Anda di halaman 1dari 6

Dilara Senja

- Senja tiffanka (Pemeran Utama)


(Protagonis, aktif, penyuka Senja)
- Pratama Surya Bara
(Dingin, Pintar, Berkarisma)
- Rania Camelia
(Centil, Galak, Playgirl)
- Rasya Dwiguna
(Perhatian, Tampan, pembohong).

BABAK I
Cerita ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama senja dan kisahnya
berlatar belakang bangku SMA, ia cukup aktif terutama dalam bidang publikasi karya, baik
di mading-mading SMA ataupun di blogspot sekolah maupun pribadi miliknya. Ia sangat
gemar menulis puisi setiap kali merasa senang ataupun sedih selalu ia tuangkan ke dalam
puisi, sehingga ia ditunjuk oleh kakak tingkat di organisasi yg dia ikuti sebagai koordinator
publikasi karya. Ia memiliki teman bernama Rania, yang sangat mudah jatuh cinta setiap
melihat cowok tampan yang ada disekolah
Senja
“kamu seriusan udah putus dari pacar kamu yang seminggu lalu baru kamu kenalin ke
aku?”
Rania
“iya gua mutusin dia, lagian dia prik banget, bikin ilfeel mulu”
Senja
“dih ga boleh gitu, kemaren-kemaren aja dibangga banggain banget, sekarang udah lain
aja”.
Rania
“lo tau kan temen lo ini bakal kembali jatuh cinta dengan cowo tampan yang mampu
mencuri hati gue dari pandangan pertama”
Senja
“bentar lagi berarti lu punya cowo baru gitu?”
Rania
“enggaklah ya kali cepet banget”
Dan dalam perjalanan mereka masuk ke kelas Senja dan Rania bertemu dengan anak baru
bernama Tama.
Rania
“Masyaallah ciptaan tuhan yang begitu sempurna” (Rania melihat hingga memutarkan
kepalanya)
Senja
“ya elah barusan ada yang bilang baru putus dan ga mau kecantol sama cowo dulu, baru
berapa menit udah goyah aja”.
Rania
“lo liat ga cowo tadi cakep banget parah”
Senja
“biasa aja, jangan gampang suka sama cowo apalagi kalo baru liat dari tampangnya nia”.
Rania
“lo mah ga bisa ngertiin gue, cinta datangnya dari mata, dan waktu kita jatuh cinta, cinta
kita harus total, makin total lo jatuh cinta, makin total nanti bahagianya”.
Senja
“Y” (senja menjawab sambil meninggalkan Rania).

Pelajaran berlangsung selama 2 jam dan bel istirahat berbunyi, Senja berniat menuju
perpustakaan untuk mencari referensi mingguan mengenai bahan yang akan dijadikannya
untuk di tempel di Mading sekolah, saat Senja membuka laman blogspotnya tiba-tiba
Senja menerima sebuah pesan dari seseorang berusername BadBoy.

- Larasati Naura
(Kakel organisasi, Tegas, Baik)
- Senja Tiffanka
(Protagonis, aktif, penyuka Senja)

Laras : “Senja gimana bahan yang harus ditempel di Mading buat minggu ini udah selesai?”
Senja : “maaf kak belum, lagi Senja siapkan insya Allah sebentar lagi selesai”
Laras : “jangan sampai telat, kamu harus on time, kakak menunjuk kamu sebagai
koordinator di Mading sekolah karena kakak percaya kamu berpotensi”
Senja : “iya kak terima kasih, maaf atas keterlambatannya kak”.
Laras : “Yaudah gapapa, kamu selesaikan sekarang”.
Senja : “siap kak”.
Setelah menyelesaikan tugasnya Senja berencana menyusul Rania yang sudah menunggu
ia di kantin sekolah, namun Senja terkena bola basket yang dilemparkan oleh Tama.
Senja : “Aduhhh sakitttt, gila ya mainnya kasar, siapa yang ngelempar gua?”
Tama : “Sorry-sorry gua ga sengaja, gua ga ada niatan ngelempar ke arah lo”.
Senja : “lain kali mainnya pake mata”.
Tama : “ yang penting gua udah minta maaf, btw nama lo siapa”.
Senja : “ngapa lo nanya-nanya nama gue, sakittt tau”. (Sambil memegang punggungnya
yang terkena bola).
Tama : “owh nama lo sakit, gue Tama, salam kenal” (Tama meninggalkan Senja).
Senja : “Heh malah ninggalin, dasar stres” (Senja tak henti hentinya mengomel).

Senja menuju ke kantin, dengan sedikit kesakitan memegang punggungnya sehabis


terlempar bola basket.
Rania : “eh lo kenapa jalannya gitu, mana megangin punggung dari tadi gue liat”.
Senja : “gue habis kena lempar bola basket, sakit banget”.
Rania : “kok bisa”.
Senja : “ulah si anak baru, dia ga sengaja ngelempar bola basket ngenain gue, tapi kan
tetep aja sakit, mana tengil banget lagi anaknya”.
Rania : “tapi kan dia ganteng banget nja, kalo gue mah dikenain bola 10 kali pun gapapa,
kalo yang ngelempar dia mah” (sambil memegang pipi).
Senja : “stres lo, sama stresnya kaya anak baru itu”. (Celetuk Senja kesal).
Rania menyukai Tama, namun sebagai sahabat Senja tidak setuju, karena sikap angkuh
dan menyebalkan yang Tama miliki, apalagi Rania baru saja putus.

BABAK II
Setelah hari dimana Senja mendapatkan pesan dari Badboy, mereka semakin sering
bertukar pesan dan saling memberi kabar, Senja menyukai Badboy walaupun belum
pernah bertemu sebelumnya.
(Senja yang lagi duduk di Taman sekolah, sembari menulis isi hatinya yang ia tuliskan
dibuku harian miliknya).

Rania
“gue perhatiin akhir-akhir ini lo senyum-senyum sendiri, stres lu ya?”
Senja
“iiihhh astaghfirullahaldzim kamu nih kalo ngomong suka asal”.
Rania
“abis lo senyum sendirian ga jelas kek orang sawan tau ga”
Senja
“hehehe tapi ga sawan jugala aelah”.
Rania
“terus kenapa senyum-senyum sendiri?”.
Senja
“gue lagi deket sama cowo, kenal lewat akun blogspot gue, dan sampe tukeran nomer
WA”
Rania
“serius? Wah akhirnya sahabat gue jatuh cinta juga Ya Allah, btw orangnya cakep ga?”
Senja
“gue ga tau, tapi yang penting orangnya baik selama yang gue kenal, dan gue nyaman
sama tuh cowok”.
Rania
“asekk sahabat gue kasmaran uhuyyy, traktir gue dong hari ini, kan lo lagi happy ”.
Senja
“hemmmm pinter banget ambil kesempatan, oke deh gue yang nraktir hari ini”.
Rania
“gua sayang banget sama lo kalo baik gini Hahaha”.
(Namun Senja tidak sengaja meninggalkan buku hariannya di kursi taman, dan buku harian
milik Senja ditemukan oleh Tama, dan Tama berniat mengembalikan buku itu kepada yang
punya, namun Tama penasaran akan pemilik dari buku tersebut, yang ternyata buku
tersebut adalah milik senja).
Tama : “Senja, ini buku harian si Senja” (sembari membuka dan membaca buku tersebut).

(Senja mengecek Hp nya memastikan apakah Badboy mengirimi dia pesan atau tidak)
Senja
“kok dia ga ada chat ya hari ini, apa gue chat duluan aja”. (Senja berpikir mungkin dia perlu
memberi kabar duluan).
Senja
“engga-engga, biarin dia dulu yang ngasi kabar”.

Selang tak berapa lama masuk notifikasi chat dari Badboy, betapa senangnya Senja
mendapatkan notif tersebut, meski tak mengetahui wajah ataupun identitasnya, Senja
begitu nyaman berbincang dengannya. Ia bahkan sering tersenyum kala mengingat
pembicaraan mereka.

Senja
“ Nia dia ngajak ketemuan, gimana dong gue mesti jawab apa?”
Rania
“bagus dong, terima aja”.
Senja
“ih lo mah, gue ga pernah jalan sama cowo seumur hidup, gue panik dia ngajak gue jalan,
gue canggung banget”
Rania
“tenang senja, biarin dia yang nantinya nyari topik buat kalian ngomong, ga akan
canggung suasana disana nantinya, percaya sama gue, oke”.
Senja
“Bener ga tuh, gue malu buat ketemu”.
Rania
“ percaya sama gue, dan besok gue bakal dandanin lo supaya terlihat cantik”
Senja
“makasi nia, sayang banget sama lo”.
Rania
“siapa dulu dong, sahabat lo ini bisa diandalin”.

Apakah ia jatuh cinta? Senja juga tak bisa menjawabnya.


Di sisi lain, ia selalu kesal saat mengingat Tama, teman satu sekolahnya.
Senja menganggap Tama terlalu sombong dan sok keren.
Kendati demikian, pesona Tama berhasil membuat Rania teman Senja tergila-gila.

Suatu hari, Senja akhirnya bertemu dengan sosok di balik nama BadBoy yang ternyata
bernama Rasya. Ia mulai memahami perasaan Rania dan mengerti segala kegilaan yang
bisa terjadi kala jatuh cinta.
Sebab, Senja rela melakukan hal-hal konyol demi bisa berdekatan dengan Rasya
Namun, perasaannya perlahan berubah ketika mereka sering bertemu. Rasya bukanlah
Badboy yang ia kenal di chatting, Rasya seperti orang yg berbeda dan tidak mengetahui
apa pun soal kebiasaan yang mereka bicarakan saat chatting, hal itu yg membuat Senja
bertanya tanya, apakah Badboy itu sebenarnya Rasya atau ada orang lain dan Rasya
hanya berpura pura.

Anda mungkin juga menyukai