NPM : 2106707630
Mata Kuliah : MPK Agama Islam
Kelas : MIPA 15
Dosen Pengampu : Muhammad Yusuf, M.Si
Ilmu Kalam ialah ilmu yang membahas tentang akidah dengan dalil-dalil aqliyah
(rasional ilmiah). Dalam mengkaji ilmu kalam, ayat-ayat akidah dalam Al Quran
didiskusikan dan ditafsirkan oleh para ulama. Dari sinilah timbul perselisihan
antara beberapa kelompok yang memiliki perspektif berbeda tentang bagaimana
cara untuk memahami Allah dan menafsirkan sifat-sifat-Nya sehingga timbullah
pemetaan kelompok berdasarkan aliran paham akidah yang dianut.
Secara garis besar, aliran-aliran paham akidah yang ada antara lain:
a. Khawarij
b. Syi’ah
c. Murjiah
d. Mu’tazilah
e. Al asy’ariyyah
f. Maturidiah
g. Ahlus Sunnah wal Jamaah
“Syariat ialah jika terdapat teks yang jelas (tidak multitafsir) dari Al-Quran, teks
sunah (hadits), teks yang didapat dari perbuatan Nabi SAW, teks yang didapat dari
taqrir Nabi SAW, dan ijma’ para sahabat,” (Ibnu Hazm, Al-Ihkam fi Ushulil
Ahkam, Beirut, Darul Afaq, 2001 M, juz III, halaman 137).
“(Fikih ialah) pengetahuan tentang hukum-hukum syariat amaliah yang didapat dari
dalil-dalilnya yang terperinci,” (Lihat Saifuddin Al-Amidi, Al-Ihkam fi Ushulil
Ahkam, Beirut, Al-Maktabul Islami, 2004 M, juz I, halaman 5).
Dari dua keterangan di atas, dapat kita pahami perbedaan syariat dan fiqih, yaitu :
Al Quran hanya ada satu, Al Hadits hanya tersebar dalam 6 kitab. Namun, tafsir
para ulama terhadap sumber-sumber hukum islam ini ternyata tidak tunggal. Ada
perbedaan pendapat yang muncul karena perbedaan dalam menggunakan dalil atau
perbedaan dalam memahami dalil yang kemudian menghadirkan mahzab-mahzab
fiqih. Perbedaan seperti ini adalah keniscayaan.
Dalam empat mahzab ini, pokok-pokok agama Islam tetap sama, namun sering kali
cara pelaksanaannya berbeda. Contohnya adalah tentang salat. Semua ulama
memiliki persamaan sepaham bahwa melaksanakan salat adalah kewajiban bagi
seluruh umat Islam. Namun, tata cara salat yang dijelaskan oleh setiap mahzab boleh
jadi berbeda.
8. Etika Politik dalam Pandangan Islam
Etika politik dalam Islam ialah melaksanakan politik dengan selalu merujuk pada
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits. Prinsip dasar
dalam etika politik Islam adalah menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan
menghormati hak-hak asasi manusia, sehingga tercipta suatu kedamaian yang
berkelanjutan dibawah norma-norma agama. Dengan begitu, aktivitas politik yang
dilakukan mendapat berkah dan terhindar dari malapetaka yang disebabkan oleh
keterpurukan atau kemungkaran.
Selama kurang lebih 10 tahun di Madinah, sejarah telah mencatat keberhasilan Nabi
dalam membangun masyarakat madani yang bernuansakan keadilan, inklusivisme,
dan demokratisasi. Kondisi pluralisme keberagamaan tidak serta-merta menjadi
penghalang bagi terbentuknya hubungan kemasyarakatan dan kenegaraan yang
harmonis dan populis. Kelompok non-Muslim tetap terjaga hak-haknya tanpa
mendapat gangguan dari umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA