Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PRAGMATIK PUISI “ SEBUAH JAKET BERLUMURAN

DARAH” KARYA TAUFIK ISMAIL

Rosalia SelvianaNati M1, Kukuh Elyana2


UniversitaMulawarman, Samarinda

Rosaliaselviana3@gmail.com

Abstrak
Karya sastra pada hakikatnya, berisi kehidupan manusia dan lingkungan seorang
pengarang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada disekitarnya.
Sastra adalah ungkapan pengarang yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
dan ide dalam bentuk gambaran yang konkrit. Salah satu karya sastra yang
memberikan manfaat bagi kita yaitu puisi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui makna dalam puisi “ Sebuah Jaket Berlumuran Darah” karya Taufik
Ismail dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik
memberikan perhatian khusus pada peranan pembaca
Kata Kunci: Analisis, Pragmatik, Puisi, Karya Sastra, Sebuah Jaket Berlumuran
Darah

PENDAHULUAN
Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai
medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia Mursal Esten
(Esten, 1978, hlm. 9). Karya sastra terbagi menjadi dua bentuk, yaitu fiksi dan
nonfiksi. Jenis karya sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama. Sedangkan kerya
sastra nonfiksi, yaitu biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Karya sastra
merupakan wujud permainan kata-kata pengarang yang berisi maksud tertentu,
yang akan dinikmati oleh pembaca.
Karya sastra sering dinilai sebagai objek yang unik dan seringkali sukar
diberikan rumusan yang jelas dan tegas. Sastra adalah objek ilmu yang tidak perlu
diragukan lagi. Walaupun unik dan sukar dirumuskan dalam suatu rumusan yang
universal, karya sastra adalah sosok yang dapat diberikan batasan dan ciri-ciri,
serta dapat diuji dengan pancaindra manusia (Semi, 2012: 24). Karya sastra akan
membantu manusia memahami hidup ini dan mendidik manusia untuk bertindak
bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan dalam kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, karya sastra dianggap dapat membuat manusia menjadi lebih arif, atau
dapat dikatakan sebagai ’memanusiakan manusia’ (Nurgiyantoro, 2010:40). Karya
sastra mempersoalkan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya
dengan sesama makhluk hidup dan lingkungannya.
Karya sastra merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang
terhadap lingkungan dan kehidupan. Walau berupa khayalan, tidak benar jika
karya sastra dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan
dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan,
perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Oleh
karena itu, karya sastra dikatakan sebagai karya imajinatif yang dilandasi
kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni.
Dunia sastra di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat dan
menggembirakan, baik dalam bentuk sajak, cerpen, novel, maupun drama. Dalam
dunia persajakan, Indonesia memiliki beberapa tokoh ternama, misalnya Amir
Hamzah, Taufiq Ismail, Chairil Anwar, WS Rendra, dan Sutardji Calzoum Bachri.
Karya-karya mereka telah tersebar ke seluruh pelosok negeri ini. Bahkan beberapa
karya mereka sering dijadikan bahan kajian di sekolah dan perguruan tinggi. Tidak
hanya itu, dalam beberapa acara lomba membaca puisi, karya karya penyair
ternama Indonesia tersebut sering dipilih sebagai puisi wajib.
Untuk memahaminya diperlukan analisis maka dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan pragmatik. Pragmatik mempunyai arti ilmu bahasa yang
mempelajari pemakaian bahasa dengan adanya bentuk dan makna yang dikaitkan
dengan maksud pembicara, konteks dan keadaan. Pragmatik salah satu cabang dari
linguistik yang mempelajari tentang ujaran dari sang penutur yang mengkaji
hubungan timbal balik antara fungsi dan bentuk tuturan. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Yule (2006) bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang
disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan pendengar.
Adapun peneliti menganalisis puisi ini untuk menilai atau mengukur
kesantunan penutur dalam menyampaikan tuturannya pada mitra tutur, untuk
mengetahui skala kesantunan penutur. Di mana puisi tersebut memiliki keselarasan
untuk menyampaikan maksud kepada pembaca. Sebagai seorang pembaca puisi
pengetahuan dalam menulis sebuah puisi itu sangatlah penting agar mengetahui
maksud penulis dengan mudah tersampaikan sesuai dengan pemahaman pembaca
dapat dimengerti secara baik. Pembaca dapat mempelajari metode puisi yang
digunakan seperti diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi dan
tata wajah.

METODE
Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif analisis dengan
menggunakan metode ini adalah dengan tujuan memecahkan masalah dengan
memperkirakan keadaan objek penelitian yang memaparkan maksud bentuk
laporan penelitian, Sukmadinata, (2012) metode penelitian deskriptif kualitatif ini
juga adalah cara peneliti menyusun data atau informasi yang telah dikumpulkan
dengan hasil akhir dalam bentuk tulisan. Maka dari itu, peneliti mampu
menganalisis setiap kalimat pada puisi berjudul “ Sebuah Jaket Berlumuran Darah”
Karya Taufik Ismail. Jadi, desktiptif kualitatif adalah hasil dari pemahaman
menganalisis dalam menelaah secara langsung berbagai macam bentuk
penelitiannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

“ Sebuah Jaket Berlumuran Darah” judul puisi ini adalah salah satu karya
Taufik Ismail ini sudah sangat terkenal. Puisi ini mengandung pengorbanan dari
para pejuang, disamping itu pemilihan kata sangat unik dan simbol yang terdapat
dalam puisi tersebut menarik sehingga memiliki makna yang sangat dalam. Puisi
ini termasuk puisi elegi karena mengungkapkan perasaan duka dan berisi ratapan-
ratapan penyair. Penyair memilih kata Jaket disini merujuk pada almamater
mahasiswa, yang menggambarkan terjadinya demonstrasi mahasiswa yang
memperjuangkan tanah air. Kata Darah menggambarkan telah terjadinya
perjuangan yang besar hingga berlumuran darah. Pada sajak duka yang agung dan
kepedihan bertahun-tahun dapat diartikan adanya rasa duka dan rasa sakit yang
mendalam dan sudah lama tersimpan dan kejadiannya yang telah terjadi bertahun-
tahun sebelumnya. Sebuah sungai membatasi kita, disni terlihat saat bahwa saat
berjuang banyak sekali hambatan dan batasan. Di bawah terik matahari Jakarta
menggambarkan kejadian tersebut pada siang hari di kota Jakarta. Antara
penindasan dan kebebasan dalam dua kata yang berlawanan tersebut sehingga
lebih tampak perjuangan yang sebenarnya. Berlapis senjata dan sangkur baja
dalam hal inilah lebih memperkuat hambatan. Sungai yaitu aparat keamanan dan
kepolisian. Pada bait berikutnya penyair ingin menyampaikan kepada pembaca
agar bisa merenung bahwasanya jika kita mundur meninggalkan perjuangan maka
kita akan menjadi pengecut, hal ini tercermin dalam tata bahasa dalam bait Akan
mundurkah kita sekarang, Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani, Dan menggunakan baju kebesaran sang pelayan?
Selanjutnya pada bait ke empat terdapat kata spanduk kumal yang
mengartikan adanya spanduk atau slogan yang berisikan krtik politik kekuasaan
dan ketidakadilan. Dan kalimat Menunduk bendera setengah tiang
menggambarkan penghormatan tertinggi atas pejuang yang telah gugur dalam
perjuangan. Dilanjutkan pada bait terakhir diakhiri dengan kata LANJUTKAN
PERJUANGAN, menggunakan huruf kapital semua yang menggambarkan
penegasan serta mmperkuat perjuangan. Melanjutkan perjuangan dari pahlawan
yang telah gugur, meskipun akan menghadapi resiko dan halangan.

KESIMPULAN
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dimana berisi ungkapan
perasaan, pikiran, ide, semangat dari dalam diri seorang penyair. Dari apa yang
telah diuraikan penulis tentang analisis puisi “Sebuah Jaket Berlumuran Darah”
karya Taufik Ismail dengan menggunkan pendekatan pragmatik, dapat disimpulkan
bahwa puisi tersebut memiliki tema perjuangan. Puisi tersebut mengandung makna
bahwa seorang penyair menyampaikan bagaimana pengorbanan para pejuang
untuk merebut tanah air. Membuat para pembaca dapat merasakan betapa
suasahnya para pejuang merebut keadilan.

REFERENSI

Febrina, L. (2019). Gaya kepenyairan taufik ismail dalam sajak malu (aku) jadi
orang indonesia. Jurnal Sastra Indonesia, 8(3), 197-202.

Octaviani, S. (2017). Analisis Puisi Pada Suatu Pagi Hari Karya Sapardi Djoko
Damono dengan Pendekatan Pragmatik (Doctoral dissertation).

Utami, W. (2015). Analisis Stuktur Fisik puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah”

Anda mungkin juga menyukai