Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MAJAS METAFORA PADA LIRIK LAGU-LAGU KARYA STROMAE: KAJIAN

SEMANTIK

Indah Diah Pratiwi (180510190006). Adinda Maydina Diartono (180510190008). Natanya Latifa
(180510190034). Namirah (180510190046).

Program Studi Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran,

indah19001@mail.unpad.ac.id adinda19002@mail.unpad.ac.id natanya19001@mail.unpad.ac.id


namirah19001@mail.unpad.ac.id

Abstrak

Stromae merupakan penyanyi yang dikenal dengan lagunya yang mengandung arti yang
mendalam. Lagu-lagu karyanya banyak mengandung ungkapan-ungkapan tersirat sehingga
banyak majas metafora yang digunakan sebagai bentuk penggambaran dari makna-makna tersirat
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah lirik lagu dari kajian semantik. Dimana peneliti
akan menitikberatkan penelitian pada makna yang terdapat pada majas metafora yang digunakan
oleh pencipta lagu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Makna Metafora
(Knowles dan moon, 2006) dengan kajian semantik. Knowles dan Moon (2006) menyatakan
bahwa metafora merupakan bahasa non literal yang mengungkapkan perbandingan dua hal
secara implisit. Metafora dilihat sebagai dasar hubungan dalam pembentukan kata dan makna.
Konsep dan makna dapat diungkapkan di dalam kata-kata melalui metafora sesuai dengan
konteks sosiokultural masyarakat. Jenis-jenis majas metafora yang digunakan adalah metafora
bercitra abstrak, metafora bercitra hewan, metafora bercitra antropomorfik, dan metafora bercitra
sinestesia. Peneliti mengambil sepuluh data dalam 13 lagu pada album Stromae yang berjudul
Raccine Carée. Hasil penelitian ini mengungkapkan makna-makna yang dimaksud oleh pencipta
lagu dalam setiap majas metafora yang digunakan. Data yang didapatkan dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa Stromae sebagai pencipta lagu memasukan beberapa majas metafora
sebagai bentuk perumpamaan dan analogi dari isu-isu sosial, isu pribadi dengan tujuan
menambah nilai puitis dan nilai seni dalam menciptakan lirik lagu.

Kata Kunci: Metafora, Semantik, Stromae, Majas

PENDAHULUAN

Lagu terdiri dari dua komponen utama, yaitu musik dan lirik. Dalam setiap lagu,
penyanyi atau pencipta lagu akan membuat lirik yang memiliki tujuan atau makna. Lirik
memiliki kesamaan dengan puisi, dimana lirik lagu terdiri dari bait dan larik. Lagu juga menjadi
tempat atau wadah menyampaikan pesan dan perasaan lewat lirik dan nadanya. Menurut
Jamalus, musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik,
yang mengungkapkan pemikiran dan perasaan dari pencipta atau pembuat lagu melalui
unsur-unsur yang ada dalam musik seperti irama, lirik, melodi, ekspresi dan harmoni menjadi
suatu kesatuan (2003:288).
Dalam beberapa instrumen musik tersebut, kami berfokus pada lirik lagu. Lirik lagu
berperan penting dalam pembuatan musik. Lirik lagu digunakan sebagai penyampaian pesan atau
informasi yang dapat berupa segala macam hal seperti pengekspresian perasaan dan keadaan.
Hal ini mengambil andil yang cukup besar karena lirik lagu menjadi salah satu instrumen yang
mengandung makna. Sama halnya dalam berpuisi, lirik lagu sering kali mengandung idiom
dan/atau metafora untuk mengungkapkan ekspresi secara implisit. Hal ini menambah unsur seni
dan estetika dari lirik lagu.

Dalam penelitian ini, kami memilih Stromae sebagai objek penelitian. Stromae yang
memiliki nama asli Paul van Haver adalah seorang musisi, rapper dan pencipta lagu yang berasal
dari Belgia. Ia lahir pada tanggal 12 Maret 1985, ia dibesarkan oleh ibundanya. Ayahnya berasal
dari Rwanda dan terbunuh pada peristiwa genosida Rwanda. Stromae mulai terkenal dari
lagunya yang rilis pada tahun 2009 berjudul Alors on Danse. Kebanyakan lagu yang diciptakan
oleh Stromae adalah bentuk pengekspresiannya terhadap cerita hidupnya dan isu-isu yang terjadi
di sekitarnya maupun di dunia.

Salah satu albumnya yang terkenal adalah Racine Carrée yang akan dibahas pada
penelitian ini. Album ini dirilis pada tahun 2013 dengan keinginan Stromae untuk
menggabungkan pengaruh musik Karibia dan Afrika. Album ini dikritik mengandung lirik yang
bijak dan jenius. Stromae terkenal dengan gaya lagunya yang memiliki arti yang dalam, beberapa
diantaranya membahas tentang penyakit, masalah sosial, diskriminasi dan lain sebagainya. Hal
ini menjadi sesuatu yang mendorong Stromae dalam meraih kesuksesan albumnya. Ini pula yang
menjadi salah satu alasan kami mengangkat judul ini. Dengan meneliti majas metafora yang ada
dalam lirik lagu yang Stromae buat untuk memahami dan menemukan arti lebih lanjut dari
liriknya.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Majas metafora apa saja yang digunakan pada lirik lagu-lagu dalam album racine carrée?
2. Apa citra majas yang dominan digunakan oleh Stromae pada lagu-lagunya?

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan makna yang terkandung
dalam majas metafora yang digunakan oleh Stromae pada lirik lagu-lagunya dalam album Racine
Carrée yang rilis pada tahun 2013. Album ini dirilis dengan keinginan Stromae untuk
menggabungkan pengaruh musik Karibia dan Afrika. Album ini dikritik mengandung lirik yang
bijak dan jenius. Stromae terkenal dengan gaya lagunya yang memiliki arti yang dalam, beberapa
diantaranya membahas tentang penyakit, masalah sosial, diskriminasi dan lain sebagainya. Hal
ini menjadi sesuatu yang mendorong Stromae dalam meraih kesuksesan albumnya. Ini pula yang
menjadi salah satu alasan kami mengangkat judul ini. Dengan meneliti majas metafora yang ada
dalam lirik lagu yang Stromae buat untuk memahami dan menemukan arti lebih lanjut dari
liriknya.

KAJIAN TEORI

A. Teori Dasar
Teori dasar yang digunakan adalah teori semantik. Semantik adalah cabang ilmu
linguistik yang membahas tentang makna dibalik kebahasaan. Menurut Kridalaksana
(2013:14) semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berkaitan dengan makna
ungkapan dan dengan struktur makna suatu wicara. Teori ini adalah teori yang menjadi
teori dasar dari penelitian lirik lagu Stromae dalam album Racine Carrée. Dimana lirik
lagu selalu memiliki makna dan tujuan di dalamnya sehingga teori ini dijadikan sebagai
teori dasar. Teori semantik yang digunakan adalah teori semantik dengan makna konotasi
yang berarti bukan makna yang sebenarnya (Chaer, 2013). Kridalaksana dalam Suwandi
(2008:82) mengatakan bahwa makna konotatif (connotative meaning) adalah aspek
makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang
timbul atau ditimbulkan oleh pembicaraan (penulis) dan pendengar (pembaca). Makna
konotatif merupakan makna kias atau bukan kata sebenarnya dan berkaitan dengan nilai
rasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:725) konotasi adalah tautan pikiran
yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata. Contoh :
“Banyak pedagang yang gulung tikar karena pandemi.”
Gulung tikar yang dimaksud adalah bangkrut.
B. Teori Utama
Teori utama yang digunakan dalam analisis ini adalah teori metafora dari Classe.
Metafora adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang pengalihan citra, makna,
atau kualitas sebuah ungkapan kepada suatu ungkapan lain. Pengalihan makna ini
dilakukan sebagai bentuk analogi dan mengisyaratkan kesamaan dan masih saling
berhubungan antara konteks harfiah dan metafora (Classe, 2000:941). Kami juga
menggunakan teori metafora yang dikemukakan oleh Parera (2004:119) dimana
jenis-jenis metafora dibagi kedalam 4 kelompok berdasarkan citranya, yaitu: (1) Metafora
bercitra antropomorfik, dimana citra ini digunakan untuk membandingkan kemiripan
pengalaman dengan apa yang terdapat dalam diri atau dalam tubuh seperti ‘mulut goa’.
(2) Metafora bercitra hewan, dimana citra ini menggambarkan satu kondisi atau
kenyataan di alam seperti contohnya ‘buaya darat’. (3) Metafora bercitra abstrak,
digunakan untuk mengalihkan ungkapan-ungkapan yang abstrak ke ungkapan yang lebih
konkret, contohnya adalah ‘anak emas’. Dan yang terakhir adalah (4) Metafora bercitra
sinestesia, yaitu pengalihan bahasa dengan indera, seperti ‘buah bibir’. Kedua teori ini
menjadi teori utama dalam analisis data lirik lagu dalam lagu Stromae dimana
didalamnya kami mencari data-data metafora dan mengklasifikasikannya sesuai citra
yang ada.
C. Teori Pendukung

Teori pendukung yang terkandung dalam analisis ini adalah teori penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan
menggunakan analisis untuk mendapatkan data. Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci (Sugiyono.
2010:9). Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah
data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara dan observasi. Metode penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor.
1975:5). Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti keadaan atau fenomena yang
telah terjadi dan dalam situasi alamiah tanpa adanya campur tangan peneliti. Menurut
Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Rumusan masalah yang dijabarkan adalah mendeskripsikan jenis-jenis metafora
yang terdapat dalam lirik lagu karya Stromae. Dengan tujuan untuk mengetahui
pendeskripsian jenis-jenis metafora yang terdapat di lirik lagu karya Stromae. Dalam
penelitian ini, dilakukan observasi pada lirik lagu-lagu karya Stromae yang berfokus pada
majas metafora yang digunakan sehingga ketika data telah didapatkan, peneliti dapat
mendeskripsikan data yang dihasilkan dari penelitian ini.

METODE PENELITIAN

Menurut KBBI, Metafora adalah “pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti
yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan,
misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara.”

Metafora merupakan fenomena kebahasaan yang berlaku dalam tataran semantik.


Semantik merupakan cabang dari linguistik yang mempelajari tentang makna. Metafora
berhubungan dengan relasi antara satu kata dengan satu kata lain dalam membentuk sebuah
makna. Metafora dianggap sebagai bentuk dari bahasa yang memiliki ciri khas dan bahasa yang
aneh karena hubungan antara kata dalam metafora melebihi batas dari hubungan bahasa literal
yang disepakati dalam komunikasi sehari-hari. Metafora dicirikan oleh penggantian karakteristik
relasi, asosiasi, konseptualisasi, dan analogi. Metafora selama ini dikaitkan dengan studi bahasa,
puisi, dan sastra yang digunakan oleh penulis. Hubungan antara kata memiliki sifat yang sugestif
tanpa kata yang menunjukan perbandingannya dengan jelas. Penggunaan metafora tidak terbatas
pada sastra, tetapi dalam bahasa sehari-hari bahkan ketika menulis media, surat dan lirik.

Gaya bahasa sebagai bagian dari sarana penulisan lirik, termasuk salah satu aspek kajian
yang cukup bermanfaat dan menarik untuk diteliti. Salah satu gaya bahasa yang digunakan dalam
penulisan lirik lagu adalah gaya bahasa metafora. Metafora itu mempersamakan dua hal yang
sesungguhnya tidak sama tanpa mempergunakan kata pembanding (Pradopo 2005). Berdasarkan
pilihan citranya, menurut Patera (2004 :119), metafora dibedakan atas 4 kelompok :

a. Metafora bercitra antropomorfik, biasa digunakan untuk membandingkan


persamaan dengan apa yang terkandung dalam dirinya atau tubuh pemakai
metafora.
b. Metafora bercitra hewan, biasa digunakan untuk menjelaskan suatu term atau
kenyataan di alam dalam pemakaian bahasa.
c. Metafora bercitra abstrak, biasa digunakan untuk mengalihkan ungkapan yang
abstrak ke dalam ungkapan yang lebih aktual.
d. Metafora bercitra sinestesia, biasa digunakan untuk mengalihkan pemakaian kata
yang bercitra indera.

Rumusan masalah yang akan dijabarkan dalam pembahasan ini adalah mendeskripsikan
jenis-jenis metafora yang terdapat dalam lirik lagu karya Stromae. Dengan tujuan untuk
mengetahui pendeskripsian jenis-jenis metafora yang terdapat di lirik lagu karya Stromae.

Secara etimologis, metafora berasal dari bahasa Yunani yang dapat diartikan dengan
transfer yang berarti memindahkan. Dalam kamus linguistik metafora didefinisikan sebagai
pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti sebenarnya melainkan sebagai lukisan
berdasarkan persamaan atau perbandingan (Kridalaksana, 1993) pada dasarnya metafora adalah
sebuah kata atau ungkapan yang maknanya bersifat kiasan dan bukan harfiah karena metafora
berfungsi untuk menjelaskan sebuah konsep. Dengan demikian konsep tersebut menjadi lebih
mudah dimengerti dan efeknya pun menjadi lebih kuat. Dalam penelitian ini, metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci (Sugiyono. 2010:9).

Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang
sifatnya deskriptif, seperti wawancara dan observasi. Metode penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor. 1975:5). Metode penelitian ini
digunakan untuk meneliti keadaan atau fenomena yang telah terjadi dan dalam situasi alamiah
tanpa adanya campur tangan peneliti. Menurut Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Meskipun datanya dapat dihitung dan disampaikan dalam angka-angka
sebagaimana dalam sensus, analisis datanya bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merujuk pada
analisis data non-matematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh melalui data-data
yang dikumpulkan dengan berbagai sarana, antara lain wawancara, pengamatan, dokumen atau
arsip, dan tes. Dalam penelitian ini, kami melakukan observasi pada lirik lagu-lagu karya
Stromae yang berfokus pada majas metafora yang digunakan sehingga ketika data telah
didapatkan, peneliti dapat mendeskripsikan data yang dihasilkan dari penelitian ini.

Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode simak dengan
teknik simak dan catat. Metode ini dipilih karena temuan data yang diperoleh adalah data-data
yang dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan, dokumen, atau arsip. Teknik simak dan
catat digunakan karena peneliti hanya menjadi pengamat. Metode simak ini sejajar dengan
metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial.

Sedangkan metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik
padan referensial. Hal ini karena subjek yang diteliti menggunakan alat penentu dari luar bahasa.
Dengan teknik padan referensial dimana masalah penelitian ditentukan oleh referen dan yang
diteliti bukannya tata kebahasaannya. Karena penelitian ini meneliti makna dari lirik lagu, maka
penelitian ini berfokus pada metode padan dimana tata kebahasaan tidak diperhatikan dan
menitikberatkan pada makna lagu.

HASIL ANALISIS DATA

Dari hasil pengklasifikasian data dengan menggunakan teknik simak dan catat,
ditemukan beberapa bait lirik yang mengandung variasi semantik jenis metafora.

No. Penggalan lirik Makna yang terkandung Jenis citra


metafora
1. “Tu crois qu’tu Abstrak
m’endors, Mais même Pada lagu berjudul Sommeil, terdapat
derrière ton masque, Tes penggalan lirik seperti di atas. Penggalan
cernes en parlent lirik lagu tersebut mengandung metafora
encore” bercitra abstrak. Kami ingin memfokuskan
pada bagian ‘Mais même derrière ton
masque’ yang memiliki arti ‘namun bahkan
di balik topengmu...’ dimana kata topeng
disini tidak memiliki arti secara harfiah.
Kata topeng ini digunakan sebagai
ungkapan kepribadian yang berbeda dari
diri yang sebenarnya. Penggambaran
kepribadian yang berbeda dari aslinya ini
dianalogikan sebagai topeng karena topeng
secara harfiah dapat menutup wajah asli
pemakai. Lagu ini menceritakan tentang
seseorang yang mengalami depresi dimana
kata topeng ini menggambarkan
kebahagian yang palsu, karena ternyata dia
mengalami depresi.

2. “Tu crois qu’tu Abstrak


m’endors, Mais même Dalam lirik lagu ini, terdapat kalimat “Ça
derrière ton masque, Tes doit faire au moins mille fois, Que j‟ai
cernes en parlent compté mes doigts” yang berarti ia
encore” “ Un sacré papa menunggu kehadiran sang ayah begitu
Dis-moi où es-tu caché ? lama. terdapat pada frasa moins mille fois.
Ça doit faire au moins Makna yang terdapat adalah seorang anak
mille fois, Que j'ai yang mengharapkan kedatangan sang ayah
compté mes doigts “ dan telah menunggu begitu lama. contoh
pada lirik lagu ini adalah untuk
mendramatisir atau mengungkapkan
perasaan sang anak kepada ayahnya.

3. “Pourquoi t'es tout Abstrak


rouge ? Ben reviens Dalam penggalan lirik di lagu Formidable
gamin ! Et qu'est-ce que terdapat kalimat “Pourquoi t'es tout rouge
vous avez tous A me ? Ben reviens gamin !” mengandung
regarder comme un metafora bercitra abstrak, memiliki makna
singe, vous? Ah oui vous “mengapa mukamu merah padam?” di
êtes saints, vous!” mana kata merah padam memiliki makna
seseorang tersebut sedang marah dan
memaki orang-orang disekitarnya karena
frustasi sedang putus cinta.

4. “On est bleu de lui, Penggalan lirik lagu Carmen tersebut Abstrak
seulement pour 48 merupakan metafora bercitra abstrak. Biru
heures” yang dimaksud di dalam kalimat di atas
adalah seperti mengutip ungkapan berasal
dari belgia “être bleu de quelqu'un” yang
memiliki arti seseorang yang sedang jatuh
cinta. Selain itu, mengacu juga kepada
warna dari logo twitter tersebut yaitu
burung yang berwarna biru. “seulement
pour 48 heures” Di twitter kita hanya bisa
untuk menulis tidak lebih dari 140 karakter
yang mengacu kepada pertemuan singkat
atau sekejap. Makna dari gabungan kedua
bait tersebut adalah cinta itu seperti burung
twitter, kamu jatuh cinta untuknya tetapi
hanya sekejap yaitu 48 jam.

5. “Les sourires en Abstrak


plastique sont souvent Di dalam bait lagu carmen ditemukan frasa
des coups d'hashtag" “Les sourires en plastique sont
souvent des coups de hashtag". Arti dari
lirik tersebut adalah “senyum plastik sering
menjadi hashtag” dan juga memiliki makna
lain “senyum palsu sering dilakukan dan
mudah disebar”. Kata ‘plastique’
merupakan metafora bercitra abstrak.
Menurut kamus Le Robert de poche edisi
2012, plastique memiliki arti seperti operasi
plastik, bentuk yang indah, lentur, dan
dibentuk yang bermaksud tidak asli. Makna
konotatif dari kata ini adalah palsu dan
buatan. Lirik ini menjelaskan mengenai
kemunafikan yang ada di dunia maya.

6. “L’amour est enfant de Abstrak


la consommation” Di dalam bait lagu carmen “L’amour est
enfant de la consommation” jika
diterjemahkan ke indonesia menjadi “Cinta
adalah anak dari konsumerisme” maknanya
cinta itu seperti komoditas ekonomi yang
dapat dengan mudah dibudidayakan dan
dipatahkan secara instan. Dunia digital telah
mendevaluasi cinta di kehidupan nyata
karena jaman sekarang tidak membutuhkan
banyak upaya untuk menumbuhkan
hubungan secara digital. Penggalan lirik
tersebut merupakan metafora bercitra
abstrak.

7 “Voulez voulez-vous des Abstrak


sentiments tombés du Bait dari lirik lagu Carmen tersebut yang
camion ?” jika diterjemahkan ke Indonesia menjadi
“Apakah Anda ingin perasaan yang terjatuh
dari truk?”merupakan metafora bercitra
abstrak. “tombés du camion” (terjemahan
“terjatuh dari truk”) merupakan ekspresi
yang menyatakan “Apakah kamu ingin
perasaan yang dicuri?” karena telah
“terjatuh dari truk” maka bukan hak
siapa-siapa untuk mengambil. Selain itu,
Stromae mengartikan “Camion”
(terjemahan “truk”) sebagai transportasi
untuk mengantar barang identik hasil
produksi dari pabrik. Jadi Stromae
mengatakan jika perasaan tersebut bukan
cinta sejati melainkan hanya perasaan palsu.

8. “Mais avant on crèvera Hewan


tous, comme des rats” Lirik lagu carmen tersebut memiliki makna
bahwa suatu saat nanti kita manusia
akan saling menyayangi tetapi sebelum hal
itu terjadi semua akan binasa seperti tikus
dan menjadi korban dari internet. “Comme
des rats” kalimat tersebut menyamakan kita
seperti tikus karena tikus merupakan hewan
yang termasuk hama yang mengganggu
kehidupan manusia, di lirik ini menjelaskan
jika “tetapi sebelum itu kita akan binasa,
seperti tikus” memiliki makna bahwa kita
akan menjadi korban dari internet dan
menjadi hama dunia. Penggalan tersebut
merupakan metafora bercitra hewan.
9. “Bandes de macaques” Hewan
Dalam penggalan lirik di lagu Formidable
terdapat metafora kehewanan. Memiliki arti
“Sekumpulan monyet”. Menurut kamus,
arti kata macaques adalah monyet atau
binatang menyusui, dan juga binatang yang
memiliki kemiripan dengan manusia. Kata
macaques memiliki makna konotatif yaitu
personne laide atau orang jelek.

10. “Cet oiseau d’malheur, Lirik lagu Carmen tersebut merupakan Hewan
j’le mets en cage. J’le metafora bercitra kehewanan. Memiliki arti
fais chanter, moi" “ Burung malang ini, aku akan masukan ke
dalam sangkar. Membuatnya nyanyi
untukku”. Bait ini menjelaskan mengenai
balas dendam terhadap suatu hubungan.
Stromae mengartikan bahwa burung disini
merupakan Twitter. Disini Stromae
mengatakan bahwa dia akan membuatnya
menyanyi yang memiliki arti jika dia akan
mengunggah sesuatu di Twitter yang
bersifat memeras.

Dalam klasifikasi tabel tersebut, dapat dilihat bahwa keseluruhan data menunjukkan
adanya penggunaan majas metafora pada lirik lagu-lagu Stromae. Namun, dari data yang telah
ditemukan, penggunaan majas cenderung menggunakan citra abstrak dan citra hewan. Tidak
ditemukan kata atau kalimat yang mengandung majas metafora bercitra antropomorfik atau
bercitra sinestesia.

KESIMPULAN

Dalam proses penciptaan lagu, perangkaian katanya hampir sama seperti dalam membuat
puisi, dimana makna yang ingin disampaikan dalam lagu menggunakan makna-makna tersirat.
Hal ini menimbulkan unsur seni dari penciptaan lagu. Stromae seringkali menggunakan
ungkapan-ungkapan tersirat dalam lagunya sehingga memberikan makna puitis. Makna-makna
tersirat ini bisa masuk kedalam banyak teori kajian, namun peneliti menitikberatkan penelitian
pada teori semantik dan metafora karena Stromae seringkali memasukkan majas-majas dalam
lirik lagu yang ia buat. Ditemukan beberapa data dalam lirik lagu-lagunya yang mengandung
majas metafora dan peneliti meneliti kajian semantik dari majas-majas tersebut. Dimana
dihasilkan 10 data yang mengandung majas metafora bercitra abstrak dan bercitra hewan dengan
majas metafora bercitra abstrak yang lebih dominan.

BIBLIOGRAFI
Agustina, N. D. (2017). ANALISIS PENGGUNAAN MAKNA DENOTATIF DAN
KONOTATIF PADA PENULISAN BERITA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1
NGRAMPAL SRAGEN. In Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ardiansyah, A., & Pangaribuan, M. (n.d.). Analyse de metaphore dans le magazine. 1–9.
Classe, O. (2000). Metaphor and Translation. Encyclopedia of Literary Translation into English,
2, 941-5.
Cretier, W. M. (2017). Critique sociale dans la musique engagée: une analyse du corpus de
Stromae.
Furqon, M. . (2019). PERAN RADIO LOKAL DALAM PENYEBARAN INFORMASI
PENDIDIKAN (Studi pada Pendengar Radio Suara Pendidikan di Kabupaten Jombang).
Doctoral Disseration, University of Muhammadiyah Malang.
Kridalaksana, H. (2013). Kamus Linguistik (edisi keempat). In Gramedia Pustaka Utama.
Nasrullah, R. (2020). Metafora dalam Lirik Lagu Slank Bertemakan Kritik Sosial: Suatu Kajian
Linguistik Kognitif. Jurnal Metabasa, 2, 38–50.
Nurlindah, Azis, & Usman. (2013). METAFORA DALAM STAND UP COMEDY RADITYA
DIKA. Titik Dua: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1–8.
Parera, J. D. (2004). Teori semantik. Erlangga.
Putu Wijana, I. D. (2015). Metaphor of Colors in Indonesian. Jurnal Humaniora, 27(1), 3.
https://doi.org/10.22146/jh.v27i1.6397
Ray, D. (2019). Analisis Jenis-Jenis Metafora Dalam Surat Kabar: Kajian Semantik. Basastra,
3(2), 146–150. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/1153
Triaselini, D., & Laksman-Huntley, M. (2018). Metafora dalam Album Racine Carrée Karya
Stromae. In Proceeding INUSHARTS, Faculty of Humanities-Universitas Indonesia, Depok,
2(International Young Scholars Symposium), 1.

Anda mungkin juga menyukai