METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Seperti yang dipaparkan
Sugiyono (2015) bahwa penelitian kualitatif berusaha menjelaskan makna dibalik
data kualitatif yakni data nonangka yang tidak dapat dihitung. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik dengan ancangan strukturalisme dan
proposisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang
diperoleh adalah berupa data deskriptif dan memberikan gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai metafora dalam semantik kognitif
pada lirik lagu “Mendarah”. Penulis juga menggunakan metode kepustakaan
dalam mencari sumber data yang mendukung penelitian dengan cara mempelajari
permasalahan penelitian menggunakan sumber literatur yang dijadikan sebagai
rujukan.
Data dalam penelitian ini berupa kalimat–kalimat yang mengandung
metafora dalam lirik lagu “Sampai Jadi Debu”. Sumber data penelitian ini berupa
lagu yang berjudul “Sampai Jadi Debu”, lagu tersebut merupakan salah satu lagu
yang ada di dalam album Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti yang dirilis
pada tahun 2016 silam.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik simak dan catat
(Sugiyono 2015). Teknik pencatatan digunakan dalam penelitian untuk mencatat
hal–hal penting dan yang diperlukan penelitian yang dilakukan sebelum dan
sesudah dari penelitian. Beberapa tahapan langkah-langkah pengumpulan data:
1. Persiapan
Pada tahap ini, penulis membaca lirik lagu “Sampai Jadi Debu” di
beberapa album. Penulis juga membaca beberapa jurnal tetang metafora
untuk menemukan teori yang bisa mendukung penelitian ini seperti jurnal,
skripsi, dan artikel dari internet untuk menemukan informasi yang lain
tentang metafora.
2. Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis mencermati lirik setiap bait lagu
tersebut kemudian dituliskan di lembaran kertas. Kemudian, penulis
mengidentifikasi setiap bait yang mengandung metafora. Setelah data
teridentifikasi berdasarkan jenisnya kemudian data tersebut di analisis.
3. Analisis data
Setelah data terdentifikasi, penulis kemudian menganalisis makna lirik
lagu. Dalam menganalisis makna, penulis menganalisis dari interpretasi
lagu sampai analisis makna setiap larik untuk menentukan jenis metafora
dalam lagu tersebut.
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Badai Puan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap taufan menyerang
Kau di sampingku
Kau aman ada bersamaku
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Makna lagu Sampai Jadi Debu menceritakan tentang cinta abadi dari dua
insan yang saling mencintai Sebuah cinta yang akan bertahan selama-lamanya,
sekalipun raga mereka berubah menjadi debu. Interpretasi tersebut dapat dipahami
melalui lirik yang tertulis secara eksplisit “Badai tuan telah berlalu”, “Salahkah ku
menuntut mesra?”, “Ku di liang yang satu ku di sebelahmu”, “Badai Puan telah
berlalu” yang disebutkan setidaknya dua kali. Umumnya seorang manusia, setelah
tiada pasti akan dikubur ke dalam tanah. Dimasukkan ke dalam liang lahat,
kemudian di tutup permukaannya dengan tanah lagi. Pada dua baris terakhir di
bagian reff ini memiliki makna terus bersama-sama sampai kapan pun juga, walau
itu sudah berbeda dunia pun. Sungguh, kesetiaan yang tiada tara.
No Sumber Sasaran
Baris pertama dari lirik lagu ini
bermakna kata-kata sang nenek
yang berusaha mengungkapkan
bahwa dirinya dan sang kakek
1 Badai tuan telah berlalu telah melalui banyak ujian,
banyak rintangan, banyak cobaan
dan banyak badal dalam
mempertahankan rumah
tangganya.
Baris kedua dari lirik lagu ini
bermakna sang nenek meminta
pada sang kakek untuk bermesra-
mesraan saja, untuk menikmati
hari-hari tua mereka. Pada lirik
2 Salahkah ku menuntut mesra? ini, sang nenek juga bersyukur
bahwa dari awal dirinya mengenal
cinta dan menikah dengan sang
kakek, sang kakek senantiasa ada
dirampingnya untuk menemani
dirinya, dalam keadaan suka dan
duka.
Baris ke tujuh - delapan dari lirik
lagu ini bermakna keduanya akan
selalu bersikap seperti itu, saling
mencinta, saling
3 Sampai kita tua sampai jadi debu mempertahankan, dan selalu
saling melindungi. Selamanya
sampal ajal memisahkan mereka,
sampal
tubuh merka jadi debu.
Baris ke sembilan – sepuluh pada
lirik lagu ini berisikan pernyataan
pesan dari penulis Begitulah
hebatnya cinta. Ketika dua hati
4 Ku di liang yang satu ku di sebelahmu menjadi satu, maka takkan ada
yang bisa menghalanginya dan
sampai surga mempertemukan
mereka, cinta mereka bahkan tak
akan mati dan kan jadi abadi.
Baris ke sebelas – satu saling
berkaitan, sang kakek pun seolah
mengatakan hal yang sama seperti
5 Badai Puan telah berlalu yang sudah diungkapkan sang
nenek dilirik sebelumnya yang
intinya bahwa mereka telah
bersama-sama berjuang dari
masalah.
PEMBAHASAN
Melalui lirik lagu yang ditulisnya, Banda Neira menerangkan bahwa cinta
abadi itu ada lewat kisah romantisme antara kakek dan nenek Ananda Badudu,
Banda Neira seolah mengungkapkan bahwa cinta abadi itu rupanya bukalan
sebuah mitos belaka. Terdapat 4 metafora eksplisit dan 1 metafora implisit.
Berikut lirik- lirik yang diklasifikasikan sebagai metafora eksplisit beserta
penjelasannya. Lirik “Badai tuan telah berlalu” lagu dibuka dengan kata-kata yang
berusaha mengungkapkan bahwa penulis lagu dan sang kakek telah melalui
banyak ujian, rintangan, cobaan dan banyak badai dalam mempertahankan rumah
tangganya. Kemudian lirik “Salahkah ku menuntut mesra?” sang nenek meminta
pada sang kakek untuk bermesra-mesraan saja, untuk menikmati hari-hari tua
mereka. Selanjutnya lirik “Ku di liang yang satu ku di sebelahmu” Begitulah
hebatnya cinta. Ketika dua hati menjadi satu, maka takkan ada yang bisa
menghalanginya dan sampai surga mempertemukan mereka, cinta mereka bahkan
tak akan mati dan jadi abadi. Selanjutnya lirik “Badai Puan telah berlalu” sang
kakek pun seolah mengatakan hal bahwa mereka telah bersama-sama berjuang
dari masalah.
Sedangkan lirik-lirik yang dilkasifikasikan sebagai metafora implisit ialah
lirik “Sampai kita tua sampai jadi debu” sebab terdapat kata "sampai jadi debu"
yang berarti asumsi yang memiliki makna “sampai mati” bisa juga mengandung
makna lain.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat penggunaan 4 metafora eksplisit
dan 1 metafora implisit pada lirik lagu Sampai Jadi Debu yang bertujuan untuk
mengibaratkan makna sebenarnya yang dimaksud dalam bentuk konkrit dari lagu
tersebut adalah menerangkan bahwa cinta abadi itu ada lewat kisah romantisme
antara kakek dan nenek Ananda Badudu, Banda Neira seolah mengungkapkan
bahwa cinta abadi itu rupanya bukalan sebuah mitos belaka. Pesan yang
disampaikan dalam lagu tersebut disajikan dalam bahasa yang mengandung
metafora agar terdengar indah namun terkesan mendalam jika diketahui
maknanya.
DAFTAR PUSTAKA
Helmi, Ayudia, et al. "Metafora dalam Lirik Lagu “Mendarah” oleh Nadin
Amizah." Lingua Susastra 2.1 (2021): 1-8.
Dewi, FPK, P. P. Astuti, dan S. Novita. (2020). ‘Metafora Dalam Lirik Lagu
Agnez Mo’ Asas: Jurnal Sastra 9 (2): 72–80.
Dewi, FPK, P. P. Astuti, dan S. Novita. (2020). ‘Metafora Dalam Lirik Lagu
Agnez Mo’ Asas: Jurnal Sastra 9 (2): 72–80.
Astuti, W. Y. (2019). “Metafora Bentuk Bahasa ‘Sepatu’ dalam Lirik Lagu
‘Sepatu’ Karya Tulus.” SEMITRA IV: Seminar Nasional Literasi IV 4 (1):
401–8. http://conference.upgris.ac.id/index.php/snl/article/view/817.
Nurgiyantoro, B. (2017). Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Lakoff, G., & M Johnson. (2013). Metaphors We Live By. Metaphors We Live
By.
Chicago: University of Chicago Press.
https://doi.org/10.7208/chicago/9780226470993.001.0001.
Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.