Anda di halaman 1dari 4

Nama : Qhoriana Kikiariski

NIM : A1B119037

SISTEM KATA SAPAAN DALAM BAHASA MELAYU DI KOTA KUALA TUNGKAL

Penelitian ini penting karena Bahasa Melayu khususnya di kota Kuala Tungkal menjadi kewajiban
bagi kita untuk terus menjaga dan melestarikannya dengan meneliti masyarakat Tungkal yang ada di
Jambi, Di Kota Kuala Tungkal hidup dan berkembang bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat
penuturnya. Bahasa daerah itu adalah: bahasa Melayu, bahasa Melayu merupakan bahasa yang umum
digunakan di Kota Kuala Tungkal. Bahasa Melayu digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat/Kecamatan Tungkal Ilir. Bahasa Melayu Tungkal digunakan oleh
masyarakat penuturnya sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat bahasa itu. Pemakaian
bahasa Melayu Tungkal oleh penuturnya itu tidak terbatas hanya dalam suasana informal di rumah
tangga, di warung, atau di pasar, tetapi juga dalam suasana yang bersifat formal seperti dalam upacara
adat, upacara keagamaan, dan upacara musyawarah warga. Selain itu, bahasa tersebut digunakan juga
sebagai media sastra yang diungkapkan dalam bentuk pantun, pepatah-petitih, dan cerita-cerita rakyat.

Masalah

Bahasa Tungkal sebagai kekayaan dan kebanggaan masyarakat Melayu di Provinsi


Jambi merupakan identitas daerah penting untuk dilestarikan agar tidak terkikis oleh
perkembangan zaman. Salah satu komponen bahasa Melayu yang dikhawatirkan akan terkikis,
bahkan hilang ditelan masa dewasa ini adalah kata sapaan, yaitu kata yang digunakan oleh
masyarakat penuturnya untuk menyapa atau memanggil kawan bicaranya dalam suatu peristiwa
bahasa. Gejala penggunaan kata sapaan dalam masyarakat Melayu Tungkal seperti yang
digambarkan di atas telah menarik minat sejumlah pemerhati bahasa dan budaya lokal termasuk
penulis ini. Sebagai sapaan yang masih berlaku sekarang mungkin akan berubah atau akan
dilupakan sehingga pada suatu waktu tertentu tidak akan dipakai lagi oleh masyarakat tuturnya
sebagai akibat pengaruh mobilitas sosial budaya yang cukup deras. Oleh karena itu, penelitian
yang komprehensif terkait kata sapaan bahasa Melayu Tungkal ini penting dilakukan.
Tujuan

Sebagai pemerhati bahasa dan budaya, penulis ingin memfokuskan diri untuk meneliti
lebih jauh sistem kata sapaan bahasa Melayu itu dan mendeskripsikan hasilnya untuk informasi
penyusunan buku-buku teks bermuatan lokal sebagai media pembinaan dan pengembangan
bahasa dan budaya setempat supaya kata sapaan sebagai kekayaan masyarakat Melayu Tungkal
itu tetap terjaga dan lestari sepanjang masa. Penelitian kata sapaan ini akan berkontribusi dalam
pengembangan studi ilmu sosiolinguistik khususnya yang berkaitan dengan kesantunan tindak
tutur yang hingga saat ini belum memperoleh perhatian layak dari pemerhati ilmu-ilmu
humaniora. Hasil penelitian ini juga akan menghasilkan buku ajar yang siap digunakan sebagai
media pembinaan dan pengembangan bahasa dan budaya daerah. Selain itu, penelitian ini juga
akan menghasilkan artikel ilmiah yang siap diterbitkan di jurnal terakreditasi nasional.

Ruang lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian.


Ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Penelitian dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
sebagai tempat untuk mengumpulkan data. Waktu penelitian dimulai dari Maret hingga Mei
2022.

Daftar Literatur
No Nama Belakang Pengarang, Judul Literatur
Tahun
1 Aditama, Yudi Vera. (2020). “Penggunaan Sapaan Bahasa Kerinci Dialek
Jujun”. Basindo: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Pembelajarannya, Vol. 4, No. 2.
2 Akhyaruddin. (2017). “Strategi Kesantunan Berbahasa dalam
Peminimalan Beban dan Paksaan di Kalangan
Warga Kampus Universitas Jambi”. Pena: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra, Vol. 6, No. 2.
3 Husnan, Erwan Lalu, (2021). “Sistem Nama Panggilan dalam Etnis Sasak”.
Metalingua, Jurnal Penelitian Sastra, Vol. 19, No.
1.
4 Jannah, Miftahul. (2019). “Penggunaan Sapaan Kekerabatan dalam Tuturan
Masyarakat Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara”. Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol.
13, No. 2.

5 Puspita, Nidde. (2021). “Greeting Words Kinship of Kerinci Language in


Siulak Subdistrict, Kerinci District, Jambi
Province”. JIP: Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1,
No. 9.

6 Rahayu dkk. (2022). Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan PPM UNJA


Edisi VI Tahun 2022. LPPM Universitas Jambi.

7 Setyonegoro, Agus dan Akhyaruddin. “Penggunaan Kata Sapaan dalam Masyarakat


Penutur Bahasa Kerinci”. Prosiding Semnas Hasil
(2021).
Penelitian dan PPM Unja. Penerbit Unja
Publisher.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif.

Subjek penelitian
Masyarakat Melayu yang tinggal di Kota Kuala Tungkal. Masing-masing wilayah tutur
itu ditetapkan 2 orang informan pria dan wanita dewasa sebagai contoh. Syarat-syarat informan
yang digunakan merujuk kepada Mahsun (2014), yaitu: (1) berjenis kelamin pria atau wanita; (2)
tidak pikun; (3) lahir, dibesarkan, dan bertempat tinggal di desa/wilayah itu; (4) jarang atau tidak
pernah meninggalkan desanya dalam waktu yang lama; (5) memiliki kebanggaan terhadap bahasa
daerahnya; (6) dapat berbahasa Indonesia; dan (7) sehat jasmani dan rohani.

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dan jenis
penelitian adalah deskriptif (Sugiyono, 2014:8). Pemilihan metode deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan penggunaan kata sapaan bahasa Melayu Jambi yang mencakup: (1) jenis dan
variannya, (2) konteks dan situasi pemakaiannya, (3) bentuk morfologisnya, (4) frekuensi
penggunaannya, dan (6) keunikan/kekhasan bentuk dan maknanya.

Anda mungkin juga menyukai