Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zikra Fahira

NPM : A1021063

Prodi/Kelas : Pendidikan Bahasa Indonesia/5B

Dosen pengampu : Prof. Sarwit Sarwono, M.Hum

 Saya akan meneliti puisi “Doa” karya Chairil Anwar, karena menurut saya puisi ini
sangat menarik perasaan pembacanya dalam suasana khusuk mengingat Sang
Pencipta hingga tidak berpaling dari-Nya. Penyair pada puisi ini memposisikan
dirinya sebagai tokoh utama, puisi ini menceritakan bahwa penyair sangat dirundung
oleh kerinduan terhadap Tuhan. Kata ”Doa” yang merupakan judul dalam puisi
tersebut menggambarkan permohonan kepada Tuhan. Selain itu, isi puisi juga
menggambarkan curahan hati dan kepasrahan diri kepada Tuhan. Pada kali ini
penulis akan menganalis makna dari puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Doa”.
Puisi yang tak lagi asing didengar oleh khalayak masyarakat. Di lihat secara umum,
puisi “Doa” karya Chairil Anwar ini merupakan puisi menggunakan kata- kata
sederhana namun bermakna sangat dalam. Dengan begitu, khalayak
memanfaatkannya untuk dituangkan ke dalam berbagai macam karya hiburan seperti,
pembacaan puisi, musikalisasi puisi maupun teatrikal puisi.
Puisi dianggap lebih berhasil bila mampu memberikan manfaat dan hiburan.
Bermanfaat dapat diartikan mampu memberikan nilai-nilai yang mengarah pada
tujuan manusia hidup di dunia. Demikian pula dengan penelitian jenis sastra seperti
puisi misalnya, pokoknya diambil dari teori yang dikembangkan dalam poetikatulisan
Aristoteles. Sifat bermanfaat dan nikmat (utiledan dulce) sebagai tujuan dari fungsi
karya sastra, tetap merupakan tolak ukur sastra (A Teuw, 1984). Nilai-nilai itu
munculkan hikmah-hikmah yang dalam dari suatu peristiwa maupun kisah-kisah yang
muncul dalam pernyataan-pernyataan puisi. Nilai puisi tersebut juga mampu
memberikan manfaat bagi pembaca dalam rangka membentuk pandangan hidupnya,
karena puisi sangat erat hubungannya dengan falsafah dan agama (A Teuw, 1984).

