Anda di halaman 1dari 2

1.

Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau
peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat temporal ini dapat menjelaskan hubungan
yang tidak sederajat atau pun sederajat. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan
kalimat tidak sederajat : apabila, bilamana, hingga, sejak, selama, sementara, ketika,
bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak, sesudah,
dan tatkala. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan dua bagian kalimat yang
sederajat : sebelumnya dan sesudahnya.

2. Konjungsi gabungan
Konjungsi aditif (gabungan) merupakan konjungsi koordinatif yang fungsinya untuk
menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang
sederajat. Contoh : dan, lagi pula, lagi, dan serta.

3. Konjungsi pembatasan
Konjungsi pembatasan menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-
batas mana perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi pembatasn , misalnya
kecuali, selain, dan asal.

4. Konjungsi tujuan
Konjungsi tujuan atau konjungsi final ini semacam konjungsi modalitas yang
menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang
umumnya digunakan untuk menyatakan hubungan ini adalah: guna, untuk,supaya, dan
agar.

5. Konjungsi syarat
Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi ketika
syarat -syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini
adalah jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, dan bilamana.

6. Konjungsi perincian
Tentang rincian, contoh yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni

7. Konjungsi sebab akibat


Konjungsi sebab akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab
tertentu. Bila anak kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, maka induk kalimat
merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab
ini meliputi : karena dan karena itu.

8. Konjungsi pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua
bagian kalimat yang sederajat, namun dengan mempertentangkan kedua bagian
tersebut. Umumnya, bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada
bagian pertama. Contoh : tetapi, melainkan, sedangkan, akan tetapi, padahal,
sebaliknya, dan namun.
9. Konjungsi pilihan
Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua
unsur yang sederajat yang berfungsi untuk memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh : atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...

10. Konjungsi penegas atau penguat


Konjungsi penegas berfungsi untuk menegaskan atau meringkas bagian kalimat yang
telah disebutkan sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan rincian. Contoh
konjungsi penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu, yakni, misalnya, umpama,
ringkasnya, dan akhirnya.

11. Konjungsi penjelas


Konjungsi penjelas atau penetap berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat
terdahulu dengan perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.

12. Konjungsi perbandingan


Konjungsi perbandingan ini berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara
membandingkan kedua hal tersebut. Kata kata yang sering digunakan sebagai
konjungsi perbandingan meliputi : sebagai, seperti, bagaikan, sebagaimana, seakan-
akan, bagai, ibarat, umpama, dan daripada.

13. Konjungsi penyimpulan


Konjungsi penyimpulan konjungsi yang menghubungkan menyimpulkan. Yang
termasuk konjungsi ini, antara lain maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh karena itu,
sebab itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu.

Anda mungkin juga menyukai