Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagian orang berasumsi bahwa menulis adalah pekerjaan yang tak begitu
bermakna, walaupun sampai sekarang tak ada orang yang berani mengatakan
menulis tak ada gunanya. Bermula dari pengalaman dan kebiasaan, banyak
pengarang atau tokoh-tokoh sastra mulai menulis dari hal-hal yang kecil seperti
masalah pribadi, masalah keluarga dan sebagainya. Tetapi setelah penulis paham
betul bahwa tulisan itu merupakan rekaman dari sebuah keadaan, peristiwa atau hal
yang baru terjadi, barulah ia mulai mengembangkan karyanya yang bersifat umum
mencakup luar daerah, fenomena kejadian alam bahkan masalah yang global.
Beberapa tokoh yang terkenal seperti Chairil Anwar, Taufiq Ismail (penulis
puisi), Mochtar lubis, dan Buya Hamka, (penulis novel) mereka selalu berlatih menulis
berdasarkan pengalaman dengan penuh ketekunan dan kemauan yang keras. Kuatnya
kaitan antara keterampilan menulis dengan pengalaman., sehingga ada pendapat
yang mengatakan bahwa seseorang bisa mengarang karena terbiasa menulis.
Salah satu bentuk penulisan yang sangat menarik sejak masa dahulu
sampai zaman modern ini adalah buku harian yang ditulis oleh seseorang secara
pribadi untuk mengabadikan berbagai gagasan, peristiwa, kegiatan, perjumpaan dan
aneka pengalaman lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan pun berkembang
menjadi suatu alat bagi pertumbuhan pribadi dan untuk mewujudkan kemampuan
kreatif pada diri seseorang. Buku harian merupakan suatu gejala kebudayaan yang
meluas terutama di kalangan remaja seperti siswa MTs. Hal itu bukan lagi sematamata suatu program menulis, namun menjadi suatu sarana psikologis praktis yang
memungkinkan seseorang mengungkapkan gejolak jiwanya tanpa batas.
Begitu juga dengan siswa, banyak dari mereka menuliskan
permasalahannya ke dalam buku harian. Cerita ini telah mendorong untuk terampil
menulis dan mampu mengarang sebuah cerita. Seorang pengarang wanita terkemuka
Maryanne Raphael (dalam buku Gie, 2002:163-164) mengatakan bahwa buku catatan
harian membuat seseorang menikmati proses karang mengarang. Ia dapat menjadi
senang mengarang. Selain itu hasilnya berupa berbagai catatan yang penting dan
menarik akan merupakan suatu sumber daya yang amat berharga dalam aktivitas
mengarang selanjutnya. Karena memberikan berbagai ide dari ilham yang dapat
menembus kemacetan mengarang.
Biasanya setelah liburan sekolah, guru memberikan tugas mengarang cerita
berdasarkan pengalaman ketika masamasa liburan. Menulis karangan berdasarkan
pengalaman pribadi memang sangat bermanfaat. Manfaat tersebut membuat banyak
orang tertarik untuk menguasai keterampilan menulis karangan dengan baik, akan
tetapi karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, maupun referensi tentang
keterampilan menulis, ketertarikan tersebut menjadi terpendam. Keterpendaman itu
terjadi karena kurangnya kegiatan menulis pengalaman yang pernah dilalui di dalam
buku harian.
Mengarang merupakan kegiatan menulis yang sangat bermanfaat. Namun
banyak siswa mengalami kesulitan saat ingin melakukannya. Bahkan siswa yang
pandai bercerita secara lisan juga mengalami kesulitan saat ingin menuliskan
ceritanya menjadi sebuah karangan, misalnya cerita mini. Hal itu terjadi karena siswa
tidak menguasai keterampilan mengarang. Namun masalah seperti itu bisa diatasi
dengan selalu berlatih menulis dan menulis. Tema yang diangkat bisa berupa
pengalaman atau hal-hal yang penting dalam kehidupan yang menarik. Semua itu
dituangkan dalam buku harian. Jika siswa terbiasa menulis, maka siswa dengan
sendirinya mampu mengolah kata, menjadikan bahasa yang sangat indah dan
tersusun menjadi sebuah cerita mini yang menarik untuk dibaca.
Berdasarkan pengalaman dan kenyataan ini, maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang upaya meningkatkan kemampuan mengarang cerita mini melalui
kebiasaan menulis buku harian siswa kelas VIII SMP.
1.2 Permasalahan
1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai


berikut Bagaimanakah keefektifan upaya meningkatkan kemampuan mengarang
cerita mini melalui kebiasaan menulis buku harian siswa Kelas VIII SMP ?
1.2.2 Penegasan Konsep Vareabel
Kajian tentang kemampuan mengarang cerita mini dan kebiasaan menulis
buku harian siswa ini, merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif berupa penelitian
tindakan kelas. Untuk menghindari kesalahan persepsi dan perbedaan pandangan
konsep perlu adanya penegasan kosep vareabel sebagai batasan operasionalnya.
Penelitian ini terdiri dari dua vareabel, yaitu: vareabel X, kemampuan mengarang
cerita mini dan vareabel Y, kebiasaan menulis buku harian.
Upaya meningkatkan kemampuan mengarang cerita mini melalui kebiasaan
menulis buku harian merupakan suatu bentuk metode yang diterapkan kepada siswa
agar mudah dalam proses karang mengarang utamanya mengarang cerita mini pada
Siswa Kelas VIII SMP..
1.2.3 Deskripsi Masalah
Karangan Narasi yaitu karangan yang berisi cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur yang mempunyai tiga unsur yaitu kejadian, tokoh dan
konflik(Effendy, 2007:15).Salah satu contoh bentuk karangan narasi adalah cerpen
dan novel.
1. cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan
prosa pendek.
Cerpen di bagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Cerita Pendek (short story)
b. Cerita pendek yang pendek (short, short story)
c. Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story) yang lazim di sebut
ceita mini.
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai- nilai budaya,
social, moral, dan pendidikan
Sedangkan buku harian mempunyai dua kategori yaitu:
1. Buku Harian Bersifat Personal
Buku harian ini bersifat individu. Buku harian jenis ini dibuat, dibaca dan
dimanfaatkan oleh individu. Isinya berkaitan dengan masalah-masalah pribadi.
2. Buku Harian Bersifat Umum
Buku harian ini menjadi milik suatu lembaga. Buku harian ini dibuat, dibaca
dan dimanfaatkan atas nama lembaga.
1.2.4 Pembatasan Masalah
Karena meluasnya permasalahan dalam judul, maka penulis membatasi
masalah pada karangan jenis narasi berupa Cerita pendek yang sangat pendek (very
short-short story) yang lazim di sebut ceita mini tipe pertama yaitu berdasarkan
pengalaman pribadi melalui metode buku harian yang bersifat individu yang dikarang
oleh siswa kelas VIII SMP
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
deskripsi objektif tentang: upaya meningkatkan kemampuan mengarang cerita mini
melalui kebiasaan menulis buku harian siswa Kelas VIII SMP
1.4 Postulat
Arikunto (2006:65) menyatakan bahwa postulat merupakan landasan teori
di dalam pelaporan hasil penelitian. Sedangkan Surahmad dalam buku yang sama
mendefinisikan bahwa postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang dimaksud postulat
adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya tanpa perlu pembuktian sebelumnya,
sehingga mendukung hasil dalam sebuah penelitian.
Fungsi postulat menurut Arikunto (2006:65) adalah:
a. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
b. Untuk mempertegas varieabel yang menjadi pusat perhatian
c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis

Berdasarkan hal di atas, penelitian ini didasarkan pada sejumlah asumsi


sebagai berikut:
1. Bahwa Siswa Kelas VIII telah diajari tentang menulis buku harian dan mengarang
dan sudah terbiasa menulis buku harian..
2. dengan membiasakan menulis buku harian, maka dengan sedirinya siswa bisa
mengarang salah satunya cerita mini. Karena dengan terbiasa menulis maka akan
mampu mengarang cerita mini. Tema dalam cerita mini kebanyakan mengangkat
dari kehidupan pribadi sang pengarang.
1.5 Pentingnya Penelitian
Penelitian ini penting karena akan berguna bagi:
1. Siswa sebagai acuan dalam menulis serta menambah wawasan tentang kegiatan
mengarang utamanya cerita mini.
2. Bagi guru pengajar bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan bekal dalam
menambah pengetahuan wawasan yang jernih tentang kegiatan menulis untuk di
ajarkan kepada peserta didiknya.
3. Peneliti lain, sebagai bahan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang
berkenaan dengan permasalahan yang sedang dikaji.
1.6 Alasan Pemilihan Judul.
1. Alasan objektif
a. Menulis buku harian dan dikembangkan menjadi karangan cerita mini pada Siswa
Kelas VIII SMP mempunyai daya tarik tersendiri ditinjau dari penyusunannya,
sehingga sangat menarik untuk diteliti.
b. Kegiatan menulis buku harian dan mengarang cerita mini Siswa kelas VIII SMP
merupakan kajian tentang kebahasaan yang dipandang peneliti perlu diangkat
untuk nilai tambah bagi pembaca sebagai bahan pengetahuan.
2. Alasan Subjektif
a. Peneliti ingin mengembangkan pemikiran dan pengalaman mengenai masalah yang
berkaitan dengan kegiatan menulis, terutama karang mengarang siswa.
1.7 Batasan Istilah dalam Judul
Untuk menghindari adanya kesalah pahaman terhadap konsep dan istilah
yang terdapat dalam judul, maka peneliti memberikan pengertian yaitu:
1. Upaya adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu(Yasin,
1995:237).
2. Mengarang adalah.segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca
untuk di pahami (Gie, 2002:3).
3. Cerita mini adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut
kisahan prosa yang lebih pendek dari pada cerpen. (Muryanto, 2007:4).
4. Buku harian adalah catatan penting tentang pengalaman, pemikiran dan perasaan
yang ditulis setiap hari oleh seseorang. (Gie, 2002:161).
1.8 Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Area
Ruang lingkup Area/ Wilayah dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII
SMP
2. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian dilaksanakan selama dua bulan
minggu pertama bulan .
1.9

Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka komposisi skripsi ini
ditulis menjadi enam bagian, yaitu : pendahuluan, kajian pustaka, metodelogi
penelitian, laporan emperis, analisis data dan penutup.
Bab I Pendahuluan yang brfungsi sebagai pengantar, maka pada bagian ini
disajikan tentang latar belakang masalah, permasalahan yang terdiri dari rumusan
masalah, penegasan konsep vareabel, diskripsi masalah, dan batasan masalah, tujuan
penelitian, asumsi, alasan pemilihan judul, pentingnya penelitian, batasan istilah

dalam judul, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Melalui bab I ini
diharapkan memperoleh gambaran sekilas tentang sikripsi yang sebenarnya.
Bab II Kajian Pustaka yang berfungsi sebagai landasan teori dalam upaya
mendeskripsikan secara objektif tujuan yang ingin dicapai.
Bab III Metodologi Penelitian, yang berfungsi untuk menguraikan teknik
analisis data.
Bab IV menguraikan kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini dilakukan
dalam tiga tahapan yaitu: 1) Tahap persiapan, 2) Tahap Pelaksanaan, dan 3) Tahap
Penyelesaian. Melalui bab ini akan diperoleh gambaran jalannya penelitian.
Bab V Merupakan uraian analisis data yang membicarakan langkah- langkah
analisis data melalui table penjaring data untuk mengetahui bentuk- bentuk kesalahan
dan cara pembetulannya.
Bab VI Penutup yang berisi kesimpulan dan saran sebagai hasil dan manfaat
yang dapat dipetik dari keseluruhan penelitian. Pada bagian akhir laporan ini
dicantumkan juga daftar pustaka dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai