Anda di halaman 1dari 23

JURNAL PEMBELAJARAN TUTORIAL 3.

Nama Blok : 7 (Respirasi)

Koordinator Blok : dr. Wiwien Sugih Utami M.Sc.

Tema Skenario : Suara Serak Lama

Pengampu Tutorial : dr. Pulong Wijang Pralampita Ph.D

Tanggal Tutorial : 6 September 2021

Skenario

Tn. Bani, 60 th, merupakan seorang buruh tani pada perkebunan tebu. Dia datang ke dokter dengan keluhan
suaranya serak yang telah dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu dan memberat dalam 2 minggu terakhir.
Keluhan ini juga disertai dengan rasa nyeri saat menelan. Pasien juga mengeluh berulang kali mengalami batuk
berdahak, berwarna putih terkadang disertai dengan bercak berwarna kemerahan, yang tak kunjung sembuh sejak 1
bulan yang lalu. Pasien juga merasakan nafas terasa berat sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu terutama saat naik
tangga, dan memberat sejak 2 minggu terakhir. Berat badan turun sejak 4 bulan terakhir dan pasien tidak
berkeringat saat malam hari. Pasien mengeluh nyeri pada dada sebelah kanan dan nyeri dirasakan utamanya pada
saat pasien terbatuk. Pasien mengaku sudah membeli obat batuk di toko namun batuk tidak sembuh-sembuh.
Pasien memiliki kebiasaan merokok 5 bungkus sehari sejak usia muda dan pada saat sakit pasien tidak berhenti
merokok. Pak Bani teringat kakak kandungnya yang telah meninggal karena kanker, yang katanya sudah metastasis
ke regio supraclavicula dextra.

Pada pemeriksaan fisik pak Bani, didapatkan TD 100/70 mmHg, N 107 x/menit reguler, RR 26 x/menit, t 36.2 0C,
SpO2 95-97% room air. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di leher, Barrel chest,
suara fremitus menurun, dan coarse crackles pulmo dextra. Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan berupa pemeriksaan laboratoris, Echocardiography, radiologis, AJH serta pemeriksaan imunohistokimia
guna menentukan diagnosis.

Klarifikasi Istilah

1. Barrel Chest
• Varel Albany Setyawan 202010101024
i. Pendapat:

Istilah "barrel chest" menggambarkan dada yang bulat dan menonjol yang menyerupai
bentuk tong. Dada barel bukanlah penyakit, tetapi mungkin menunjukkan kondisi yang
mendasarinya. Beberapa orang yang memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) seperti
emfisema menyebabkan perluasan dan pembengkakan jaringan paru. Hal ini terjadi karena paru-
paru secara kronis dipompa dengan udara, sehingga tulang rusuk tetap mengembang sebagian
sepanjang waktu. Hal ini membuat pernapasan menjadi kurang efisien dan memperparah sesak
napas.
Barrel chest juga bisa berhubungan dengan pembulatan bentuk tulang rusuk seiring
bertambahnya usia beberapa orang. Tulang rusuk mungkin miring ke luar pada sendi di mana
mereka menempel pada tulang belakang dan menjadi tetap dalam posisi mereka yang paling luas.
Bentuk tulang rusuk tulang rusuk mungkin lebih menonjol pada orang dewasa yang lebih tua yang
juga memiliki pembulatan ke depan yang berlebihan.

ii. Sumber :

Weaver AA, dkk. Analisis morfometrik variasi tulang rusuk dengan usia dan jenis kelamin.
Jurnal Anatomi. 2014;225:246.

Holcombe SA, dkk. Pengaruh usia dan demografi pada bentuk tulang rusuk. Jurnal Anatomi.
2017;231:229.
• Anganti Sekar Pawestri 202010101040
i. Pendapat:

Barrel chest adalah kelainan bentuk dada berupa peningkatan diameter anteroposterior
dinding dada sehingga dada tampak bulat seperti tabung. Pada barrel chest diafragma tertekan ke
bawah, tulang sternum terdorong ke depan, dan tulang costae terlihat mendatar sehingga dada
selalu tampak seperti pada kondisi inspirasi. Barrel chest umumnya merupakan tanda pada fase
akhir atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) kriteria berat akibat dari penambahan volume paru
karena adanya hambatan aliran udara yang berlangsung kronik. Pada dada dengan bentuk normal,
rasio antara diameter anteroposterior dengan diameter laterolateral adalah 1:2. Pada penderita
barrel chest diameter anteroposterior meningkat secara abnormal sehingga perbandingannya
dengan diameter laterolateral menjadi 1:1.

ii. Sumber:
Miliano, D. C. (2017). Radiologi Barrel Chest. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas
2. .Coarse Crackles
• Ayu Diana Kartika Putri 202010101140
i. Pendapat

Suara tambahan (adventitious sound) adalah suara yang dihasilkan selain suara normal
pernapasan. Suara tambahan yang sering ditemukan yaitu crackles, ronchi, dan wheezes. Sifat
pertama yang membantu dalam klasifikasi suara adventif adalah apakah suara tersebut kontinu atau
putus-putus. Contohnya, ronchi dan wheezes adalah suara yang kontinu sedangkan crackles tidak.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah nada, coarse crackles memiliki nada yang rendah (low
pitched).

Crackles dihasilkan oleh saluran udara kecil yang terbuka saat inspirasi. [2]Oleh karena itu,
mereka didominasi saat inspirasi. Perbedaan antara course dan crackles halus terletak pada saluran
napas yang terbuka (saluran udara lebih besar, nada lebih dalam, couser crackles).

Suara tambahan mencerminkan patologi yang menghasilkannya. Misalnya, ronchi, suara


saluran napas terbuka sering mewakili penyakit paru interstisial, edema paru akibat gagal jantung.
Crackles bernada tinggi cenderung menggambarkan penyakit paru interstisial, sedangkan crackles
bernada rendah cenderung menggambarkan penyakit paru obstruktif kronis.

ii. Sumber :
Zimmerman, B. and D. Williams. 2020. Lung Sounds. U.S. StartPearls [Internet] : StartPearls
Publishing LLC. Bookshelf ID : NBK537253. PMID: 30725938. (Accessed on September, 2021).
Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537253/
• Anganti Sekar Pawestri 202010101040
i. Pendapat:

Coarse crackles are loud, low-pitched, and fewer in number per breath. Coarse crackles arise
from the large bronchi or the bronchiectatic segments.

ii. Sumber:
Sarkar, M., Madabhavi, I., Niranjan, N., & Dogra, M. (2015). Auscultation of the respiratory
system. Annals of thoracic medicine, 10(3), 158–168. https://doi.org/10.4103/1817-1737.160831
3. Echocardiography
• Ayu Joyana Sri Hartatik (202010101087)
i. Pendapat:
Echocardiography adalah salah satu teknik pemeriksaan diagnostik yang menggunakan
gelombang suara dengan frekuensi tinggi 2-6 MHz untuk memvisualisasikan gambaran struktur
jantung dan pembuluh darah serta fungsi jantung pada layar monitor. Pemeriksaan ini tidak
menimbulkan rasa sakit sehingga secara teknis relatif lebih mudah dilakukan terhadap bayi, anak-
anak dan orang dewasa.

Terdapat empat jenis pemeriksaan yang dapat dideteksi dengan echocardiography :

• Trans Thoracal Echocardiography (TTE)


o Pemeriksaan jantung, menggunakan alat transduser yang diletakkan di dada pasien.
Transduser tersebut mengirim gelombang suara, ultrasound melalui dinding dada dan
jantung pasien.
• Trans Esophageal Echocardiography (TEE)
o Pemeriksaan jantung, menggunakan alat transduser yang masuk melalui tenggorokan
menuju esophagus (saluran cema atas yang terletak dekat dengan jantung), sehingga
penampilan bagian-bagian tertentu jantung akan lebih jelas.
• Stress Echocardiography
o Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat gerakan otot-otot jantung lebih akurat dengan
menggunakan alat treadmill atau memasukkan obat untuk menstimulasi gerakan otot-
otot jantung. Stress echo ini dilakukan sebagai bagian dari tes stress. Selama tes stress,
pasien disuruh berolahraga atau minum obat (yang diberikan oleh dokter) untuk
membuat jantung pasien bekerja keras dan beat jantung menjadi lebih cepat. Seorang
teknisi akan mengambil gambar jantung pasien dengan menggunakan echocardiography
sebelum pasien berolah raga dan segera setelah pasien selesai berolahraga.
• Vascular Echocardiography (Vascular Doppler Ultrasonography)
o USG Doppler vaskular merupakan ultrasonografi yang dilengkapi dengan kemampuan
mengenali aliran pembuluh darah. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat
kecukupan pasokan darah untuk organ-organ tertentu. USG Doppler adalah teknik
ultrasound khusus yang mengevaluasi aliran darah melalui pembuluh darah, termasuk
arteri utama dan pembuluh darah di perut, lengan, kaki, leher dan kepala (pada bayi dan
anak-anak).
ii. Sumber:

Mohamed, A. A., Arifi, A. A., & Omran, A. (2010). The basics of echocardiography. Journal of
the Saudi Heart Association, 22(2), 71–76. https://doi.org/10.1016/j.jsha.2010.02.011

• Ferliana Nurmalita (202010101120)


i. Pendapat:

Echocardiography merupakan salah satu pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi gangguan


jantung dengan menggunakan ultrasound (gelombang suara) frekuensi 2-6 MHz dengan penampilan
gerakan-gerakan jantung dalam monitor.

Echocardiografi adalah pemeriksaan penunjang diagnostik jantung tanpa menimbulkan rasa


sakit pada pasien (non - invasif). Pencitraan jantung tersebut menggunakan ultrasonik, suara dengan
frekuensi amat tinggi. Suara tersebut tak terdengar telinga, tapi menembus jaringan dan memantul
(echo). Pemeriksaan ini merupakan suatu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis,
menentukan tata laksana, dan memprediksi prognosis kasus-kasus penyakit jantung dan pembuluh
darah.

ii. Sumber:

Pearlman AS, Ryan T, Picard MH, Douglas PS. Evolving Trends in the Use of Echocardiography
A Study of Medicare Beneficiaries. J Am Coll Cardiol 2007;49 (23) 2283- 2291.

• Anganti Sekar Pawestri 202010101040


i. Pendapat:

Perekaman posisi dan Gerakan dinding jantung atau struktur internal jantung melalui gema
yang diperoleh dari pancaran gelombang ultrasonic yang diarahkan lewat dinding toraks.

ii. Sumber:
Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland; Edisi 28. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
4. Aspirasi Jarum Halus
• Galuh Prasasti Isbach (202010101009)
i. Pendapat:

Aspirasi jarum halus atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)

Jarum yang paling sering digunakan untuk FNAB adalah ukuran 25-30. Kemungkinan sampel
yang tidak mencukupi mungkin lebih rendah dengan jarum pengukur dan lebih tinggi dengan jarum
pengukur. Berdasarkan penelitian merekomendasikan menekuk ujung jarum hingga 90 derajat dan
memasuki tumor secara tangensial daripada radial. Jarum prototipe dengan bevel pendek dan
gradasi mm juga telah tersedia. Tang intraokular yang dirancang khusus untuk mengambil sampel
tumor melalui retinotomi (Forsep Essen) memungkinkan pengetikan histologis dan imunohistokimia.
Setelah mendapat sample dengan tekni FNAB, menempatkan semua bahan dalam larutan
Cytolyt untuk pemrosesan ThinPrep. Sampel dalam Cytolyt kemudian mengalami satu atau lebih
langkah sentrifugasi dan konsentrasi. Pelet yang diperoleh disuspensikan kembali dalam larutan
pengawet sel, PreservCyt untuk pemrosesan otomatis. Prosesor ThinPrep mencampur sampel dan
kemudian, menggunakan vakum lembut, mengumpulkan sel pada filter dalam lapisan tunggal. Filter
ini kemudian dibalik dan isi selulernya dipindahkan ke slide mikroskop. Metode ini mengoptimalkan
hasil dan pengawetan sel dan menstandarkan persiapan slide untuk interpretasi dalam pengaturan
bahan terbatas ini. Jika diperoleh bahan aspirasi yang melimpah, blok sel yang tertanam parafin
dapat diproses.

Indikasi utama untuk FNAB adalah ketika pemeriksaan klinis dan pengujian tambahan gagal
untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Digunakan untuk mengetahui presentasi klinis atipikal,
opasitas media padat, kemungkinan metastasis uveal tanpa tumor primer yang diketahui, dan pasien
yang meminta konfirmasi histopatologis sebelum menjalani terapi yang direkomendasikan seperti
enukleasi (pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat keseluruhan salah satu organ tubuh
manusia).

Hal-hal yang dugunakan untuk mengurangi kemungkinan biopsi aspirasi jarum halus oftalmik negatif
palsu :
Sumber:
Ye, M., J. Beach, J. W. Martin, dan A. Senthilselvan. 2013. Occupational pesticide exposures and
respiratory health. International Journal of Environmental Research and Public Health. 10(12):6442–
6471.
5. Imunohistokimia
• Zalzabila Ariyanto (202010101148)
i. Pendapat:
Imunohistokimia adalah aplikasi penting dari antibodi monoklonal serta poliklonal untuk
menentukan distribusi jaringan antigen yang menarik dalam kesehatan dan penyakit.
Proses mendeteksi antigen pada sel dari jaringan dengan prinsip reaksi antibodi yang
beriktan terhadap antigen pada jaringan biasanya digunakan untuk kanker
ii. Sumber: “NCI Dictionary of Cancer Terms.” National Cancer Institute, Cancer.gov, 2019,
www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/immunohistochemistry.
• Alyatul Himma (202010101129)
i. Pendapat:
Imunohistokimia merupakan metode mendeteksi keberadaan molekul atau macam
komponen yang ada dalam sel atau jaringan dengan menggunakan prinsip reaksi antara antigen
dengan antibodi. Imunohistokimia bertujuan untuk mengidentifikasi sel-sel spesifik berdasarkan
komponen antigenik atau produk selulernya dengan reaksi kompleks antigen dan antibodi. Manfaat
imunohistokimia sebagai petanda molekul spesifik yang merupakan ciri khas proses sel tertentu
dapat memberi petunjuk tentang etiologi, diagnosis, pengobatan, kambuhnya tumor, dan prognosis.
ii. Sumber: Hastuti, Neni Wahyu dan Humairah, Medina Liza Lubis. 2011. Manfaat Pemeriksaan
Imunohisto(sito)kimia. Cermin Dunia Kedokteran 186. vol 38(5): 384-386

Rumusan Masalah

1. Mengapa Tn. Bani mengalami suara serak sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 2 minggu terakhir?
• Alyatul Himma (202010101129)
i. Pendapat:

Suara serak yang dialami oleh pak Bani ini kemungkinan diakibatkan karena adanya infeksi
akut ataupun inflamasi pada saluran pernapasannya. Pak Beni dalam skenario dikatakan juga
merokok, ketika seseorang merokok cenderung susah untuk mengeluarkan lendir dan menimbulkan
efek batuk berlebihan. Batuk yang berlebihan membuat pita suara bergerak berlebih juga sehingga
akan menyebabkan masalah pada pita suara dan suara menjadi serak. Suara serak yang memberat
tersebut dikarenakan terjadi eksaserbasi (perburukan gejala atau keadaan penyakit yang semakin
memburuk). Penyebabnya sendiri seperti infeksi atau faktor yang lain seperti polusi udara, kelelahan,
atau komplikasi. Pada skenario diatas faktor yang memperberat kemungkinan merokok, usia
(imunitas menurun) dan lingkungan kerjanya sebagai petani tebu.

ii. Sumber: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3641757/alasan-mengapa-perokok-


rata-rata-bersuara-serak
• Galuh Prasasti Isbach (202010101009)
i. Pendapat:

Perbandingan epiglotis normal dan fonasi


Suara serak (disfonia) adalah alasan untuk sekitar 1% dari semua konsultasi di perawatan
primer. Penyebabnya banyak, mulai dari radang tenggorokan yang sembuh sendiri hingga tumor
ganas pita suara. Istilah disfonia digunakan untuk menggambarkan setiap gangguan suara—
perubahan suara dengan suara serak, pembatasan kinerja vokal, atau vokalisasi yang tegang.
Patofisiologi suara serak ditandai dengan ketidakteraturan terkait tonus otot dalam osilasi pita suara
karena disfonia hipertonik, penutupan glotis yang tidak sempurna pada vokalisasi, atau peningkatan
massa pita suara, mungkin karena tumor.

Penyebab suara serak beragam:

Laringitis akut dan kronis (masing-masing menyumbang 42,1% dan 9,7% kasus)

Laringitis akut

Laringitis akut adalah penyebab paling umum dari suara serak, terhitung 40% dari
kasus, dan hampir selalu berasal dari virus. Ini terjadi pada infeksi saluran
pernapasan bagian atas dan sembuh sendiri, mereda setelah 1 sampai 2 minggu.
Pasien dinasihati untuk membatasi seberapa banyak mereka berbicara, tetapi
istirahat suara mutlak tidak disarankan untuk menghindari risiko kompensasi yang
berlebihan sampai pada titik aphonia. Pengobatan antibiotik rutin tidak dianjurkan.
Antibiotik diresepkan hanya dalam keadaan luar biasa, misalnya, dengan adanya
superinfeksi bakteri atau tuberkulosis laring.

Laringitis kronis

Laringitis kronis memiliki insiden 3,5/1000 pada populasi umum dan merupakan
prekursor kanker pita suara. Berikut ini telah diusulkan sebagai faktor etiologi
penting:
→ Penyalahgunaan nikotin
→ Pengobatan kortikosteroid inhalasi
→ Noxae lingkungan yang dihirup
→ Refluks gastroesofageal dengan keterlibatan laringofaringeal.

