Anda di halaman 1dari 12

Konjungsi

Mr. PGB
Pengertian
Kata penghubung adalah kata yang berfungsi sebagai
penghubung atau untuk menghubungkan kata dengan
kata, klausa dengan klausa, bahkan kata penghubung juga
dapat menghubungkan kalimat dengan kalimat.
Jenis Konjungsi
1. Konjungsi Aditif (gabungan)
Konjungsi aditif (gabungan) merupakan konjungsi yang
berfungsi untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa,
atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang sederajat.
Contoh : dan, serta.

2. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah bentuk konjungsi yang
menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, namun
dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut.
Umumnya, bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih
penting daripada bagian pertama. Contoh : tetapi,
melainkan, sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan
namun.
3. Konjungsi Disjungtif (pilihan)
Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi yang
menghubungkan dua unsur yang sederajat yang berfungsi
untuk memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh :
atau, maupun,

4. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi untuk menjelaskan hubungan
waktu antara dua hal atau peristiwa. Contoh konjungsi
waktu : apabila, bilamana, hingga, sejak, selama, sementara,
ketika, bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, seraya,
waktu, setelah, semenjak, sesudah, tatkala, sebelum, dan
sesudah.
5. Konjungsi Final (tujuan)
Konjungsi tujuan atau konjungsi final ini semacam
konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan
suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya
digunakan untuk menyatakan hubungan ini adalah: guna,
untuk, supaya, dan agar.

6. Konjungsi Sebab (kausal)


Konjungsi sebab atau kausal menjelaskan bahwa suatu
peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu.. Kata-kata
yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab ini
meliputi : sebab, karena, sebab itu, dan karena itu.
7. Konjungsi Akibat (konsekutif )
Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi
akibat suatu hal yang lain. Kata-kata yang dipakai untuk
menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan
akibatnya.

8. Konjungsi Syarat (kondisional)


Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan bahwa suatu
hal dapat terjadi ketika syarat -syarat yang disebutkan itu
dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah
jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, dan bilamana.
9. Konjungsi Tak Bersyarat
Kata penghubung tak bersyarat ini menjelaskan bahwa suatu
hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat - syarat yang harus
dipenuhi. Contoh kata - kata yang termasuk dalam
konjungsi tak bersyarat meliputi : walaupun, meskipun, dan
biarpun.

10. Konjungsi Perbandingan


Konjungsi perbandingan ini berfungsi untuk
menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan
kedua hal tersebut. Kata kata yang sering digunakan sebagai
konjungsi perbandingan meliputi : sebagai, seperti,
bagaikan, sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat,
umpama, dan daripada.
11. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang
memiliki hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu
langsung mempengaruhi yang lain atau kalimat yang satu
melengkapi kalimat lain. Konjungsi korelatif ini dapat juga
digunakan pada kalimat yang memiliki hubungan timbal-
balik. Contoh konjungsi korelatif : semakin …..semakin,
kian….. kian, bertambah……bertambah,.

12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi)


Konjungsi penegas berfungsi untuk menegaskan atau
meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan sebelumnya,
termasuk hal-hal yang menyatakan rincian. Contoh konjungsi
penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu, yakni, misalnya,
ringkasnya, dan akhirnya.
13. Konjungsi Penjelas (penetap)
Konjungsi penjelas atau penetap berfungsi untuk
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.

14. Konjungsi Pembenaran (konsesif)


Konjungsi pembenaran adalah konjungsi yang
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau
mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal yang lain
yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran ini
dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara
penolakannya dinyatakan dalam anak kalimat yang
didahului oleh konjungsi seperti, walaupun, meskipun, biar,
sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.
15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan menyatakan urutan akan sesuatu hal.
Contoh konjungsi urutan : mula-mula, lalu, dan
kemudian.

16. Konjungsi Pembatasan


Konjungsi pembatasan menyatakan pembatasan terhadap
sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat
dikerjakan. Contoh konjungsi pembatasn , misalnya
kecuali, selain, dan asal.
17. Konjungsi Situasi
Konjungsi situasi ini menjelaskan suatu perbuatan yang
terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Contoh
konjungsi situasi: sedang, padahal, sedangkan, dan sambil.

18. Konjungsi Pengantar Kalimat


Konjungsi pengantar kalimat fungsinya memulai suatu
kalimat atau merangkaikan kalimat tersebut dengan
kalimat sebelumnya atau alinea sebelumnya. Contohnya :
bahwasannya, adapun, syahdan, dan hatta.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai