Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

KALIMAT MAJEMUK

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Bahasa Indonesia”
Dosen Pengampu: Sudirin, M.Pd

Disusun Oleh :

Dimas Ario Setiawan (2001082003)

Kelas A

Tadris Pendidikan Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TAHUN AJARAN 2020/2021


KALIMAT MAJEMUK

Pengertian Kalimat

Kridalaksana (1982: 71) mendefinisikan kalimat sebagai satuan bahasa


yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual maupun potensial tersendiri dari klausa. Dalam definisi ini. Kridalaksana
melihat sebuah satuan bahasa dikatakan kalimat jika secara relatif dapat berdiri
sendiri sebagai sebuah satuan yang lengkap, mempunyai intonasi final, dan
dapat berupa klausa

Pengertian Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung lebih dari dua


kalimat tunggal. Kalimat majemuk dikelompokkan menjadi kalimat majemuk
kompleks, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat
majemuk campuran.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau
lebih yangdapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas. Klausayang satu
dalam kalimat majemuk bukan merupakan bagian dari klausayang lainatau
klausa yang satu bukan merupakan pengembangan dari salah satu fungsi yang
ada dalam klausa itu. Hubungan antara klausayang satu dan yang laindalam
kalimat ini menyatakan hubungan koordinatif.

a.Yanto membaca stilistika dan istrinya membuat-kan susujahe.

b.Giyarti memesan bakso, tetapi suaminya me-mesan sate sapi.

c.Gandung sedang belajar atau malah tidur di kamar depan.

d.Pesertadilarang makan atau minum serta di-larang bergurau.

e.Adikku bekerja di Medan, sedangkan kakakku bekerjadi Yogya.


Contoh (a) s.d. (d) tersebutmerupakan kalimat majemuk yang masing-
masing terdiri atas dua klausautama, yaitu Yanto membaca stilistika (klausa
pertama) dan istrinya membuatkan susujahe (klausa kedua) pada (a); Giyarti
memesan bakso (klausa pertama) dan suaminya memesan sate sapi (klausa
kedua) pada (b); Gandhung sedang belajar (klausa pertama) dan (Gandhung)
malah tidur di kamardepan (klausa kedua)pada (c); Peserta dilarang makan
atau minum (klausa pertama) dan (peserta) dilarangbergurau (klausa kedua)
pada (d); serta Adikku bekerja di Medan (klausa pertama)dan kakakku bekerjadi
Yogya(klausa kedua)pada (e).

Klausa utama yang satu dan klausa utama yang lain dalam kelima kalimat
majemuk di atas dihubungkan dengan konjungsi koordinatif danpada (a),
tetapipada (b), ataupada (c), serta pada (d), dan sedangkanpada (e). Kon-jungsi
koordinatif danpada (a) menyatakan hubungan kumulatif atau penjumlahan,
tetapipada (b) menyatakan hubungan kontradiktif atau perlawanan, ataupada (c)
menyatakan hubungan alternatif atau pemilihan,sertapada (d) menyatakan
hubungan pendampingan, serta sedangkan pada (e) menyatakan hubungan
pertentangan.Kalimat (a) dan (b) berstruktur sama, yaitu S-P-Okonj S-P-O;
kalimat (c) berstruktur S-Pkonj (S)-P-K; kalimat (d) berstruktur S-P-Pel konj
(S)-P-Pel; sedangkan kalimat (e) berstruktur S-P-K konj S-P-K.
Jenis-Jenis Kalimat Majemuk

1. Kalimat Majemuk
Kompleks kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri
atas tiga klausa atau lebih. Dua di antara klausa dalam kalimat majemuk
ini merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang lain merupakan
klausa subordinatifyang berfungsi sebagai pemerluas salah satu atau
kedua fungsi dalam klausa utama. Kekompleksan dalam kalimat
majemuk ini ditandai dengan perluasan salah satu atau lebih unsur
(fungsi)dalam kalimat. Berikut disajikan beberapa contoh.
a. Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar ketika kebakaran
itu terjadi.
b. Bahwa setiap amal ibadahakan mendapat700 kali kebaikansudah
diketahui banyak orang, tetapi tidak semua orang mau
melakukannyakarena manusia cenderung kikir.
c. Jikarapel penelitinya turun, Harno akan mem-belikan adiknya sepatu
basket, sedangkan Hardi akan membelikan istrinya ponsel.

Kalimat majemuk kompleks (a) terdiri atas dua klausa utama, yaitu
Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar serta satu klausa
subordinatif ketika kebakaran itu terjadi. Kedua klausa utama yang
dirangkaikan dengan konjungsi danme-rupakan kalimat majemuk,
sedangkan klausa yang lain adalah klausa subordinatifyang ditandai
dengan penggunaan kon-jungsi ketika.Klausa subordinatif dalam kalimat
majemuk kompleks bukan merupakan kalimat yang mandiri, melainkan
merupakan bagian dari salah satu fungsi yang ada di dalam kalimat
majemuk. Dengan demikian, kekompleksan kalimat majemuk tersebut
ditandai dengan perluasan salah satu atau lebih unsur (fungsi) dalam
klausa utama.
Kalimat pada contoh (b) terdiri atas dua kalimat kompleks, yaitu (i)
Bahwa setiap amal ibadah akan mendapat 700 kali kebaikan sudah
diketahui banyak orang dan (ii) tidak semua orang mau melakukannya
karena manusia cenderung kikir. Kedua kalimat kompleks tersebut
dirangkaikan dengan konjungsi tetapi. Kekompleksan pada kalimat (b) ini
ditandai dengan penggunaan klausa subordinatif yang berbeda. Klausa
sub-ordinatif Bahwa setiap amal ibadah akan mendapat 700 kali
kebaikan yang berfungsi sebagai subjek menandai kekompleksan ka-limat
pertama, sedangkan klausa karena manusia cenderung kikir yang
berfungsi sebagai keterangan menandai kekompleksan kalimat kedua.
Dengan demikian, kalimat majemuk kompleks dalam contoh (b) ini
terdiri atas empat klausa. Klausa pertama ialah Bahwa setiap amal
ibadah akan mendapat 700 kali kebaikan; klausa kedua ialahsudah
diketahui banyak orang; klausa ketiga ialah tidak semua orang mau
melakukannya; serta klausa keempat ialah karena manusia cenderung
kikir.
Kalimat majemuk kompleks (c) terdiri atas satu klausa subordinatif
dan dua klausa utama. Dua klausa utama, yaitu Harno akan membelikan
adiknya sepatu basket dan Hardi akan membelikan istrinya ponsel, yang
dirangkaikan dengan konjungsi sedangkan merupakan kalimat majemuk,
sedangkan klausa yang lain, yaitu jika rapel penelitinya turun merupakan
klausa subordinatif yang ditandai dengan penggunaan konjungsi jika.
Klausa subordinatif dalam kalimatmajemuk kompleks bukan merupakan
kalimat yang mandiri, melainkan merupakan bagian dari salah satu fungsi
yang ada di dalam kalimat majemuk. Dengan demikian, kekompleksan
kalimat majemuk tersebut ditandai dengan perluasan salah satu atau lebih
unsur (fungsi) dalam klausa utama.
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan
menyatakan peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau dalam waktu
yang bersamaan. Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang satu
dan bagian kalimat yang lain yang setara itu akan terlihat pada
penggunaan kata sambung (kata penghubung) sebagai koordinator dalam
struktur kalimat majemuk. Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
a. Bibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan
b. Kedudukan tiap kalimat sederajad. Karena kalimat majemuk
merupakan gabungan kalimat, lebih tepat jika kalimat yang
digabung itu disebut dengan istilah klausa.
Penggabungan kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat ma-jemuk dapat
menunjukkan beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi
yang sangat tergantung pada kata penghubung di antaranya adalah
penjumlahan, per-tentangan, pemilihan, perurutan, dan penguatan. Untuk
lebih jelasnya dapat dibaca dalam tabel di bawah ini.
Kata Penghubung
Jenis Hubungan Fungsi
(Konjungsi)
penjumlahan Menyatakan dan, serta, baik,
pertentangan penjumlahan atau maupun,
pemilihan gabungan kegiatan, sesudah
perurutan keadaan, peristiwa, itu tetapi,
penguatan dan proses sedangkan,
menyatakan apa yang bukannya,
dinyatakan melainkan atau
dalam klausa pertama lalu, kemudian
bertentangan dengan malah(an),
klausa bahkan,
kedua menyatakan apalagi,
pilihan di antara dua lagipula,
kemungkinan tambahan pula
menyatakan kejadian
yang berurutan
menyatakan penguatan
atau penekanan
terhadap kejadian atau
peristiwa

3. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari
sebuah kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan
atau penggantian dengan kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang
satu dengan bagian kalimat yang lain dalam suatu struktur kalimat
majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian yang lebih tinggi
kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian
yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan).
Hubungan antara induk kalimat dan anak kalimatnya bersifat
subordinatif. Penggunaan kata sambung tertentu sebagai subordinator
dalam perluasan kalimat tunggal menentukan hubungan induk kalimat
dengan anak kalimat. Oleh karena itu, konjungtor yang menghubungkan
antara klausa kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan konjungtor
pada kalimat majemuk setara. Dalam tabel di bawah dapat dilihat jenis
hubungan antarklausa, konjungtor atau kata penghubung, dan fungsinya.
Kata Penghubung
Jenis Hubungan Fungsi
(Konjungsi)
Waktu syarat Klausa bawahan sejak, sedari,
pengandaian menyatakan waktu sewaktu, sementara,
tujuan konsesif terjadinya peristiwa seraya, setelah,
pembandingan atau keadaan yang sambil, sehabis,
penyebaban dinyatakan dalam sebelum, ketika,
pengakibatan cara klausa utama. Klausa tatkala, hingga,
kemiripan bawahan menyatakan sampai, selama,
penjelasan/penegasa syarat atau jika(lau),
n pengandaian seandainya,
terlaksananya apa yang andaikata,
disebut dalam klausa asal(kan), kalau,
utama. Klausa bawahan apabila, bilamana,
menyatakan suatu manakala agar,
tujuan atau harapan supaya, untuk,
dari apa yang disebut biarwalau(pun),mes
dalam klausa utama. ki(pun) sekalipun,
Klausa bawahan biar(pun), kendati
memuat pernyataan (pun), sungguh(pun)
yang tidak akan seperti, bagaikan,
mengubah apa yang laksana,
dinyatakan dalam sebagaimana, dari-
klausa utama, pada, alih-alih,
memperlihatkan ibarat sebab,
perbandingan antara karena, oleh karena
pernyataan pada klausa sehingga, sampai(-
utama dengan sampai), maka
pernyataan pada klausa dengan, tanpa
bawahan. Klausa seolah-olah,
bawahan menyatakan seakan-akan
sebab atau alasan bahwa.
terjadinya sesuatu yang
dinyatakan dalam
klausa utama klausa
bawahan, menyatakan
akibat dari apa yang
dinyatakan dalam
klausa utama. Klausa
bawahan menyatakan
cara pelaksanaan dan
alat dari apa yang
dinyatakan oleh klausa
utama klausa bawahan,
menyatakan adanya
kenyataan yang mirip
dengan keadaan yang
sebenarnya. Klausa
bawahan menyatakan
penegasan atau
penjelasan terhadap
peristiwa yang
dinyatakan pada klausa
utama.

Contoh :
Ia datang di rumah kemarin. (kalimat tunggal). Ia datang di rumah
ketika kami sedang merayakan hari ulang tahun adikku. (kalimat
majemuk yang diperluas) (kemarin mengalami perluasan/
pergantian)
a. Peluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan
kata sambung ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara.
Contoh : Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah
memperoleh pinjaman modal dari bank.
b. Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan
menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila,
manakala.
Contoh : Saya bekerja dengan tekun bila berhasil diterima
sebagai pegawai di kantor itu.
1) Perluasan kalimat melalui hubungan peng-andaian dengan
menggunakan kata sambung seandainya dan sekiranya.
Contoh : Seandainya usul-usul yang diajukannya itu
diterima oleh pengurus, tentu program kerja organisasi
dapat terlaksana dengan baik.
2) Perluasan kalimat melalui hubungan tujuan dengan
menggunakan kata sambung agar dan supaya.
Contoh : Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh
agar dapat mencapai indeks prestasi yang tinggi.
3) Perluasan kalimat melalui hubungan per-lawanan
(konsesif) dengan menggunakan kata sambung meskipun,
walaupun, sungguhpun, dan biarpun.
Contoh : Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke
sekolah.
4) Perluasan kalimat melalui hubungan pemiripan atau
perbandingan dengan menggunakan kata sambung seperti,
laksana, dan sebagaimana.
Contoh : Wajah gadis itu cantik dan menawan laksana
bulan purnama.
5) Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan
menggunakan kata sambung sebab dan karena.
Contoh : Pekerja itu tidak dapat merampungkan
pekerjaannya sebab seminggu ia sakit.
6) Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan
menggunakan kata sambung hingga, sehingga, dan
sampai.
Contoh : Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.
7) Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau
penegasan dengan menggunakan kata sambung bahwa.
Contoh : Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat
penting bagi masa depan anak-anaknya.
8) Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan
menggunakan kata sambung dengan.
Contoh : Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut
dengan menyamar sebagai buruh pabrik.
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas dua klausa bebas atau lebih
dan satu klausa terikat atau lebih; merupakan campuran antara kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk
campuran merupakan kalimat yang terdiri atas lebih dari dua klausa bebas
dan satu atau lebih klausa terikat. Disebut kalimat majemuk campuran
karena merupakan campuran kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran. Dilihat dari konjungsinya, kalimat majemuk
campuran menggunakan campuran konjungsi koordinatif dan konjungsi
subordinatif. Konjungsi koordinatif menandai struktur kalimat majemuk
setara, sedangkan konjungsi subordinatif menandai struktur kalimat
majemuk bertingkat.

Anda mungkin juga menyukai