3 RELASI ELIPSI
Elipsi adalah penghilangan satu bagian dari unsur atau satuan bahasa.
Sebenarnya, elipsi prosesnya sama hanya elipsi ini disubstitusi oleh sesuatu
yang tidak ada. Elipsis dapat pula dikatakan penggantian nol (zero); sesuatu
yang ada tetapi tidak diucapkan atau tidak dituliskan. Hal ini dilakukan demi
kepraktisan.
Halliday dan Hassan (dalam Zaimar dan Harahap, 2009:127) elipsis ini
sebenarnya sama betul dengan subsitusi, hanya saja, bila dalam substitusi ada
unsur bahasa yang menggantikan dalam elipsis sama sekali tidak ada. Dengan
kata lain elipsis merupakan subsitusi kosong. Kekosongan tersebut
memerlukan praanggapan pembacanya bahwa ada sesuatu yang harus
dilengkapi, sesuatu yang perlu dipahami. Dengan kata lain elipsis terjadi bila
ada sesuatu unsur yang secara struktural seharusnya hadir, tidak ditampilkan;
sehingga terasa bahwa ada sesuatu yang tidak lengkap.
Contoh:
(1) Menjelang hari raya Galungan, banyak orang pulang ke kampungnya
masing-masing. Lia juga.
(2) Rizka pergi menanam padi. Adik juga ikut dengannya.
Kalimat kedua pada contoh (1) di atas tidak lengkap. Sebenarnya kalimat
itu berbunyi Lia juga pulang ke kampungnya. Demikian dengan contoh (2)
klausa menanam padi juga dihilangkan. Keterangan ini didapat dari kalimat
pertama. Dalam elipsis, ada unsur yang hilang, dan unsur itu merupakan celah
dalam struktur yang harus diisi dari bagian lain teks itu. Jadi elipsis mengacu
pada kalimat, klausa, frasa ataupun kata yang hadir dalam teks sebelumnya,
yang kemudian menjadi sumber bagi infomasi yang hilang.
Pada contoh (1) dan menghubungkan kata dengan kata, sedangkan pada
contoh (2) padahal menghubungkan klausa dengan klausa.
b) Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata,
frase, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi ini
terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frase, atau klausa
yang dihubungkan. Konjungsi korelatif yang sering digunakan adalah;
“baik, maupun”, “tidak hanya, tetapi juga”, “demikian, sehingga”, dan
“jangankan, pun”.
Berikut adalah contohnya.
(1) Baik Najwa maupun Via belum pernah pergi ke luar negeri.
(2) Kami tidak hanya bermain, tetapi juga belajar bersama.
(3) Entah diterima entah tidak, saya akan tetap mengajukan proposal ini.
(4) Jangankan dia, saya sendiri pun tidak diperhatikan.
(5) Perbuatannya demikian tulus sehingga laki-laki luluh padanya.