Anda di halaman 1dari 6

PEMENGGALAN KATA DASAR

Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata.


Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf
vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah
huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain - lain.
Setelah memahami huruf vokal dan huruf konsonan, selanjutnya adalah memahami suku kata. Suku kata
merupakan bagian kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan

Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan prinsip otografis.

1.Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan
tersebut. Contoh:

kabar > ka-bar


sopan > so-pan
makan > ma-kan
tikam > ti-kam

2.Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutan ditengahnya dilakukan
diantara kedua huruf vocal tersebut. Contoh:

buah > bu-ah


ideal > i-de-al
kuota > ku-o-ta
taat > ta-at

3.Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baik dalam kata-kata Indonesia
maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Contoh:

aula > au-la


santai > san-tai
survei > sur-vei
amboi > am-boi

4.Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak me-wakili satu fonem
dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Contoh:

arsip > ar-sip


kapten > kap-ten
kurban > kur-ban
caplak > cap-lak
5.Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal
(digraf) dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf itu. Contoh:

akhlak > akh-lak


bangku > bang-ku
sunyi > su-nyi
masyarakat > ma-sya-ra-kat

6.Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan ditengahnya
dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Contoh:

instrumen > in-stru-men


implikasi > im-pli-ka-si
kontraktor > kon-trak-tor

7. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan sebagai berikut

- Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai bentuk utuh.
Contoh:transmigrasi > trans-mig-ra-si
transaksi > trans-ak-si
transfusi > trans-fu-si
transplantasi > trans-plan-ta-si
- Jika trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola
Pemenggalan kata dasar. Contoh:
transit > tran-sit
transparansi > tran-spa-ran-si
transkripsi > tran-skrip-si

8.Pemenggalan kata yang mengandung eks dilakukan seperti dibawah ini.

- Jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan dengan kata yang mengandung unsur
in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur berikutnya. Contoh:
ekstra > eks-tra
eksternal > eks-ter-nal
eksplisit > eks-pli-sit
ekspor > eks-por
- Bentuk lain yang mengandung unsur eks, dipenggal sebagai kata utuh. Contoh:
ekses > ek-ses
eksodus > ek-so-dus
eksistensi > ek-sis-ten-si
eksperimen > ek-spe-ri-men

9.Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain, Pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsurnya. Contoh :

Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fi


Biografi > bio-grafi > bi-o-gra-fi
Kilogram > kilo-gram > ki-lo-gram
Pascapanen > pasca-panen >pas-ca-pa-nen
Introspeksi > intro-speksi > in-tro-spek-si
Kecuali :
endoskopis > en-dos-ko-pis
telegrafis > te-le-gra-fis
atmosferis > at-mo-sfe-ris

10.Pemenggalan unsur asing yang berakhiran isme dilakukan sebagai berikut.

- Yang didahului satu vocal, dipenggal setelah huruf vocal. Contoh:


egoisme > e-go-is-me
heroisme > he-ro-is-me
sukuisme > su-ku-is-me
Hinduisme > hin-du-is-me
- Yang didahului konsonan, dipenggal sebelum huruf konsonan. Contoh:
absolutisme > ab-so-lu-tis-me
humanisme > hu-ma-nis-me
patriotisme > pa-tri-o-tis-me
sadisme > sa-dis-me

Sumber Referensi : Parmin, Jack.dkk.2011.Menulis Ilmiah:Buku Ajar MPK Bahasa


Indonesia.Surabaya:Unesa University Press.
Penggunaan dan tata tulis ejaan

1. Bentuk kebahasaan yang harus diikuti tanda koma (,) dalam penulisannya.

Agaknya, Paling tidak,


Akan tetapi, Sebalikna,
Akhirnya, Sesudahnya,
Akibatnya, Sementara itu,
Artinya, Adapun,
Biarpun begitu, Sungguhpun begitu,
Biarpun demikian, Tambahan lagi,
Dalam hal ini, Untuk itu,
Di samping itu, Namun,
Jadi, Dalam hubungan ini,
Lagi pula, Dalam konteks ini,
Meskipun begitu, Dengan kata ini,
Pada dasarnya, Di pihak lain,

Jika demikian, Sebaiknya,


Kalau begitu, Sebelumnya,
Kalau tidak salah,, Sehubungan dengan itu,
Kecuali itu, Selanjutnya,
Meskipun demikian, Sesudah itu,
Oleh sebab itu, Sungguhpun demikian,
Oleh karena itu, Tambahan pula,
Karena itu, Walaupun begitu,
Sebagai kesimpulan, Maka dari itu,
2. Bentuk yang didahului ddengan tanda koma (,) dalam penulisannya dan letaknya di tengah
kalimat.

…, padahal
…, sedangkan
…, sepertinya
…, misalnya
…, contohnya
…, antara lain
…, di antaranya
…, yaitu
…, yakni
…, ialah
…, adalah
…,pasalnya

3. Bentuk-bentuk kebahasan yang tidak didahului tanda koma, khususnya apabila bentuk
kebahasan itu diikuti anak kalimat.

…bahwa…
…maka…
…karena…
…sehingga…
…sebab…
…jika…
…kalau…
…apabila…
…bila…
…bilamana…

4. Bentuk-bentuk kebahasaan yang didahului tanda koma, khususnya apabila bentuk kebahasan itu
diikuti induk kalimat.

…, bahwa…
…, maka…
…, karena…
…, sehingga…
…, sebab…
…, jika…
…, kalau…
…, apabila…
…, bila…
…, bilamana…

5. Bentuk-bentuk kebahasaan yang harus hadir berpasangan karena merupakan konjungsi


korelatif.

Baik...maupun
Bukan…melainkan
Tidak…tetapi
Entah…entah
Antara…dan
Tidak hanya… tetapi juga
Bukan hanya…melainkan juga

6. Bentuk-bentuk kebahasaan yang harus hadir berpasangan karena merupakan idiom atau atau
bentuk senyawa.

Sesuai dengan
Terkait dengan
Seirama dengan
Berkaitan dengan
Bertalian dengan
Setali dengan
Berkenaan dengan
Seiring dengan
Sejalan dengan
Dibandingkan dengan
Sehubungan dengan
Berhubungan dengan

Anda mungkin juga menyukai