Disfonia fungsional (30%)

Pasien dengan disfonia hiperfungsional, yaitu, peningkatan non-fisiologis nada pita suara
pada fonasi, dalam berbicara atau bernapas, mengalami kesulitan yang nyata dalam berbicara,
dengan disertai suara serak. Wanita lebih sering terkena daripada pria. Osilasi stroboskopik pita
suara terganggu atau tidak teratur karena tonus otot yang abnormal. Ukuran pilihannya adalah
perawatan konservatif untuk melawan ketegangan yang merusak pada suara. Berbagai prosedur
tersedia untuk meningkatkan teknik vokal dan pernapasan serta kebersihan vokal

Tumor jinak dan ganas (masing-masing 10,7 hingga 31,0% dan 2,2 hingga 3,0%)

Polip pita suara/kista pita suara – Polip pita suara adalah proliferasi jaringan unilateral pada
tepi bebas pita suara dan dengan demikian menghambat fonasi. Pria lebih sering terkena (55%).
Faktor yang mendorong pembentukan polip pita suara termasuk merokok (51 sampai 90%), laringitis
kronis, dan trauma fonasi, yaitu trauma mikrovaskular dengan proses remodeling edema lokal dan
peradangan yang menyertai sebagai akibat dari penyalahgunaan suara
Reinke edema – Reinke edema sebagian besar disebabkan oleh asap tembakau dan
terutama menyerang wanita (80%) antara usia 40 dan 60 tahun (ca. 47%). Pengangkatan
phonosurgical dari hasil edema dalam peningkatan nada, resonansi, dan juga ketahanan suara.
Papillomatosis berulang - Bentuk papillomatosis berulang Juvenile (RJP) dan dewasa (RAP)
dibedakan. RJP biasanya timbul antara usia 2 dan 4 tahun dan merupakan penyebab utama dari
suara serak dan juga dyspnea di masa kecil. Ada lebih dari 100 jenis virus papiloma manusia (HPV),
yang paling penting adalah HPV 6, 11, 16, dan 18. Pada anak-anak, infeksi HPV 11 memiliki
perjalanan yang parah dan bahkan dapat menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan. Suara
serak adalah gejala utama RAP, yang puncaknya terjadi antara usia 20 dan 40 tahun. Sebuah studi
kohort retrospektif menemukan displasia epitel pada 28% kasus
Keganasan pita suara – Sekitar dua pertiga dari kanker laring terletak di daerah pita suara.
Karsinoma epitel skuamosa menyumbang lebih dari 90% kasus. Pengobatan dapat diikuti dengan
suara serak karena jaringan parut atau, dalam kasus kehilangan jaringan, penutupan glotis yang tidak
sempurna. Dalam hal ini, terapi suara seringkali berhasil.
Jaringan parut pita suara – Jaringan parut pada sulkus antara epitel pita suara dan otot vokal
mungkin bawaan, tetapi dalam kebanyakan kasus terjadi setelah laringitis parah atau (phono)
intervensi bedah. Laringoskopi daerah sekitar sulkus menunjukkan hilangnya vibrasi halus atau, jika
terjadi kehilangan jaringan yang signifikan, penutupan glotis yang tidak sempurna. Suara terus-
menerus serak dan mungkin terengah-engah dan kurang terdengar. Terapi suara biasanya hanya
memperbaiki disfungsi, gagal mencapai peningkatan resonansi yang relevan

Faktor neurogenik seperti kelumpuhan pita suara (2,8 hingga 8%)


Kelumpuhan pita suara mungkin sebagian (berkurangnya mobilitas) atau lengkap, yang
disebabkan oleh kerusakan saraf laring rekuren; disfonia timbul dari penutupan glotis yang tidak
sempurna atau getaran pita suara yang tidak teratur. Mayoritas kelumpuhan pita suara (24 sampai
79%) dapat dikaitkan dengan penyebab iatrogenik, seperti pembedahan atau trauma di daerah saraf
vagus atau saraf laringeus rekuren.

Penuaan fisiologis (2%)

Distonia spasmodik (SD) adalah salah satu distonia fokal. Ini terjadi hampir secara eksklusif di masa
dewasa dan terutama pada wanita. Disfonia berat ini menyebabkan spasme otot laring yang tidak
disengaja dengan peningkatan adduksi atau abduksi pita suara, tergantung pada subtipe. Kontrol
sensorimotor laring terpengaruh, mungkin karena gangguan neurotransmitter. Jenis adduktor SD,
ditemukan pada 90% kasus, ditandai dengan pita suara menekan lebih keras satu sama lain selama
fonasi. Hal ini menyebabkan suara berderit dan suara terputus-putus selama berbicara (disebut
gagap vokal)

Faktor psikogenik (2,0 hingga 2,2%)

Disfonia psikogenik lebih sering menyerang wanita berusia antara 20 dan 40 tahun. Para pasien
mengeluhkan suara serak yang tiba-tiba ekstrim atau bahkan aphonia akut. Sebaliknya, batuk keras
atau membersihkan tenggorokan masih mungkin, yaitu fungsi vokal terganggu hanya dalam konteks
komunikatif. Laringoskopi tidak menunjukkan inflamasi, tetapi kadang-kadang terdapat keterbatasan
adduksi pita suara yang berhubungan dengan tonus otot selama fonasi seperti pada perokok.

ii. Sumber: Reiter, R., T. K. Hoffmann, A. Pickhard, dan S. Brosch. 2015. Hoarseness — causes
and treatments
• Varel Albany Setyawan 202010101024

Serak dapat terjadi akibat adanya perubahan struktural dari laring itu sendiri sehingga
mengubah bentuk plika vokalis. Plika vokalis yang berubah bentuknya dapat menyebabkan suara
yang dikeluarkan berubah. Selain itu karena gangguan pada saraf pada obstruksi juga dapat
mempengaruhi suara.

Misalnya pada penderita Ca paru, Ca paru yang berasal dari Apex (Pancoast/superior sulcus
tumour) dapat berkembang membesar dan menginvasi jaringan sekitar sehingga pertumbuhan
tumor dapat mengganggu nervus laryngeus recurrens yang berfungsi mengatur otot laring untuk
membuka, menutup, dan mengatur ketegangan pita suara sehingga menyebabkan Suara serak .

Selain itu bisa juga karena Ca Laryx yang menyebabkan gangguan struktur laryx dimana di
laryx terdapat pita suara, jika struktur pita suara terganggu karena adanya sel kanker yang
bermetastasis maka akan menyebabkan perubahan suara/suara menjadi serak

Bisa juga karena Laringitis kronis, Laringitis kronis yaitu terjadinya inflamasi pada plica
vocalis yang menyebabkan edema sehingga memicu pengeluaran banyak sekret yang menyebabkan
gangguan pembentukan getaran dan suara menjadi serak.

• Sumber: Joseph, J., & Rotty, L. W. (2020). Kanker Paru: Laporan Kasus. Medical Scope Journal, 2(1).
Kurniawan, R., & Hartati, S. (2011). Sistem Pendukung Keputusan Klinis dengan Memanfaatkan
Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mendeteksi Stadium Penderita Kanker Paru-Paru Jenis Karsinoma
Bukan Sel Kecil. IJCCS (Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems), 5(2).
2. Mengapa Tn. Bani mengalami nyeri saat menelan?
• Ayu Diana Kartika Putri 202010101140
i. Pendapat

Keluhan sulit menelan (disfagia) merupakan salah satu gejala penyakit di orofaring dan
esofagus. Disfagia dapat disertai dengan keluhan lainnya seperti odinofagia (nyeri saat menelan),
rasa panas di dada, rasa mual, muntah, regurgitasi, dll. Berdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi
menjadi tiga, yaitu disfagia mekanik, disfagia motorik, dan disfagia akibat gangguan emosi.

Penyebab disfagia mekanik antara lain adalah adanya sumbatan lumen esofagus oleh massa
tumor atau benda asing. Penyebab lain adalah akibat peradangan mukosa esofagus, striktur lumen
esofagus, serta akibat adanya tekanan dari luar ke arah lumen esofagus, misalnya oleh pembesaran
kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening di mediastinum, dsb.
Disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuskular yang berperan dalam proses
menelan.
Keluhan disfagia juga dapat timbul karena gangguan jiwa.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada bagian leher untuk melihat dan meraba ada tidaknya massa tumor
atau pembesaran kelenjar limfa yang dapat menekan esofagus. Daerah mulut perlu diteliti, apakah
terdapat tanda-tanda peradangan faring dan tonsil selain massa tumor yang menyebabkan disfagia.
Selain itu, perlu diteliti ada tidaknya kelumpuhan pada otot-otot lidah dan arkus faring dimana
menunjukkan ada tidaknya gangguan pada pusat menelan dan nervus-nervus yang mempersarafi
proses menelan.
ii. Sumber : Soepardi, E. A., N. Iskandar, J. Bashiruddin, R.D. Restuti. 2007. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, dan Leher Edisi Keenam. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
[Opini 2]
• Stefany Meidina Gabriela Sijabat 202010101028
i. Pendapat:
Dilihat dari onset keluhan pasien yang sudah berbulan-bulan yaitu , sekitar 3 bulan lamanya,
maka kemungkinan besar penyakit yang diderita pasien ini berjenis penyakit kronis. Dan sesuai
dengan pohon topik juga, skenario kali ini membahas tentang keganasan dan infeksi kronis pada
saluran nafas. Oleh karena itu, kemungkinan penyebab pasien mengalami nyeri saat menelan /
odinofagia adalah sebagai berikut :

Kanker Paru-Paru

Disfagia hanya terjadi pada sebagian kecil pasien dengan kanker paru-paru, tetapi
pada frekuensi kanker ini, berarti banyak yang terkena. Analisis non-kuantitatif dari
serangkaian besar kasus kanker paru-paru di Skotlandia menunjukkan delapan kategori luas
disfagia berikut menurut mekanisme yang mendasarinya: penyakit mediastinum;
limfadenopati serviks; lesi batang otak; metastasis saluran pencernaan; gangguan sistemik
terkait; penyebab kedua; infeksi orofaringeal dan esofagus; dan toksisitas esofagus akibat
radiasi.
Karsinoma paru mempengaruhi 125 pria per 100.000 dan 33 wanita per 100.000
penduduk Inggris. Sekitar 80% kasus adalah non-sel kecil dan 20% karsinoma sel kecil.
Meskipun gejala pernapasan mendominasi, sejumlah besar pasien mengalami kesulitan
menelan (disfagia). LeRouxmelaporkan bahwa 1-2% pasien kanker paru-paru mengalami
disfagia saat presentasi—kira-kira proporsi yang sama dengan mereka yang mengi atau
stridor. Ketika perjalanan klinis penuh penyakit dianggap persentase mengalami disfagia
meningkat menjadi 6-7%
Dalam pengumpulan data prospektif dan survei konsultan, penyebab disfagia terkait
kanker paru yang paling sering dilaporkan adalah penyakit mediastinum (92% dari semua
kasus). Invasi langsung dapat terjadi dengan lesi di bronkus utama kiri tetapi deposit kelenjar
getah bening perioesofageal atau subcarinal lebih sering menjadi penyebab. Secara
anatomis, kelenjar getah bening subcarinal, terbatas dalam potensinya untuk pertumbuhan
lateral dan karena itu cenderung meluas ke posterior, adalah kelompok yang paling mungkin
untuk mengganggu kerongkongan yang berdekatan. Selain efek fisik langsung pada
perjalanan makanan, baik karsinoma sel kecil dan non-sel kecil telah dilaporkan
menghasilkan akalasia sekunder dengan mengganggu motilitas esofagus. Apakah fenomena
ini mencerminkan invasi langsung dari suplai saraf ke kerongkongan tidak jelas. Perubahan
motilitas esofagus telah diamati setelah pneumonektomi, menunjukkan bahwa kerusakan
saraf dalam mediastinum kadang-kadang mungkin merupakan mekanisme pada kanker
paru-paru, hal ini juga dapat menyebabkan odinofagia / nyeri telan, tetapi kemungkinan lain
adalah efek paraneoplastik pada motilitas gastrointestinal.
Selain itu, terdapat suatu kasus dimana seorang wanita dari 56 memiliki lobektomi
kanan atas untuk adenokarsinoma paru yang berdiferensiasi buruk dan 7 tahun kemudian
dia mulai mengalami disfagia dan odinofagia. Biopsi endoskopi dari lesi mukosa obstruktif
mengungkapkan karsinoma skuamosa esofagus bagian atas 20-26 cm dari gigi seri. 'Asosiasi'
kanker mungkin mencerminkan tidak lebih dari kemungkinan terjadinya dua kondisi umum
dalam diri seseorang. Memang, fakta bahwa beberapa jenis histologis kanker paru-paru yang
berbeda, termasuk adenokarsinoma dan karsinoma sel kecil, telah dilaporkan terkait dengan
karsinoma skuamosa esofagus mendukung 'teori kebetulan' seperti itu. Namun, fakta bahwa
paru-paru dan esofagus kanker telah dilaporkan serentak serta secara metakronis (seperti
dalam kasus ini) meningkatkan kemungkinan bahwa gaya hidup atau faktor genetik dapat
menyatu dalam individu untuk meningkatkan risiko transformasi ganas di beberapa lokasi
pada saat yang bersamaan. Contoh yang paling menonjol menyangkut pasien dengan
karsinoma sel skuamosa kepala dan leher
Penyebab lainnya adalah infeksi candida orofaring sering terjadi pada pasien kanker
paru-paru. Mereka biasanya jelas secara klinis tetapi jarang menyebabkan ketidaknyamanan
orofaringeal yang cukup untuk membatasi asupan. Infeksi kandida pada esofagus, sebaliknya,
umumnya berhubungan dengan disfagia berat dan odinofagia. Meskipun komplikasi
leukemia dan limfoma yang dikenal dengan baik (atau pengobatannya), kandidiasis esofagus
lebih jarang dikaitkan dengan kanker paru . Motilitas esofagus yang abnormal (karena
obstruksi atau akalasia) mungkin merupakan faktor predisposisi, seperti penggunaan
kortikosteroid, antibiotik atau radioterapi
Esofagitis - GERD
Esofagitis mengacu pada peradangan atau cedera pada mukosa esofagus. Ada
banyak penyebab esofagitis dan pada dasarnya presentasinya serupa yang meliputi dada
retrosternal, mulas, disfagia atau odinofagia. Salah satu penyebab paling umum adalah
refluks gastroesofagus (GERD), yang dapat menyebabkan esofagitis erosif. Etiologi lain
termasuk radiasi, infeksi, cedera lokal yang disebabkan oleh obat-obatan, esofagitis pil, dan
esofagitis eosinofilik (EoE). Gejala yang paling umum pada pasien dengan esofagitis adalah
nyeri dada, odinofagia, dan disfagia. Pasien dengan EoE dapat datang dengan impaksi
makanan. Jika esofagitis parah dan mengarah ke striktur, fistulisasi, dan perforasi, pasien
mungkin datang dengan gejala yang berhubungan dengan entitas tersebut.
Beberapa etiologi untuk esofagitis telah diidentifikasi seperti esofagitis refluks,
esofagitis yang diinduksi oleh Obat (Pil), infeksi, eosinofilik dan esofagitis radiasi. Refluks
atau esofagitis erosif yang terjadi karena refluks isi lambung ke dalam lambung yang
menyebabkan cedera mukosa adalah salah satu penyebab esofagitis yang paling umum.
Patofisiologi terkait refluks esofagitis adalah sebagai berikut :
Jumlah abnormal dan seringnya refluks isi lambung ke kerongkongan menyebabkan cedera
mukosa. Beberapa mekanisme terjadi dalam patofisiologi refluks. Secara singkat, sfingter esofagus
bagian bawah (LES) tampaknya mengalami penurunan tonus dan peningkatan relaksasi sementara.
Faktor-faktor ini memfasilitasi aliran anterograde asam. Juga, pasien dengan hernia hiatus besar
tampaknya memiliki insiden refluks yang lebih tinggi karena berkontribusi terhadap penurunan
tonus pada LES. Sebaliknya, setiap kondisi yang menurunkan peristaltik esofagus atau memengaruhi
kandungan air liur dapat mempengaruhi mekanisme perlindungan yang ada untuk mencegah cedera
esofagus, yang berkontribusi pada perkembangan esofagitis refluks.
ii. Sumber:
Camidge D. R. (2001). The causes of dysphagia in carcinoma of the lung. Journal of the Royal
Society of Medicine, 94(11), 567–572. https://doi.org/10.1177/014107680109401104
Antunes C, Sharma A. Esophagitis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442012/
• Varel Albany Setyawan 202010101024
i. Pendapat:

Disfagia adalah keadaan dimana saat seseorang merasa sulit menelan. Kemudian untuk
odinofagia adalah timbulnya rasa nyeri saat menelan. Berdasarkan skenario ada beberapa hal yang
bisa menjelaskan peritistiwa ini ,antara lain :

1. Kanker Paru
Ketika seseorang mengalami kanker paru,maka didalam paru paru tersebut ada sebuah
massa. Massa ini akan melakukan Invasi ke esofagus jika terus berlanjut. Kemudian seiring
berjalannnya waktu esofagus akan tertekan dan mengakibatkan kondisi susah menelan (dysphagia).
Lalu jika invasi ini berlangsung lama dan berkelanjutan akan menimbulkan destruksi esofagus dan
disertai nyeri saat menelan (odinofagia)
2. Kanker esofagus
Apabila seseorang mengidap kanker esofagus,berarti dalam esofagusnya ada massa. Sama
halnya dengan kanker paru ,jika massa tersebut akan menekan esofagus secara berkelanjutan,maka
akan timbul destruksi esofagus disertai dengan nyeri saat menelan (odinofagia)
3. GERD (Gastroesophageal Refluks Disease)
Jika terjadi keadaan dimana asam lambung meningkat secara berlebihan . Asam lambung tersebut
akan mengiritasi area esofagus. Ketika esofagus tersebut iritasi maka akan timbul persepsi nyeri saat
menelan (odinofagia). Karena esofagus ini merupakan jalan untuk lewatnya makanan,jadi sangat
vital untuk keberlangsungannya.
ii. Sumber:
Hasibuan, B., Hegar, B., & Kadim, M. (2016). Derajat Kerusakan Mukosa Esofagus pada Anak
dengan Penyakit Refluks Gastroesofagus. Sari Pediatri, 14(1), 19-23.
Kartawiguna, E. (2001). Faktor-faktor yang berperan pada karsinogenesis. Jurnal Kedokteran
Trisakti, 20(1), 16-18.
3. Mengapa Tn. Bani mengalami batuk berdahak berwarna putih kadang disertai bercak berwarna kemerahan
sejak 1 bulan lalu?
• Ferliana Nurmalita 202010101120
i. Pendapat:

Kemungkinan penyebabnya adalah kanker paru. Massa pada kanker paru menyebabkan
desakan yang mengaktifkan stimulus pada rapidly adapting receptor sehingga mengaktifkan
stimulasi nerves vagus yang mengakibatkan respon batuk. Respon batuk ada pada karina dan
bronkus, sehingga jika ada tumor sentral yang menekan pada daerah terebut maka respon batuknya
akan aktif. Penyebab batuk disertai bercak berwarna kemerahan karena tumor pertumbuhannya
cepat dan membutuhkan nutrisi yang banyak dan nutrisi diambil dari pembentukan pembuluh darah
baru atau angiogenesis, tetapi pembuluh darah yang terbentuk bersifat leaky dan mudah rupture.
Karena rapuh akibatnya pecah sehingga terjadi pendarahan pada saluran napas sehingga
menyebabkan batuk berdarah atau hemoptysis.

