Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih.
Setiap kalimat selalu memiliki klausa yang merupakan paduan antara satu subjek dan
predikat, serta bisa ditambahi objek, pelengkap, maupun keterangan. Jadi, kalimat ini
merupakan sebuah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek, predikat, objek,
ataupun pelengkap. Teman-teman bisa menemukan adanya penggabungan ataupun
perluasan di salah satu bagian kalimat tersebut. Kalimat majemuk adalah kalimat yang
merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat
majemuk terdapat lebih dari satu klausa.1
Membangun kalimat majemuk adalah upaya mengembangkan kalimat lebih luas
lagi, dengan penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang
baru mengandung dua atau lebih klausa. Hubungan antarklausa tersebut ditandai
dengan kata hubung (konjungsi). Kalimat majemuk dapat dibedakan 3 menjadi 3
yaitu: (1) Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-
tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara; (2) Kalimat majemuk bertingkat
yakni Kalimat majemuk yang memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis
antara klausa yang membentuknya; (3) Kalimat majemuk campuran adalah kalimat
yang hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan ada yang bertingkat.
Perhatikan contoh diberikut ini.
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2
Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika
S1               P1               O1                     Ket
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2
Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua
klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk
setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk
bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.
Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.

B. Jenis- Jenis Kalimat Majemuk

1. Kalimat Majemuk Setara


Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapa
kalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masing-masing dapat berdiri
sendiri. Ciri-ciri : 1. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya. 2.
Penggabungannya disertai perubahan intonasi. 3. Berkata tugas/penghubung,
pembeda sifat kesetaraan. 4. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P Kalimat
Majemuk Setara dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: (1) kalimat majemuk setara
1
Rusmaa Noortyani, Buku Ajar Sintaksis, Yogyakarta : Penebar Pustaka Media, 2017. Hlm 86
sejalan, (2) Kalimat Majemuk Setara Berlawanan, (3) Kalimat Majemuk Setara yang
menyatakan sebab akibat
a. Kalimat majemuk setara sejalan Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat
majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan
situasinya Ciri -cirinya : a. Intonasi disertai kesenyapan antara. b. Berkata
tugas/penghubung: lan , miwah, sakewanten, miwah sane lianan Contoh: - Di
desane ento liu bajang-bajange ane kuang setuju teken papinehne Made Susanta. -
Ia ajaka dadua mula kereng gati matungkas, kewala adung sadina-dina. -
Yadiastun ida masemeton, sakemanten seringan ten manut sakadi pangajah biang
ajine. - Guru lan sisiane sareng-sareng nunasang mangda trepti jagat Baline. -
Ipun sareng panyamanipune sarahina tuyuh ka carike, kemanten seringan ten
mupu tetandurane. - Ida miwah rabin Idane sering ten wenten ring griya, duaning
makueh pakaryane. - Biang, ajine, miwah sane lianan makasami lulus sarjana,
kemanten nenten pisan jemet makarya.
b. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan Kalimat majemuk setara berlawanan ialah
kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya
menyatakan situasi berlawanan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Ada
kesenyapan antara dalam intonasi. b. Berkata tugas: nanging ‘tetapi’, kewala
‘melainkan’, apa buin ‘padahal’, tur ‘sedangkan’, dan sebagainya. Kata-kata
penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara berlawanan di
atas antara lain ialah: kewala ‘sedangkan’, nanging ‘tetapi’, kemanten
‘melainkan’, yadiastun ‘padahal’, wantah ‘hanyalah’, yadiapin ‘walaupun’,
yadiastun ‘meskipun’, yening ‘biarpun’, yadiapin ‘kendatipun’, kewala ‘namun’.
Dalam kalimat bahasa Bali dapat dicontohkan sebagai berikut: - Dane sampun
sue pensiun, kamaon kari seneng malancaran. - Ia manyama tugelan, kewala
paminehne pada melenan. - Liu gegelahanne, nanging pianakne tusing ada
masekolah. - Ida Nak Lingsir makeh madue jinah, sakemanten Ida nenten kayun
matumbasan. - Sadarana pisan pakantenan Idane, yadiastun makeh madue .
Makasami anak alit iriki kual, wantah sane kapertama manten sane jemet. -
Nenten surud-surud malajah, sakadi sesenggakane, yadiapin ririh enu liu
pepelajahan
c. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat Kalimat Majemuk Setara
yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas
beberapa kalimat tunggal yang bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari
bagian yang lain, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Ada kesenyapan antara
dalam intonasi. b. Dengan kata hubung: nika mawinan ‘sebab itu’; karana
‘karena’, nika karanane ‘karena itu’. Penjelasan contoh kalimat majemuk setara
yang menyatakan sebab akibat diatas; kalimat tersebut adalah kalimat majemuk
setara yang menyatakan sebab akibat. Dengan catatan bahwa Kata-kata
penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan
sebab akibat antara lain ialah: karana ‘sebab’, duaning ‘karena’, nika mawinan
‘oleh karena itu’, ngantos ‘sehingga’. 2

Kalimat ini memiliki dua klausa yang sifatnya sederajat yang digabungkan
melalui konjungsi. Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif sehingga masing-
masing dapat berdiri menjadi kalimat sendiri apabila konjungsinya dilepaskan.
Konjungsi yang biasa menggabungkan dua atau lebih klausa pada kalimat ini di
antaranya dan, sementara, dan lalu.
2
I Made Suweta, Membangun Kalimat Tunggal Dan Kalimat Majemuk Dalam Bahasa Bali (Kajian
Deskriptif), Volume 2, No. 2, September 2018.
Contoh Kalimat Majemuk Setara:
Klausa 1     : kakak bertanding sepak bola

Klausa 2          : adik menonton di pinggir lapangan

Gabungan        : Kakak bertanding sepak bola, sementara adik menonton di pinggir


lapangan.

Baik Klausa 1 maupun Klausa 2 merupakan bentuk klausa utuh yang


setidaknya memiliki subjek dan predikatnya masing-masing. Karena itu, kalaupun
tidak dihubungkan dengan konjungsi sementara, keduanya masih dapat berdiri
menjadi kalimat yang sempurna.
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
 Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
 Kedudukan tiap kalimat sederajat
Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Kata
Hubungan Fungsi Penghubung

menyatakan penjumlahan
atau gabungan kegiatan, dan, serta,
keadaan, peristiwa, dan baik,
penjumlahan proses maupun

menyatakan bahwa hal


yang dinyatakan dalam tetapi,
klausa pertama sedangkan,
bertentangan dengan bukannya,
pertentangan klausa kedua melainkan

menyatakan pilihan di
Pemilihan antara dua kemungkinan Atau

menyatakan kejadian yang lalu,


Perurutan berurutan kemudian
Contoh kalimat majemuk setara :
1. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
2. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
3. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
4. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

2. Kalimat Majemuk Rapatan


Hampir sama seperti bentuk sebelumnya, klausa-klausanya sebenarnya dapat
berdiri sendiri-sendiri. Hanya saja, pada jenis ini, akan ditemukan unsur klausa yang
berulang. Perulangan unsur tersebut biasa dipisahkan dengan konjungsi dan,
serta, atau juga; ataupun tanda koma (,).
Contoh:
Klausa 1          : Indra menghadiri konferensi ilmiah tersebut
Klausa 2          : Ratih menghadiri konferensi ilmiah tersebut
Gabungan        : Indra dan Ratih menghadiri konferensi ilmiah tersebut.

Klausa 1 dan Klausa 2 sebenarnya memiliki predikat dan objek yang sama, namun
subjeknya ( Indra, Ratih) berbeda. Karena itulah, dalam penggabungannnya, hanya
subjeknya yang dirapatkan dengan konjungsi dan.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat


Pernah mendengar ada induk kalimat dan anak kalimat? Di jenis kalimat
majemuk bertingkat, teman-teman akan menemukannya, yaitu kalimat yang memiliki
dua klausa atau lebih yang hubungannya tidak sejajar. Karena ketidaksejajaran
tersebut, salah satu klausa tidak dapat berdiri sendiri.
Bagian klausa inilah yang akan menjadi anak kalimat dalam kalimat tersebut.
Sementara itu, klausa yang mampu berdiri sendiri kalaupun dipisahkan dari kalimat
majemuk tersebut disebut sebagai induk kalimat. Kedua bagian kalimatnya biasanya
dihubungkan dengan konjungsi, seperti ketika, walaupun, sebab,karena dan
meskipun. .
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat:
Klausa1:Lia kerap terlambat datang ke sekolah
Klausa 2:Rumahnya jauh
Gabungan: Lia kerap terlambat datang ke sekolah karena rumahnya jauh.
Klausa 1 merupakan induk kalimat karena memiliki unsur klausa yang
lengkap, yakni subjek (Lia) dan predikat (terlambat). Karena hal tersebut jugalah,
Klausa 1 dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kalimat utuh. Sementara itu, Klausa 2
hanya memiliki predikat (rumahnya) sehingga tidak dapat menjadi kalimat utuh yang
membutuhkan subjek.
4. Kalimat Majemuk Perluasan
Selain bentuk sebelumnya yang salah satu klausanya tidak memiliki unsur
yang sempurna, ada juga kalimat majemuk perluasan yang anak kalimatnya
merupakan perluasan dari salah satu bagian unsur klausa yang ada. Anak kalimat
tersebut biasanya dihubungkan dengan konjungsi yang.
Contoh:
Klausa 1          : laptopnya mulai rusak
Klausa 2          : laptopnya dibeli pada lima tahun lalu
Gabungan    : Laptopnya yang dibeli pada lima tahun lalu mulai rusak.
Kedua klausa di atas sebenarnya memiliki unsur yang sempurna, minimal
subjek dan predikat. Namun, Klausa 2 dapat dipakai untuk menjelaskan subjek pada
Klausa 1. Untuk menggabungkannya, diberikan konjungsi yang setelah subjek yang
serupa dari kedua klausa tersebut (laptop).
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk
setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara
karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu,
konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat
majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat


Jenis
Hubungan Kata Penghubung

sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya,


setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika,
a. waktu tatkala, hingga, sampai

jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan,


b. syarat asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala

c. tujuan agar, supaya, untuk, biar

walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun),


d. konsesif kendati(pun), sungguh(pun)

5. Kalimat Majemuk Campuran


Sesuai dengan namanya, jenis kalimat yang satu ini memiliki penggabungan
antara bentuk kalimat setara ataupun rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Di
dalamnya, teman-teman bisa menemukan dua buah konjungsi atau lebih yang
sifatnya menjadi kata hubung koordinatif maupun bukan. Jumlah klausanya pun lebih
dari dua.
Contoh Kalimat Majemuk Campuran:
Klausa 1          : aku bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 2          : rayi bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 3          : anto bermain basket di lapangan terbuka
Klausa 4          : hujan
Gabungan        : Aku, rayi, dan anto bermain basket di lapangan terbuka,
meskipun hujan.
Klausa 1-3 merupakan induk kalimat yang dapat digabung menjadi kalimat
majemuk rapatan sebab memiliki predikat, objek, dan keterangan yang sama.
Sementara itu, hujan yang merupakan klausa tidak sempurna menjadi anak kalimat.
 

2.UNSUR KALIMAT

Suatu kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur yaitu Subjek dan
Predikat. Adapun unsur-unsur kalimat inti kalimat adalah Subjek,Predikat,Objek,dan
Keterangan (S-P-O-K)

A) Subjek (S)
Disebut juga pokok kalimat, karena mmerupakan unsur inti dalam suattu
kalimat. Umumnya Berupa kata benda (KB) atau kata lain yang di bedakan
Subjek merupakan jawaban dan pertanyaan “Siapa” atau “APA”
Contoh Buku itu dibeli Aning
B) Predikat (P)
Unsue inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan sujek biasanya Berupa
kata kerja (KK) atau Kata sifat (KS)Peredikat merupakan jawaban dari
pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”
Contoh Indah nyanyian lagu Kemesraaan dengan merdu .
C) Objek
Keterangan predikat yang memiliki Hubungan erat dengan Predikat.Biasanya
terletak Di Blakang Predikat Dalam kalimat fasif Objek akan menempati
posisi Subjek. Ada duaa macam Objek yaitu :
1) Objek Penderita
Kata benda atau Yang di bendakan baik berupa kata Maupun
kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau
tindakan yang di nyatakan oleh subjek.
Contoh Raihan mencoret-coret tembok (Objek penderita )
2) Objek penyyeerta
Objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau Mengalami
sesuatu.
Contoh Alim Memberikan adiknya Komputer baru (Objek
Penyerta)S

Anda mungkin juga menyukai