Anda di halaman 1dari 8

METAFORA DALAM LIRIK LAGU “SAMPAI JADI

DEBU” OLEH BANDA NEIRA


Ahmad Haetami1, Dewi Rani Gustiasari.2
Universitas Pamulang1,2

*e-mail: ahmdhaetami2112 @gmail.com1, dosen01148@unpam.ac.id2

Abstrak. Penggunaan teknik sastra seperti metafora jamak ditemukan dalam


tulisan imajinatif seperti lirik lagu. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan
unsur metafora dalam lirik lagu “Sampai Jadi Debu” karya Banda Neira.
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui metode simak dan mencatat. Teknik analisis
data dilakukan dengan metode analisis persiapan, pengumpulan data dan analisis
data. Analisis penggunaan metafora dalam lirik lagu ini dapat diiimplikasikan
pada perspektif semantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 4
metafora eksplisit dan 1 metafora implisit dalam lagu “Sampai Jadi Debu”.
Pemilihan metafora eksplisit dan metafora implisit sudah diracik sedemikian rupa
secara proporsional dalam lagu tersebut sehingga menghasilkan lagu yang tidak
hanya bagus untuk didengarkan, namun juga mampu membuat makna sehingga
pesan yang terkandung di dalamnya tersampaikan kepada pendengar.
Kata Kunci: metafora, lagu, semantik.
Abstract. The use of literary techniques such as plural metaphors is found in
imaginative writing such as song lyrics. This study aims to discuss the
metaphorical elements in the lyrics of Banda Neira's song "Sampai Jadi Debu".
This research is a qualitative research with a descriptive method. Data collection
techniques are carried out through observing and noting methods. Data analysis
techniques were carried out using preparatory analysis methods, data collection
and data analysis. Analysis of the use of metaphors in song lyrics can be
implicated in a semantic perspective. The results of this study indicate that there
are 4 explicit metaphors and 1 implicit metaphor in the song "Until So Debu".
The selection of explicit metaphors and implicit metaphors has been
proportionately formulated in the song so as to produce songs that are not only
good to listen to, but also capable of making meaning so that the messages
contained in them are conveyed to listeners.
Keywords: metaphor, song, semantics.
PENDAHULUAN
Bahasa yaitu suatu alat komunikasi bagi manusia. Melalui bahasa itulah,
manusia menyampaikan gagasan, keinginan, ataupun perasaanya. Fungsi bahasa
itu sendiri adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep, ide atau perasaan. Menurut Tarigan (2013), metafora
didefinisikan sebagai penggunaan kata-kata tanpa makna yang sesungguhnya,
tetapi sebagai gambaran yang berlandaskan perbandingan ataupun persamaan
singkat yang tersusun rapi guna menghasilkan makna lain. Kemudian, Lakoff dan
Johnson membagi metafora ke dalam tiga jenis yaitu metafora struktural, metafora
orientasional, dan metafora ontologis. Menurut Lakoff dan Johnson, dalam
melakukan analisis metafora memiliki dua komponen utama yaitu ranah sasaran
dan ranah sumber. Guna dari konsep ini untuk memahami apa yang terkandung
dalam metafora dengan menemukan kerakteristik antara kedua komponen utama
yaitu ranah sasaran dan ranah sumber (Lakoff dan Johnson, 2013).
Nurgiyantoro (2017) menyatakan bahwa metafora merupakan
perbandingan yang bersifat tidak langsung dan implisit. Struktur dasar metafora
sangat sederhana. Metafora terdiri atas dua hal mengenai sesuatu yang
dibandingkan dan sesuatu yang dijadikan bandingan (Nurgiyantoro, 2017).
Selanjutnya, metafora diklasifikan menjadi tiga oleh Nurgiyantoro, yakni:
metafora eksplisit (in praesentia), metafora implisit (in absentia), serta metafora
usang. Penggunaan metafora paling lazim ditemukan dalam karya tulis imajinatif
salah satunya lirik atau syair lagu.
Lirik lagu merupakan ekspresi seorang penciptalagu tentang suatu hal
yang sudah dilihat, didengar, dan dialaminya (Nagakawa, 2000).Oleh karena
itu, lirik lagu merupakan salah satu strategi penggunaan bahasa yang ekspresif
danmenimbulkan daya pesona. Menurut Pradopo (dalam Jabrohim, 2012) bahwa
padasetiap lirik lagu menyimpan gaya bahasa yang khas. (Endraswara, 2011)
menyebutkan bahwa gaya bahasa itulah, salah satunya yang menentukan nilai pada
teks sastra.

Dalam kandungan lagu, metafora cukup memberi pengaruh pada


pemaknaan maupun nilai estetika. Hal ini disebabkan oleh metafora yang
memperkaya makna yang terdapat dalam lagu tersebut, sehingga makna yang
dimuat tidak hanya makna literal namun juga makna metaforis. Suatu lagu yang
mengandung metafora membuat lagu tersebut melahirkan banyak interpretasi
yang berbeda di antara para pendengarnya. Perbedaan tersebut akan menjadi nilai
tambah pada lagu tersebut karena akan meraih penonton dengan rentang yang
cukup luas.
Penelitian ini penting untuk dilakukan dalam upaya apresiasi dan
eksplorasi kemampuan sastra yang dimiliki oleh seorang band sekaligus penulis
lagu maupun lirik. Banda Neira dikenal sebagai Band yang cukup dikenal
masyarakat yang selalu menyisipkan lirik indah di setiap lagunya. Banda Neira
merupakan grup musik yang
dibentuk oleh Ananda Badudu dan Rara Sekar pada tahun 2012. Nama Banda
Neira sendiri diambil dari salah satu nama pulau di Kepulauan Banda Maluku
Tengah Indonesia. Jenis musik yang diusung ialah folk-pop.
Pada judul lagu “Sampai Jadi Debu” adalah lagu ke-8 dari 15 lagu yang
terdapat dalam album terbaru Banda Neira, Yang Patah Tumbuh, yang Hilang
Berganti, di mana salah satu di antaranya “Sampai Jadi Debu” menjadi salah satu
judul di album tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini
memfokuskan pada metafora lirik lagu oleh Banda Neira berjudul “Sampai Jadi
Debu”, khususnya pembahasan jenis dan makna metafora dalam lirik lagu.
Lebih lanjut, penelitian terkait penggunaan aspek metafora dalam lirik
lagu sudah pernah dilaksanakan sebelumnya. Terdapat penelitian perihal lagu pop
Indonesia yang tergolong baru seperti lagu “Sepatu” karya Tulus dikaji oleh
Astuti (2019) dan kajian tersebut menghasilkan bahwa metafora yang terkandung
dalam metafora tersebut merupakan metafora orientasional. Lebih lanjut, lagu lain
dari Nadin Amizah yang berjudul “Mendarah”, diteliti oleh Ayudia Helmi, Widya
Utari, Alya Luthifah, Adelliya Yuwanda Putri, Frinawaty Lestarina Barus (2021)
dan menemukan bahwa terkandung penggunaan 3 metafora eksplisit dan 2
metafora implisit.
Secara mendasar perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
terletak pada objek yang dikaji serta metafora yang hendak diteliti. Lagu “Sampai
Jadi Debu” karya Banda Neira dipilih guna dikaji karena lagu tersebut belum
pernah diteliti sebelumnya. Sehingga hasil penelitian ini nantinya mampu
memperkaya literatur perihal pengkajian metafora dalam lagu serta dapat pula
menjadi referensi guna penelitian sejenis di masa mendatan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif. Seperti yang dipaparkan
Sugiyono (2015) bahwa penelitian kualitatif berusaha menjelaskan makna dibalik
data kualitatif yakni data nonangka yang tidak dapat dihitung. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik dengan ancangan strukturalisme dan
proposisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang
diperoleh adalah berupa data deskriptif dan memberikan gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai metafora dalam semantik kognitif
pada lirik lagu “Mendarah”. Penulis juga menggunakan metode kepustakaan
dalam mencari sumber data yang mendukung penelitian dengan cara mempelajari
permasalahan penelitian menggunakan sumber literatur yang dijadikan sebagai
rujukan.
Data dalam penelitian ini berupa kalimat–kalimat yang mengandung
metafora dalam lirik lagu “Sampai Jadi Debu”. Sumber data penelitian ini berupa
lagu yang berjudul “Sampai Jadi Debu”, lagu tersebut merupakan salah satu lagu
yang ada di dalam album Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti yang dirilis
pada tahun 2016 silam.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik simak dan catat
(Sugiyono 2015). Teknik pencatatan digunakan dalam penelitian untuk mencatat
hal–hal penting dan yang diperlukan penelitian yang dilakukan sebelum dan
sesudah dari penelitian. Beberapa tahapan langkah-langkah pengumpulan data:
1. Persiapan
Pada tahap ini, penulis membaca lirik lagu “Sampai Jadi Debu” di
beberapa album. Penulis juga membaca beberapa jurnal tetang metafora
untuk menemukan teori yang bisa mendukung penelitian ini seperti jurnal,
skripsi, dan artikel dari internet untuk menemukan informasi yang lain
tentang metafora.
2. Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis mencermati lirik setiap bait lagu
tersebut kemudian dituliskan di lembaran kertas. Kemudian, penulis
mengidentifikasi setiap bait yang mengandung metafora. Setelah data
teridentifikasi berdasarkan jenisnya kemudian data tersebut di analisis.
3. Analisis data
Setelah data terdentifikasi, penulis kemudian menganalisis makna lirik
lagu. Dalam menganalisis makna, penulis menganalisis dari interpretasi
lagu sampai analisis makna setiap larik untuk menentukan jenis metafora
dalam lagu tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis dari penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung
metafora seperti berikut ini.
Lirik Lagu “Sampai Jadi Debu”
Badai Tuan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersamamu

Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Badai Puan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap taufan menyerang
Kau di sampingku
Kau aman ada bersamaku
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu

Makna lagu Sampai Jadi Debu menceritakan tentang cinta abadi dari dua
insan yang saling mencintai Sebuah cinta yang akan bertahan selama-lamanya,
sekalipun raga mereka berubah menjadi debu. Interpretasi tersebut dapat dipahami
melalui lirik yang tertulis secara eksplisit “Badai tuan telah berlalu”, “Salahkah ku
menuntut mesra?”, “Ku di liang yang satu ku di sebelahmu”, “Badai Puan telah
berlalu” yang disebutkan setidaknya dua kali. Umumnya seorang manusia, setelah
tiada pasti akan dikubur ke dalam tanah. Dimasukkan ke dalam liang lahat,
kemudian di tutup permukaannya dengan tanah lagi. Pada dua baris terakhir di
bagian reff ini memiliki makna terus bersama-sama sampai kapan pun juga, walau
itu sudah berbeda dunia pun. Sungguh, kesetiaan yang tiada tara.

Tabel 1. Pengklasifikasian Temuan Metafora dalam Lirik Lagu


No Data Tipe Metafora
1 Badai tuan telah berlalu Metafora Eksplisit
2 Salahkah ku menuntut mesra? Metafora Eksplisit
3 Sampai kita tua sampai jadi debu Metafora Implisit
4 Ku di liang yang satu ku di sebelahmu Metafora Eksplisit
5 Badai Puan telah berlalu Metafora Eksplisit

Tarigan berpendapat bila semantik merupakan telaah lambang atau tanda


yang menyatakan korelasi antarmakna dan pengaruhnya terhadap manusia dan
masyarakat (Tarigan 2015). Berlandaskan pendapat tersebut, maka data nomor 1,
2, 4 dan 5 pada kolom 1 dikategorikan dalam metafora eksplisit sebab lirik-lirik
tersebut dapat dipahami secara literal. Sementara data nomor 3 pada kolom 1
dikategorikan dalam metafora implisit sebab diperlukan penelaahan lebih lanjut
terhadap lirik-lirik tersebut dan makna yang dimilikinya.
Tabel 2. Hasil Analisis Lirik Pada Kata-kata yang Mengandung Metafora

No Sumber Sasaran
Baris pertama dari lirik lagu ini
bermakna kata-kata sang nenek
yang berusaha mengungkapkan
bahwa dirinya dan sang kakek
1 Badai tuan telah berlalu telah melalui banyak ujian,
banyak rintangan, banyak cobaan
dan banyak badal dalam
mempertahankan rumah
tangganya.
Baris kedua dari lirik lagu ini
bermakna sang nenek meminta
pada sang kakek untuk bermesra-
mesraan saja, untuk menikmati
hari-hari tua mereka. Pada lirik
2 Salahkah ku menuntut mesra? ini, sang nenek juga bersyukur
bahwa dari awal dirinya mengenal
cinta dan menikah dengan sang
kakek, sang kakek senantiasa ada
dirampingnya untuk menemani
dirinya, dalam keadaan suka dan
duka.
Baris ke tujuh - delapan dari lirik
lagu ini bermakna keduanya akan
selalu bersikap seperti itu, saling
mencinta, saling
3 Sampai kita tua sampai jadi debu mempertahankan, dan selalu
saling melindungi. Selamanya
sampal ajal memisahkan mereka,
sampal
tubuh merka jadi debu.
Baris ke sembilan – sepuluh pada
lirik lagu ini berisikan pernyataan
pesan dari penulis Begitulah
hebatnya cinta. Ketika dua hati
4 Ku di liang yang satu ku di sebelahmu menjadi satu, maka takkan ada
yang bisa menghalanginya dan
sampai surga mempertemukan
mereka, cinta mereka bahkan tak
akan mati dan kan jadi abadi.
Baris ke sebelas – satu saling
berkaitan, sang kakek pun seolah
mengatakan hal yang sama seperti
5 Badai Puan telah berlalu yang sudah diungkapkan sang
nenek dilirik sebelumnya yang
intinya bahwa mereka telah
bersama-sama berjuang dari
masalah.

Data pada kolom 1 dikategorikan sebagai “sumber” sebab data tersebut


merupakan lirik-lirik dari lagu “Sampai Jadi Debu” karya Banda Neira. Sementara
data pada kolom 2 dikategorikan sebagai “sasaran” sebab data tersebut berisikan
interpretasi dan hasil penelaahan dari peneliti terhadap lirik-lirik dalam lagu
“Sampai Jadi Debu”.

PEMBAHASAN
Melalui lirik lagu yang ditulisnya, Banda Neira menerangkan bahwa cinta
abadi itu ada lewat kisah romantisme antara kakek dan nenek Ananda Badudu,
Banda Neira seolah mengungkapkan bahwa cinta abadi itu rupanya bukalan
sebuah mitos belaka. Terdapat 4 metafora eksplisit dan 1 metafora implisit.
Berikut lirik- lirik yang diklasifikasikan sebagai metafora eksplisit beserta
penjelasannya. Lirik “Badai tuan telah berlalu” lagu dibuka dengan kata-kata yang
berusaha mengungkapkan bahwa penulis lagu dan sang kakek telah melalui
banyak ujian, rintangan, cobaan dan banyak badai dalam mempertahankan rumah
tangganya. Kemudian lirik “Salahkah ku menuntut mesra?” sang nenek meminta
pada sang kakek untuk bermesra-mesraan saja, untuk menikmati hari-hari tua
mereka. Selanjutnya lirik “Ku di liang yang satu ku di sebelahmu” Begitulah
hebatnya cinta. Ketika dua hati menjadi satu, maka takkan ada yang bisa
menghalanginya dan sampai surga mempertemukan mereka, cinta mereka bahkan
tak akan mati dan jadi abadi. Selanjutnya lirik “Badai Puan telah berlalu” sang
kakek pun seolah mengatakan hal bahwa mereka telah bersama-sama berjuang
dari masalah.
Sedangkan lirik-lirik yang dilkasifikasikan sebagai metafora implisit ialah
lirik “Sampai kita tua sampai jadi debu” sebab terdapat kata "sampai jadi debu"
yang berarti asumsi yang memiliki makna “sampai mati” bisa juga mengandung
makna lain.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat penggunaan 4 metafora eksplisit
dan 1 metafora implisit pada lirik lagu Sampai Jadi Debu yang bertujuan untuk
mengibaratkan makna sebenarnya yang dimaksud dalam bentuk konkrit dari lagu
tersebut adalah menerangkan bahwa cinta abadi itu ada lewat kisah romantisme
antara kakek dan nenek Ananda Badudu, Banda Neira seolah mengungkapkan
bahwa cinta abadi itu rupanya bukalan sebuah mitos belaka. Pesan yang
disampaikan dalam lagu tersebut disajikan dalam bahasa yang mengandung
metafora agar terdengar indah namun terkesan mendalam jika diketahui
maknanya.

DAFTAR PUSTAKA
Helmi, Ayudia, et al. "Metafora dalam Lirik Lagu “Mendarah” oleh Nadin
Amizah." Lingua Susastra 2.1 (2021): 1-8.
Dewi, FPK, P. P. Astuti, dan S. Novita. (2020). ‘Metafora Dalam Lirik Lagu
Agnez Mo’ Asas: Jurnal Sastra 9 (2): 72–80.
Dewi, FPK, P. P. Astuti, dan S. Novita. (2020). ‘Metafora Dalam Lirik Lagu
Agnez Mo’ Asas: Jurnal Sastra 9 (2): 72–80.
Astuti, W. Y. (2019). “Metafora Bentuk Bahasa ‘Sepatu’ dalam Lirik Lagu
‘Sepatu’ Karya Tulus.” SEMITRA IV: Seminar Nasional Literasi IV 4 (1):
401–8. http://conference.upgris.ac.id/index.php/snl/article/view/817.
Nurgiyantoro, B. (2017). Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Lakoff, G., & M Johnson. (2013). Metaphors We Live By. Metaphors We Live
By.
Chicago: University of Chicago Press.
https://doi.org/10.7208/chicago/9780226470993.001.0001.
Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

. (2015). Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai