebut
dengan berfoto di sekitar kebun teh. Setelah puas menikmati sejuknya suasana pegunungan,
kamipun pulang. Namun, kami tak lantas pulang. Ika mengajakku ke tempat terapi ikan. Di
tempat terapi ikan, kami merendam kaki beberapa jam di dalam kolam yang berisi ribuan ikan.
Aku tak bisa menceritakan seperti apa rasanya di gigit ribuan ikan. Temanku bilang seperti ini
“Sumpah ini rasanya kaya kesetrum dan gelinya sampai ke ubun-ubun” memang seperti itu
rasanya. Setelah selesai bermain-main dengan ribuan ikan. Nampaknya Ika belum merasa lelah,
ia mengajak kami ke pantai yang letaknya di Pekalongan sekitar 30 menit dari tempat kami
berada saat itu. Temanku terus memacu kendaraannya agar cepat sampai ke tujuan. Setelah
sampai, kita disuguhi debur ombak dan tawa anak kecil yang bermain pasir di pinggiran pantai,
kami hanya sebentar di sana, sebab kami semua sudah merasa lelah dan kamipun memutuskan
pulang.

25. Anekdot
Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lelucon,
menarik, dan mengesankan. Umumnya teks anekdot menceritakan orang penting atau
terkenal berdasarkan kejadian nyata. Namun, teks anekdot tidak harus didasarkan pada
kejadian nyata atau pun bercerita tentang orang penting. Teks anekdot bisa mempunyai
maksud tertentu yang tujuannya mengkritik atau menyindir. Selain memiliki kesan
humor, teks anekdot juga harus menyampaikan amanat atau pesan moral dari isi cerita.
Contoh :
"padahal sama-sama maling".

Yuda dan Rafa menonton televisi di pos ronda.

Mereka melihat kasus pencurian satu pohon pisang, pelakunya dipenjara 5 tahun.

“Para koruptor negeri ini cuma dipenjara 1 tahun dan masih bisa jalan-jalan,” kata Rafa
bingung.

“Pemerintah lebih mementingkan satu pohon pisang. Jadi hukumannya lebih lama dari
maling berdasi itu,” jawaban Yuda membuat Rafa mengangguk paham.

26. Eksplanasi
Eksplansi adalah sebuah teks atau paragraf yang berisi tentang proses 'mengapa'
dan 'bagaimana' terjadinya sebuah peristiwa
Contoh :

Pelangi

Pelangi merupakan hasil ilusi optik di langit. Secara umum, pelangi muncul di langit
karena terjadi sebuah pembiasan cahaya oleh tetes air. Selain muncul di langit, pelangi juga
dapat terbentuk dari pembiasan cahaya di medium lain, seperti gelas kaca bening, percikan air
laut, dan genangan air. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar daerah berkabut, seperti semburan
laut atau air terjun.

Pelangi dapat terbentuk ketika terjadi pembiasan cahaya di langit oleh tetes air di
atmosfer. Matahari atau sumber cahaya lainnya biasanya berada di belakang seseorang yang
melihat pelangi. Gelombang cahaya yang dibiaskan seolah tampak membusur, sedangkan
gelombang yang dipantulkan seolah tampak memantul kembali dari permukaan gelombang
cahaya lainnya. Pelangi terjadi ketika cahaya yang memasuki tetesan air kemudian dibiaskan.
Lalu, dipantulkan oleh tetesan air selanjutnya. Saat cahaya yang dipantulkan ini meninggalkan
tetesan pertama, maka akan dibiaskan lagi pada berbagai sudut. Pembiasan dan pembelokkan
cahaya yang berulang kali ini menyebabkan munculnya warna-warna pelangi.
Jadi, munculnya pelangi dikarenakan adanya pembiasan cahaya oleh tetesan air.
Fenomena munculnya pelangi ini sangat disukai oleh banyak orang, karena fenomena ini
termasuk fenomena yang indah dengan munculnya 7 warna berbeda.

Anda mungkin juga menyukai