menjadi gaya bahasa resmi, gaya bahasa tidak resmi, dan gaya bahasa percakapan.
(2) berdasarkan nada, gaya bahasa dibedakan menjadi gaya bahasa sederhana,
gaya bahasa mulia dan bertenaga, serta gaya bahasa menengah. (3) berdasarkan
struktur kalimat, gaya bahasa dibedakan menjadi klimaks, antiklimaks,
paralelisme, antithesis, dan repetisi. Dan, (4) berdasarkan langsung tidaknya
makna, gaya bahasa dibagi menjadi (1) gaya bahasa retoris yang terdiri dari :
aliterasi, asonansi, anastrof, apopasis atau pretirisio, apostrof, asindeton,
polisindeton, kiasmus, elipsis, eufemismus, litotes, histeron proteron, pleonasme
dan tautologi, perifrasis, prolepsis atau antisipasi, erotesis atau pertanyaan ritoris,
silepsis dan zeugma, koreksi atau epanortosis, hiperbol, paradoks, dan oksimoron,
serta (2) gaya bahasa kiasan yang terdiri dari : persamaan atau simile, metefora,
alegori, parabel, fabel, personafikasi atau prosopopoeia, alusia, eponim, epitet,
sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire,
inuendo, antifrasis, dan pun atau paronomasia.
a. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
1) Klimaks adalah adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-
urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari
gagasan-gagasan sebelumnya.
Kesengsaraan membuahkam kesabaran, kesabaran pengalaman, dan
þengalaman harapan.
2) Antiklimaks adalah gaya bahasa yang mengurutkan gagasan dari yang
terpenting hingga ke gagasan yang kurang penting.
Pembangunan lima tahun telah dilancarkan serentak di Ibu kota negara,
ibu kota - ibu kota propinsi, kabupaten, kecamatan, dan semua desa di
seluruh Indonesia.
3) Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai
kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki
fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama.
Sangatlah ironis kedengaran bahwa ia menderita kelaparan dalam
sebuah daerah yang subur dan kaya, serta mati terbunuh dalam sebuah
negeri yang sudah ratusan tahun hidup dalam ketentraman dan
kedamaian.
4) Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan
yang bertentangan dengan menggunakan kata yang berlawanan.
la sering menolak, tapi sekali pun tak peenuh melukai hati.
5) Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam kalimat. Repetisi terbagi
menjadi 8 macam yaitu epizeukis, tautotes, anaphora, simploke, epistrofa,
mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis.