Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Nama : SULISTYO
NIM : 048277334
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.


M.A.K. Halliday dalam bukunya yang berjudul Explanations in the Functions of
Language (1973) menjelaskan bahwa terdapat 7 fungsi bahasa, yaitu :
▪ Fungsi Instrumental Fungsi instrumental yaitu bahasa bertujuan untuk
memanipulasi lingkungan dimana bahasa tersebut digunakan dan memicu suatu
peristiwa terjadi. Contoh : "Jangan membuka pintu" dalam contoh ini fungsi
instrumental bahasa menyebabkan pintu tidak terbuka.
▪ Fungsi Regulasi Fungsi regulasi meliputi penggunaan bahasa yang ditujukan
untuk mengendalikan atau mengatur keadaan. Mirip dengan fungsi
instrumental, tetapi fungsi regulasi cenderung ditujukan pada orang lain karena
berhubungan dengan penerapan norma, peraturan, kaidah, maupun nilai.
Contoh : Seorang ibu mengatakan pada anaknya "Jika kamu nakal, kamu tidak
mendapat uang jajan" dalam contoh ini fungsi regulasi bahasa mengendalikan
perilaku anak.
▪ Fungsi Representasional Fungsi representasional ialah fungsi bahasa untuk
menyampaikan fakta dan pengetahuan, serta menyampaikan atau menjelaskan
suatu peristiwa yang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh : "Matahari terbit
di timur" dalam contoh ini fungsi representasional bahasa menyatakan suatu
fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
▪ Fungsi Interaksional Fungsi interaksional adalah penggunaan bahasa yang
bertujuan untuk menunjang keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yaitu
sebagai alat untuk melakukan kontak sosial dengan orang lain. Contoh :
"Bagaimana kabarmu hari ini ?" dalam contoh ini fungsi interaksional dalam
contoh ini fungsi interaksional 1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K.
Halliday. M.A.K. Halliday dalam bukunya yang berjudul Explanations in the
Functions of Language (1973) menjelaskan bahwa terdapat 7 fungsi bahasa,
yaitu : 1. Fungsi Instrumental Fungsi instrumental yaitu bahasa bertujuan untuk
memanipulasi lingkungan dimana bahasa tersebut digunakan dan memicu suatu
peristiwa terjadi. Contoh : "Jangan membuka pintu" dalam contoh ini fungsi
instrumental bahasa menyebabkan pintu tidak terbuka. 2. Fungsi Regulasi
Fungsi regulasi meliputi penggunaan bahasa yang ditujukan untuk
mengendalikan atau mengatur keadaan. Mirip dengan fungsi instrumental,
tetapi fungsi regulasi cenderung ditujukan pada orang lain karena berhubungan
dengan penerapan norma, peraturan, kaidah, maupun nilai. Contoh : Seorang
ibu mengatakan pada anaknya "Jika kamu nakal, kamu tidak mendapat uang
jajan" dalam contoh ini fungsi regulasi bahasa mengendalikan perilaku anak. 3.
Fungsi Representasional Fungsi representasional ialah fungsi bahasa untuk
menyampaikan fakta dan pengetahuan, serta menyampaikan atau menjelaskan
suatu peristiwa yang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh : "Matahari terbit
di timur" dalam contoh ini fungsi representasional bahasa menyatakan suatu
fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. 4. Fungsi Interaksional Fungsi
interaksional adalah penggunaan bahasa yang bertujuan untuk menunjang
keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yaitu sebagai alat untuk melakukan
kontak sosial dengan orang lain. Contoh : "Bagaimana kabarmu hari ini ?"
dalam contoh ini fungsi interaksional bahasa bertugas membuka percakapan
agar tercipta komunikasi.
▪ Fungsi Personal Fungsi personal meliputi penerapan bahasa sebagai media
untuk menggambarkan keadaan emosi atau perasaan pembicara. Contoh :
"Wah, indah sekali pemandangan di gedung ini" dalam contoh ini fungsi
personal bahasa menunjukkan perasaan kagum dari pembicara mengenai
pemandangan yang ia lihat.
▪ Fungsi Heuristik Fungsi heuristik ialah fungsi bahasa yang ditujukan untuk
memperoleh pengetahuan dan mempelajari lingkungan sekitar. Contoh :
"Mengapa ibu bekerja?" merupakan contoh penggunaan fungsi heuristik bahasa
untuk mendapatkan pengetahuan mengenai alasan atau penyebab ibu bekerja.
▪ Fungsi Imajinatif Yang dimaksud dengan fungsi imajinatif ialah penggunaan
bahasa untuk menciptakan hal-hal atau peristiwa-peristiwa fiktif ( tidak nyata ),
seperti dongeng. Contoh : "Semalam aku bermimpi bertemu naga" merupakan
contoh penggunaan fungsi imajinatif bahasa dimana pembicara
mengungkapkan peristiwa fiktif.

2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil


kongres VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).

Kongres bahasa Indonesia merupakan pertemuan rutin setiap lima tahun sekali yang diadakan
oleh pemerintah dan praktisi bahasa dan sastra Indonesia untuk membahas bahasa Indonesia
dan perkembangannya.
Pembahasan
Berikut ini adalah hasil kongres VII, VIII dan IX:
a. Kongres Bahasa Indonesia VII
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 26—30 Oktober 1998 bertepatan dengan hari
sumpah pemuda. Pada kongres ke VII lebih memfokuskan pada peran bahasa dan sastra
dalam era globalisasi. Sebanyak 700 peserta yang hadir dalam kongres VII bertema
“Pemantapan Peran Bahasa sebagai Sarana Pembangunan Bangsa dalam Era Globalisasi”.
b. Kongres Bahasa Indonesia VIII
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta pada 14—17 Oktober 2003, di Hotel Indonesia.
Latar belakang pelaksanaan kongres ini adalah guna memantapkan posisi bahasa Indonesia
sebagai lambang jati diri bangsa dan alat pemersatu berbagai kelompok etnis ke dalam satu
kesatuan bangsa di tengah terjadinya berbagai perkembangan dan perubahan di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Kongres ke VIII bertema “Pemberdayaan Bahasa
Indonesia Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dalam Era Globalisasi.”
c. Kongres Bahasa Indonesia IX
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28 Oktober—1 November 2008 yang bertepatan
dengan hari sumpah pemuda. Kongres ini membahas lima hal utama, yakni bahasa
Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta
bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala internasional dengan dihadiri oleh para
pembicara dari dalam dan luar negeri.
d. Kongres Bahasa Indonesia X
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28 Oktober 2013. Tema yang diangkat dalam
kongres bahasa Indonesia X ini adalah "Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia
Internasional."
e. Kongres Bahasa Indonesia XI
Kongres ini diselenggarakan di Jakarta, 28—31 Oktober 2018 mengusung tema
“Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia.”
Berikut ini adalah peta konsep dari kongres Bahasa Indonesia VII-XI:
Kongres VII⇒ Bahasa ikut berperan dalam era globalisasi.
Kongres VIII⇒ Bahasa memperkukuh ketahanan budaya bangsa.
Kongres IX⇒ Bahasa meningkatkan peran pemuda menjadi cerdas dan kompetitif.
Kongers X⇒ Bahasa berkiprah di ranah internasional.
Kongres XI⇒ Bahasa dan Sastra semakin maju.

3. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)

Judul Sisi Positif Parenting Budaya Jepang


Nama Majalah (Sumber) https://www.kompasiana.com/buyungokita/
%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-positif-
parentingbudaya- jepang?page=all#section2

Bagian Pembuka Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin
tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari
bagaimana ilmuilmu parenting agar dapat
diimplementasikan bagi putra-putrinya, atau sebagai
bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter,
berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.

Sub Judul Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat,
Orang tua adalah cerminan anak, Orang tua dan anak
adalah setara, Memperhatikan tentang perasaan dan
emosi.

Bagian Penutup Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat
dipahami bahwa gaya asuh mereka merupakan perpaduan
antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative
(berwibawa). Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua
di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang.

4. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)

1. Apa Saja Jenis – jenis gaya Parenting ?


2. Apa saja fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang ?
3. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang ?

5. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada


nomor 2! (langkah read)

a. Jenis – jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu
protektif.
b. Fase – Fase gaya asuh orang tua di Jepang
• Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan
kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang
tua beranggapan sebisa mungkin menemani putra-putrinya.
• Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun.
Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban
anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
• Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan
kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar
bertingkahlaku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan
independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa.
c. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif
dan gaya authoritative ( berwibawa ).

6. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada


nomor 3! (langkah recite)

a. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu;


• Otoriter dimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa begitu
memperhatikan perspektif anak.
• Berwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak – Anaknya.
• Permisif dimana orang tua tidak memberikan batasan – batasan pada Anaknya.
• Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan – batasan pada anaknya.
b. Fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang
• Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat dekat,
orang tua sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada fase ini anak
dibiarkan bebas bereksplorasi.
• Fase Anak – anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan
disiplin, mulai diberi batasan – batasan.
• Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi
dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri, sehingga
hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi juga menjadi
teman.
c. Dilihat dari Fase – fase yang ada Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua di Jepang
adalah perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi
kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak – anak nya.

7. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)


Ada Empat Jenis Parenting yaitu Otoriter, Berwibawa, Permisif dan Protektif. Di Jepang Gaya
asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase seperti fase Balita (0-5 Tahun), Fase Anak – Anak
(5-15 Tahun) dan Fase Remaja (15-20 Tahun). Pada masing – masing fase ini gaya asuh orang
tua di Jepang berkembang dari Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya Berwibawa, Pada fase
balita dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak – anak mulai diajarkan
kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak – anak nya untuk mandiri
untuk menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan nilai budaya barat yang
menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi anak anaknya tidak
berubah.

Anda mungkin juga menyukai