Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ESTETIKA PUISI SAYANGHEULANG

KARYA NITA WIDATI EFSA


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Estetika
Dosen Mata Kuliah : Dr. Drs. Anwar Efendi, M.Si

Disusun Oleh:
Anwar Hidayat Wibisono 18201241061
PBSI B 2018

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
ANALISIS ESTETIKA PUISI

1. Analisis terhadap aspek isi/substansi puisi. Bagaimana daya spontanitas, kekuatan emosi,
orisinalitas, daya kontemplasi, dan kedalaman nilai kehidupan yang ditawarkan.
2. Analisis terhadap elemen struktur puisi. Bagaimana pilihan diksi, gaya bahasa, citraan, dan
versifikasi (persajakan).
3. Interpretasi kadar keindahan (keutuhan, kekontrasan, keseimbangan, keharmonisan,
keragaman/variasi) yang tampak (ada) pada aspek isi/substabsi dan aspek struktur.

SAYANGHEULANG
;kenangan kepada IAR
oleh Nita Widati Efsa

Suratku kepada karang tidak untuk membalas suratmu


Karena kau tak setegar dan segarang dia memandang hidup
Lihatlah gemingnya seperti patung, semadinya kukuh di atas luka
Sunyi yang memenjarakan telah menjadi karib di hidupnya

Suratku kepada ombak tidak untuk menjawab pertanyaanmu


Karena dia selalu datang dan pergi dengan ribuan pesan dibawanya
Sementara kau satu pesan pun tak disampaikan dengan baik
Padahal seperti bulan menanti saat malam tiba. Aku menunggu di ketiadaan

Suratku kepada pantai tidak untuk melabuhkan rasaku padamu


Karena pasir yang kuinjak dan kugali untuk membangun istana kerajaan
Tidak mengizinkanku mengisi dan menikmati keindahan keagungannya
Dia memilih lebur di kesunyian, berdekapan dengan air masin pembasuh lukanya

Suratku kepada heulang tidak untuk menjadikannya mata-mataku padamu


Karena aku melihat dengan mata batin, rasa langit yang berkaca-kaca. Saat kau berdiri di bibir
tebing. Tajam mata heulang justru menjagamu dari bahla.
Cakar tajamnya akan mengangkatmu aman. Ketika laut surut dan ufuk menyuguhkan jingga
temaram

Suratku kepadamu tidak untuk apa-apa


Karena kutahu kau seperti kelebatan kilat di bentang langit
Gelegarmu bergema di setiap telinga. Lecutanmu menyisakan nyeri perut bumi
Separuh batang kelapa terpenggal. Dan daun hatiku gosong terbakar oleh panasmu
Daya spontanitas dalam puisi berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR ini pada
umumnya ada pada baris pertama setiap baitnya yang menjelaskan bahwa pesan yang ditujukan
pada laut, karang, pantai dan heulang bukanlah pesan yang ditujukan untuk dia Daya spontanitas
terlihat pada larik Suratku kepada karang tidak untuk membalas suratmu.. Dalam puisi ini dia
digambarkan sosok yang telah mengecewakan penyair yang tersirat pada baris //Sementara kau
satu pesan pun tak disampaikan dengan baik/ /Padahal seperti bulan menanti saat malam tiba/.
/Aku menunggu di ketiadaan//. Dan diketahui penyair kecewa karena dia telah lama tidak
memberikan kabar apapun.

Puisi berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR ini menunjukkan kemampuan


penyair dalam menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosinya yang tersampaikan
melalui diksi-diksi yang terdapat pada setiap baris puisi. Walaupun begitu terdapat diksi ironi yang
menyebabkan sebuah amarah yang disampaikan oleh penyair kepada si dia yang mampu
tersampaikan kepada pembaca sehingga pembaca akan dengan mudah merasakan kekuatan emosi
tersebut. Kekuatan tersebut tergambar pada beberapa baris yang mengisyaratkan penyair
membandingkan si dia terhadap apapun yang ditemuinya.

Dari bentuk orisinalitas pada puisi ini dapat dengan mudah kita analisis dari judulnya,
yaitu Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR, jika kita dapat lebih jauh memahaminya maka
diketahui bahwa Sayang Heulang merupakan sebuah pantai yang terletak di desa Mancagahar,
kecamatan Pameungpeuk, kabupaten Garut, Jawa Barat. Seperti yang digambarkan dalam puisi
Pantai Sayang Heulang memiliki pasir kecokelatan sehingga dapat digunakan untuk bermain, salah
satunya membuat istana pasir. Pantai ini juga dilengkapi dengan air yang jernih sehingga terlihat
karang-karang yang berdiri kokoh, tidak lupa juga dengan deburan ombak yang besar dengan
suasana yang sejuk. Dan khusus pada baris //Suratku kepada heulang tidak untuk menjadikannya
mata-mataku padamu//. Kata heulang sendiri dapat dimaknai sebagai elang yang dalam puisi ini
berarti “mata elang yang tajam”. Namun jika kita melihat kembali pada baris berikutnya //saat kau
berdiri di bibir tebing//, dan //tajam mata heulang justru menjagamu dari bahla//. Diketahui bahwa
heulang merupakan sebuah tebing, karena di sebelah barat Pantai Sayang Heulang terdapat tebing
yang dinamakan Bukit Teletubbies, yang dari bukit tersebut pengunjung dapat melihat Pantai
Sayang Heulang secara keseluruhan. Sehingga dengan penyair yang dapat dengan gemulai
menggambarkan suasana Pantai Sayang Heulang maka adanya kehidupan pantai yang membawa
ketenangan dan kedamaian tersampaikan oleh pembaca melalui puisi ini.

Kontemplasi dari puisi yang berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR


mengandung renungan bahwa adanya permasalahan dalam kehidupan asmara penyair tersebut,
penyair sedang mengalami kekecewaan dengan si dia yang tak kunjung memberi pesan kepada
penyair yang kemudian digambarkan dengan menggunakan hal-hal yang ia lihat di pantai tersebut.
Dari puisi tersebut juga mengisyaratkan sebuah nilai kehidupan yang dapat diambil yakni bahwa
kekecewaan terhadap seseorang tidak akan selamanya menghancurkan kehidupan seseorang yang
telah dikecewakan, justru orang itu harus segera bangkit dari kekecewaannya dan berusaha untuk
melupakannya, menjadikan pengalaman pahit yang ia terima sebagi penguat diri dan suatu
pembelajaran kelak di masa yang akan datang.

Pilihan kata/diksi yang dipakai penyair dalam puisi ini mendukung isi dan tema
kekecewaan, hal ini dapat dilihat dari pilihan kata yang terdapat dalam baris / suratku kepada
karang tidak untuk membalas suratmu//. Maksud dari baris tersebut ialah penyair tidak lagi
mengharapkan dia yang telah membuatnya kecewa, hal ini juga ditegaskan kembali dengan
kalimat yang hampir sama maksudnya pada setiap bait puisi. Pada puisi tersebut banyak
menggunakan kalimat konotatif yang penyair gunakan, artinya memiliki kemungkinan makna
yang lebih dari satu, pilihan kata yang dipilih merupakan kata kias artinya mempunyai efek
keindahan dan berbeda dari kata-kata yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
pemilihan kata yang tepat pada puisi Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR menjadikan
pemaknaan pada puisi ini menjadi lebih indah.

Gaya bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut yakni terdapat gaya bahasa
perulangan/repetisi yang ditunjuukan pada kalimat /Suratku kepada karang tidak untuk membalas
suratmu// dalam kalimat ini kata /suratku/ mengalami perulangan bada setiap bait puisi tersebut,
kemudian pada setiap baris kedua dari setiap bait juga terdapat kata yang mengalami perulangan
yakni kata /karena/ hal ini dimaksudkan untuk mempertegas perasaan kecewa penyair kepada dia.
Selanjutnya selain majas perulangan terdapat pula majas personifikasi dimana penyair seolah-olah
mengganggap benda mati seperti hidup, yang ditunjukkan oleh kalimat /langit berkaca-kaca/,/bibir
tebing/, /daun hati/, /nyeri perut bumi/ keempat contoh tersebut dapat dengan jelas diketahui bajwa
terdapat gaya bajasa personifikasi karena langit tidak mungkin berkaca-kaca hanya manusialah
yang mampu menangis berkaca-kaca, begitu pula kata yang lainnya. Kemudian juga terdapat gaya
bahasa simile yang ditunjukkan pada kalimat /lihatlah geminhnya seperti patung/, /kau seperti
kelebatan kilat/ yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan
kata penghubung atau kata pembanding /seperti/.

Imaji/citraan pada puisi ini dapat dilihat dari beberapa kalimat yang disajikan penyair
untuk menguatkan tema yang ingin disampaikan. Pada kalimat /Ketika laut surut dan ufuk
menyuguhkan jingga temaram//, /Karena kutahu kau seperti kelebatan kilat di bentang langit/
kedua kalimat tersebut mengandung citraan penglihatan dimana maksudnya untuk mempertegas
tema kekecewaan penyair kepada dia yang dikemas secara apik dengan kata kias. Kemudian
terdapat citraan pendengaran yang ditunjukkan pada kalimat /gelegarmu bergema di setiap telinga/
karena pada kata /gelegar/ mengajak pembaca untuk bisa merasakan gelegar suara melalui indra
pendengarannya. Citraan-citraan yang ditampilkan oleh pengarang akan membuat pembaca lebih
meresapi maksud yang akan disampaikan pengarang pada pembaca. Selain itu, pembaca juga akan
mendapatkan kesan tersendiri akan citraan yang dia buat berdasarkan apa yang dia baca.

Versifikasi/pesajakan dalam puisi disebut juga rima yang merupakan ulangan bunyi pada
setiap baris dalam puisi. Sajak berfungsi sebagai hiasan suatu puisi. Pada puisi di atas, sajak yang
ditampilkan merupakan sajak identik yang terlihat pada kutipan berikut ini.

Suratku kepada karang tidak untuk membalas suratmu


Karena kau tak setegar dan segarang dia memandang hidup
Lihatlah gemingnya seperti patung, semadinya kukuh di atas luka
Sunyi yang memenjarakan telah menjadi karib di hidupnya

Suratku kepada ombak tidak untuk menjawab pertanyaanmu


Karena dia selalu datang dan pergi dengan ribuan pesan dibawanya
Sementara kau satu pesan pun tak disampaikan dengan baik
Padahal seperti bulan menanti saat malam tiba. Aku menunggu di ketiadaan

Pengulangan kata suratku dan karena pada tiap bait yang diulang secara berurutan
memberikan kesan yang cantik pada puisi. Selain itu asonansi-asonansi yang ada pada puisi itu
membuat kesan halus, merdu, dan indah. Apalagi suatu karya puisi itu mengandalkan unsur
keindahannya. Karena puisi bukan kumpulan kata yang membentuk kalimat melainkan kumpulan
kata yang telah dipadatkan. Karena adanya pemadatan kata itu, maka keindahan menjadi unsur
yang ditonjolkan.
Irama pada suatu puisi berhubungan dengan bunyi yang dihasilkan pada saat puisi itu
dibacakan. Tinggi rendahnya intonasi, panjang pendeknya pengucapan kata, dan keras lembutnya
pengucapan itu berhubungan dengan irama suatu puisi. Irama puisi ada yang beraturan ada juga
yang tidak teratur. Pada puisi berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR di atas,
mempunyai irama yang bervariasi.

Keutuhan puisi berjudul Sayangheulang ;Kenangan Kepada IAR dapat kita lihat pada
masing-masing baris dan bait keduanya saling berhubungan karena membahas sebuah pantai yang
merupakan gambaran permasalahan seorang penyair kepada dia. Permasalahan tersebut yaitu
kekecewaannya kepada kekasihnya yang sudah dibahas pada analisis sebelumnya. Tidak jauh dari
pembahasan, seorang penyair tetap memberikan keindahan pada Pantai Sayang Heulang.

Sehingga akan memunculkan adanya penekanan atau kontras karena pantai dan perasaan
yang kecewa itu memiliki sifat yang berlawanan. Pantai dimaknai sebagai sesuatu yang baik,
indah, dan bagus. Sedangkan kekecewaan diasumsikan sebagai sesuatu yang buruk. Hubungan
yang terlihat kontras antara pantai dan perasaan kecewa tersebut diramu oleh penyair menjadi
keharmonisan yang sangat apik dengan disajikan melalui puisi. Melalui adanya penggabungan
tersebut walaupun terkesan mencolok dengan sentuhan diksi yang beragam sehingga akan tercipta
variasi baru dan dengan penyajian tersebut maka akan terjadi keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai