Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan adalah salah satu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide

kepada para pembaca. Gagasan yang disampaikan melalui salah satu jenis tulisan

diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebuah informasi kepada

masyarakat. Dengan demikian peran atau kontribusi seorang penulis sangat

penting untuk memberikan suatu informasi kepada masyarakat untuk menambah

pengetahuannya.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis yang tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil

dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Dengan

menulis, seseorang dapat menggali kemampuan dan potensi yang ada dalam

dirinya secara lebih dalam, sehingga ia dapat mengembangkan berbagai gagasan.

Menulis kreatif adalah ekspresi cara berpikir dalam menuangkan ide tulisan

yang berbeda berdasarkan data yang ada. dapat berupa puisi, cerpen, novel, dan

naskah drama.

Kegiatan menulis membuat si penulis lebih banyak menyerap, mencari,

serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulisnya. Menulis

berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan ide

pikiran. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi

1
kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat

memahami dan terjadi komunikasi antarpenulis dan pembacanya.

Secara umum, di dalam penulisan terdapat empat jenis teks yaitu, narasi,

deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Masing-masing teks tersebut mempunyai

ciri tersendiri. Salah satu jenis teks adalah teks narasi. Dengan genre berbentuk

narasi, seorang penulis memberikan cerita dan infomasi kepada pembaca.

Teks narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu

kejadian seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh

sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan

dan tindakan. Narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam

suatu rangkaian waktu.

Buku bacaan anak umumnya ditulis dengan kalimat singkat, serta pilihan

kosakata dan tata bahasa sederhana dibandingkan bacaan orang dewasa. Buku

anak adalah buku yang sesuai dengan tingkat kemampuan membaca dan minat

anak-anak dari kelompok umur tertentu atau tingkatan pendidikan, mulai

prasekolah hingga kelas enam sekolah dasar.

Buku yang ditulis dan diberi ilustrasi untuk anak hingga berusia 12s.d.13

tahun. Termasuk ke dalam kategori ini adalah buku nonfiksi dan novel untuk

remaja, buku karton tebal, buku lagu anak, buku mengenal alphabet, belajar

berhitung, buku bergambar untuk belajar membaca, buku bergambar untuk belajar

konsep, dan buku cerita bergambar.

Buku cerita bergambar atau picture book adalah jenis buku yang paling

banyak diproduksi untuk anak-anak. Buku jenis ini mengombinasikan

2
ilustrasi/gambar dan teks. Umumnya buku mengandung cerita atau bergenre fiksi

walaupun pada satu atau dua jenis buku dapat mengandung materi nonfiksi.

Dalam buku bergambar kedudukan ilustrasi dan teks sama kuat, sehingga harus

memberikan impresi terhadap calon pembaca sasaran. Permbaca sasaran buku

anak memang unik, yaitu anak-anak sendiri dan orang tua yang memiliki anak-

anak usia pembaca buku.

Wolly dan Baku, si Sayur Hebat ialah judul naskah cerita bergambar yang

penulis buat. Mendapatkan gagasan untuk membuat naskah cerita bergambar ini

yaitu kurangnya minat mengonsumsi sayuran pada anak usia 3s.d.7 tahun. Oleh

sebab itu, penulis ingin berkontribusi sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan

penulis untuk menyusun naskah cerita bergambar anak yang dapat memberikan

informasi mengenai manfaat mengonsumsi sayur terutama pada anak.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengindentifikasi tiga masalah,

yaitu sebagai berikut.

a. Penulisan kreatif naskah cerita bergambar anak bertemakan manfaat sayur.

b. Sulit untuk memilih kosakata dan tata bahasa yang lebih sederhana untuk anak.

c. Buku cerita bergambar anak yang membahas tentang manfaat mengonsumsi

sayur minim.

3
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan

1.3.1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup meliputi

Dalam proses pembuatan tugas akhir penulis bersama tim telah menentukan

ruang lingkup dan batasan, antara lain sebagai berikut.

a. Penulis berperan sebagai pengarang dalam naskah cerita bergambar “Wolly

dan Baku, si Sayur Hebat”.

b. Genre buku yang ditulis ialah buku fiksi.

c. Sasaran pembaca untuk karya yang dibuat adalah anak berusia 3s.d.5tahun.

1.3.2 Batasan

Berkaitan dengan ketiga identifikasi masalah yang telah disebutkan

sebelumnya, penulis akhirnya memilih salah satu masalah yang dibahas pada

tugas akhir ini. Masalah yang diangkat adalah sulitnya penulisan kreatif naskah

cerita bergambar bertemakan manfaat sayur.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah tugas akhir ini

dalam kalimat tanya, “Bagaimana proses kreatif penulisan naskah cerita

bergambar anak tentang manfaat mengkonsumsi sayur ?

1.5 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah melakukan penulisan kreatif naskah

cerita bergambar tentang manfaat mengonsumsi sayur.

4
1.6 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan dan pembuatan tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

manfaat bagi pembaca, sehingga buku anak “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

a. Bagi pengarang, buku “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” diharapkan dapat

memberikan informasi tentang manfaat mengonsumsi sayur bagi anak-anak

usia 3s.d.5 tahun.

b. Bagi mahasiswa, tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan informasi

mengenai proses kreatif dalam menulis naskah cerita bergambar “Wolly dan

Baku, si Sayur Hebat” sampai selesai.

c. Bagi industri kreatif, buku anak “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” diharapkan

dapat menginspirasi dalam membuat buku anak tentang manfaat sayuran

lainnya.

1.7 Sistematika Pelaporan

Untuk memudahkan penulisan tugas akhir, maka penulisan disusun sesuai dengan

panduan yang berlaku di Politeknik Negeri Media Kreatif. Tugas akhir ini terdiri

atas lima bab. Berikut garis besar materi yang terdapat pada setiap babnya.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, ruang lingkup dan

batasan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika

penulisan tugas akhir pada subbab diuraikan secara singkat, padat, jelas, dan

saling berkaitan.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi serangkaian teori yang meliputi teori tentang penerbitan, penulisan,

teknik penulisan, sastra anak, dan kesehatan mata yang menjadi dasar acuan yang

digunakan untuk memperkuat argumen penulis dalam pembahasan tugas akhir.

Tinjauan pustaka disusun berdasarkan metodologi studi pustaka, yakni melalui

buku-buku yang terkait dengan pembahasan tugas akhir seperti buku

Keterampilan Menulis (Dalman), Kreatif Menulis Cerita Fiksi (Titik W.S.),

Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak (Burhan Nurgiyantoro), dan

lain-lain.

BAB III METODE PELAKSANAAN

Bab ini membahas tentang objek pengerjaan yang meliputi; gambaran spesifikasi

produk, organisasi tim dan manajemen kerja, kegiatan personal sesuai dengan

peran kerja masing-masing, dan metode pengerjaan berupa langka-langkah dalam

mengerjakan karya tugas akhir.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisikan uraian-uraian yang sesuai dengan rumusan masalah yang telah

penulis tetapkan. Uraian-uraian tersebut dijelaskan satu per satu dalam bab ini,

dan disusun secara detail dengan bahasa yang komunikatif dan efektif. Pada bab

ini, penulis menggunakan teori Dalman mengenai pengembangan karangan

dengan teknik narasi. Terdapat enam langkah pengembangan karangan dengan

teknik narasi, yaitu (1) menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan; (2)

menetapkan sasaran pembaca; (3) merancang peristiwa-peristiwa utama yang

akan ditampilkan dalam bentuk skema alur; (4) membagi peristiwa utama itu ke

6
dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita; (5) merinci peristiwa-

peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita; dan (6)

menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan simpulan dan saran. Simpulan pada penulisan bab ini ditulis

sesuai dengan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penulisan yang telah

dibuat oleh penulis. Saran pada penulisan bab ini berisikan masukan yang bersifat

membangun, baik untuk Politeknik Negeri Media Kreatif maupun pihak-pihak

yang terlibat dalam penulisan tugas akhir ini.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penerbitan

Dalam KBBI V, penerbitan merupakan proses; cara; perbuatan menerbitkan.

Penerbitan merupakan kegiatan intelektual yang terlibat dalam professional dalam

menyiapkan, menyunting, dan menghasilkan berbagai jenis publikasi yang

kemudian diperbanyak dan disebarluaskan untuk kepentingan umum.

Selanjutnya, Trim (2009:48) memaparkan penerbit buku merupakan lembaga

atau institusi yang mengolah naskah mentah dari penulis atau pengarang hingga

menjadi bahan siap cetak dalam bentuk dummy (prototype buku). Siapa pun dapat

membentuk badan penerbit, termasuk perseorangan, sepanjang mengikuti etiket,

norma, serta undang-undang hak cipta yang berlaku yang kerap disebut self-

publisher.

Berdasarkan kedua definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

penerbitan merupakan suatu kegiatan mengolah naskah menjadi karya yang siap

diterbitkan kepada khalayak umum. Di dalam penerbitan terdapat profesi penulis,

editor, desainer, dan layouter.

2.2 Proses Kreatif

Menurut Didik (2017:15) proses kreatif adalah proses bagaimana sebuah

gagasan lahir dan diciptakan oleh seorang penulis menjadi sebuah karya tulis.

8
Menurut Putra (2017:15) proses kreatif ibaratkan seperti membangun

sebuah rumah, mulai dengan membangun fondasi yang kuat, hingga tahap

penyelesaian. Saat rumah itu sudah berbentuk dan berdiri kokoh, materi yang

membangun rumah tersebut sudah menjadi satu kesatuan yang kuat dan tidak bisa

dipisahkan. Proses kreatif pada sebuah karya nonfiksi tentunya akan berbeda

dengan karya fiksi. Karya fiksi lebih bertumpu pada kebebasan dan imajinatif,

karya nonfiksi memiliki beberapa rangkaian yang berbeda.

Berdasarkan kedua definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

proses kreatif adalah proses lahirnya ide dan gagasan oleh seorang penulis untuk

menjadi sebuah karya tulis. Putra mengungkapkan dalam buku Principles of

Creative Writing (2017:16) bahwa ada enam proses kreatif yang dialami oleh

karya nonfiksi, yaitu Invention, Collection, Organization, Drafting, Revising, dan

Proofreading.

2.2.1 Invention

Invention atau invensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat

adalah penciptaan atau perancangan sesuatu yang sebelumnya tidak ada; reka

cipta (2008: 545). Invention dalam proses kreatif berarti mencari, menemukan

atau merancang sesuatu. Maksud dari hal ini ialah mencari dan menemukan

sebuah ide. Sebelum mulai menulis, baik penulis atau mengarang memerlukan

sebuah ide yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Menemukan sebuah

ide memang hal yang mudah. Namun, perlu diingat untuk menemukan ide brilian

dan tidak pasaran, menjadi tantangan tersendiri.

9
Menemukan sebuah ide merupakan hal yang sangat sulit. Sehingga tahap

Invention ini memiliki jangka waktu yang berbeda-beda pada setiap orang. Proses

penemuan ide juga bermacam-macam dan unik. Ada yang hanya butuh merenung,

membaca, menonton, bahkan mendengarkan sesuatu.

2.2.2 Collection

Collection atau koleksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempatadalah cara dan sebagainya mengumpulkan gambar, benda bersejarah,

lukisan, objek penelitian, dan sebagainya (2015: 714). Collection dapat diartikan

sebagai proses seorang penulis mengumpulkan data dari ide yang akan ditulis.

Penulis akan mengumpulkan data informasi yang berkaitan dengan ide guna

memperluas pengetahuan. Dengan pengetahuan yang kaya, penulis akan dengan

mudah mengembangkan ide dan gagasan menjadi sebuah tulisan yang bermutu

dan informatif.

2.2.3 Organization

Organization atau organisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat adalah kesatuan (susunan dann sebagainya) yang terdiri atas bagian-

bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan

tertentu (2015:988). Organisasi atau bisa disebut juga dengan mengatur

merupakan proses dimana penulis mengatur dan menyatukan informasi dan data-

data yang didapatkan selama tahap koleksi dan membuat kerangka tulisan. Setiap

tulisan memiliki kerangka tulisan. Kerangka tersebut berguna untuk memudahkan

penulis dalam mengemas informasi yang terdapat pada tulisan secara beruntun.

10
2.2.4 Drafting

Drafting dalam proses kreatif yaitu menulis atau membuat draft. Pada tahap

ini, penulis mulai mengembangkan ide yang telah diatur sebelumnya pada

kerangka penulisan. Dalam proses membuat draft, penulis bebas menulis dan

mengutarakan idenya ke dalam tulisan tanpa takut salah. Selama menulis, penulis

harus bisa ‘lepas’ dan tidak memikirkan batasan-batasan, seorang penulis tidak

akan mampu mengembangkan idenya untuk menulis. Selama proses menulis,

penulis dihadapkan dengan hambatan menulis yang bisa datang kapan saja.

Hambatan menulis ini biasanya terjadi karena kurangnya menguasai

kosakata, kurangnya percaya diri, menulis topik yang kurang disukai dan menulis

topik yang tidak disukai. Hambatan menulis bisa diatasi dengan cara diantaranya

seperti merenung sejenak, berkonsentrasi dan membuka kembali rekaman otak

kita. Lakukan sambil memejamkan mata, mencoba merekontruksi apa yang

pernah terlintas dalam pikiran kita. Penulis juga bisa melakukan cara dengan

mencoba untuk berkaca dan bertanya kepada diri sendiri; apakah sudah

mengamati yang terjadi disekelilingnya, seperti mencari sumber inspirasi melalui

televisi, koran dan atau radio hari ini. Lalu, perhatikan, renungkan, dan komentari

informasi yang diperoleh. Dari langkah tersebut bisa mendapatkan bahan tulisan

yang berharga dan mendapatkan ide-ide menulis kembali. (Ananto, Achmad

Lanang, dan Hesti Nurhayati, 2016:113).

11
2.2.5 Revising

Revising adalah tahap sangat penting dalam setiap tulisan yang dibuat.

Seorang penulis terkadang acuh dalam memperhatikan tulisannya. Hal tersebut

sering dilakukan penulis karena terlalu asik dan tengelam dalam daya imajinasi

yang diungkapkan. Pada tahap inilah fungsi revising atau penyuntingan

diperlukan untuk memperbaiki tulisan tersebut. Penyuntingan ini bertujuan

menyempurnakan format naskah, urutan pembahasan, pengendalian variabel,

bahasa, keindahan tampilan naskah, posisi tampilan, perwajahan, halaman,

komposisi dan kelengkapan naskah. (Hs. 2012:372). Oleh karena itu, tulisan yang

sudah selesai ditulis, harus melewati tahapan revising atau penyuntingan.

2.2.6 Proofreading

Untuk menghindari kesalahan saat terbit, penulis wajib melakukan

proofreading. Trim (2009:39) Proofreading atau baca pruf merupakan kegiatan

koreksi akhir pada tahapan pruf (cetak coba) pertama dan pruf kedua. Pruf

merupakan naskah yang sudah ditataletak dan didesain seperti layaknya halaman-

halaman buku jadi. Pada pruf masih memungkinkan terdapatnya kekeliruan,

seperti salah ketik, bagian yang hilang, bagian yang sama karena copy paste,

bagian yang salah tempat, ataupun koreksi yang belum dimasukkan.

Proofreading ini dapat dilakukan oleh penulis, editor, atau pihak lain yang

berkaitan. Sebutan untuk orang yang melakukan proofreading adalah proofreader.

Jika pada tulisan yang nantinya akan di cetak, proofreading dilakukan dengan

cara melihat dalam bentuk dummy, sebelum akhirnya di cetak secara masal. Jika

12
tulisan diterbitkan secara digital, penulis atau editor bisa memeriksanya sebelum

diterbitkan.

2.3 Penulisan

Penulisan merupakan proses pembentukan sebuah tulisan. Menurut Dalman

dalam bukunya Keterampilan Menulis, menulis merupakan sebuah proses kreatif

menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya

memebeitahu, meyakinkan, atau menghibur (2016:3). Sejalan dengan pendapat

tersebut, Marwoto (Dalman, 2016:4) menjelaskan bahwa menulis adalah

mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.

Pada dasarnya menulis adalah sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi

kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain sehingga orang lain dapat

memahaminya. Adapun hasil dari tulisan tersebut adalah berupa pesan atau

informasi yang tentu saja bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkannya

Menurut beberapa pengertian menulis menurut pakarnya diatas dapat

disimpulkan bahwa menulis adalah bagian dari sebuah komunikasi. Ketika

menulis, kita pasti memiliki sebuah ide yang akan dijadikan sebuah topik yang

ada dipikiran kita menjadi bahasa di dalam sebuah tulisan. Penulisan dapat

terbentuk apabila memiliki unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur penulisan

tersebut meliputi pemilihan kata, pengalimatan, dan penarasian.

2.3.1 Pemilihan Kata

Pilihan kata atau Diksi adalah proses pemilihan kata yang dilakukan oleh

penulis dalam menyelesaikan karya tulisnya. Menurut Burhan (2016:123) karya

tulis apapun, jika ingin dapat dinikmati oleh pembacanya, maka harus memiliki

13
diksi yang puitik dan berdaya kekuatan magis, baik memperngaruhi maupun

memikat pembacanya.

Saat memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan maksud tertentu,

penulis tidak dapat lepas dari andas, dalam hal ini Andas Besar Bahasa Indonesia.

Ketepatan kata selalu berkorelasi dengan makna, sehinga apa yang disampaikan

bisa dipahami oleh pembaca dengan lebih jelas.

Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk

menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau

pendengar. Seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan penulis, diksi dapat

mewakilinya. Oleh sebab itu, persoalan ketepatan pilihan kata menyangkut pula

masalah kosakata dalam kepala penulis.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemilihan kata sangat penting

untuk menentukan makna kata dan kosa kata dalam sebuah karangan untuk

menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca.

2.3.2 Pengalimatan

Menurut Fauzia (2014:24) kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat

tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat yang terdiri dari satu klausa disebut

kalimat sederhana. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa

bebas tanpa klausa terkait. Sedangkan, kalimat majemuk adalah kalimat yang

terdiri dari beberapa klausa bebas. Kalimat majemuk terdiri dari klausa bebas dan

klausa terikat. Klausa terikat dalam kalimat majemuk tidak dapat berdiri sendiri,

sehingga harus ada klausa lain yang menjadi klausa utamanya.

14
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam satu kalimat minimal harus

memiliki subjek (S) dan predikat (P) dan kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu

kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

2.3.3 Penarasian

Menurut Fauzia (2014:16) narasi merupakan suatu bentuk wacana yang

sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi

sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Pengertian ini diambil

dengan membandingkan terlebih dahulu wacana narasi dengan deskripsi. Apabila

deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi menggambarkan

suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Narasi mencoba

menjelaskan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penarasian menggambarkan

kehidupan yang dinamis dalam satu rangkaian waktu yang dapat pula berupa fakta

atau fiksi yang merupakan khayalan dari pengarangnya.

Wacana narasi juga sering dijumpai pada buku bacaan anak. Setiap anak

menyukai cerita, baik yang dikemas secara lisan maupun yang dibukukan.

Kepribadian anak dapat dibangun dari bacaan-bacaan atau cerita lisan yang

pernah didengar atau dibaca.

2.4 Sastra Anak

Menurut Kurniawan (2013:4) pengertian sastra anak dapat mengacu pada

sudut pandang karya, mencakup pada:

a. Bahasa yang digunakan dalam sastra anak adalah yang mudah dipahami anak,

yaitu bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak,

15
b. Pesan yang disampaikan berupa nilai-nilai, moral, dan pendidikan yang

disesuaikan pada tingkat perkembangan dan pemahaman anak.

Dengan demikian, sastra anak adalah sastra yang dari segi isi dan bahasa

sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Hal ini

menunjukkan bahwa batasan sastra anak hanyalah pada karyanya, dimensi

lainnya, seperti pengarang dan pembaca sebagai pencipta dan penikmat dalam

sastra anak tidak mutlak harus anak-anak. Karya sastra anak boleh ditulis dan

dibaca oleh orang dewasa, bahkan diharuskan, tujuannya agar orang dewasa

semakin tahu dan memahami dunia anak-anak, asalkan yang ditulis harus berisi

kehidupan anak dengan bahasa yang mudah dipahami anak.

Menurut Nurgiyantoro (2013:62) anak usia 6 dan 7 tahun beralih ke cara

berpikir tahap operasional konkret (Piaget), mulai berpikir berbeda, menentang,

dan bersikap hati-hati; mulai tumbuh rasa keadilan dan ingin bebas dari orang

dewasa; dan menunjukkan perilaku egosentris dan sering menuntut. Sedangkan,

anak usia 8 dan 9 tahun mempunyai ketertarikan pada hobi dan koleksi yang

bervariasi; penerimaan konsep benar berdasarkan aturan; dan menghargai

petualangan imaginatif.

Contoh karya sastra anak antara lain Kecil-Kecil Punya Karya: My First

Popcorn; Kecil-Kecil Punya Karya: Berdoa di atas Awan; Kecil-Kecil Punya

Karya: Dunia Es Krim dan masih banyak lagi.

2.4.1 Pengelompokan Usia Anak

Menurut Anggita dalam Teknik Pengesahan Pada Buku Bacaan Anak Alif

Tuntunan Doa Sehari-hari (2016) anak dapat dikelompokan dari berbagai aspek,

16
salah satunya berdasarkan aspek pendidikan. Morisson (2012:xvi-xvii) membagi

usia anak berdasarkan tingkat penidikan: prasekolah (tiga sampai lima tahun), TK

(lima sampai enam tahun), dan sekolah dasar awal (enam sampai Sembilan

tahun).

Sementara Erikson dalam morisson (2012:254) mengemukakan bahwa TK adalah

anak yang berada dalam tahap kerja keras lawan rendah diri. Dalam

perkembangan sosial dan emosi. Sedangkan anak-anak pada sekolah dasar awal

merupakan waktu anak memperoleh kepercayaan diri dan kepuasan ego dari

penyelesaian tugas sulit (Morisson, 2012:254). Dapat disimpulkan bahwa dari

pernyataan-pernyataan diatas bahwa usia anak TK, yaitu lima sampai enam tahun.

2.5 Buku Bacaan Anak

Sebuah buku dapat dipandang sebagai buku anak jika citraan dan metafora

kehidupan yang dikisahkan, baik dalam hal isi (emosi, perasaan, pikiran, saraf

sensori dan pengalaman moral) maupun bentuk (kebiasaan dan cara-cara

pengekspresian) dapat dijangkau dan dipahami oleh anak sesuai dengan tingkat

perkembangan jiwanya (Nurgiyantoro, 2013:6). Sementara itu, tarigan

mengatakan bahwa buku anak adalah buku yang menempatkan mata anak-anak

sebagai pengamat utama, mata anak-anak sebagai fokusnya (2011:5).

Dari apa yang diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa buku anak

merupakan buku yang ditujukan untuk anak yang dikisahkan dapat dijangkau dan

dipahami oleh anak, serta menempatkan mata anak-anak sebagai pengamat utama.

17
2.5.1 Jenis Buku Bacaan Anak

Terhadap jenis buku bacaan anak, Penulis meminjam penjelasan dua orang pakar.

Sarumpet (2010:14-18) membagi enam jenis buku bacaan anak di bawah umur

sebagai berikut.

1. Buku Huruf/ ABC

Buku huruf/ ABC merupakan buku yang memperkenalkan abjad atau yang

biasa dikenal sebagai buku tentang ABC.

2. Buku Berhitung

Buku berhitung merupakan buku yang berkaitan dengan hitungan,

biasanya memusatkan perhatian pada angka satu hingga sepuluh.

3. Buku Tentang Konsep

Buku tentang konsep merupakan buku yang menekankan perhatiannya

pada sebuah konsep tertentu.

4. Buku Tanpa Kata

Buku tanpa kata merupakan buku yang hanya menampilkan gambar dan

tidak ada kata atau ungkapan apapun di dalamnya. Buku ini mengandalkan

gambar yang baik untuk menyatakan pikiran dan cerita pada anak.

5. Bacaan untuk Pemula

Buku bacaan pemula merupakan buku yang sengaja ditulis untuk anak-

anak yang baru bisa membaca.

6. Buku Bacaan Bergambar

Buku bacaan bergambar merupakan buku yang menyuguhkan cerita

dengan menggunaan gambar. Dalam buku ini, baik cerita maupun gambar

18
mempunyai fungsi untuk menyampaikan kisah sehingga kedua aspek itu

hadir sama kuat saling mengisi dan saling menjelaskan.

2.5.2 Buku Bacaan Bergambar

Menurut Trim (2017:289) buku bergambar atau picture book adalah jenis

buku yang paling banyak diproduksi untuk anak-anak. Buku jenis ini

mengombinasikan ilustrasi/gambar dan teks. Umumnya buku mengandung cerita

atau bergenre fiksi walaupun pada satu atau dua jenis buku dapat mengandung

materi nonfiksi.

Dalam buku bergambar kedudukan ilustrasi dan teks sama kuat, sehingga

harus memberikan impresi terhadap calon pembaca sasaran. Permbaca sasaran

buku anak memang unik, yaitu anak-anak sendiri dan orang tua yang memiliki

anak-anak usia pembaca buku.

2.5.3 Jenis Buku Bacaan Bergambar

Terhadap jenis buku bacaan bergambar, Penulis meminjam penjelasan dua orang

pakar. Trim (2017:290) membagi empat jenis buku bacaan bergambar sebagai

berikut.

1. Buku Tegar atau Buku Bayi

Buku ini terbuat dari karton tebal, terkadang antiair sehingga lebih tahan

menghadapi tindakan bayi yang senang melempar atau membanting

sesuatu. Biasanya terdiri atas 16 halaman bergambar dengan hanya satu

kata atau sepasang kata.

19
2. Buku Bergambar Tanpa Kata

Buku ini sesuai namanya hanya menyajikan ilustrasi dan umumnya

ilustrasi yang bercerita. Anak-anak dibiarkan berimajinasi membentuk

ceritanya sendiri dari gambar.

3. Buku Interaktif

Buku ini mengandung elemen tambahan yang menjadikannya buku

interaktif atau memiliki hiburan sampingan bagi anak. Contohnya buku

memuat pop up (gambar timbul tiga dimensi), lubang di halaman, boneka

di halaman, pemutar musik, dan aksesori lain yang melengkapi cerita.

4. Buku Konsep

Buku berfokus pada satu konsep dan belum tentu menyajikan satu cerita.

Contohnya, pengetahuan warna ataupun mengatasi ketakutan terhadap

gelap yang dieksplorasi ke dalam buku konsep sehingga dapat disajikan

dengan baik. Buku konsep menyajikan topik yang diperkirakan sangat

abstrak bagi anak. Contoh lain, yaitu konsep lawan kata: besar dan kecil;

lambat dan cepat; atau gemuk dan kurus.

2.6 Judul Naskah Wolly dan Baku si Sayur Hebat

Menurut KBBI V judul merupakan nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam

buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu.

menurut Komaidi (38:2017) judul adalah kepala karangan. Sangat penting sebagai

gambaran dari isi karangan. Prinsipnya, judul itu harus pendek, padat, menarik,

dan berkesan yang menggambarkan isi karangan.

20
Judul bisa dibuat di awal, bisa juga di tengah atau akhir dalam proses penulisan.

Tetapi, usahakan judul dibuat awal karena akan membantu penulis untuk

mengarahkan isi karangan. Kalau tidak bisa di awal, boleh saja judul dibuat di

akhir penulisan. Jangan menunggu judul kelamaan, sehingga tulisan tidak selesai.

Usahakan sebelum menulis karangan judul sudah dibuat walaupun tidak terlalu

bagus, karena ia akan membantu ke mana arah karangan akan dibuat. Setelah

karangan selesai dibuat, judul tersebut boleh diganti sebagus mungkin.

Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa judul adalah kepala karangan.

dalam membuat naskah cerita bergambar Wolly dan Baku si Sayur Hebat, Wolly

dan Baku merupakan tokoh cerita sayuran jenis wortel dan bayam dari sebuah

naskah cerita bergambar yang penulis buat. Lalu, sayur hebat merupakan arti

bahwa sayuran yang hebat.

2.7 Kontekstualisasi Wolly dan Baku si Sayur Hebat

Menurut Rizky dalam website hellosehat mengatakan buah dan sayur adalah

bagian penting dalam pola makan sehat yang ideal. Pasalnya, kandungan nutrisi di

dalamnya merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Bahkan nutrisi yang terkandung didalam buah dan sayur sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat 3 manfaat makan buah dan sayur

pada anak. Yaitu,

1. Peningkatan Gizi

Tubuh anak membutuhkan asupan gizi baik yang bisa didapatkan dari

sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin, mineral serta manfaat

21
lainnya.wortel kaya akan vitamin A, dan bayam adalah sumber zat besi yang

dapat mencegah anemia.

2. Mengurangi Resiko Diabetes

Buah dan sayuran kaya akan serat yang mengenyangkan, namun rendah

lemak dan kalori. Mulailah ajak anak untuk memilih buah dan sayur sebagai

pengganti cemilan yang mengandung banyak gula atau makanan

“junkfood”, sehingga anak akan terhindar dari risiko obesitas atau

kegemukan.

3. Mendukung Prestasi di Sekolah

Anak-anak yang biasa mengonsumsi menu sehat kemungkinan 41 persen

lebih kecil untuk mengalami kesulitan membaca, disbanding anak-anak lain.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi anak-anak di sekolah.

Namun, pemenuhan asupan gizi merupakan faktor paling penting yang

mempengaruhi prestasi menjadi lebih baik.

Menurut uraian diatas, Penulis membuat naskah “Wolly dan Baku si Sayur

Hebat” untuk menarik minat dan kesukaan mengonsumsi sayur dan buah

pada anak sejak dini. Banyak terkandung vitamin dan gizi pada buah dan

sayur yang baik untuk tumbuh kembang anak. Banyaknya anak yang

mengonsumsi makanan junkood pada saat ini, menggugah keresahan penulis

untuk membuat naskah cerita bergambar Wolly dan Baku si Sayur Hebat.

Tujuan penulis membuat naskah tersebut agar para anak mulai menyukai

untuk mengkonsumsi sayur dan buah.

22
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Objek Pengerjaan

Objek pengerjaan merupakan spesifikasi produk yang dibuat. Sementara metode

pengerjaan merupakan metode kerja yang digunakan penulis dalam menjalankan

perannya sebagai penulis berdasarkan prinsip kerja sesuai dengan teori dan

tinjauan pustaka yang dirujuk atau standar penerbitan yang berlaku.

Dalam objek pengerjaan ini berisi spesifikasi karya yang dibuat, organisasi

tim dan manajemen kerja, dan kegiatan personal masing-masing anggota tim.

3.1.1 Naskah Penulisan

Naskah merupakan bahan baku utama penerbit. Semakin banyak penerbit,

semakin banyak pula naskah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para

pembaca dalam berbagai segmen. Di Indonesia, minat menulis buku termasuk

minim dan jarang dilakoni oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, para akademisi di

Indonesia juga jarang menulis buku. Tentu fenomena ini menjadi sebuah

tantangan bagi penulis untuk menciptakan karangan yang berkelanjutan. Maka

dari itu tujuan penulis membuat naskah cerita bergambar “Wolly dan Baku si

Sayur Hebat adalah untuk memenuhi kebutuhan para pembaca dalam berbagai

segmen khususya buku bacaan anak.

23
3.1.2 Spesifikasi Buku

Karya tugas akhir yang berjudul “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” disusun

dengan spesifikasi sebagai berikut.

a. Judul : Wolly dan Baku, si Sayur Hebat

b. Pengarang : Andhika Arief Nugraha

c. Editor : Alvon Ari Sandi

d. Perancang Grafis : Muhammad Gilang

e. Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm

f. Cover : Art Carton

g. Laminasi Cover : Doff

h. Kertas Isi : Art Paper

i. Jumlah Halaman : 38 halaman

j. Segmentasi Umur : 5–8 tahun

k. Warna : Full Color

Sinopsis : Ketika Baku sudah merasa tenang dan terpejam, Wolly

melihat sesuatu yang sedang mencoba masuk melewati jaring untuk melindungi

Wolly dan Baku dari hama yang ingin merusak mereka. Apakah Wolly dan Baku

akan selamat dari serangan hama? Temukan jawaban dan faktor penyebabnya di

sini!

24
Gambar 3.1

Sampul Naskah Buku Anak “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat”

3.1.3 Organisasi Tim dan Manajemen Kerja

Penulis Editor Perancang Grafis

a. Pengarang: Andhika Arief Nugraha

Menulis naskah untuk buku anak “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” dalam

kurun waktu 2 bulan.

25
b. Editor: Alvon Ari Sandi

Mengedit naskah buku anak buku anak “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat”

yang telah ditulis oleh penulis dalam kurun waktu 1 bulan serta proof reading

buku setelah menjadi dummy.

c. Perancang Grafis: Muhammad Gilang

Membuat ilustrasi dan mengatur tata letak untuk buku anak “Wolly dan Baku,

si Sayur Hebat” dari naskah yang ditulis oleh penulis selama kurun waktu 3

bulan.

3.1.4 Kegiatan Personal

Penulis sebagai pengarang naskah buku anak “Wolly dan Baku, si Sayur

Hebat” berperan membuat naskah. Naskah yang dibuat berdasarkan hasil riset di

perpustakaan Nasional dan wawancara dengan rekan penulis yang merupakan

lulusan Institut Pertanian Bogor jurusan Gizi pangan.

3.2 Metode Pengerjaan

Proses kreatif dalam penulisan naskah buku cerita bergambar anak ini,

penulis merujuk langkah-langkah kerja yang dijabarkan dalam Putra (2017:16)

bahwa ada enam proses kreatif yang dilakukan oleh penulis, yaitu Invention,

Collection, Organization, Drafting, Revising, dan Proofreading.

1. Invention

Sebelum membuat sebuah karya, penulis harus menemukan ide untuk

memulai membuat sebuah karya. Proses penemuan ide juga bermacam-macam

26
dan unik. Ada yang hanya butuh merenung, membaca, menonton, bahkan

mendengarkan sesuatu.

2. Collection

Dalam proses kreatif penulisan naskah buku cerita bergambar anak “Wolly

dan Baku si Sayur Hebat”, penulis mengumpulkan data dari ide yang akan

ditulis. Hal tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data informasi yang

berkaitan dengan ide guna memperluas pengetahuan. Dengan pengetahuan

yang kaya, penulis akan dengan mudah mengembangkan ide dan gagasan

menjadi sebuah tulisan yang bermutu dan informatif.

3. Organization

Dalam proses kreatif penulisan naskah buku cerita bergambar anak “Wolly

dan Baku si Sayur Hebat”, penulis menyatukan informasi yang didapatkan

selama tahap koleksi dan membuat kerangka tulisan.

4. Drafting

Kerangka karangan yang sudah di bagi dalam beberapa bagian seperti bagian

awal, bagian pertengahan, dan bagian akhir, selanjutnya penulis membuat

draft secara rinci dalam beberapa detail pendukung cerita. Tujuannya agar

memperjelas dan merinci lagi dari peristiwa-peristiwa utama.

27
5. Revising

Pada proses revisi ini bertujuan menyempurnakan format naskah, urutan

pembahasan, pengendalian variabel, bahasa, keindahan tampilan naskah,

posisi tampilan, perwajahan, halaman, komposisi dan kelengkapan naskah.

6. Proofreading

kegiatan koreksi akhir pada tahapan pruf (cetak coba) pertama dan pruf kedua.

Pruf merupakan naskah yang sudah ditataletak dan didesain seperti layaknya

halaman-halaman buku jadi. Pada pruf masih memungkinkan terdapatnya

kekeliruan, seperti salah ketik, bagian yang hilang, bagian yang sama karena

copy paste, bagian yang salah tempat, ataupun koreksi yang belum

dimasukkan.

3.3 Jadwal Kegiatan

Tugas Akhir ini akan dikerjakan berdasarkan Jadwal Kegiatan tercantum

dalam Tabel berikut.

No Kegiatan 2019 Keterangan

Jan Feb Maret- Juli Agustus

Juni

1. Pengumpulan Proposal TA (Desember 2018)

2. Penetapan

Pembimbing TA

3. Penyelesaian

28
Karya TA

4. Penyusunan

Laporan TA

5. Seminar TA

6. Sidang TA

7. Revisi TA

29
BAB IV

PEMBAHASAN

Tugas akhir yang berjudul Penulisan Kreatif Naskah Buku Cerita

Bergambar “Wolly dan Baku si Sayur Hebat” ini memiliki tiga identifikasi

masalah yang dirumuskan menjadi satu rumusan masalah. Masalah yang dibahas

adalah mengenai proses kreatif penulisan naskah buku cerita bergambar “Wolly

dan Baku si Sayur Hebat”. Penulis membahas hal tersebut karena rumitnya proses

kreatif penulisan naskah buku anak.

Naskah buku anak “Wolly dan Baku si Sayur Hebat” merupakan naskah

buku bergambar yang memberikan informasi berupa manfaat mengonsumsi sayur

dan buah untuk anak yang disajikan dalam sebuah bentuk cerita yang berurutan.

Melalui buku tersebut dapat disampaikan secara faktual mengenai kebiasaan dan

perbuatan seorang anak yang tidak mau mengkonsumsi sayur dan buah dengan

cara cerita disampaikan langsung melalui pokok cerita pada setiap halamannya

dan disajikan dengan gambar atau ilustrasi agar anak-anak dapat memahami

maksud dari cerita tersebut.

Sebagaimana dijabarkan pada subbab metode pengerjaan karya tugas akhir

ini, penulis merujuk teori Putra (2016:17) dalam melakukan proses kreatif

penulisan. Penulis menerapkan ada enam proses kreatif yang dialami dalam

melakukan penulisan, yaitu Invention, Collection, Organization, Drafting,

Revising, dan Proofreading.

30
4.1 Proses Kreatif Penulisan Naskah Buku Cerita Bergambar Tentang

Manfaat Sayur dan Buah

4.1.1 Invention

Invention dalam proses kreatif berarti mencari, menemukan atau merancang

sesuatu. Maksud dari hal ini ialah mencari dan menemukan sebuah ide. Seperti

yang telah dijabarkan pada Bab II, Menemukan sebuah ide merupakan hal yang

sangat sulit. Sehingga tahap Invention ini memiliki jangka waktu yang berbeda-

beda pada setiap orang. Proses penemuan ide juga bermacam-macam dan unik.

Ada yang hanya butuh merenung, membaca, menonton, bahkan mendengarkan

sesuatu.

Mendapatkan ide untuk menulis naskah buku cerita bergambar anak “Wolly

dan Baku si Sayur Hebat” tercipta dari pengamatan penulis di lingkungan sekitar

bahwa anak-anak ditempat penulis tinggal banyak anak-anak yang jarang bahkan

sama sekali tidak mengkonsumsi sayuran. Terdapat kandungan gizi dan vitamin

yang baik untuk pertumbuhan anak.

Ide yang tercetus dalam pikiran penulis ketika melihat seorang anak berusia

empat tahun sedang disuapi makanan oleh ibunya. Ketika itu, si anak menolak

untuk makan sayuran. Tidak hanya itu, penulis juga melihat keponakan yang

menolak untuk memakan sayuran. Dari kedua gagasan tersebut, penulis

mendapatkan tema untuk menulis sebuah naskah buku cerita bergambar anak

tentang manfaat mengkonsumsi sayuran.

Ketika mendapatkan tema untuk menulis sebuah naskah buku cerita

bergambar anak, penulis mencari ide untuk jenis sayuran yang menarik untuk

31
ditulis sebagai objek dari naskah buku cerita bergambar anak. Melihat ibu sedang

membeli sayuran di supermarket, tampak bertumpuk sayur wortel dan bayam

yang terlihat sangat segar. Lalu tercetus ide baru untuk mengangkat wortel dan

bayam sebagai objek naskah buku cerita bergambar anak.

Penulis menentukan tokoh pada naskah buku cerita bergambar anak yaitu

wortel dan bayam tersebut, membuat nama tokoh yang unik dan menarik tidaklah

mudah. Akhirnya penulis mendapatkan ide untuk nama tokoh di dalam naskah

buku cerita bergambar anak dari manfaat masing-masing sayuran wortel dan

bayam. Mengkonsumsi sayur wortel membuat mata menjadi sehat dan manfaat

dari sayur bayam membuat badan menjadi kuat.

Jadi, penulis menentukan nama tokoh sayur wortel sebagai Wolly, yaitu

singkatan dari wortel jeli. Nama tokoh sayur bayam sebagai Baku, yaitu bayam

kuat. Tidak hanya kedua jenis sayuran tersebut yang menjadi tokoh utama pada

naskah buku cerita bergambar anak tersebut. Penulis juga menambahkan tokoh

seorang petani yang mempunyai perkebunan wortel dan bayam. Nama tokoh

petani tersebut ialah Pak Ardi, munculnya nama Pak Ardi dalam naskah buku

cerita bergambar anak dari sebuah film tahun 2000 berjudul Petualangan Sherina.

Pada film tersebut terdapat tokoh bernama pak ardiwilaga yang mempunyai

puluhan hektar kebun. Lalu penulis menentukan tokoh seorang petani bernama

Pak Ardi di dalam naskah buku cerita bergambar anak.

Dalam buku tersebut, diceritakan seorang petani disebuah desa yang gemar

menanam sayuran jenis wortel dan bayam yang diserang oleh hama. Lalu, petani

tersebut menceritakan alasannya menanam sayuran jenis wortel dan bayam.

32
Karena petani tersebut tau manfaat dari sayuran wortel dan bayam untuk

menyehatkan mata dan membuat badan jadi lebih bertenaga.

Amanat merupakan pesan moral yang didapat dalam sebuah karangan yang

dapat dijadikan panutan dalam kehidupan seseorang. Penulis menyampaikan

amanat dalam buku cerita bergambar “Wolly dan Baku si Sayur Hebat” agar para

anak dapat mengkonsumsi sayuran terutama wortel dan bayam. Agar menjaga

kesehatan mata dan membuat badan menjadi kuat.

4.1.2 Collection

Dalam proses kreatif penulisan naskah buku, mengumpulkan data dari ide

yang akan ditulis itu sangat penting. Hal tersebut bertujuan untuk mengumpulkan

data informasi yang berkaitan dengan ide guna memperluas pengetahuan. Dengan

pengetahuan yang kaya, penulis akan dengan mudah mengembangkan ide dan

gagasan menjadi sebuah tulisan yang bermutu dan informatif.

Dari beberapa pencarian ide pada tahap invention yang pertama, penulis

mendapatkan tema naskah buku cerita bergambar anak yaitu manfaat

mengkonsumsi sayur. Kedua, penulis menentukan jenis sayuran yang akan ditulis

dalam naskah buku cerita bergambar anak yaitu sayur wortel dan bayam. Ketiga,

penulis mecari nama tokoh yang unik dan menarik untuk dimuat dalam naskah

buku cerita bergambar anak yaitu tokoh wortel bernama wolly, bayam bernama

baku, dan petani bernama pak ardi.

Untuk hal ini penulis melakukan observasi pengamatan ke beberapa

kecamatan di depok. pengamatan untuk mengembangkan ide dan gagasan

tersebut, penulis mendapatkan informasi bahwa lima kecamatan yang ada di

33
depok anak-anak yang mengkonsumsi sayuran sangat sedikit. Bahkan terdapat 15

anak yang sama sekali tidak mengkonsumsi sayuran. dalam kesehariannya anak

tersebut mengkonsumsi junkfood seperti nugget dan sosis.

Anak-anak di lingkungan penulis mengatakan bahwa tidak untuk

mengkonsumsi sayur karena rasa sayur yang pahit dimulut sehingga membuat

anak tersebut tidak mengkonsumsi sayuran terutama jenis wortel dan bayam.

Dari tahap mengumpulkan ide diatas bahwa topik yang akan ditulis dalam

naskah buku cerita bergambar anak yaitu manfaat mengkonsumsi sayuran pada

anak khususnya sayur wortel dan bayam. Karena dapat menyehatkan mata dan

membuat badan menjadi kuat.

4.1.3 Organization

Dalam proses kreatif penulisan naskah buku cerita bergambar anak “Wolly

dan Baku si Sayur Hebat”, penulis menyatukan informasi yang didapatkan selama

tahap koleksi dan membuat kerangka tulisan.

Gambar 4.1
Bagan mapping ide buku cerita bergambar anak

Kurangnya minat Anak usia 3-5 tahun anak lebih suka


anak-anak untuk jarang makan junkfood
mengkonsumsi mengkonsumsi
sayuran sayuran

Membuat judul Menentukan tema Menentukan wortel


“Wolly dan Baku si manfaat dan bayam sebagai
Sayur Hebat mengkonsumsi sayuran yang baik
sayuran untuk anak untuk anak

Membuat kerangka
tulisan “Wolly dan
Baku si Sayur
Hebat”

34
Dari bagan di atas, penulis mempunyai beberapa informasi dan data yang dapat

dijadikan sebuah kerangka tulisan dalam membuat naskah buku cerita bergambar

anak “Wolly dan Baku si Sayur Hebat"

Tabel 4.1
Kerangka Tulisan Naskah Buku Cerita Bergambar Anak “Wolly dan Baku
si Sayur Hebat”

Bagian Peristiwa Utama

Pak Ardi mempunyai kebun sayur

Awal
Menanam sayuran wortel dan bayam

Memberikan pupuk dan air

Menutupi Wolly dan Baku dengan jaring

Wolly melihat hama di tubuh Baku

Pertengahan Baku menyingkirkan hama tersebut

Wolly dan Baku pindah ke tempat aman

Pak Ardi mencari Wolly dan Baku

Wolly dan Baku menceritakan kejadian semalam

Pak Ardi mecoba menenangkan keadaan

Akhir Pak Ardi meceritakan kesukaan terhadap sayuran wortel dan

bayam

35
Penulis membagi beberapa peristiwa utama tersebut ke dalam beberapa

bagian dengan tujuan agar mempermudah alur cerita. Jadi, dengan adanya

kerangka karangan ini, penulis dapat membatasi peristiwa utama atau pokok

pikiran yang akan diceritakan nantinya.

4.1.4 Drafting

Kerangka karangan yang sudah di bagi dalam beberapa bagian seperti bagian

awal, bagian pertengahan, dan bagian akhir, selanjutnya penulis membuat draft

secara rinci dalam beberapa detail pendukung cerita. Tujuannya agar memperjelas

dan merinci lagi dari peristiwa-peristiwa utama. Hal ini juga dilakukan agar para

pembaca dapat menikmati alur cerita seperti terjadi pada pengalamannya sendiri.

Berikut penulis rinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail

peristiwa.

Tabel 4.2
Rincian Peristiwa-Peristiwa Utama ke dalam Detail-Detail Peristiwa

Peristiwa Detail Peristiwa Maksud Cerita

Utama

Pak Ardi Halaman 2: Pak Ardi mempunyai

mempunyai Disebuah desa yang sangat kebun yang ditanami


sejuk dan indah terdapat
kebun sayur perkebunan yang sangat luas oleh dua jenis sayuran
milik pak Ardi. Perkebunan itu
yaitu sayur wortel dan
terdapat jenis sayuran yang
sangat ia sayang dan rawat bayam.
sejak lama, Yaitu Wolly dan
Baku. Sebutan untuk jenis sayur

36
wortel dan bayam.

.
Memberikan Halaman 4: Pak Ardi memberikan
Pada pagi hari, pak ardi
pupuk dan air bersiap untuk memberikan pupuk dan menyiram
pupuk dan air untuk Wolly dan
sayurannya supaya
Baku agar terus tumbuh besar.
“ini bapak kasih pupuk dan air tumbuh besar dan tetap
ya agar kalian dapat tumbuh
besar dan tetap hidup ya”, ucap hidup.
pak Ardi kepada Wolly dan
Baku. “asyik, semoga kita
berdua dapat tumbuh dengan
cepat ya Baku”, kata Wolly
kepada Baku
Menutupi jaring Halaman 6: Pak Ardi menutupi
Setelah pak Ardi memberikan
pupuk dan air untuk Wolly dan tanamannya agar
Baku, ia pun langsung menutupi
terhindar dari serangan
tanamannya agar tidak
terganggu oleh hama yang ada hama.
di perkebunan
tersebut.”sekarang bapak tutupi
kamu dengan jaring agar hama
tidak dapat merusak kamu ya”,
ucap pak Ardi
Wolly dan Baku Halaman 8: Wolly dan Baku
Ketika malam hari, Wolly dan
beristirahat Baku pun bergegas untuk tidur. beristirahat pada malam
Tetapi, Baku pun merasa tidak
hari. Merasa ada hama
tenang karena merasa ada yang
sedang berjalan menuju ke yang ingin menghampiri.
arahnya. “kamu kenapa baku
kok sepertinya gelisah sekali?”,
ucap Wolly. “seperti ada yang
berjalan menuju aku”, jawab
Baku dengan berbisik..

37
Wolly melihat Halaman 10: Wolly dan baku

hama di tubuh Akhirnya, Wolly pun mencoba mencoba tenang dan


menenangkan Baku agar dapat
Baku tertidur dengan tenang. “kamu memejamkan mata lalu
tenang saja Baku, itu hanya
Wolly mendengar suara
perasaanmu saja”, ucap Wolly.
aneh dan melihat hama
Halaman 12:
ulat di tubuh Baku.
Ketika Baku sudah merasa
tenang dan terpejam, Wolly Seketika Wolly berteriak
melihat sesuatu yang sedang
mencoba masuk melewati jaring agar baku terbangun dan
untuk melindungi Wolly dan
Baku dari hama yang ingin segera menyingkirkan
merusak mereka
hama tersebut.

Halaman 14:

Dengan jelinya, si wolly pun


melihat seekor ulat daun yang
ingin hinggap dan memakan
daun yang ada pada tubuh
Baku. Bergegas, Wolly pun
berteriak dengan keras agar
Baku bangun dari tidurnya dan
memusnahkan ulat daun
tersebut. “Baku awas di sebelah
kananmu ada ulat daun!!”,
teriak Wolly dengan kencang.

Baku Halaman 16: Baku mencoba

menyingkirkan Baku pun terbangun seketika menyingkirkan hama


langsung memukul ulat daun
hama tersebut tersebut dengan kekuatan yang tersebut dari tubuhnya
dimilikinya dan bergegas untuk
agar vitamin yang
mengamankan diri bersama
Wolly. terkandung di dalam

38
Halaman 18: tubuhnya tidak hilang.

“untung saja kamu jeli tadi


melihat ulat daun yang ingin
memakan daunku” ucap Baku
dengan nafas tidak teratur. “iya
Baku, sebagai sahabat kita
harus saling membantu sama
lain”, jawab Wolly

Pak Ardi mencari Halaman 20: Pak ardi mencari Wolly


Wolly dan Baku
Pagi hari tiba, Pak Ardi melihat dan Baku Karena jaring
jaring sudah rusak dan kedua
sayurannya pun tidak ada di yang melindunginya
tempat biasanya. “lhooo ini kok
terlihat rusak
rusak semua?? Wolly dan Baku
juga tidak ada disini?? Dimana
mereka??” kata Pak Ardi
dengan nada paniknya.

Wolly dan Baku Halaman 22: Wolly dan Baku pindah


pindah ke tempat
aman Akhirnya pak Ardi pun ke pot di halaman rumah
menemukan mereka berada di
dalam pot di dekat halaman pak Ardi agar terhindar
rumahnya.”lhoo kok kalian
dari serangan hama.
disini? Apa yang terjadi
semalam dengan kalian
berdua?” ucap pak Ardi dengan
panik..

Wolly dan Baku Halaman 24: Wolly dan Baku

menceritakan “semalam saya melihat ada ulat menceritakan kepada


daun yang mencoba untuk
kejadian memakan daun Baku pak” ucap pak Ardi atas kejadian
Wolly. “iya pak, dengan sigap
semalam penyerangan hama di
saya langsung memukulnya
dengan kekuatan yang saya tubuh Baku
miliki”, sambung Baku. “jadi

39
seperti itu ya kenapa jaringnya
rusak dan kalian berdua pindah
ke pot ini?” kata pak Ardi.

Pak Ardi mecoba Halaman 26: Pak Ardi menceritakan

menenangkan Pagi itu, pak Ardi bercerita alasan mengapa hama


kepada Wolly dan Baku kenapa
keadaan ia sangat suka untuk menanam sangat suka untuk
sayuran jenis wortel dan
memakan daun yang ada
bayam. “kalian berdua tahu gak
kenapa bapak suka sekali pada sayuran. Karena
menanam sayuran jenis wortel
dan bayam di kebun ini?” ucap terdapat banyak manfaat
pak Ardi. “karena kita sangat
bermanfaat kan pak untuk tubuh yang terkandung dalam
manusia?” jawab wolly.
sayuran seperti wortel

dan bayam. Tidak hanya


Halaman 28:
“iya betul sekali kamu wolly, itu, hama dapat merusak
salah satu manfaat jika manusia
sayuran sehingga
mengkonsumsi sayuran wortel
itu ialah untuk merawat menyebabkan tanaman
kesehatan mata. Karena
kandungan gizi di dalam wortel sayuran mati.
itu terdapat vitamin A yang
dapat mencegah mata dari
penyakit seperti
glaucoma,katarak, dan miopi”
ucap Pak Ardi.
Pak Ardi Halaman 30: Pak Ardi bercerita

meceritakan “kalau saya apa pak bahwa ia sangat


manfaatnya?” Tanya Baku.
kesukaan “kalau kamu manfaatnya jika menyukai sayuran wortel
manusia mengkonsumsi sayuran
terhadap sayuran dan bayam karena dapat
bayam itu ialah meningkatkan
wortel dan system kekebalan tubuh menyehatkan
manusia. Jadi jika manusia
mengkonsumsi bayam akan kuat

40
bayam untuk tetap sehat dan pengelihatannya dan
menghalangi penyakit dari
tubuh manusia” ucap pak Ardi. membuat badannya tetap
“jadi itulah alasan bapak
kuat. Lalu, Wolly dan
kenapa dikebun ini ditanami
dengan sayuran wortel dan Baku berjanji saling
bayam seperti kalian ini. Agar
bapak tetap sehat dan dapat menjaga agar hama tidak
memberikan manfaat untuk
orang lain” sambung pak Ardi. dating lagi. Karena dapat

menyebabkan kedua
Halaman 32:
tanaman tersebut mati.
“baiklah pak, mulai saat ini
kami berdua akan saling
menjaga satu sama lain dengan
kelebihan yang kami punya
agar tetap sehat dan
bermanfaat bagi tubuh
manusia” ucap Wolly dan Baku.

Halaman 34:

Mulai saat itu, Wolly dan Baku


saling menjaga satu sama lain
dari hama yang ingin merusak
mereka agar tetap tumbuh juga
bermanfaat bagi tubuh manusia.

4.1.5 Revising

Pada proses revisi ini bertujuan menyempurnakan format naskah, urutan

pembahasan, pengendalian variabel, bahasa, keindahan tampilan naskah, posisi

tampilan, perwajahan, halaman, komposisi dan kelengkapan naskah.

41
Pada naskah buku cerita bergambar anak “Wolly dan Baku si Sayur hebat”

melakukan dua proses revisi. Yaitu revisi dari proses kreatif naskah yang

dilakukan oleh penulis dan revisi dari proses penerbitan naskah yang dilakukan

oleh teman penulis bernama Alvon Arisandi sebagai editor.

Yang penulis lakukan pada proses revising terkait format naskah, urutan tampilan,

Bahasa, komposisi, dan kelengkapan cerita. Seperti tabel dibawah berikut:

Tabel 4.3

Tahap Revisi Proses Kreatif Naskah Buku Cerita Bergambar Anak

“Wolly dan Baku si Sayur Hebat”

Hlm Sebelum Revisi Sesudah Revisi Keterangan

2 Disebuah desa yang Disebuah desa yang - Menghilangkan


sangat sejuk dan indah sejuk dan indah terdapat kata sangat.
terdapat perkebunan perkebunan sangat luas - mengganti
yang sangat luas milik milik pak Ardi. kalimat yaitu
pak Ardi. Perkebunan itu Perkebunan itu terdapat Wolly dan
terdapat jenis sayuran jenis sayuran yang ia Baku. Sebutan
yang sangat ia sayang sayang dan rawat sejak untuk jenis
dan rawat sejak lama, lama, Yaitu Wortel dan sayur wortel
Yaitu Wolly dan Baku. Bayam. Pak Ardi dan bayam
Sebutan untuk jenis memanggilnya Wolly dan menjadi yaitu
sayur wortel dan bayam. Baku. wortel dan
bayam. Pak
Ardi
memanggilnya
Wolly dan
Baku.

4 Pada pagi hari, pak ardi Pagi hari, pak Ardi - Huruf kapital
bersiap untuk bersiap untuk pada nama.
memberikan pupuk dan memberikan pupuk dan - Pengurangan
air untuk Wolly dan air untuk Wolly dan Baku kata terus.
Baku agar terus tumbuh agar tumbuh besar. “ini
besar. “ini bapak kasih bapak kasih pupuk dan

42
pupuk dan air ya agar air ya agar kalian dapat
kalian dapat tumbuh tumbuh besar dan tetap
besar dan tetap hidup hidup ya”, ucap pak Ardi
ya”, ucap pak Ardi kepada Wolly dan Baku.
kepada Wolly dan Baku. “asyik, semoga kita
“asyik, semoga kita berdua dapat tumbuh
berdua dapat tumbuh dengan cepat ya Baku”,
dengan cepat ya Baku”, kata Wolly kepada Baku.
kata Wolly kepada Baku.

6 Setelah pak Ardi Setelah pak Ardi - Pergantian kata


memberikan pupuk dan memberikan pupuk dan perkebunan
air untuk Wolly dan air untuk Wolly dan tersebut
Baku, ia pun langsung Baku, ia pun langsung menjadi
menutupi tanamannya menutupi tanamannya kebunnya.
agar tidak terganggu agar tidak terganggu
oleh hama yang ada di oleh hama yang ada di
perkebunan kebunnya. ”sekarang
tersebut.”sekarang bapak tutupi kamu
bapak tutupi kamu dengan jaring agar hama
dengan jaring agar hama tidak dapat merusak
tidak dapat merusak kamu ya”, ucap pak Ardi.
kamu ya”, ucap pak
Ardi.

8 Ketika malam hari, Ketika malam hari, Wolly - Menghilangkan


Wolly dan Baku pun dan Baku bergegas untuk kata pun dan
bergegas untuk tidur. tidur. Tetapi, Baku merasa.
Tetapi, Baku pun merasa merasa tidak tenang - Mengganti kata
tidak tenang karena karena ada yang sedang menuju aku
merasa ada yang sedang berjalan menuju ke menjadi ke
berjalan menuju ke arahnya. “kamu kenapa arahku.
arahnya. “kamu kenapa baku sepertinya gelisah
baku kok sepertinya sekali?”, ucap Wolly.
gelisah sekali?”, ucap “seperti ada yang
Wolly. “seperti ada yang berjalan ke arah ku”,
berjalan menuju aku”, jawab Baku dengan
jawab Baku dengan berbisik.
berbisik.

43
10 Akhirnya, Wolly pun Akhirnya, Wolly pun - Mengilangkan
mencoba menenangkan kata dapat.
mencoba menenangkan Baku agar tertidur
dengan tenang. “kamu
Baku agar dapat tertidur
tenang saja Baku, itu
dengan tenang. “kamu hanya perasaanmu saja”,
ucap Wolly.
tenang saja Baku, itu

hanya perasaanmu

saja”, ucap Wolly.

12 Ketika Baku sudah Ketika Baku sudah - Menghilangkan

merasa tenang dan merasa tenang, Wolly kata dan

terpejam, Wolly melihat melihat sesuatu yang terpejam dan

sesuatu yang sedang mencoba masuk melewati sedang.

mencoba masuk jaring untuk melindungi

melewati jaring untuk Wolly dan Baku dari

melindungi Wolly dan hama yang ingin merusak

Baku dari hama yang mereka.

ingin merusak mereka.

14 Dengan jelinya, si wolly Dengan jelinya, Wolly - Mengubah


pun melihat seekor ulat melihat seekor ulat daun huruf kapital
daun yang ingin hinggap yang ingin hinggap dan pada nama.
dan memakan daun yang memakan daun yang ada - Menghilangkan
ada pada tubuh Baku. pada tubuh Baku. kata pun.
Bergegas, Wolly pun Bergegas, Wolly - Mengganti kata
berteriak dengan keras berteriak dengan keras memusnahkan
agar Baku bangun dari agar Baku bangun dari dengan
tidurnya dan tidurnya dan menyingkirkan.
memusnahkan ulat daun menyingkirkan ulat daun
tersebut. “Baku awas di tersebut. “Baku awas di
sebelah kananmu ada sebelah kananmu ada

44
ulat daun!!”, teriak ulat daun!!”, teriak
Wolly dengan kencang. Wolly dengan kencang.

16 Baku pun terbangun Baku seketika terbangun - Mengganti


seketika langsung lalu menyingkirkan ulat kalimat pun
memukul ulat daun daun tersebut dengan terbangun
tersebut dengan kekuatan kekuatan yang seketika
yang dimilikinya dan dimilikinya dan bergegas langsung
bergegas untuk untuk mengamankan diri memukul
mengamankan diri bersama Wolly. menjadi
bersama Wolly. seketika
terbangun lalu
menyingkirkan.

18 “untung saja kamu jeli “untung saja kamu jeli - Menghilangkan


tadi melihat ulat daun melihat ulat daun yang kata tadi.
yang ingin memakan ingin memakan daunku”
daunku” ucap Baku ucap Baku dengan nafas
dengan nafas tidak tidak teratur. “iya Baku,
teratur. “iya Baku, sebagai sahabat kita
sebagai sahabat kita harus saling membantu
harus saling membantu sama lain”, jawab Wolly.
sama lain”, jawab Wolly.

20 Pagi hari tiba, Pak Ardi Pagi hari tiba, Pak Ardi - Menghilangkan
melihat jaring sudah melihat jaring sudah kata pun.
rusak dan kedua rusak dan kedua
sayurannya pun tidak sayurannya tidak ada di
ada di tempat biasanya. tempat biasanya. “lhooo
“lhooo ini kok rusak ini kok rusak semua??
semua?? Wolly dan Baku Wolly dan Baku juga
juga tidak ada disini?? tidak ada disini??
Dimana mereka??” kata Dimana mereka??” kata
Pak Ardi dengan nada Pak Ardi dengan nada
paniknya. paniknya.

22 Akhirnya pak Ardi pun Akhirnya pak Ardi - Menghilangkan


menemukan mereka menemukan mereka kata didekat.
berada di dalam pot di berada di dalam pot
dekat halaman halaman rumahnya.”lhoo

45
rumahnya.”lhoo kok kok kalian disini? Apa
kalian disini? Apa yang yang terjadi semalam
terjadi semalam dengan dengan kalian berdua?”
kalian berdua?” ucap ucap pak Ardi dengan
pak Ardi dengan panik. panik.

24 “semalam saya melihat “semalam saya melihat - Mengganti kata


ada ulat daun yang
mencoba untuk memakan ada ulat daun yang memukulnya
daun Baku pak” ucap
mencoba untuk memakan menjadi
Wolly. “iya pak, dengan
sigap saya langsung daun Baku pak” ucap menyingkirkann
memukulnya dengan
kekuatan yang saya Wolly. “iya pak, dengan ya.
miliki”, sambung Baku.
“jadi seperti itu ya sigap saya langsung - Menghilangkan
kenapa jaringnya rusak
menyingkirkan dengan satu kalimat
dan kalian berdua
pindah ke pot ini?” kata kekuatan yang saya yang tidak
pak Ardi.
miliki”, sambung Baku. penting,

26 Pagi itu, pak Ardi Pagi itu, pak Ardi - Mengganti kata
bercerita kepada Wolly bercerita kepada Wolly gak menjadi
dan Baku kenapa ia dan Baku kenapa ia tidak.
sangat suka untuk sangat suka untuk
menanam sayuran jenis menanam sayuran jenis
wortel dan bayam. wortel dan bayam.
“kalian berdua tahu gak “kalian berdua tahu
kenapa bapak suka sekali tidak kenapa bapak suka
menanam sayuran jenis sekali menanam sayuran
wortel dan bayam di jenis wortel dan bayam di
kebun ini?” ucap pak kebun ini?” ucap pak
Ardi. “karena kita Ardi. “karena kita sangat
sangat bermanfaat kan bermanfaat kan pak
pak untuk tubuh untuk tubuh manusia?”
manusia?” jawab wolly. jawab wolly.

28 “iya betul sekali kamu “iya betul sekali Wolly, - Mengganti


wolly, salah satu salah satu manfaat jika huruf kapital
manfaat jika manusia manusia mengonsumsi pada nama.

46
mengkonsumsi sayur sayur wortel itu ialah - Menghilangkan
wortel itu ialah untuk untuk merawat kesehatan huruf k pada
merawat kesehatan mata. mata. Karena kandungan kata
Karena kandungan gizi gizi di dalam wortel mengonsumsi.
di dalam wortel itu terdapat vitamin A yang - Menghilangkan
terdapat vitamin A yang dapat mencegah mata kata itu.
dapat mencegah mata dari penyakit seperti
dari penyakit seperti glaucoma,katarak, dan
glaucoma,katarak, dan miopi” ucap Pak Ardi.
miopi” ucap Pak Ardi.

30 “kalau saya apa pak “kalau saya apa pak - Menghilangkan


manfaatnya?” Tanya manfaatnya?” Tanya kata ialah.
Baku. “kalau kamu Baku. “kalau kamu - Menghilangkan
manfaatnya jika manusia manfaatnya jika manusia huruf k pada
mengkonsumsi sayuran mengkonsumsi sayuran kata
bayam itu ialah bayam itu untuk mengonsumsi.
meningkatkan sistem meningkatkan sistem - Mengganti
kekebalan tubuh kekebalan tubuh kalimat untuk
manusia. Jadi jika manusia. Jadi, jika tetap sehat dan
manusia mengkonsumsi manusia mengonsumsi menghalangi
bayam akan kuat untuk bayam akan kuat dan penyakit dari
tetap sehat dan terhalang dari penyakit tubuh manusia
menghalangi penyakit untuk tubuh manusia” menjadi
dari tubuh manusia” ucap pak Ardi. “jadi terhalang dari
ucap pak Ardi. “jadi itulah alasan bapak penyakit untuk
itulah alasan bapak kenapa di kebun ini tubuh manusia.
kenapa di kebun ini ditanami dengan sayuran
ditanami dengan sayuran wortel dan bayam seperti
wortel dan bayam seperti kalian ini. Agar bapak
kalian ini. Agar bapak tetap sehat dan dapat
tetap sehat dan dapat memberikan manfaat
memberikan manfaat untuk orang lain”
untuk orang lain” sambung pak Ardi.
sambung pak Ardi.

32 Mulai saat itu, Wolly dan Mulai saat itu, Wolly dan - Menghilangkan
Baku saling menjaga
satu sama lain dari hama Baku saling menjaga satu kata juga.
yang ingin merusak
mereka agar tetap

47
tumbuh juga bermanfaat sama lain dari hama
bagi tubuh manusia.
yang ingin merusak

mereka agar tetap

tumbuh dan bermanfaat

bagi tubuh manusia.

4.1.6 Proofreading

Pada tahap ini penulis membaca ulang naskah “Wolly dan Baku si Sayur Hebat”.

Penulis mengecek keseluruhan isi naskah mentah yang masih di halaman

Microsoft word. Pembacaan ulang ini dilakukan untuk mengecek kembali

bagaimana penulis menarasikan cerita. Selain itu, penulis juga mengecek apakah

kalimat demi kalimat sudah dapat dipahami atau tidak. Setelah penulis melakukan

perbaikan akhir, selanjutnya, penulis meminta beberapa teman di sekitarnya untuk

membaca naskah buku “Wolly dan Baku si Sayur Hebat”. Cara tersebut dilakukan

untuk mendapatkan kritik dan saran dari pembaca.

Dari semua yang sudah dijelaskan, maka proses penulisan naskah “Wolly dan

Baku si Sayur Hebat” yang disajikan berdasarkan pengalaman pribadi penulis

telah selesai dibuat. Dalam proses menulis tersebut telah dijelaskan dari tahap

penemuan ide (invention) hingga tahap proofreading. Di dalam proses menulis

telah menggunakan teknik proses kreatif yang dikembangkan. Berdasarkan

tahapan tersebut penulis dapat menghasilkan karya berupa naskah buku cerita

bergambar anak “Wolly dan Baku si Sayur Hebat”.

48
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dalam penulisan dan pembuatan naskah buku cerita bergambar anak “Wolly

dan Baku si Sayur Hebat” diharapkan dapat memberi manfaat informasi tentang

manfaat mengonsumsi sayur bagi anak-anak usia 3s.d.5 tahun, mampu

memberikan informasi mengenai tahapan proses kreatif dalam menulis naskah

cerita bergambar “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” sampai selesai, dan dapat

menginspirasi dalam membuat buku anak tentang manfaat sayuran lainnya.

Penulisan naskah buku cerita bergambar anak “Wolly dan Baku si Sayur

Hebat” melewati enam tahap proses kreatif. Tahapan proses kreatif dalam menulis

naskah cerita bergambar “Wolly dan Baku, si Sayur Hebat” yaitu Invention,

Collection, Organization, Drafting, Revising, dan Proofreading.

Invention, penulis mendapatkan beberapa ide untuk menentukan tema

naskah buku cerita bergambar anak yaitu manfaat mengkonsumsi sayur. Kedua,

penulis menemukan jenis sayuran yang akan ditulis dalam naskah buku cerita

bergambar anak yaitu sayur wortel dan bayam. Ketiga, penulis mecari nama tokoh

yang unik dan menarik untuk dimuat dalam naskah buku cerita bergambar anak

yaitu tokoh wortel bernama wolly, bayam bernama baku, dan petani bernama pak

ardi.

49
Collection, penulis mengumpulkan ide yang didapatkan dari tahap invention

yaitu tema naskah buku cerita bergambar anak adalah manfaat mengonsumsi

sayur, menemukan jenis sayuran yang akan ditulis dalam naskah buku cerita

bergambar anak adalah sayur wortel dan bayam, mendapatkan nama tokoh untuk

naskah buku cerita bergambar anak yaitu tokoh wortel bernama wolly, bayam

bernama baku, dan petani bernama pak ardi.

Organization, informasi yang didapatkan adalah kurangnya minat anak

untuk mengonsumsi sayuran, anak usia 3s.d.5 tahun jarang mengonsumsi sayuran,

anak lebih suka makan junkfood, menentukan wortel sebagai sayuran yang baik

untuk anak, menentukan tema yaitu manfaat mengonsumsi sayur wortel dan

bayam, membuat judul “Wolly dan Baku si Sayur Hebat”, membuat kerangka

tulisan “Wolly dan Baku si Sayur Hebat”.

Drafting, penulis membuat draft berdasarkan kerangka karangan yang sudah

dibagi dalam beberapa bagian seperti bagian awal, pertengahan, dan akhir.

Tujuannya agar penulis dapat membuat cerita yang sesuai dengan alur dan dapat

membatasi cerita pada naskah tersebut.

Revising, Pada naskah buku cerita bergambar anak “Wolly dan Baku si Sayur

hebat” melakukan dua proses revisi. Yaitu revisi dari proses kreatif naskah yang

dilakukan oleh penulis dan revisi dari proses penerbitan naskah yang dilakukan

oleh teman penulis bernama Alvon Arisandi sebagai editor. Penulis melakukan

proses revising terkait format naskah, urutan tampilan, Bahasa, komposisi, dan

kelengkapan cerita.

50
Proofreading, penulis meminta beberapa teman di sekitarnya untuk membaca

naskah buku “Wolly dan Baku si Sayur Hebat”. Cara tersebut dilakukan untuk

mendapatkan kritik dan saran dari pembaca.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan terkait dengan hasil pembahasan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi pengarang yang akan atau sedang menulis naskah buku anak khususnya

tentang manfaat sayur untuk anak, sebaiknya mencari fakta atau data yang

faktual sesuai dengan naskah yang ditulis.

b. Bagi mahasiswa, khususnya yang akan menyusun tugas akhir tentang naskah

buku anak, sebaiknya mencari teori-teori yang akurat dari buku referensi para

ahli.

c. Bagi industri kreatif, khususnya penerbitan yang menerbitkan buku anak,

sebaiknya menerbitkan buku anak tentang manfaat sayur yang dikemas dalam

cerita anak dengan paragraf narasi.

51

Anda mungkin juga menyukai