Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 bahasa indonesia

1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.


2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI
dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!
- Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
- Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
- Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
- Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
- Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

Jawaban :

1. Fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday terbagi menjadi 7, yaitu :


- fungsi instrumental, Fungsi instrumental yaitu bahasa bertujuan untuk memanipulasi
lingkungan dimana bahasa tersebut digunakan dan memicu suatu peristiwa terjadi.
Contoh: "Jangan membuka pintu" dalam contoh
ini fungsi instrumental bahasa menyebabkan pintu tidak terbuka.
- fungsi regulasi, Fungsi regulasi meliputi penggunaan bahasa yang ditujukan untuk
mengendalikan atau mengatur keadaan. Mirip dengan fungsi instrumental,
tetapi fungsi regulasi cenderung ditujukan pada orang lain karena berhubungan dengan
penerapa norma, peraturan, kaidah, maupun nilai.
Contoh: Seorang ibu mengatakan pada anaknya "Jika kamu nakal, kamu tidak mendapat
uang jajan" dalam contoh ini fungsi regulasi bahasa mengendalikan perilaku anak.
- fungsi representasional, Fungsi representasional ialah fungsi bahasa untuk menyampaikan
fakta dan pengetahuan, serta menyampaikan atau menjelaskan suatu peristiwa yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Contoh: "Matahari terbit di timur" dalam contoh
ini fungsi representasional bahasa menyatakan suatu fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya
- fungsi interaksional, Fungsi interaksional adalah penggunaan bahasa yang bertujuan untuk
menunjang keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yaitu sebagai alat untuk melakukan
kontak sosial dengan orang lain.
Contoh: "Bagaimana kabarmu hari ini?" dalam contoh
ini fungsi interaksional bahasa bertugas membuka percakapan agar tercipta komunikasi.
- fungsi personal, Fungsi personal meliputi penerapan bahasa sebagai media untuk
menggambarkan keadaan emosi atau perasaan pembicara.
Contoh: "Wah, indah sekali pemandangan di gedung ini" dalam contoh
ini fungsi personal bahasa menunjukkan perasaan kagum dari pembicara mengenai
pemandangan yang ia lihat.
- fungsi heuristik, Fungsi heuristik ialah fungsi bahasa yang ditujukan untuk memperoleh
pengetahuan dan mempelajari lingkungan sekitar.
Contoh: "Mengapa ibu bekerja?" merupakan contoh
penggunaan fungsi heuristik bahasa untuk mendapatkan pengetahuan mengenai alasan
atau penyebab ibu bekerja.
- dan fungsi imajinatif. Yang dimaksud dengan fungsi imajinatif ialah
penggunaan bahasa untuk menciptakan hal-hal atau peristiwa-peristiwa fiktif (tidak nyata),
seperti dongeng.
Contoh: "Semalam aku bermimpi bertemu naga" merupakan contoh
penggunaan fungsi imajinatif bahasa dimana pembicara mengungkapkan peristiwa fiktif.
2. Kongres Bahasa Indonesia (KBI) adalah pertemuan para ahli bahasa, penutur, pengajar, dan
peneliti bahasa Indonesia yang diselenggarakan secara periodik oleh pemerintah Indonesia.
Kongres ini bertujuan untuk membahas berbagai isu dan permasalahan terkait pengembangan,
pemakaian, dan penyebarluasan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara dan sebagai
bahasa pengantar dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sastra, media, hukum, dan
sebagainya. KBI dianggap sebagai salah satu wadah penting dalam menghasilkan kebijakan dan
standar bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mempromosikan pemakaian bahasa
Indonesia sebagai bahasa identitas dan jati diri bangsa Indonesia.
Beberapa kongres bahasa Indonesia yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Kongres Bahasa Indonesia VII (1998)
Kongres Bahasa Indonesia VII dilaksanakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di
Jakarta. Kongres ini menghasilkan keputusan tentang pembentukan Badan
Pertimbangan Bahasa Indonesia yang bertugas menyusun dan menyusun pedoman
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, Kongres ini juga
membahas tentang upaya untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia,
mengembangkan metode pembelajaran bahasa Indonesia, dan memperkenalkan
ragam bahasa Indonesia yang beragam.

- Kongres Bahasa Indonesia VIII (2003)

Kongres Bahasa Indonesia VIII dilaksanakan pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta.
Kongres ini menghasilkan pengusulan bulan Oktober sebagai bulan bahasa, yang
diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat Indonesia tentang pentingnya bahasa Indonesia.

- Kongres Bahasa Indonesia IX (2008)


Kongres Bahasa Indonesia IX dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di
Jakarta. Kongres ini membahas tentang Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing,
serta upaya untuk mempertahankan keberadaan dan penggunaan bahasa-bahasa tersebut
di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin pesat.
- Kongres Bahasa Indonesia X (2008)
Kongres Bahasa Indonesia X dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2008 di Jakarta.
Hasilnya yaitu direkomendasikannya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hal-hal lain
yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memperkuat penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki peran penting dalam mempersatukan
bangsa.
3. A. - Informasi awal: Sisi Positif Parenting Budaya Jepang oleh Buyung Okita.
- Identitas: Penulis adalah Buyung Okita.
- Topik: Artikel membahas tentang sisi positif dari parenting dalam budaya Jepang.

B. - Apa yang dimaksud dengan "parenting" dalam budaya Jepang?

- Apa saja nilai-nilai yang diterapkan dalam parenting di Jepang?

- Bagaimana parenting dalam budaya Jepang memengaruhi tumbuh kembang anak?

C. - Parenting dalam budaya Jepang mencakup praktik-praktik dalam mendidik anak seperti
disiplin yang ketat, menekankan nilai kerjasama, dan penekanan pada kebersihan dan
keteraturan.

- Beberapa nilai yang diterapkan dalam parenting di Jepang antara lain rasa hormat pada orang
tua dan orang yang lebih tua, kerja keras, kemandirian, dan sikap ramah dan sopan.

- Parenting dalam budaya Jepang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak dalam hal
kebiasaan yang terbentuk, misalnya dalam hal keteraturan dan kebiasaan makan.

D. - Parenting dalam budaya Jepang mencakup disiplin ketat, nilai kerjasama, dan penekanan
pada kebersihan dan keteraturan.

- Nilai yang diterapkan dalam parenting di Jepang antara lain rasa hormat pada orang tua dan
orang yang lebih tua, kerja keras, kemandirian, dan sikap ramah dan sopan.

- Parenting dalam budaya Jepang memengaruhi tumbuh kembang anak dalam hal kebiasaan
yang terbentuk seperti keteraturan dan kebiasaan makan.

E. Informasi utama dari artikel ini adalah bahwa budaya parenting di Jepang memiliki sisi positif seperti
disiplin yang ketat, menekankan nilai-nilai kerjasama, kebersihan dan keteraturan, serta menerapkan
nilai-nilai seperti rasa hormat pada orang tua dan orang yang lebih tua, kerja keras, kemandirian, dan
sikap ramah dan sopan. Parenting dalam budaya Jepang juga dapat memengaruhi tumbuh kembang
anak melalui kebiasaan yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai