Anda di halaman 1dari 2

Konjungsi temporal adalah 

sebuah kata penghubung yang memberikan penjelasan hubungan waktu


dari dua peristiwa.

Konjungsi temporal juga dibagi menjadi dua kategori yaitu konjungsi sederajat dan tidak sederajat

 Konjungsi temporal sederajat


Konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang memiliki sifat setara. Konjungsi temporal
sederajat ini dapat ditempatkan pada tengah kalimat. Konjungsi temporal sederajat tidak dapat
diletakkan pada awal maupun akhir sebuah kalimat.

Contoh konjungsi temporal sederajat:


 Lalu
 Kemudian
 Sebelumnya
 Setelahnya
 Selanjutnya
. Konjungsi temporal tidak sederajat
Konjungsi temporal tidak sederajat merupakan konjungsi yang mengubungkan beberapa kalimat seperti
majemuk bertingkat atau majemuk setara. Konjungsi temporal tidak sederajat juga dapat diletakkan
pada awal, tengah maupun akhir kalimat.

Contoh konjungsi temporal tidak sederajat:


 Sejak
 Ketika
 Apabila
 Hingga
 Saat
 Sebelum
 Sementara
Adapun contoh kalimat yang mengandung konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal yang
tidak sederajat.

1.     Contoh kalimat konjungsi temporal sederajat


 Ketika Ayah pulang ke rumah, kemudian ia bergegas untuk membersihkan badan.
 Aku membaca buku pelajaran sekolah, lalu aku mencoba mengerjakan latihan soalnya.
 Ibu sedang mencuci piring, sebelumnya ia telah membersihkan tempat tidur.
2.     Contoh kalimat konjungsi temporal tidak sederajat
 Apabila Adik bangun pagi, ibu selalu memasak makanan kesukaannya.
 Ketika sudah mandi sore, aku melanjutkan belajar matematika.
 Sementara Dina membersihkan halaman, ibu menyiapkan makan malam
Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang langsung diambil atau dikutip dari pembicaraan
seseorang yang isinya sama persis dengan yang diucapkannya. Sedangkan kalimat tidak
langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam
bentuk kalimat berita.
Perbedaan antara kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung dapat ditemukan
pada uraian ciri-ciri kalimat langsung dan ciri-ciri kalimat tidak langsung berikut ini:
Ciri-ciri kalimat langsung:

1. Ditandai dengan tanda petik dua ( “ ) bukan petik satu ( ‘ ).


2. Huruf pertama pada kalimat langsung yang diberi tanda petik menggunakan huruf
kapital
3. Kalimat pengiring dan kalimat petikan ditandai dengan tanda baca koma ( , ).
4. Kalimat langsung yang berbentuk dialog, harus menggunakan tanda baca titik dua ( : )
didepan kalimat langsungnya.
5. Cara membaca kalimat kutipan pada kalimat langsung intonasinya lebih ditekan.
6. Variasi pola susunan antara kalimat kutipan dan kalimat pengiring pada kalimat
langsung;

 Kalimat pengiring, “Kalimat kutipan.”


 “Kalimat kutipan,” kalimat pengiring.
 “Kalimat kutipan,” kalimat pengiring, “Kalimat kutipan.”

Ciri-ciri kalimat tidak langsung:

1. Tidak menggunakan tanda petik


2. Intonasi membacanya cenderung datar
3. Terdapat perubahan kata ganti orang, yaitu

 Kata ganti orang ke-1 berubah menjadi orang ke-3 “saya”, “aku” menjadi “dia”, atau
“iya”
 Kata ganti orang ke-2 berubah menjadi orang ke-1 “kamu”, “dia” menjadi “saya” atau
nama orang.

         4. Umumnya menggunakan tambahan konjungsi “bahwa”.

Anda mungkin juga menyukai