Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 TUTORIAL ONLINE

BAHASA INDONESIA

SIMON NURIA NITO


048348654
Ilmu Hukum
Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.
1. Fungsi Personal.
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau perasaan
pemakainya.
Contoh: "Keren, canggih sekali mobil ini." Dalam contoh ini, fungsi pribadi bahasa
menunjukkan kekaguman seseorang kepada mobil edisi terbaru.

2. Fungsi Regulasi.
Penggunaan bahasa sebagai pengawas, pengendali, atau pengatur peristiwa atau berfungsi
untuk mengendalikan serta mengatur orang lain. Dapat berupa bentuk larangan, ancaman,
peraturan, persetujuan, penolakan atau perjanjian.
Contoh: Seorang ibu berkata kepada anaknya “Kalau kamu menangis, kamu tidak akan
mendapat permen” dalam contoh ini fungsi regulasi bahasa mengatur perilaku anak.

3. Fungsi Interaksional.
Penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan sosial.
Contoh: "Apa kabar?" Dalam contoh ini, fungsi interaksional bahasa bertugas membuka
percakapan agar tercipta komunikasi.

4. Fungsi Representasional.
Penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan atau budaya
dengan menyampaikan fakta serta menyampaikan peristiwa yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Contoh: “Bendera negara Indonesia berwarna merah dan putih” dalam contoh ini fungsi
representasi bahasa menyatakan suatu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.

5. Fungsi Imajinatif.
Penggunaan bahasa untuk menyalurkan ragasan, atau kisah yang imajinatif atau tidak
nyata.
Contoh: “Seekor kucing terbang melintasi sungai” merupakan contoh penggunaan fungsi
imajinatif bahasa dimana pembicara mengungkapkan peristiwa fiktif.

6. Fungsi Heuristic.
Penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi seperti pertanyaan atau
permintaan penjelasan atau sesuatu hal.
Contoh: “Mengapa ayam bertelur?” penggunaan fungsi heuristik bahasa untuk
memperoleh pengetahuan tentang alasan ayam bertelur.
7. Fungsi Instrumental.
Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan pemakainya, dan
menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu. Fungsi ini dapat mengatur tingkah
laku pendengar. Di sini bahasa tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu,
tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang diinginkan si pembicara.
Contoh: “Dilarang Merokok” Pada fungsi ini, Bahasa dapat menyebabkan orang lain
untuk tidak merokok.

2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres


VII s.d. XI dengan menggunakan peta konsep (mind mapping).

- Penetapan bulan Oktober sebagai bulan


bahasa
- Pembentukan Badan pertimbangan Bahasa - Pemantapan peran bahasa
Indonesia (BPBI)
- Meningkatkan mutu Bahasa sebagai sarana
komunikasi
- Diumumkannya tahun 2008 sebagai tahun
Bahasa.
- Meperingati 100 Tahun Kebangkitan
Nasional
- Memperingati 80 Tahun Sumpah Pemuda
VIII di Jakarta 14
-17 Oktober 2003
VII di Jakarta26-30
Oktober 1998
IX di Jakarta 28 Oktober
- 1 November 2008
Kongres Bahasa
Indonesia

XI di Jakarta 28 - X di Jakarta 28 -
31 Oktober 2018 31 Oktober 2013

Menghasilkan 33 rekomendasi untuk


Dengan Tema : Menjayakan Bahasa& Sastra pemerintah, salah satunya adalah:
Indonesia. Pemerintah Indonesia harus mendukung
Meluncurkan diantaranya: secara moral dan material pendirian pusat
- Kamus Besar Bhasa Indonesia Braile studi/kajian bahasa Indonesia di luar
- Buku Bahasa dan Peta Bahasa negeri.
- Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
(UKBI) secara daring
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!
a. Informasi awal: Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini.
Judul artikel: Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Penulis artikel: Buyung Okita.
Topik artikel: Parenting

b. 1) Ada berapa gaya parenting, sebutkan ?


2) Pada usia berapa anak dianggap dewasa di Jepang ?
3) Bagaimana gaya asuh orang tua di Jepang ?

c. Membaca artikel untuk menemukan tiga pertanyaan yang relevan.

d. Jawaban pertanyaan di nomor 2


1) Gaya Parenting ada 4 jenis, yaitu :
- Gaya asuh otoriter.
Gaya pengasuhan dengan aturan yang kaku dan tidak memberi anak-anak pilihan,
hal ini dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri.

- Berwibawa
Dalam pola asuh ini, orang tua tergolong suportif dan tanggap terhadap pilihan
anak. Dalam pola asuh ini, orang tua akan menunjukkan kewibawaan sekaligus
menjadi sahabat bagi anak anda, namun anda tetap harus menetapkan batasan
kepada anak anda agar tetap terlihat tegas. Anak yang dibesarkan dengan pola
asuh seperti ini cenderung memiliki kepribadian yang ramah, mandiri, energik,
dapat mengontrol diri, dan memiliki tujuan untuk kehidupannya kelak.

- Permisif.
Pola asuh permisif adalah pola asuh yang toleran atau penuh kesabaran, aturan
bisa tidak konsisten. Efek dari gaya pengasuhan ini adalah bahwa anak-anak akan
kekurangan disiplin.

- Protektif.
Pada pola asuh ini, orang tua terlalu memberikan perlindungan yang sangat ketat,
sehingga terlihat seperti tidak percaya kepada anak bahwa dia dapat
melakukannya. Efek dari pola asuh ini anak menjadi kurang terampil dan tidak
dapat mengambil pilihan serta resiko.
2) Setelah menginjak usia 15 tahun, orang tua mulai mempersiapkan anak menuju
dewasa dengan cara membina hubungan setara sebagai teman. Selain itu orang tua juga
mendukung anak untuk dapat berpikir mandiri dan demokratis untuk menentukan pilihan
serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Setelah usia 20
tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa.

3) Gaya asuh di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan
gaya authoritative (berwibawa).

e. Informasi utama dari artikel ini adalah bahwa pola asuh di Jepang menekankan hubungan
yang erat antara orang tua dan anak, orang tua adalah cerminan dari anak, orang tua dan
anak adalah setara, memperhatikan perkembangan emosi. Dari situ dapat disimpulkan
bahwa budaya parenting di Jepang memiliki sisi positif seperti disiplin yang tegas,
menekankan nilai-nilai kerjasama, kebersihan dan ketertiban, serta menerapkan nilai-nilai
seperti menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, kerja keras, kemandirian, serta
sikap ramah dan santun. . Pola asuh dalam budaya Jepang juga dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak melalui kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk.

Sumber:
- https://kbi.kemdikbud.go.id/galeri/media_detail_1539662120.pdf
- Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, Metode SQ3R
- Anang Santoso dkk. (2022), Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai