Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan EYD Dan PUEBI Yang Perlu Diperhatikan

10 October 2017 Era Yustika Sari, S.Pd.

Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Salah satu perkembangannya adalah diberlakukannya Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) menggantikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Ejaan Bahasa Indonesia ini berlaku sejak tahun 2015
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015.

Perubahan sistem ejaan bahasa Indonesia sudah terjadi beberapa kali. Pada 1947, bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Soewandi,
kemudian sistem Ejaan Melindo pada 1959, dan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada 1972 hingga EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) tahun
2015. Perkembangan ini adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap bahasa Negara agar bahasa Indonesia dapat mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Selain itu, pemerintah menginginkan bahasa Indonesia dapat digunakan di berbagai ranah secara lisan maupun
tulisan secara lebih luas.

Buku PUEBI dapat ditemukan di berbagai toko buku dengan harga di bawah Rp50.000,00. Apa yang membuat berbeda PUEBI dengan EYD?
Berikut perbedaan-perbedaan yang penulis temukan disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah membandingkannya.

Pedoman Umum EYD Pedoman Umum EBI


Penambahan Huruf Vokal Diftong
Penambahan diftong ei.

Huruf diftong ditemukan hanya tiga yaitu ai, au, oi. Contohnya:

Contohnya: 1. kata geiser

1. huruf diftong ai ditemukan pada kata pandai 2. kata survei


2. huruf oi pada kata amboi

3. huruf au pada kata harimau

Penggunaan Huruf Kapital


Mengatur penulisan kapital untuk unsur julukan, contoh:

1. Jenderal Kancil
Tidak mengatur penulisan unsur julukan.
2. Dewa Pedang

3. Raja Dangdut
Penggunaan Huruf Tebal
Terdapat 2 ketentuan penggunaan huruf tebal, yaitu untuk:

1. Menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring,


misalnya:

kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan‘.

2. Menegaskan bagian karangan, misalnya:


Tidak diatur penggunaan huruf tebal. Penegasan kata
menggunakan kata yang ditulis miring.
1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

1.1.2 Masalah

1.1.3 Tujuan
Penggunaan Titik Koma (;)

Titik koma (;) digunakan dalam perincian tanpa penggunaan


Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan kata dan.
perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok
kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak Contoh:
perlu digunakan kata dan. Contoh:
Agenda rapat ini meliputi
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
dan program kerja;
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

Penggunaan Bilangan
Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi
ditulis dengan huruf, misalnya:

a. Rajaampat
Tidak diatur
b. Kelapadua

c. Simpanglima
Penggunaan Tanda Elipsis
Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD dipakai dalam Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai
kalimat yang terputus-putus. Contoh: dalam dialog.

Kalau begitu … ya, marilah kita bekerja! Misalnya:

a. Menurut saya…seperti…bagaimana, Bu?‖

b. Jadi, simpulannya…oh, sudah saatnya istirahat.‖


Penggunaan Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk
terikat yang menjadi objek bahasan. Misalnya: Kata pasca-
berasal dari bahasa Sanskerta. Akhiran -isasi pada kata
betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

2. Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka


jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf. Misalnya:

Tidak ada ketentuan yang mengatur kedua hal di samping. a. BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

b. LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi


Indonesia)

c. P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan).

Definisi Penggunaan Kata Pun


Penulisan kata pun disambung untuk kata-kata lazim, seperti Partikel pun ditulis serangkai untuk unsur kata penghubung,
walaupun, meskipun, bagaimanapun, dll. seperti walaupun, meskipun, bagaimanapun, dll.

Penggunaan Tanda Kurung ()

Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci


satu urutan keterangan.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang
Misalnya:
digunakan sebagai penanda pemerincian.
a. Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya
Misalnya:
produksi, dan (c) tenaga kerja.
b. Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya
produksi, dan (c) tenaga kerja.
Keterangan:
c. Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan
melampirkan
Perincian yang menggunakan tanda kurung tidak digunakan
untuk bersusun ke bawah, hanya ke samping kanan atau
(1) akta kelahiran,
dalam bentuk kalimat.
(2) ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai