Anda di halaman 1dari 2

Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke suatu Rumah Sakit dengan keluhan muntah

berwarna kehitaman dan berak darah sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan mual dan
merasakan nyeri perut di daerah ulu hati sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan memberat
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sering mengkonsumsi antasida untuk mengurami nyeri ulu hati
yang dirasakan tersebut. Pasien mengeluhkan fesesnyanya lembek, berwarna kehitaman, dan
disertai adanya darah segar yang menetes saat BAB. Pasien juga mengeluhkan adanya benjolan
di area dubur yang keluar saat pasien buang air besar, benjolan tersebut bisa masuk kembali
dengan didorong jari pasien. Pasien tampak lemah dan pucat. Pasien juga mengeluhkan perut
sering terasa sebah sejak 6 bulan terakhir dan disertai dengan feses yang bentuknya bulat-bulat
kecil, serta rasa tidak puas saat defekasi. Pasien merupakan pekerja di perkebunan kelapa sawit
dan sering mengkonsumsi jamu jamuan dan ‘Bodrex’.

Mengapa pasien mengeluhkan mual dan merasakan nyeri perut di daerah ulu hati sejak kurang
lebih 1 tahun yang lalu dan memberat sejak 1 minggu yang lalu?
Gastritis terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor penyebab iritasi lambung atau disebut
juga faktor agresif seperti HCl, pepsin, dan factor pertahanan lambung atau faktor defensif yaitu
adanya mukus bikarbonat. Penyebab ketidakseimbangan faktor agresif- defensif antara lain
adanya infeksi Helicobacter pylori (H.pylori) yang merupakan penyebab yang paling sering (30–
60%), penggunaan obat-obatan yaitu obat golongan Antiinflamasi Non-Steroid (NSAID),
kortikosteroid, obat-obat anti tuberkulosa serta pola hidup dengan tingkat stres tinggi, minum
alkohol, kopi, dan merokok.
Dalam skenario, pasien mengonsumsI obat golongan NSAID
NSAID digunakan untuk mengobati reumatoid artritis, osteoartritis atau nyeri. Berbagai jenis
NSAID dapat menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang merupakan mediator inflamasi dan
mengakibatkan berkurangnya tanda inflamasi. Akan tetapi, PG khususnya PGE sebenarnya
merupakan zat yang bersifat protector untuk mukosa saluran cerna atas. Hambatan sintesis PG
akan mengurangi ketahanan mukosa, dengan efek berupa lesi akut mukosa gaster bentuk ringan
sampai berat.
Sumber: Scheiman JM. Nonsteroidal antiinflamatory drug (NSAID)-induced gastropathy. In:
Kim, Karen (editor). Acute gastrointestinal bleeding; diagnosis and treatment. New Jersey:
Humana Press Inc. 2004. p.75-93
Apa hubungan riwayat sering mengonsumsi jamu-jamuan dan Bodrex dengan penyakit pasien?

Kebanyakan jamu yang beredar di pasaran diketahui telah dicampur dengan (mengandung) obat
anti-inflamasi nonsteroid (NSAID/OAINS) untuk mengurangi rasa pegal tubuh. OAINS-lah yang
membuat tubuh terasa lebih enakan setelah minum jamu. OAINS sendiri sering menjadi resep
obat untuk penyakit radang sendi, peradangan, hingga penyakit jantung. OAINS bekerja dengan
menekan produksi prostaglandin. Prostaglandin merupakan zat pelindung fungsi dan keutuhan
lapisan-lapisan dinding lambung. Sedangkan pada lambung, prostaglandin memiliki fungsi untuk
menghambat produksi asam lambung dan mempertahankan fungsi perbaikan lapisan lambung
yang rusak. Dengan demikian, konsumsi OAINS secara tidak langsung jadi meningkatkan
produksi asam lambung. Asam lambung berlebih akan merusak lapisan pelindung lambung,
menjadikan lambung lebih rentan terhadap infeksi Helicobacter pylori.

OAINS dapat memicu terjadinya gastritis dan atau kekambuhan gastritis karena mekanisme kerja
dari OAINS adalah menghambat aksi dari enzim sikloosigenase, akibatnya COX-1 tidak dapat
membentuk prostaglandin dalam lambung. Jika tidak ada pembentuk prostaglandin dalam
lambung maka adenyl cyclase akan terbentuk, sehingga pompa proton akan terbuka, maka asam
(H+) dalam keluar ke lumen lambung untuk bertemu ion Cl- dan membentuk asam lambung.
Jika kejadian ini berlangsung lama dan bersifat terus menerus maka asam lambung yang berada
pada lumen lambung akan berlebihan dan akibatnya mengikis mukosa lambung. OAINS ini
dapat merusak lambung terutama mukosa secara topikal dan sistemik. Kerusakan mukosa secara
topical dapat terjadi karena OAINS ini sifatnya lipofilik dan asam, akibatnya trapping ion
hidropgen sangat dengan mudah masuk ke mukosa dan terjadi ulserasi. Sedangkan efek sistemik
terjadi karena adanya kerusakan mukosa lambung yang terjadi akibat dari menurunnya produksi
prostaglandin. Prostaglandin merupakan substansi sitoproteksi yang sangat vital bagi mukosa
lambung. Sitoproteksi itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah pada mukosa serta
meningkatkan sekresi mukosa dan ion bikarbonat. Prostaglandin memperkuat sawar mukosa
lambung

Sumber: Purbaningsih, Endah Sari. 2020. Analisis Faktor Gaya Hidup Yang Berhubungan
Dengan Risiko Kejadian Gastritis Berulang. Syntax Idea. 2(5): 50-60

Anda mungkin juga menyukai