Disusun Oleh:
Anwar Hidayat Wibisono 18201241061
PBSI B 2018
1. Analisis terhadap aspek isi/substansi puisi. Bagaimana daya spontanitas, kekuatan emosi,
orisinalitas, daya kontemplasi, dan kedalaman nilai kehidupan yang ditawarkan.
2. Analisis terhadap elemen struktur puisi. Bagaimana pilihan diksi, gaya bahasa, citraan, dan
versifikasi (persajakan).
3. Interpretasi kadar keindahan (keutuhan, kekontrasan, keseimbangan, keharmonisan,
keragaman/variasi) yang tampak (ada) pada aspek isi/substabsi dan aspek struktur.
SAYANGHEULANG
;kenangan kepada IAR
oleh Nita Widati Efsa
Dari bentuk orisinalitas pada puisi ini dapat dengan mudah kita analisis dari judulnya,
yaitu Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR, jika kita dapat lebih jauh memahaminya maka
diketahui bahwa Sayang Heulang merupakan sebuah pantai yang terletak di desa Mancagahar,
kecamatan Pameungpeuk, kabupaten Garut, Jawa Barat. Seperti yang digambarkan dalam puisi
Pantai Sayang Heulang memiliki pasir kecokelatan sehingga dapat digunakan untuk bermain, salah
satunya membuat istana pasir. Pantai ini juga dilengkapi dengan air yang jernih sehingga terlihat
karang-karang yang berdiri kokoh, tidak lupa juga dengan deburan ombak yang besar dengan
suasana yang sejuk. Dan khusus pada baris //Suratku kepada heulang tidak untuk menjadikannya
mata-mataku padamu//. Kata heulang sendiri dapat dimaknai sebagai elang yang dalam puisi ini
berarti “mata elang yang tajam”. Namun jika kita melihat kembali pada baris berikutnya //saat kau
berdiri di bibir tebing//, dan //tajam mata heulang justru menjagamu dari bahla//. Diketahui bahwa
heulang merupakan sebuah tebing, karena di sebelah barat Pantai Sayang Heulang terdapat tebing
yang dinamakan Bukit Teletubbies, yang dari bukit tersebut pengunjung dapat melihat Pantai
Sayang Heulang secara keseluruhan. Sehingga dengan penyair yang dapat dengan gemulai
menggambarkan suasana Pantai Sayang Heulang maka adanya kehidupan pantai yang membawa
ketenangan dan kedamaian tersampaikan oleh pembaca melalui puisi ini.
Pilihan kata/diksi yang dipakai penyair dalam puisi ini mendukung isi dan tema
kekecewaan, hal ini dapat dilihat dari pilihan kata yang terdapat dalam baris / suratku kepada
karang tidak untuk membalas suratmu//. Maksud dari baris tersebut ialah penyair tidak lagi
mengharapkan dia yang telah membuatnya kecewa, hal ini juga ditegaskan kembali dengan
kalimat yang hampir sama maksudnya pada setiap bait puisi. Pada puisi tersebut banyak
menggunakan kalimat konotatif yang penyair gunakan, artinya memiliki kemungkinan makna
yang lebih dari satu, pilihan kata yang dipilih merupakan kata kias artinya mempunyai efek
keindahan dan berbeda dari kata-kata yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
pemilihan kata yang tepat pada puisi Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR menjadikan
pemaknaan pada puisi ini menjadi lebih indah.
Gaya bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut yakni terdapat gaya bahasa
perulangan/repetisi yang ditunjuukan pada kalimat /Suratku kepada karang tidak untuk membalas
suratmu// dalam kalimat ini kata /suratku/ mengalami perulangan bada setiap bait puisi tersebut,
kemudian pada setiap baris kedua dari setiap bait juga terdapat kata yang mengalami perulangan
yakni kata /karena/ hal ini dimaksudkan untuk mempertegas perasaan kecewa penyair kepada dia.
Selanjutnya selain majas perulangan terdapat pula majas personifikasi dimana penyair seolah-olah
mengganggap benda mati seperti hidup, yang ditunjukkan oleh kalimat /langit berkaca-kaca/,/bibir
tebing/, /daun hati/, /nyeri perut bumi/ keempat contoh tersebut dapat dengan jelas diketahui bajwa
terdapat gaya bajasa personifikasi karena langit tidak mungkin berkaca-kaca hanya manusialah
yang mampu menangis berkaca-kaca, begitu pula kata yang lainnya. Kemudian juga terdapat gaya
bahasa simile yang ditunjukkan pada kalimat /lihatlah geminhnya seperti patung/, /kau seperti
kelebatan kilat/ yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan
kata penghubung atau kata pembanding /seperti/.
Imaji/citraan pada puisi ini dapat dilihat dari beberapa kalimat yang disajikan penyair
untuk menguatkan tema yang ingin disampaikan. Pada kalimat /Ketika laut surut dan ufuk
menyuguhkan jingga temaram//, /Karena kutahu kau seperti kelebatan kilat di bentang langit/
kedua kalimat tersebut mengandung citraan penglihatan dimana maksudnya untuk mempertegas
tema kekecewaan penyair kepada dia yang dikemas secara apik dengan kata kias. Kemudian
terdapat citraan pendengaran yang ditunjukkan pada kalimat /gelegarmu bergema di setiap telinga/
karena pada kata /gelegar/ mengajak pembaca untuk bisa merasakan gelegar suara melalui indra
pendengarannya. Citraan-citraan yang ditampilkan oleh pengarang akan membuat pembaca lebih
meresapi maksud yang akan disampaikan pengarang pada pembaca. Selain itu, pembaca juga akan
mendapatkan kesan tersendiri akan citraan yang dia buat berdasarkan apa yang dia baca.
Versifikasi/pesajakan dalam puisi disebut juga rima yang merupakan ulangan bunyi pada
setiap baris dalam puisi. Sajak berfungsi sebagai hiasan suatu puisi. Pada puisi di atas, sajak yang
ditampilkan merupakan sajak identik yang terlihat pada kutipan berikut ini.
Pengulangan kata suratku dan karena pada tiap bait yang diulang secara berurutan
memberikan kesan yang cantik pada puisi. Selain itu asonansi-asonansi yang ada pada puisi itu
membuat kesan halus, merdu, dan indah. Apalagi suatu karya puisi itu mengandalkan unsur
keindahannya. Karena puisi bukan kumpulan kata yang membentuk kalimat melainkan kumpulan
kata yang telah dipadatkan. Karena adanya pemadatan kata itu, maka keindahan menjadi unsur
yang ditonjolkan.
Irama pada suatu puisi berhubungan dengan bunyi yang dihasilkan pada saat puisi itu
dibacakan. Tinggi rendahnya intonasi, panjang pendeknya pengucapan kata, dan keras lembutnya
pengucapan itu berhubungan dengan irama suatu puisi. Irama puisi ada yang beraturan ada juga
yang tidak teratur. Pada puisi berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR di atas,
mempunyai irama yang bervariasi.
Keutuhan puisi berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR dapat kita lihat pada
masing-masing baris dan bait keduanya saling berhubungan karena membahas sebuah pantai yang
merupakan gambaran permasalahan seorang penyair kepada dia. Permasalahan tersebut yaitu
kekecewaannya kepada kekasihnya yang sudah dibahas pada analisis sebelumnya. Tidak jauh dari
pembahasan, seorang penyair tetap memberikan keindahan pada Pantai Sayang Heulang.
Sehingga akan memunculkan adanya penekanan atau kontras karena pantai dan perasaan
yang kecewa itu memiliki sifat yang berlawanan. Pantai dimaknai sebagai sesuatu yang baik,
indah, dan bagus. Sedangkan kekecewaan diasumsikan sebagai sesuatu yang buruk. Hubungan
yang terlihat kontras antara pantai dan perasaan kecewa tersebut diramu oleh penyair menjadi
keharmonisan yang sangat apik dengan disajikan melalui puisi. Melalui adanya penggabungan
tersebut walaupun terkesan mencolok dengan sentuhan diksi yang beragam sehingga akan tercipta
variasi baru dan dengan penyajian tersebut maka akan terjadi keseimbangan.