Kemungkinan kedua yaitu dikarenakan Tuberkulosis (salah satu ciri berkeringat dingin di
malam hari) atau Pneumonia. TB dan Pneumonia bisa menyebabkan batuk berdarah karena infeksi
pada paru. Yang mengakibatkan destruksi jaringan dan pembuluh darah sehingga menyebabkan
pendarahan.
ii. Sumber: Jusuf A, Hudoyo A, Andriani R, Imaniar R. Diagnosis kanker paru. In: Jusuf A, editor.
Dasar-dasar diagnosis kanker paru. Jakarta: UI Press; 2017.p. 127–64.
• Anganti Sekar Pawestri 202010101040
i. Pendapat:

Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada dan
refleks fisiologis yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Massa Ca paru
menyebabkan desakan yang mengaktifkan stimulus pada rapidly adapting receptor. Kemudian
terjadi stimulasi pada nervus vagus dan pusat batuk → respon batuk.

Massa pada Ca memicu angiogenesis, tetapi pembuluh darah yang terbentuk bersifat leaky
dan mudah rupture. Kemudian terjadi proses nekrosis dan inflamasi pembuluh darah pada jaringan
tumor sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan pada saluran pernapasan. Akibatnya dahak
yang dikeluarkan bercampur darah atau disebut hemoptysis.
Infeksi pada paru akibat bakteri atau virus menyebabkan terjadinya destruksi pada jaringan
parenkim paru dan pembuluh darah. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perdarahan sehingga
dahak yang keluar pun bercampur darah atau hemoptysis
ii. Sumber: A, Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vo 2 Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
• Ayu Joyana Sri Hartatik (202010101087)
i. Pendapat:

Kemungkinan diagnosis dalam skenario tersebut adalah adanya karsinoma paru. Secara
spesifik, batuk, dispnea, dan hemoptisis adalah gejala umum yang sering kali muncul pada penderita
Ca paru. Gejala Ca paru terjadi karena efek lokal tumor, seperti batuk akibat kompresi bronkus oleh
tumor. Batuk dari Ca paru lebih mungkin terjadi pada pasien dengan tumor pada saluran pernapasan
sentral, seperti squamous cell carcinoma dan small cell lung cancer. Tumor di pusat saluran
pernapasan dapat menyebabkan obstruksi, baik dari pertumbuhan tumor intraluminal atau
ekstraluminal yang mengkompresi saluran pernapsan. Massa yang menyebabkan obstruksi akan
mengaktivasi stimulus pada rapidly adapting receptors kemudian saraf vagus akan terstimulasi dan
menyebabkan terjadinya batuk.
Batuk disertai dengan bercak dahak (hemoptisis) adalah gejala awal yang muncul pada 7% -
35% pasien dengan Ca paru. Massa atau tumor pada Ca paru akan aktif berkembang dan
membutuhkan nutrisi yang banyak. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, massa akan membentuk
pembuluh darah baru (vasculogenesis). Pembuluh darah baru ini sangat rapuh dan mudah pecah
sehingga ketika penderita batuk terkadang akan disertai dengan bercak darah yang berasal dari
pembuluh darah baru yang pecah tersebut.

• Sumber:
Siddiqui F, Siddiqui AH. Lung Cancer. 2021. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482357/
Houlihan, Nancy G. Inzeo, Dana Joyce, Margaret Tyson, Leslie B. Symptom Management of Lung
Cancer. 2004. Clinical Journal of Oncology Nursing. 8(6). 645-652.
4. Mengapa Tn. Bani merasakan nafas berat sejak 4 bulan lalu terutama saat naik tangga dan memberat sejak 2
minggu terakhir?
• Imroatul
i. Kemungkinan napas memberat → Adanya suatu infeksi pada paru-paru sehingga asupan
oksigen ke paru-paru berkurang.
ii. Merokok → dapat menyebabkan penyempitan pada saluran napas
iii. Ekokardiografi →Untuk memeriksa jantungnya
• Fitranda Kusiyanto Taslim
i. Gaya yang dibutuhkan untuk berjalan cukup untuk menopang tubuh kita saja, tetapi jika naik
tangga gaya yang dibutuhkan juga untuk mengangkat tubuhnya sehingga menambah gaya
dan energy yang menyebabkan oksigen yang diperlukan juga meningkat.
5. Mengapa Tn. Bani mengalami penurunan berat sejak 4 bulan terakhir dan tidak berkeringat saat malam hari?
• Livia Qoni’atus Syifa (202010101060)
i. Pendapat:

Penurunan berat badan yang drastis merupakan keadaan penurunan nutrisi yang sering
terjadi salah satunya pada penderita kanker. Menurunnya asupan nutrisi terjadi akibat menurunya
asupan makanan per oral yang salah satunya disebabkan oleh gangguan mual muntah dan anoreksia.

Prevalensi penurunan berat badan pada penderita kanker bervariasi tergantung jenis tumor,
organ yang terlibat, stadium penyakit, respon terapi, serta adanya penyakit pernyerta. Penurunan
berat badanjuga disebabkan karena terjadinya malabsorpsi akibat tumornya atau disebabkan terapi
terhadap tumornya dan adanya perubahan proses metabolisme.

Perubahan Sistem Metabolisme

Pada orang normal setiap makanan yang masuk diserap dan diproses tubuh, lalu mengubahnya
menjadi energi. Namun, pada penderita kanker, sistem metabolisme tersebut berubah. Ada
kemungkinan makanan tidak dicerna dengan baik dan nutrisi tidak diserap oleh tubuh. Status nutrisi
penderita kanker dapat ditentukan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium.

Depresi

Setelah divonis kanker, sebagian besar orang sangat mungkin merasa sedih, cemas, hingga depresi.
Kondisi ini membuat kelenjar dalam tubuh mengeluarkan hormon adrenalin serta otak memproduksi
hormon yang dapat menekan nafsu makan. Tubuh pun menjadi lebih tahan lapar.

Rasa Sakit yang Sedang Dirasakan

Pertumbuhan sel yang tidak normal dapat menyebabkan rasa nyeri di tubuh. Hal tersebut dapat
membuat pasien tidak nafsu makan. Selain hal-hal di atas beberapa masalah seperti kesulitan
menelan yang dialami penderita kanker dapat juga membuat penurunan berat badan.
Penurunan berat badan juga dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu peranan berat badan yang
disebabkan oleh gangguan metabolik dari kanker itu sendiri, penurunan berat badan yang
disebabkan oleh efek samping dari pengobatan kanker serta penurunan berat badan yang
disebabkan oleh faktor psikososial.
ii. Sumber:
• Ayu Joyana Sri Hartatik (202010101087)
i. Pendapat:

Kemungkinan diagnosis dalam skenario tersebut adalah adanya kanker paru. Kanker dapat
menyebabkan efek merugikan yang berat bagi status gizi. Efek potensial dari kanker terhadap gizi,
yaitu kehilangan berat badan akibat beberapa hal sebagai berikut :

Berkurangnya makanan yang masuk, mungkin diinduksi oleh perubahan kadar


neurotransmitter (serotonin) pada susunan saraf pusat; peningkatan kadar asam laktat yang
diproduksi oleh metabolisme anaerob, yaitu metode metabolisme yang disenangi oleh tumor; stres
psikologis, dysgeusia (perubahan dalam pengecapan); dan tidak suka terhadap makanan tertentu.
Sekitar 70% dari individu dengan kanker mengalami keengganan atau tidak suka pada makanan
tertentu, karena perubahan ambang pengecapan terhadap beberapa komponen bau dan rasa.

Meningkatnya kecepatan metabolisme basal.

Meningkatnya glukoneogenesis (produksi glukosa dengan pecahan glikogen, lemak, dan protein
tubuh) yang disebabkan oleh ketergantungan tumor pada metabolisme anaerob.

Perubahan metabolisme protein karena pada pasien kanker, asam amino tidak disimpan
sehingga terjadi deplesi dari massa otot dan pada sebagian pasien terjadi atrofi otot yang berat.
Kehilangan massa otot merupakan akibat dari peningkatan degradasi protein dan penurunan sintesis
protein karena terpakai untuk pembentukan protein fase akut dan glukoneogenesis.

Perubahan metabolisme lipid berupa, penurunan lipogenesis, penurunan aktivitas


lipoprotein lipase (LPL) dan peningkatan lipolisis. Peningkatan lipolisis disebabkan oleh peningkatan
hormon epinefrin, glukagon, adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang dimediasi melalui cyclic
adenosine monophosphate (c-AMP). c-AMP akan mengaktivasi hormone sensitive lipase (HSL) yang
selanjutnya akan mengkonversi satu molekul trigliserida menjadi tiga molekul asam lemak bebas dan
satu molekul gliserol. Penurunan aktivitas LPL disebabkan oleh sitokin pro inflamasi TNF-α, INF-γ dan
IL-1β yang mencegah penyimpanan asam lemak pada jaringan adiposa dan menyebabkan
peningkatan kadar asam lemak bebas dan gliserol dalam sirkulasi.

Penurunan sintesis protein tubuh “Kaheksia kanker” adalah bentuk malnutrisi berat yang
ditandai dengan anoreksia, cepat kenyang, penurunan berat badan, anemia, lemah, kehilangan otot.

Keluhan tidak berkeringat pada malam hari digunakan untuk mengeliminasi kemungkinan
pasien menderita TB. Pada penderita TB biasanya akan disertai dengan berkeringat di malam hari.
Hal tersebut disebabkan oleh TB yang akan merangsang mediator proinflamasi dan meningkatkan
thermoneutral zone (TNZ) sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh sementara. Ketika TNZ sudah
kembali normal, tubuh akan berusaha mengurangi suhu tubuh dengan cara berkeringat.

• Sumber: Marischa, Dkk. 2017. Malnutrisi pada Pasien Kanker. Jurnal Medula. 7(4). Hlm. 107-111
6. Mengapa Tn. Bani mengeluh nyeri dada sebelah kanan terutama dirasakan saat batuk?
• Varel Albany Setyawan 202010101024
i. Pendapat:
Diagnosis yang dimungkinkan dalam skenario tersebut adalah adanya kanker paru.Kanker
paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru. Kanker ini lebih banyak
dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok. Ketika terjadi kanker paru,maka ada indikasi
adanya sebuah massa. Dimana massa tersebut akan mendesak dari reseptor nyeri. Karena
terdesak,nosiseptor tersebut akan teraktivasi. Akibat adanya aktivasi tersebut akan timbul sensasi
nyeri. Nyeri dinding dada pada pasien kanker paru-paru dapat terjadi karena penyebaran langsung
dari tumor ke permukaan pleura atau dapat pula berhubungan dengan perluasan ke mediastinum
atau dinding toraks.
Nyeri dada merupakan keadaan yang sangat sering terjadi. Nyeri dada dapat berlangsung
sangat singkat atau terjadi selama berhari-hari, tergantung pada penyebabnya. Penyebab nyeri dada
bisa bermacam-macam mulai dari penyebab mekanik seperti desakan dari Ca Paru ataupun batuk
yang menyebabkan tekanan di rongga dada, thermal, maupun chemical seperti misalnya adanya
inflamasi, dsb. Hal ini akan memicu aktivasi dari nosiseptor 1 (Nosiseptor adalah neuron yang
mendeteksi rangsangan berbahaya/rangsangan nyeri), serat nosiseptor a delta dan c akan
meneruskan rangsangan ke ipsilateral dorsal horn dari spinal cord yang akan diteruskan ke thalamus
lalu menuju korteks serebral yang akan melokalisasi sensasi nyeri. Selain itu, rangsang akan
diteruskan ke brainstem dan midbrain yang memodulasi sinyal nyeri yang masuk sehingga
memberikan feedback berupa persepsi intensitas nyeri (berkurang/bertambah).

• Sumber:
Jusuf, A., Syahruddin, E., Hudoyo, A., Pulmonologi, D., & Respirasi, I. K. (2009). Kemoterapi kanker
paru. J Respir Indo, 29, 219-27.
Putra, A. C., Nurwidya, F., Andarini, S., Zaini, J., Syahruddin, E., Hudoyo, A., & Jusuf, A. (2015).
Masalah Kanker Paru pada Usia Lanjut. Cermin Dunia Kedokteran, 42(11), 833-837.
7. Obat batuk apa yang mungkin dikonsumsi oleh Tn. Bani?
• Stefany Meidina Gabriela Sijabat 202010101028
i. Pendapat:

Obat batuk yang dibeli pasien adalah obat simptomatis untuk menangani gejala dan bukan
etiologinya (seperti karena infeksi bahkan keganasan). Oleh karena itu, pasien tidak kunjung sembuh.
Berikut adalah beberapa kandungan dalam obat batuk :

Antitusif

Baku emas (gold standard) antitusif adalah kodein. Kodein bekerja secara sentral dengan menekan
pusat batuk di bagian medulla batang otak. Jika digunakan dengan dosis antitusif, kodein tidak
memperlihatkan efek adiktif. Namun karena berpotensi untuk disalahgunakan, kodein di Indonesia
digolongkan sebagai obat narkotika dan tidak dijual sebagai obat bebas (OTC). Dekstrometorfan,
salah satu antitusif tersering sebagai komponen obat flu dapat dibeli tanpa resep dokter.

Ekspektoran dan Mukolitik

Ekspektoran umumnya diberikan untuk mempermudah pengeluaran dahak pada batuk kering
(nonproduktif) agar menjadi lebih produktif. Ekspektoran bekerja dengan cara membasahi saluran
napas sehingga mukus (dahak) menjadi lebih cair dan mudah dikeluarkan (dibatukkan). Mukolitik,
mirip dengan ekspektoran, diberikan untuk mempermudah pengeluaran dahak, namun dengan
mekanisme kerja yang berbeda. Mukolitik memecahkan ikatan protein mukus, sehingga mukus
menjadi cair dan mudah dikeluarkan. Contoh ekspektoran adalah guaifenesin, dan contoh untuk
mukolitik yaitu bromhexine.
ii. Sumber: Gitawati, Retno. 2014. Bahan Aktif dalam Kombinasi Obat Flu dan Batuk-Pilek, dan
Pemilihan Obat Flu yang Rasional. Media Litbangkes, 24(1): 10-18.
8. Apa hubungan kebiasaan merokok Tn. Bani dengan keluhan yang dialami?
• Ferliana Nurmalita 202010101120
i. Pendapat:

Hubungan rokok dengan kanker paru, yaitu rokok mengandung banyak karsinogen termasuk
Polyciclic Aromatic Hydrocarbons atau PAH. PAH ini menyebabkan mutase pada p53 gene. Gen ini
berfungsi sebagai tumor suppressor gene artinya mencegah pembelahan sel. Keika gen tersebut
nonaktif maka sel akan membelah tidak terkendali.

Keluhan yang dialami, seperti

Suara serak
Asap rokok juga dapat mengiritasi laring, menyebabkan pembengkakan dan membuat
radang pita suara. Pembengkakan ini bisa menurunkan nada suara atau membuatnya terdengar
serak dan kasar.

Rasa nyeri saat menelan

Zat-zat yang terkandung di dalam rokok bisa mengganggu kesehatan pernapasan. Semakin
lama, paparan bahan kimia ini bisa merusak fungsi saluran pernapasan sehingga memicu gejala,
salah satunya sakit tenggorokan. Sakit tenggorokan akibat rokok terjadi karena zat-zat yang ada
pada rokok menumpuk di tenggorokan dan paru-paru.

Batuk berdahak

Merokok setiap hari bisa membuat gangguan pada tenggorokan dan paru-paru menjadi
semakin parah. Hal ini juga bisa berkembang menjadi kondisi lain yang lebih parah dan memicu
komplikasi. Aktif merokok membuat silia, sebuah struktur kecil di sepanjang saluran pernapasan,
menjadi terganggu. Padahal, bagian tersebut berfungsi untuk mendorong bahan kimia dan bahan
asing keluar dari paru-paru. Dan saat bagian ini mengalami gangguan, zat kimia atau racun dari
rokok akan menetap lebih lama di paru-paru. Kondisi itu kemudian menyebabkan tubuh
menunjukkan respons berupa batuk-batuk dan sakit tenggorokan. Batuk pada perokok umumnya
merupakan respons alami tubuh untuk mendorong keluar zat-zat yang menumpuk di paru-paru.

Nafas terasa berat

Merokok menyebabkan perubahan struktur, fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru.
Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru. Asap rokok dan zat iritan lain akan
mengaktifkan mikrofag dan sel epitel disaluran pernapasan yang melepaskan neutrofil dan faktor
kemotaktik termasuk Interleukin-8 dan leukotrien B4. Neutrofil dan makrofag kemudian melepaskan
enzim protease yang menghancurkan jaringan ikat di parenkim paru sehingga mengakibatkan
terjadinya emfisema dan juga merangsang hipersekresi mukus yang menyebabkan terjadinya
obstruksi saluran pernapasan. Akibatnya penurunan pertukuran oksigen sehingga akan
memunculkan usaha pernapasan lebih dan membuat seseorang menjadi lelah (tidak kuat dalam
melakukan aktivitas).

Berat badan turun

Nikotin yang merupakan kandungan rokok paling utama dapat meningkatkan pelepasan
hormon norepinephrine, dopamine, dan serotonin oleh sistem saraf pusat. Hormon-hormon
tersebut dapat menekan nafsu makan, sekaligus meningkatkan laju metabolisme. Ini otomatis dapat
menurunkan berat badan.

Nyeri dada

Asap rokok mengandung karbonmonoksida (CO) yang mempunyai kemampuan lebih kuat
daripada sel darah merah untuk mengikat oksigen, sehingga menurunkan kapasitas sel darah merah
untuk membawa oksigen ke jaringan termasuk jantung sehingga dapat menyebabkan hipoksia
jaringan arteri. Kebutuhan oksigen pun akan meningkat dan akan menyebabkan arteri koroner
mengalami penyempitan dan kekakuan. Dua pertiga dari pembuluh yang mengalami ruptur
sebelumnya mempunyai penyempitan 50% atau kurang, bila penyempitan lebih dari 75% serta
dipicu aktivitas yang berlebihan maka suplai darah koroner akan berkurang. Terjadinya ruptur pun
menyebabkan aktivasi, adhesi dan agregasi platelet dan menyebabkan aktivasi terbentuknya
trombus. Oleh karena itu, sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan
menyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat akan menurunkan pH miokardium dan
menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektorvis.

ii. Sumber: Taufik F, Susanto A, Simarmata E, Faisal H, Jusuf A. Faktor risiko kanker paru. In:
Jusuf A, editor. Dasar-dasar diagnosis kanker paru. Jakarta: UI Press; 2017. p. 11–20.
9. Apa hubungan penyakit kakak Tn. Bani dengan keluhan yang dialami?
• Zalzabila Ariyanto (202010101148)
i. Pendapat:

Ada kerentanan genetik yang diturunkan penderita Ca paru terutama pada kerabat pertama
atau kerabat yang mempunyai 50% gen kita. Misal ayah, ibu, anak, saudara kandung. Gen yang
diturunkan adalah gen yang mengatur enzim cythochrome p-450 yang ada di hepar yang fungsinya
untuk metabolisme carsinogen , tetapi ada mutasi yang justru mengaktifkan procarsinogen sehingga
efek dari carsinogen akan lebih berat dan seseorang akan dengan mudah terkena Ca Paru.
Kemungkinan bahwa efek mutagenik karsinogen juga ditentukan oleh faktor herediter (genetik).
Ingat bahwa banyak bahan kimia (prokarsinogen) membutuhkan pengaktifan metabolik melalui
sistem enzim monooksigenase P-450 untuk mengubah bahan tersebut menjadi karsinogen..
Terdapat bukti bahwa orang dengan polimorfisme genetik spesifik yang melibatkan gen P-450
memiliki peningkatan kapasitas untuk memetabolisme prokarsinogen yang berasal dari asap rokok,
dan kemungkinan memiliki risiko terbesar terjadinya kanker paru. Kemungkinan gaya hidup atau
kebiasaannya sama dengan kakak tn. Bani

ii. Sumber : Kumar V, Abbas AK, Aster JC. 2013. Robbins Basic Pathology. Philadelphia, PA:
Saunders.
• Varel Albany Setyawan 202010101024
i. Pendapat:

Etiologi lain dari kanker paru yang pernah dilaporakn pada sebuah kasus antara lain :

Paparan zat karsinogen,seperti :

- Asbestos,menimbulkan mesoteliom
- Radiasi ion pada pekerja tambang uranium
- Radon,arsen,kromium,nikel,vinil klorida

Polusi udara

Pasien kanker paru lebih banyak di daerah urban yang banyak polusi udaranya dibandingkan
yang tinggal di daerah rural.

Genetik

Terdapat perubahan /mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru,yakni proto
oncogen ,tumor suppresor gene,gene encoding enzyme. Proto onkogen adalah gen normal yang
ditemukan di dalam sel. Jika kesalahan (mutasi) terjadi pada proto-onkogen, gen dapat dihidupkan
ketika seharusnya tidak diaktifkan. Jika ini terjadi, proto-onkogen dapat berubah menjadi gen yang
tidak berfungsi yang disebut onkogen. Sel akan mulai tumbuh di luar kendali. Pertumbuhan sel yang
tidak terkendali menyebabkan kanker.

Terdapat kerentanan genetik pada pasien yang diwariskan pada first degree relatives atau
kerabat yang derajat pertama yaitu kerabat yang memiliki 50% gen kita. Misalnya ayah, anak,
memiliki 50% gen yang sama sehingga memiliki kemungkinan yang sama pula. Yang diturunkan
adalah gen yang mengatur sitokrom p450 yang ada dihepar, yang fungsinya untuk metabolisme
berbagai zat, karsinogen, obat-obatan, dll. Tetapi ada juga p450 yang mengaktifkan prokarsinogen
sehingga karsinogen menjadi lebih berat dan memperparah ca paru

Terdapat kebiasaan / gaya hidup yang sama antara Tn. Bani dan saudaranya à misalnya
merokok. Merokok merupakan penyebab utama cancer, bertanggung jawab 85% ca paru, dari
semua yang mengalami ca paru 99% adalah perokok. Selain itu, perokok pasif juga bisa menjadi
salah satu penyebab ca paru karena di rokok mengandung banyak carcinogen salah satunya PAH
yang bisa mutasi gen p53. Sel dapat membelah karena kontrol dari 2 gen, yaitu protoonkogen dan
tumor supresor yang salah satunya adalah p53. Protoonkogen memicu sel membelah, sedangkan
tumor supresor mencegah untuk membelah sehingga terjadi keseimbangan. Tetapi, merokok bisa
menyebabkan kerusakan p53 sehingga tidak ada yang mengerem pembelahan dan sel membelah
terus menerus dan bisa menyebabkan kanker.

ii. Sumber:
Faisal, H. K. P., Zaini, J., & Yunus, F. (2020). Next-Generation Sequencing pada Kanker Paru.
eJournal Kedokteran Indonesia.
Robot, R. Y., Durry, M. F., & Kairupan, C. F. (2021). Morfologi, Patogenesis, dan Imunoterapi
Kanker Paru Tipe Adenokarsinoma. Medical Scope Journal, 3(1), 74-82.
10. Mengapa Tn. Bani mengalami takikardi dan takipnea?
• Ayu Diana
i. Kemungkinan adanya massa yang menutup saluran pernapasan terjadi obstruksi saluran
napas pertukaran udara menurun hiposekmia sesak napas takikardi dan takipnea
• Fitranda Kusiyanto
i. Adanya sumbatan di saluran napasnya sehingga berefek juga untuk takikardi dan takipnea
11. Mengapa Tn. Bani mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher?
• Zalzabila Ariyanto (202010101148)
i. Pendapat:

Kemungkinan mengalami metastasis dari Ca Paru nya ke arah nodus limfe. Apabila ada masa
harus di evaluasi dari letak, konsistensi, bentuk, adanya nyeri tekan, ukuran. Ca memiliki
karakteristik padat dan berdungkul, tidak nyeri ketika dipegang tetapi jika peradangan dia akan
kenyal dan ada nyeri tekan. Sel kanker akan sangat mudah mengalami metastasis dan menyebar ke
anggota tubuh yang lain. Tumor jinak umumnya tumbuh lambat, sedangkan sebagian besar kanker
tumbuh lebih cepat, dan menyebar lokal dan ke tempat yang jauh (metastasis) serta menyebabkan
kematian. Suatu tumor jinak akan tetap berada ditempat asalnya. Tumor tersebut tidak mempunyai
kemampuan untuk infiltrasi, invasi, atau metastasis ke tempat jauh. Sedangkan kanker, Kanker
tumbuh dengan infiltrasi, invasi, destruksi, dan penetrasi yang progresif ke jaringan sekitarnya

ii. Sumber: Kumar V, Abbas AK, Aster JC. 2013. Robbins Basic Pathology. Philadelphia, PA:
Saunders.
• Galuh Prasasti Isbach (202010101009)
i. Pendapat:

Penyebab umum pembesaran kelenjar getah bening adalah penyakit ganas dan perubahan
reaktif yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan. Penyakit infeksi karena bakteri atau virus,
seperti tuberkulosis dan respon inflamasi. Peningkatan akumulasi limfosit ke dalam LN selama
inflamasi harus disertai dengan peningkatan yang proporsional dalam pengeluaran limfosit di limfe
eferen untuk mencegah hipertrofi LN. Di sini, kami memberikan bukti bahwa dalam keadaan
tertentu seperti peradangan kronis, ekspansi yang menyimpang dari sinus kortikal dan meduler
sebaliknya dapat menghambat emigrasi limfosit dari LN yang meradang yang mengarah ke hipertrofi
LN berikutnya.
ii. Sumber:
Tay, M. H. D., S. Y. J. Lim, Y. F. I. Leong, C. H. Thiam, K. W. Tan, F. T. Torta, P. Narayanaswamy,
M. Wenk, dan V. Angeli. 2019. Halted lymphocyte egress via efferent lymph contributes to
lymph node hypertrophy during hypercholesterolemia. Frontiers in Immunology.
10(MAR):1–14.
Choi, S., J. Park, D. Lee, dan S. Lee. 2019. Clinical significance of regional lymph node
enlargement in patients with egc within the expanded criteria for esd. ESGE Days 2019.
51:1–8.
• Ferliana Nurmalita 202010101120
i. Pendapat:

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem limfatik yang berfungsi untuk melawan
kuman, virus, dan parasit penyebab infeksi, membasmi sel kanker, dan menghancurkan zat beracun
yang masuk ke dalam tubuh. Kelenjar ini tersebar di berbagai bagian tubuh, seperti leher, ketiak,
dada, dan perut. Sel kanker pada kelenjar getah bening dapat muncul karena penyebaran sel kanker
dari organ lain (metastasis)

Rute penyebaran sel kanker dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: 1. Perkontinuitatum,
yaitu sel kanker keluar dari organ tempat tumbuhnya dan kemudian menyebar ke struktur
disekitarnya, 2. Limfogen, yaitu sel kanker menyebar mengikuti aliran limfe dan menimbulkan
metastasis di kelenjar getah bening regional, 3. Hematogen, yaitu sel kanker masuk ke pembuluh
darah vena dan menyebar ke organ tubuh lainnya, 4. Transluminal, yaitu sel kanker menyebar
melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan saluran kemih 5. Transcelomik, yaitu sel kanker
menyebar dengan menembus permukaan peritoneal, pleural, pericardial atau ruang subarachnoid,
dan 6. Iatrogenic, yaitu sel kanker lepas dari tumor induk karena tindakan operasi, trauma.

ii. Sumber : Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Edisi ke-4. 2014.
12. Mengapa pada Tn. Bani tedapat barrel chest,fremitus menurun,coarse crackles pulmo dextra?
• Anganti Sekar Pawestri 202010101040
i. Pendapat:

Barrel chest umumnya ditemukan pada fase akhir dari PPOK akibat penambahan volume
paru yang bersifat kronik. Penderita umumnya tidak menyadari kelainan ini karena kelainan ini
muncul secara pelahan. Terjadinya kelainan anatomis paru ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli yang menyebabkan terhambatnya
aliran udara. Hal ini menyebabkan terjadinya hiperinflasi di paru yang secara bertahap akan
menambah volume paru, sehingga diafragma akan terdesak ke bawah, tulang sternum terdesak ke
anterior, dan costae menjadi mendatar, secara perlahan dada normal berubah bentuk menjadi
bentuk barrel chest.

Fremitus raba menurun atau menghilang bila transmisi vibrasi dari laring ke permukaan dada
terganggu. Jaringan lemak yang berlebihan pada dada, udara atau cairan di dalam rongga dada, serta
keadaan yang membuat paru-paru mengembang secara berlebihan akan melemahkan fremitus taktil.
Penyebabnya adalah obstruksi bronkus, PPOK, terdapat pemisahan permukaan pleura oleh cairan
(efusi pleura), fibrosis (penebalan pleura), udara (pneumothorax), tumor yang berinfiltrasi
(karsinoma) dan dinding dada yang sangat tebal.

Coarse crackles disebabkan karena adanya eksudat yang terbentuk pada jaringan karsinoma
yang apabila dilewati oleh udara akan menimbulkan suara crackles

• Sumber:
Ballestas HC, Calvery JA, Cooper Kim, Gamblian VC, Reeves D, Seiler KS, et.al. Interpreting Signs and
Symptoms. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2008. Barrel Chest; p.70-71.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif
Kronik di Indonesia. Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.
13. Mengapa Tn. Bani disarankan melakukan pemeriksaan lanjutan?
• Alyatul Himma (202010101129)
i. Pendapat:

Pak bani disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui diagnosis
pasti dari penyakit yang dideritanya. Pemeriksaan yang disarankan yaitu salah satunya berupa AJH
dan Imunohistokimia, pemeriksaan AJH dan imunohistokimia dilakukan dikarenakan adanya
perbesaran pada kelenjar getah bening yang dimungkinkan dari metastasis. Pemeriksaan AJH
dengan mengambil sel massa tumor untuk dilihat ganas/tidaknya, pemeriksaan imunohistokimia
juga bertujuan untuk mengidentifikasi tumor spesifik sesuai lokasi dan jenisnya. Selain adanya
perbesaran kelenjar, hal itu dilakukan dikarenakan kakak kandungnya meninggal karena kanker,
kemungkinan pak bani juga dapat menderita kanker maka dari itu untuk memastikannya dilakukan
pemeriksaan lanjutan tersebut.

ii. Sumber:
Hastuti, Neni Wahyu dan Humairah, Medina Liza Lubis. 2011. Manfaat Pemeriksaan
Imunohisto(sito)kimia. Cermin Dunia Kedokteran 186. vol 38(5): 384-386
https://fk.ugm.ac.id/aspirasi-jarum-halus-untuk-dokter-umum/ oleh PA FK UGM
• Varel Albany Setyawan 202010101024
i. Pendapat:

Pemeriksaan lanjutan digunakan sebagai langkah dalam rangka menegakkan diagnosis yang
benar. Berkaitan dengan prosedur diagnostik dari adanya kanker paru,ada beberapa pemeriksaan
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi tertentu dari adanya kanker paru ini,antara lain :

Foto rontgen dada secara posterior-anterior dan lateral


Merupakan jenis pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Pada kanker paru,pemeriksaan foto rontgen dada diperlukan untuk menilai doubling
timenya. Bila doubling time nya >18,berarti jinak.
Computed Tomography dan Magnetic Resonance Imaging.
Pemeriksaan CT Scan pada thoraks,lebih sensitif daripada pemeriksaan foto dada
biasa,karena mampu mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal 3 mm.
Bone scanning
Merupakan jenis pemeriksaan yang diperlukan jika diduga terdapat tanda tanda metastasis
ke dalam tulang.
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan ini diperlukan sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien pasien ada keluhan
seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena bergantung
pada :
o Letak
o Jenis
o Teknik pengeluaran sputum
o Jumlah sputum yang diperiksa
o Waktu pemeriksaan sputum
Pemeriksaan histopatologi
Merupakan pemeriksaan gold standard diagnosis paru. Untuk mendapatkan spesimennya
dapat dilakukan biopsi melalui :
o Bronkoskopi
o Trans Torachal Biopsi (TTB)
o Torakoskopi
o Mediastonoskopi
o Torakotomi
Pemeriksaan stadium
Untuk memeriksa stadium kanker paru,sedikitnya diperlukan pemeriksaan CT Scan
toraks,USG abdomen,CT scan otak dan bone scanning.

ii. Sumber: Adam John, MF. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV.Jakarta :
Balai Penerbit FK UI
• Livia Qoni’atus Syifa (202010101060)
i. Pendapat :

Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan agar dapat menegakkan diagnosis pasti
dari penyakit yang diderita pasien.

Tujuan dan manfaat pemeriksaan penunjang :


- Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik
- Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yang diderita pasien
- Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis.
Agar dokter mampu memperkuat hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya dan mengetahui perubahan-
perubahan fungsional atau struktural yang sudah ditunjukkan oleh riwayat sakit pasien. Pemeriksaan
lanjutan dilakukan ketika data medis yang mendukung dalam pemeriksaan fisik dirasa kurang.

Pemeriksaan lanjutan yang disarankan oleh dokter pada skenario adalah :

AJH (Aspirasi Jarum Halus)

Aspirasi jarum halus (AJH) merupakan salah satu pemeriksaan sitologi yang bisa dilakukan
untuk lesi, namun hasil pemeriksaan AJH masih ada yang dilaporkan false negative maupun
false positive dengan hasil yang bervariasi.Penanganan yang tepat pada lesi ganas dimulai
dengan melakukan diagnosis yang akurat. Standar baku dalam mendiagnosa terletak pada
pemeriksaan histopatologi dari biopsi jaringan yang dicurigai mengalami lesi ganas.

Echocardiography
Ekokardiografi adalah prosedur diagnostik yang diterima dalam kardiologi klinis dan
investigasi. Penerapan teknik non-invasif yang diperluas sedang dalam tahap pengembangan,
dan masalah dalam instrumentasi dan interpretasi masih ada. Pemeriksaan jantung yang
tepat dengan ultrasound yang dipantulkan membutuhkan operator yang terampil dan
terlatih dengan pengetahuan menyeluruh tentang anatomi dan fisiologi kardiovaskular.
Untuk mencapai visualisasi terbaik dari struktur intrakardiak, perekam strip-chart sangat
penting. Anatomi dan gerakan katup mitral, trikuspid, aorta, dan pulmonal dapat dievaluasi
dengan teknik ini.
Imunohistokimia
imunohistokimia berguna untuk menentukan pilihan terapi yang sesuai dengan kebutuhan
pasien. Imunohistokimia adalah gabungan antara diagnosis histopatologi dengan diagnosis
imunokimia yaitu diagnosis yang melibatkan reaksi antigen antibodi membentuk antigen
kompleks. Imunohistokimia diartikan sebagai metode untuk mendeteksi suatu molekul yang
ada dalam jaringan dengan menggunakan antibodi poliklonal atau monoklonal yang ada
dalam jaringan dengan menggunakan antibodi poliklonal atau monoklonal terhadap molekul
yang akan dideteksi. Teknik ini dapat digunakan untuk mempelajari distribusi enzim yang
spesifik pada struktur sel intak.
Learning Objective

Anda mungkin juga menyukai