Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan prinsip otografis.
1.Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan
tersebut. Contoh:
2.Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutan ditengahnya dilakukan
diantara kedua huruf vocal tersebut. Contoh:
3.Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baik dalam kata-kata Indonesia
maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Contoh:
4.Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak me-wakili satu fonem
dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Contoh:
6.Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan ditengahnya
dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Contoh:
- Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai bentuk utuh.
Contoh:transmigrasi > trans-mig-ra-si
transaksi > trans-ak-si
transfusi > trans-fu-si
transplantasi > trans-plan-ta-si
- Jika trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola
Pemenggalan kata dasar. Contoh:
transit > tran-sit
transparansi > tran-spa-ran-si
transkripsi > tran-skrip-si
- Jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan dengan kata yang mengandung unsur
in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur berikutnya. Contoh:
ekstra > eks-tra
eksternal > eks-ter-nal
eksplisit > eks-pli-sit
ekspor > eks-por
- Bentuk lain yang mengandung unsur eks, dipenggal sebagai kata utuh. Contoh:
ekses > ek-ses
eksodus > ek-so-dus
eksistensi > ek-sis-ten-si
eksperimen > ek-spe-ri-men
9.Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain, Pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsurnya. Contoh :
1. Bentuk kebahasaan yang harus diikuti tanda koma (,) dalam penulisannya.
…, padahal
…, sedangkan
…, sepertinya
…, misalnya
…, contohnya
…, antara lain
…, di antaranya
…, yaitu
…, yakni
…, ialah
…, adalah
…,pasalnya
3. Bentuk-bentuk kebahasan yang tidak didahului tanda koma, khususnya apabila bentuk
kebahasan itu diikuti anak kalimat.
…bahwa…
…maka…
…karena…
…sehingga…
…sebab…
…jika…
…kalau…
…apabila…
…bila…
…bilamana…
4. Bentuk-bentuk kebahasaan yang didahului tanda koma, khususnya apabila bentuk kebahasan itu
diikuti induk kalimat.
…, bahwa…
…, maka…
…, karena…
…, sehingga…
…, sebab…
…, jika…
…, kalau…
…, apabila…
…, bila…
…, bilamana…
Baik...maupun
Bukan…melainkan
Tidak…tetapi
Entah…entah
Antara…dan
Tidak hanya… tetapi juga
Bukan hanya…melainkan juga
6. Bentuk-bentuk kebahasaan yang harus hadir berpasangan karena merupakan idiom atau atau
bentuk senyawa.
Sesuai dengan
Terkait dengan
Seirama dengan
Berkaitan dengan
Bertalian dengan
Setali dengan
Berkenaan dengan
Seiring dengan
Sejalan dengan
Dibandingkan dengan
Sehubungan dengan
Berhubungan dengan