Nama : SULISTYO
NIM : 048277334
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kongres bahasa Indonesia merupakan pertemuan rutin setiap lima tahun sekali yang diadakan
oleh pemerintah dan praktisi bahasa dan sastra Indonesia untuk membahas bahasa Indonesia
dan perkembangannya.
Pembahasan
Berikut ini adalah hasil kongres VII, VIII dan IX:
a. Kongres Bahasa Indonesia VII
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 26—30 Oktober 1998 bertepatan dengan hari
sumpah pemuda. Pada kongres ke VII lebih memfokuskan pada peran bahasa dan sastra
dalam era globalisasi. Sebanyak 700 peserta yang hadir dalam kongres VII bertema
“Pemantapan Peran Bahasa sebagai Sarana Pembangunan Bangsa dalam Era Globalisasi”.
b. Kongres Bahasa Indonesia VIII
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta pada 14—17 Oktober 2003, di Hotel Indonesia.
Latar belakang pelaksanaan kongres ini adalah guna memantapkan posisi bahasa Indonesia
sebagai lambang jati diri bangsa dan alat pemersatu berbagai kelompok etnis ke dalam satu
kesatuan bangsa di tengah terjadinya berbagai perkembangan dan perubahan di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Kongres ke VIII bertema “Pemberdayaan Bahasa
Indonesia Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dalam Era Globalisasi.”
c. Kongres Bahasa Indonesia IX
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28 Oktober—1 November 2008 yang bertepatan
dengan hari sumpah pemuda. Kongres ini membahas lima hal utama, yakni bahasa
Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta
bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala internasional dengan dihadiri oleh para
pembicara dari dalam dan luar negeri.
d. Kongres Bahasa Indonesia X
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28 Oktober 2013. Tema yang diangkat dalam
kongres bahasa Indonesia X ini adalah "Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia
Internasional."
e. Kongres Bahasa Indonesia XI
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28—31 Oktober 2018 mengusung tema
“Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia.”
Berikut ini adalah peta konsep dari kongres Bahasa Indonesia VII-XI:
Kongres VII⇒ Bahasa ikut berperan dalam era globalisasi.
Kongres VIII⇒ Bahasa memperkukuh ketahanan budaya bangsa.
Kongres IX⇒ Bahasa meningkatkan peran pemuda menjadi cerdas dan kompetitif.
Kongers X⇒ Bahasa berkiprah di ranah internasional.
Kongres XI⇒ Bahasa dan Sastra semakin maju.
Bagian Pembuka Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin
tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari
bagaimana ilmuilmu parenting agar dapat
diimplementasikan bagi putra-putrinya, atau sebagai
bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter,
berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.
Sub Judul Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat,
Orang tua adalah cerminan anak, Orang tua dan anak
adalah setara, Memperhatikan tentang perasaan dan
emosi.
Bagian Penutup Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat
dipahami bahwa gaya asuh mereka merupakan perpaduan
antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative
(berwibawa). Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua
di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang.
4. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
a. Jenis – jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu
protektif.
b. Fase – Fase gaya asuh orang tua di Jepang
• Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan
kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang
tua beranggapan sebisa mungkin menemani putra-putrinya.
• Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun.
Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban
anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
• Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan
kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar
bertingkahlaku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan
independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa.
c. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif
dan gaya authoritative ( berwibawa ).