 Pada penelitian ini saya akan mengkaji atau meneliti makna-makna yang terdapat
dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar,khususnya makna ketuhanan Puisi dianggap
lebih berhasil bila mampu memberikan manfaat dan hiburan. Bermanfaat dapat
diartikan mampu memberikan nilai-nilai yang mengarah pada tujuan manusia hidup di
dunia. Pemaknaan terhadap puisi akan membuka segala aspek bangun dari teks puisi
tersebut. Aspek bangun puisi terdiri atas beragam komponen bahasa yang menjadi
bagian integral dalam teks puisi. Secara struktur, puisi dapat dipahami melalui
berbagai komponen pembentuknya, seperti: diksi,citraan,majas,bunyi,dan tema.
Komponen-komponen tersebut yang nantinya akan menemukan makna tersembunyi
di dalamnya. Demikian pula dengan penelitian jenis sastra seperti puisi misalnya,
pokoknya diambil dari teori yang dikembangkan dalam poetikatulisan Aristoteles.
Sifat bermanfaat dan nikmat (utiledan dulce) sebagai tujuan dari fungsi karya sastra,
tetap merupakan tolak ukur sastra (A Teuw, 1984). Nilai-nilai itu munculkan hikmah-
hikmah yang dalam dari suatu peristiwa maupun kisah-kisah yang muncul dalam
pernyataan-pernyataan puisi. Nilai puisi tersebut juga mampu memberikan manfaat
bagi pembaca dalam rangka membentuk pandangan hidupnya, karena puisi sangat
erat hubungannya dengan falsafah dan agama (A Teuw, 1984).
 Puisi adalah salah satu karya sastra yang berbentuk pendek, singkat dan padat yang
dituangkan dari isi hati, pikiran dan perasaan penyair, dengan segala kemampuan
bahasa yang pekat, kreatif, imajinatif (Suroto, 2001:40). Bersifat imajinatif menjadi
ciri khas yang kuat karena susunan kata-katanya. Menurut Waluyo (dalam Dani,
2013:9) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan
diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Puisi
merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah
dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo, 2009:7). Didasari dengan kreatifitas dan
imajinasi masing-masing penciptanya. Sedangkan menurut Dunton (dalam Pradopo,
2009:6) bahwa puisi merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam
bahasa emosional serta berirama. Puisi sebagai karya sastra dapat dikaji dari
bermacam-macam aspek, misalnya struktur dan unsur-unsurnya, bahwa puisi
merupakan struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana
kepuitisan (Pradopo, 2009:3).
Konsep atau teori yang saya gunakan adalah teori ekspresif. Puisi ini memiliki
religiusitas yang sangat kental. Chairil pada dasarnya dalam puisi ini mengungkapkan
akan betapa kuatnya eksistensi Tuhan atas manusia. Puisi ini menggambarkan
kekalutan diri penyair yang akhirnya membawanya kepada kesadaran bahwa ia hanya
bisa menggantungkan dirinya kepada Tuhan. Secara tidak langsung, Chairil
menyarankan lewat diri pribadinya bahwasannya ketika seseorang dalam suasana
kalut dan bingung seyogyanya ia mengingat dan meyebut nama Tuhan yang Agung.
Tuhanku // Dalam termangu // Aku masih menyebut namaMu (bait 1) Saat dalam
kondisi kalut dan bingung semacam itu, Chairil masih berdzikir (mengingat) kepada
Tuhan. Ia ingat akan keagungan Tuhan. Tuhan-lah yang kuasa atas segala yang ada.
Dialah yang memberi pertolongan bagi setiap manusia yang dalam kesusahpayahan
serta membutuhkan perlindungan.
Biar susah sungguh // mengingat Kau penuh seluruh (bait 2)
Larik-larik di atas tampaknya merupakan sebuah penegasan dari larik-larik
sebelumnya. Dalam bait kedua tersebut pernyataan Chairil lebih diperjelas akan
kondisi pribadinya. Ia sungguh dalam kesusahpayahan saat itu. Saat suasana batin
semakin bertambah kalut, justru ia malah semakin mengingat akan eksistensi tuhan
dalam realitas kehidupan ini. Ia menyadari bahwa Tuhan-lah yang berkuasa atas
segalanya, sehingga tiada yang patut disebut dan dilantunkan kecuali nama tuhan.
Dialah yang bakal memberi pertolongan dan jalan keluar terhadap semua
permasalahan yang melingkupi dirinya saat itu. Chairil dalam sajak ini tergambarkan
sebagai sesosok yang meyakini bahwa hanya tuhanlah yang sanggup memberi
petunjuk dan menunjukkan jalan keluar dari permasalahan yang sedang ia hadapi. Ia
begitu bingung dan kalut sebab terhimpit beban derita hidupnya.
cayaMu panas suci // tinggal kerdip lilin di kelam sunyi (bait 3)
Kata cayaMu panas suci memiliki arti bahwa cahaya (petunjuk) ketuhananlah yang
memberikan kehidupan bagi setiap makhluk yang ada. Cahaya (petunjuk) ketuhanan
itulah yang menjadi penunjuk jalan manusia saat ia berada dalam kegelapan, saat ia
dalam permasalahan dan saat dalam penderitaan. Cahaya itulah yang bakal menuntun
ke jalan yang terang dan penuh dengan kebahagiaan.Dalam kondisi kesusahpayahan
yang dialami saat itu, Chairil benar-benar memasrahkan dirinya secara penuh kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia meyakini bahwa tak ada daya dan upaya yang sanggup
dilakukannya kecuali atas izin dan kuasa dari Tuhan. Segala ketentuan nasib yang
bakal menimpa dirinya disandarkan kepada-Nya.
Tuhanku // aku hilang bentuk // remuk (bait 4 dan 5)
Chairil saat itu benar-benar merasakan dirinya dalam kondisi terpuruk. Ia
tergambarkan dalam keadaan yang tidak berdaya.
Tuhanku // Aku mengembara di negeri asing (bait 6 dan 7).
Larik-larik tersebut menggambarkan kesadaran Chairil bahwa selama ini ia telah jauh
dari Tuhan. Ia seolah menyesali atas segala perbuatan yang telah dilakukannya. Ia
berharap agar Tuhan berkenan mengampuni segala dosa yang telah diukirnya dan
berkenan memberi pertolongan kepadanya. Sungguh, saat itu ia tak sanggup berpaling
dari-Nya, ia sangat membutuhkan pertolongan-Nya, sebab ia tahu hanya Tuhan-lah
yang sanggup menolongnya.
Tuhanku // di pintuMu aku mengetuk // aku tidak bisa berpaling (bait 8)
Puisi di atas menggambarkan realitas gemuruh batin Chairil Anwar yang terjadi saat
itu. Ketidakberdayaan dan kekalutan batin Chairil ketika terhimpit permasalahan yang
akhirnya membawanya pada kesadaran akan keberadaan dan kebesaran Tuhan.
Perasaan kalut, sendiri, sunyi, dan rindu menyebabkan Chairil merasakan kehadiran
Tuhan meskipun dengan Tuhan masih ada pintu yang coba ia ketuk. Kerinduan akan
kehadiran Tuhan seakan-akan memaksa Chairil untuk bersimpuh dengan kondisi yang
payah penuh compang-camping atau penuh dosa. Chairil sadar dirinya berjarak dan ia
ingin sekali menjadikan jarak tersebut hilang dan membuatnya dapat menyatu dengan
Tuhan.Puisi Doa menampilkan kegelisahan-kegelisahan manusia yang ingin kembali
mendekatkan jarak yang sudah lama berkarat. Dibutuhkan kehendak dan kesadaran
kuat untuk kembali merekatkan jarak tersebut.
 Cara mengerjakannya yaitu dengan Teknik studi Pustaka,dengan menganalisis data-
data sesuai dengan metode yang dipakai dengan cara membaca dan memahami teks
puisi, mengidentifikasi, menganalisis, mengkaji, dan menarik kesimpulan. Kata
pertama atau judul yang digunakan dalam puisi ini,menggambarkan penghubung
antara penulis dengan Tuhannya. Dimana kata Doa dalam bahasa Arab bermakna
permohonan (harapan,permintaan,pujian) kepada Tuhan. Seperti yang kita maknai,
dengan berdoa kita sedang berkomunikasi dengan Tuhan. Penulis juga ingin
menggambarkan begitu dekatnya ia dengan Sang Pencipta hingga tidak pernah
melupakan-Nya dalam keadaan apapun.

Adapun beberapa makna yang terkandung dalam puisi ini diantaranya: Makna
konotatif,makna gramatikal,kata abstrak,dan kata khusus. Kata pemeluk teguh yang
dipilih oleh penulis bermakna bahwa penulis memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu
bersamanya.Kata “dalam termenung” menggambarkan suasana yang rindu serta tetap
mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.Aliran puisi ini tergolong dalam aliran
expresionisme yaitu suatu aliran puisi yang menekankan perasaan.
Saat membaca beberapa baris awal puisi kita akan dapat langsung merasakan emosi
penulis.Puisi tersebut juga memiliki pesan yang mendalam penulis menyampaikan
agar senantiasa mengingat Tuhan.Selain itu juga sebagai renungan bahwa kita
hanyalah seorang pengembara yang sedang berkelana di negeri asing serta suatu saat
akan berpulang pada Tuhan.Puisi ini akan membawa kita pada perasaan rindu dan
terharu yang dirasakan oleh penulis.Penulis ingin menggambarkan kedekatannya
dengan Tuhan dalam doa, hal ini dapat dilihat pada baris terakhir puisi.
Puisi tersebut tidak hanya menggambarkan kedekatan penulis dengan Tuhan, tetapi
juga mengingatkan dan mengajak pembaca untuk mengingat Tuhan.Dalam puisi
“Doa” tersebut penulis berusaha menarik perasaan pembacanya dalam suasana
khusuk mengingat Sang Pencipta hingga tidak berpaling dari-Nya.

Anda mungkin juga menyukai