Pada pertemuan kali ini kita akan mengaji Puisi dari pelbagai penyair, misalnya ada
Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer dan Wiji Thukul. Tiga penulis yang memiliki latar
belakang yang berbeda dan hasli karya yang berdeda. Namun pada esensinya mereka
sama-sama bergelut dalam realitas yang benar-benar tidak adil, maka spirit perjuangan
dalam memperkasai beberapa karya sebagai catatan kecil untuk merekam setiap perubahan
yang terjadi.
Bila kita baca perkembangan sastra Indonesia. Chairil Anwar adalah penyair Angkatan
'45 yang terkenal dengan puisinya berjudul "Aku". Berkat puisinya itu, ia memiliki julukan 'Si
Binatang Jalang'. Chairil banyak menelurkan puisi-puisi yang mayoritas bertemakan kematian,
individualisme, dan ekstensialisme. Karya-karya Chairil dikompilasikan dalam tiga buku, yaitu
Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga
Menguak Takdir yang merupakan kumpulan puisi bersama Asrul Sani dan Rivai Apin (1950),
serta diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol. nesia, bahwa Chairil
Anwar termasuk bagian dari penyair angkatan 45
1. Struktur Bathin
a. Tema
Herman J. Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-
matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema
merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema
(umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema
dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu tema sosial, karena
menceritakan kehidupan sosial penyair yang kemugkinan besar berusaha sabar dalam
menghadapi orang lain.
b. Perasaan (Feeling)
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair
yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Di dalam puisi ‘Kesabaran’
karya Chairil Anwar perasaannya yaitu penyair yang berusaha sabar dalam menghadapi
hidup, ia tidak memperdulikan apapun yang orang katakan tentang dirinya. Ia lebih baik diam
dan tidak berkomentar.
c. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadap pembaca, beraneka
ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, seperti yang dikemukakan oleh Herman J.
Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau
bersikap lugas…”. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu, atau
akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
Nada di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar Penulis berpendapat bahwa
puisi tersebut bernada lugas, sebab penyair begitu lugas dalam mengemukakan bagaimana
pengalamannya dalam bersabar. Puisi yang berjudul ‘Kesabaran’ mencerminkan bagaimana
kelugasan penyair dalam mengemukakan pengalamannya, tidak bersikap menggurui. Hal ini
disebabkan bahwa kesabaran adalah sesuatu yang sangat sakral, ada di dalam setiap diri
manusia.
Suasana di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar memberikan suasana pada
pembaca, bahwa perasaan penyair sangat kuat dan ia tidak memikirkan apapun yang
membuat ia sakit hati, ia akan bersabar dan tidak akan banyak berkomentar. Hal ini penulis
rasakan setelah membaca puisi tersebut, memberikan kesadaran bahwa apabila kita
menghadapi masalah harus bersikap sabar dan yakin bahwa cobaan itu akan berlalu seiring
berjalannya waktu.
d. Amanat
Setelah memahami tentang tema, nada,dan perasaan yang terdapat dalam puisi
tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam
puisinya adalah tentang kesabaran, penyair ingin mengamanatkan bahwa kita harus bersabar
dalam menghadapi masalah, sebab masalah pasti akan selalu datang. Maka dari itu, kita harus
bersabar dan yakin bahwa suatu saat cobaan itu akan berlalu.
Keras membeku air kali (pengulangan bunyi fonem /k/, /e/, dan /a/)
Dan hidup bukan hidup lagi (pengulangan bunyi fonem /a/, /i/ dan kata ‘hidup’)
Kuulangi yang dulu kembali (pengulangan bunyi fonem /u/ dan /a/)
Sambil bertutup telinga, berpicing mata (pengulangan bunyi fonem /a/,/i/ dan /u/)
Menunggu reda yang mesti tiba (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /a/)
2. Ritma
Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan dengan
pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma dapat dikatakan sebagai irama namun
berbeda dengan metrum (matra). Dalam puisi karya-karya Chairil Anwar, irama sudah
diciptakan secara kreatif artinya tidak hanya berupa pemotongan baris-baris puisi menjadi
dua frasa, namun dapat berupa pengulangan kata-kata tertentu untuk mengikat beberapa baris
puisi.
Ritma di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah kata ‘aku’ yang
merupakan pengikat beberapa baris, sehingga baris-baris itu seolah bergelombang
menimbulkan ritma.
...