Anda di halaman 1dari 5

1.

Daur hidup bahan kimia

2. Bahan kimia berbahaya: bahan kimia yang karena klasifikasi, kategori tingkat bahaya, dan
konsentrasinya dapat merugikan manusia dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
3. Risk=HazardxExposure
4. Suatu bahan kimia yang tidak diketahui identitasnya harus dianggap bahaya, kecuali ada
alasan untuk tidak berpikiran demikian.
5. Klasifikasi bahan kimia berbahaya: proses identifikasi dan kategorisasi suatu bahan kimia
berdasarkan sifat bahaya.
Tujuan:
a. memudahkan pengelolaan
b. preventif risiko kecelakaan
c. memenuhi hak konsumen untuk tahu
6. Sistem Klasifikasi
a. Internasional: GHS (Global Harmonized System on Classification and Labelling of
Chemicals.
b. Nasional
7. GHS: pendekatan untuk mendefinisikan dan mengklasifikasi bahaya bahan kimia yang
kemudian informasinya dikomunikasikan melalui Label dan Lembar Data Keselamatan
(LDK/SDS) sesuai dengan persyaratan.
8. Apabila dunia tanpa GHS, akan terjadi disharmoni klasifikasi yang berbahaya karena dapat
menyebabkan kekeliruan dalam memahami sifat suatu bahan kimia.
9. Manfaat GHS
a. Melindungi manusia dan lingkungan (tujuan)
b. Mempermudah perdagangan chemicals
c. Adanya sistem internasional
d. Efisiensi biaya
10. Peraturan BKB di Indonesia
a. Peraturan Menteri Perdagangan no.44/M-DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan,
Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya.
b. Peraturan Menteri Perindustrian no. 24/M-IND/PER/5/2006 tentang Pengawasan
Produksi dan Penggunaan Bahan Berbahaya untuk Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian no. 87/M-IND/PER/2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia.
11. Lingkup GHS
a. Kriteria klasifikasi
 Bahaya fisika-kimia
 Bahaya Kesehatan dan lingkungan
b. Komunikasi bahaya
 Label
 SDS/LDK
12. GHS Pictogram

13. Isi Label GHS: Identitas produk, symbol (wajib), kata sinyal (wajib), pernyataan bahaya
(wajib), informasi kehati-hatian, identitas pemasok.
14. Contoh label GHS:
15. Agenda 21 (World Summit on Sustainable Development, Rio de Janeiro 1992)
Environmentally Sound Management of Chemicals: Global Harmonized System on
Classification and Labelling of Chemicals (GHS)

(Jawaban essay UTS tahun lalu)


16. Berdasarkan kriterianya, bahaya bahan kimia dapat dibagi menjadi :
a. Bahaya Fisik (16):
 Eksplosif
 Gas mudah menyala
 Aerosol mudah menyala
 Cairan mudah menyala
 Padatan mudah menyala
 Gas pengoksidasian
 Cairan pengoksidasian
 Padatan pengoksidasian
 Gas bertekanan
 Zat/campuran swareaktif
 Cairan piroforik
 Padatan piroforik
 Zat/campuran swapanas
 Zat yang jika kontak dengan air melepas gas mudah menyala
 Peroksida organic
 Korosif pada logam
b. Bahaya Kesehatan (10):
 Toksisitas akut
 Korosi dan iritasi kulit
 Kerusakan/iritasi serius pada mata
 Sensitisasi
 Mutagenesis sel germinal
 Karsinogenitas
 Toksik terhadap system reproduksi
 Toksisitas sistemik pada organ spesifik sebelum paparan tunggal.
 Toksisitas sistemik pada organ spesifik setelah paparan tunggal.
 Bahaya aspirasi
c. Bahaya lingkungan (2):
 Bahaya terhadap lingkungan akuatik
 Bahaya terhadap lapisan ozon
17. Masing-masing kriteria bahaya memiliki ketegorinya sendiri masing-masing, dari kategori 1
(paling berbahaya). Angka lebih besar menandakan semakin rendah bahayanya.
18. Oxygen Balance: ekspresi yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana bahan peledak
dapat dioksidasi.
Jika bahan pelededak mengandung oksigen yang cukup untuk membentuk CO2 dari
karbon, air dari atom hydrogen, semua sulfur oksida dari sulfur, dan semua oksida
logam dari logam tanpa kelebihan, molekul tersebut dikatakan sebagai zero oxygen
balance. Molekul dikatakan memiliki keseimbangan oksigen positif jika mengandung
lebih banyak oksigen daripada yang dibutuhkan dan keseimbangan oksigen negatif
jika mengandung oksigen kurang dari yang dibutuhkan. Contoh: Amonium nitrat
(+20%), TNT (-74%)
19. Piroforik: cairan yang dapat terbakar setelah kontak dengan udara selama 5 menit
(walaupun dalam jumlah kecil).
20. MSDS/SDS (Safety Data Sheets): lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika
& kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan
tindakan khusus terkait dengan keadaan darurat dalam penanganan bahan berbahaya.
21. Suatu bahan kimia wajib mempunyai MSDS/SDS karena MSDS sangatlah penting untuk
menunjang keselamatan kerja di laboratorium. MSDS memberikan informasi mengenai
prosedur yang tepat untuk penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia setelah
digunakan di laboratorium.
22. Fire triangle (segitiga api): model sederhana untuk memahami bahan-bahan yang diperlukan
untuk sebagian besar kebakaran. Segitiga tersebut menggambarkan 3 elemen yang
dibutuhkan api untuk menyala: panas (heat), bahan bakar (fuel), dan oksigen. Kebakaran
dapat ditangani dengan menghilangkan salah satu dari elemen di segitiga api.
23. LD50 adalah jumlah/dosis bahan kimia yang diberikan secara langsung kepada hewan uji
yang menyebabkan kematian 50% dari hewan uji tersebut.
24. LC50 adalah konsentrasi bahan kimia di udara/di dalam air yang menyebabkan kematian
50% pada hewan uji.
25. B3-NFPA

Anda mungkin juga menyukai