Anda di halaman 1dari 3

BAB II

Pembahasan

1. Pengertian Asuhan Keperawatan dan Tujuan Asuhan Keperawatan


a. Asuhan Keperawatan atau askep
adalah proses atau tahapan kegiatan dalam perawatan yang diberikan langsung kepada
pasien dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan askep dilakukan
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang didasarkan ilmu dan
kiat keperawatan yang bersifat humanistic, dan berdasarkan kebutuhan objektif pasien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien serta dilandasi kode etik dan etika
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Dalam proses perawatan, asuhan keperawatan dilaksanakan dalam beberapa tahap yang meliputi:

 Pengkajian
 Diagnosa keperawatan
 Perencanaan (Intervensi)
 Pelaksanaan (Implementasi)
 Evaluasi (formatif/proses dan sumatif)

Asuhan keperawatan dapat dilakukan atau diberikan kepada pasien sebagai rangka untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang didasarkan pada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis meliputi oksigen,cairan,nutrisi, kebutuhan rasa aman dan perlindungan,kebutuhan rasa
cinta dan saling memiliki,kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Hal tersebut
sesuai dengan pengertian asuhan keperawatan (Askep) menurut ahli berikut :

“Proses Keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan
terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien /
klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah)
Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi).
Menurut Ali (1997)”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan
adalahseluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkaitan
dengan kiat-kiat keperawatan yang dimulai dari pengkajian hingga evaluai dalam usahan
memperbaiki atau memelihara derajat kesehatan yang optimal.
b. Tujuan Asuhan Keperawatan
Tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan, antara lain:

 Membantu individu agar dapat mandiri


 Mengajak individu untuk bisa berpartisipasi dalam bidang kesehatan
 jMembantu individu untuk mengembangkan potensi dalam memelihara kesehatan secara
optimal
 Membantu individu agar tidak tergantung pada orang lain dalam memeliharan kesehatan
 Membantu individu untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

2. Jenis -jenis Pemeriksaan Radiologi

 Thorax: Pemeriksaan secara radiologi organ paru-paru


 Kepala: Pemeriksaan secara radiologi organ kepala
 Extermitas: Pemeriksaan secara radiologi organ ektermitas
 Vetebrae: Pemeriksaan secara radiologi organ vetebrae; vetebrae cervical,vetebrae
thoraxal, vetebrae lumbal, vetebrae sacral, coccigius.
 Mamography : Pemeriksaan secara radiologi organ  payudara dengan menggunakan
pesawat khusus mammography dengan kapasitas kilo volt rendah dan waktu expose
panjang
 Oesophagus: Pemeriksaan secara radiologi  organ traktus digestivus pada daerah
oesofhagus  dengan menggunakan bahan kontras melalui oral ( barium sulfat  yang
dilarutkan dalam air 1:1 )
 Maag Duedonum: Pemeriksaan secara radiologi  pada organ lambung dengan
menggunakan bahan kontras melalui oral ( barium sulfat  yang dilarutkan dalam air )
 Follow Through: Pemeriksaan secara radiologi  pada organ usus halus dengan
menggunakan bahan kontras melalui oral ( barium sulfat  yang dilarutkan dalam air )
 Intra Vena Pyelography ( IVP ): Pemeriksaan secara radiologi pada organ traktus
urinarius ( ginjal ,urether, buli – buli dengan menggunakan bahan kontras melalui
penyuntikan intravena
 Appendikogram: Pemeriksaan secara radiologi pada daerah appendik dengan
menggunakan  bahan kontras barium sulfat yang di larutkan dalam air yang kemudian di
minum.
 Retrograde Pyelography ( RPG ): Pemeriksaan secara radiologi pada organ traktus
urinarius ( ginjal, urether, buli – buli ) dengan menggunakan bahan kontras yang
dimasukan melalui kateter  kedalam ginjal dan salurannya. Pemasangan kateter tersebut 
dilakukan di kamar operasi
 Bipoler Uretrogram: Pemeriksaan secara radiologi pada organ traktus  urinarius
( ginjal, uretra, buli – buli ) dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukan 
melalui kateter sistomi kedalam buli – buli  dan secara retrograde melalui urether.
 Hystero Salvingography ( HSG ): Pemeriksaan secara radiologi pada organ genitalia
wanita dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukan melalui uterus dan tuba
uterine
 Myelography: Pemeriksaan secara radiologi pada organ. canalis medulla spinalis
dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukan melalui lumbal fungsi.
 Fiestelography: Pemeriksaan secara radiologi untuk fistel ( kedalaman, hubungan
dengan organ lain )  dengan menggunakan bahan kontras dimasukan melalui fistel
tersebut.

3. Perawatan Dasar Langsung Pada Pasien Radiologi Sesudah


pemeriksaan Radiologi

A. Menolong Pasien Berjalan ke Kursi


 Kursi diletakkan dekat tempat tidur, sepatu/sandal pasien disiapkan
 Pasien didudukkan dan dibantu ke pinggir meja pemeriksaan, kedua kaki diatas kursi
 Kaki pasien diturunkan satu persatu dari kursi, perawat membantu pasien berdiri dan
melangkah perlahan-lahan menuju kursi yg telah disiapkan
 Pasien didudukkan di kursi, kalau perlu diberi bantal atau selimut

B. Memberikan Hasil Rongent Kepada Pasien


 Pasien/Keluarga pasien Menunggu Hasil Rontgen selesai
 Radiolog/Radiografer memberikan hasil Rontgen kepada pasien
 Radiolog/radiografer mempersilahkan pulang pasien

Anda mungkin juga menyukai