ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kumpulan cerpen Larutan Senja karya Ratih Kumala.
Kumpulan cerpen ini memberikan perspektif yang tidak biasa pada perilaku para tokoh utama dalam tiap
cerpen. Kumpulan cerpen ini ditulis pada tahun 2006 dengan latar belakang ragam kehidupan manusia dan
jaman yang berbeda pula pada tiap cerpennya sehingga dirasa pas untuk mengkajinya dengan teori psikologi
individu oleh Alfred Adler karena di dalamnya begitu banyak peristiwa berupa hubungan tokoh utama dengan
lingkungan, hubungan tokoh utama dengan masyarakat di sekitarnya yang menjadikan sebuah sebab pada
perilaku tokoh utama. Hal ini sesuai dengan teori psikologi individu Alfred Adler, dalam teorinya ia
membicarakan bagaimana dorongan pokok kemasyarakatan dan dorongan pokok keakuan dapat menjadi sebab
sebuah perilaku dari manusia.
Sumber data penelitian ini adalah kumpulan cerpen yang berjudul Larutan Senja karya Ratih Kumala yang
terbit pada tahun 2006. Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif. Penelitian ini akan memfokuskan
pada permasalahan dorongan pokok kemasyarakatan dan dorongan pokok keakuan pada tokoh utama.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa : dorongan pokok kemasyarakatan dan dorongan pokok keakuan
seperti apakah yang ada pada tokoh utama dalam kumpulan cerpen Larutan Senja karya Ratih Kumala. Hal ini
terepresentasi pada bagaimana tokoh utama berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, bagaimana interaksi
tokoh utama pada masyarakat yang menjadikan sebab sebuah perilaku pada tokoh utama.
IMPETUS OF SOCIETY AND THE BASIC IMPULSE ON HUMAN ITSELF IN SHORT STORIES
COMPILATION LARUTAN SENJA BY RATIH KUMALA : PSYCHOLOGY OF ALFRED ADLER
STUDY
This study aims to analyze a short stories compilation by Ratih Kumala. This collection of short stories
provides an unusual perspective on the behavior of the main characters in each story. This collection of short
stories was written in 2006 with a diverse background of human life and different times in each of its short
stories so it feels fit to study it with individual psychological theory by Alfred Adler because in it so many
events with relationships, the main character relations with the surrounding community create a goal on the
behavior of the main character. This is in accordance with the individual psychological theory of Alfred Adler,
in his theory he discuss how the main impetus of society and the basic impulse of human itself can be a cause of
behavior of human beings.
The data source of this research is a short stories compilation entitled Larutan Senja by Ratih Kumala
which was published in 2006. The type of data in this study is qualitative data. This research will be focused on
the subject main impetus of society and the basic impulse of human itself on the main character.
From the results of this study it is known that: the main impetus of society and the basic impulse of
human itself like what is on the main character in a short stories compilation Larutan Senja by Ratih Kumala. It
is represented on how the main character interacts with the environment around him, how the interaction of the
main character in the community that causes the cause of a behavior on the main character.
Keyword : main impetus of society, the basic impulse of human itself, Alfred Adler
PENDAHULUAN benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana
saja dan kapan saja, serta relatif pendek). Cerpen
Dalam catatan sejarah kesusatraan Indonesia menawarkan yang khusus pada para pembaca;
cerpen memiliki usia yang jauh lebih muda jika padat. Di dalam cerpen ditemukan kepadatan
dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak makna, kekayaan tekstur, kekompakan bentuk.
terpenting sejarah penulisan cerpen di Indonesia Dalam sebuah cerpen, setiap kata setiap baris,
dimulai oleh cerita- cerita M. Kasim (bersama strukturnya mengandung unsur-unsur sugestif
Suman Hs) pada awal tahun 1910 – an, yang yang menarik. Unsur yang ketiga adalah padu.
memperkenalkan ebntuk – bentuk penulisan Kepaduan ini menuntut pembaca secara
cerita pendek (cerpen). Demikian salah satu psikilogis memahami cerpen secara utuh. Seperti
bagian keterangan yang terdapat dalam buku tuntutan intuitif yang dihadapi penulis ketika
Horison Sastra Indonesia 2 : Kitab Cerita Pendek menyusunnya. Pengaruh kepaduan ini hampir
(2002 : xiii – xiv). Cerpen merupakan sebuah tidak ditemukan dalam novel. Novel atau cerpen
karya seni sastra yang menyajikan cerita secara yang baik haruslah memenuhi kriteria kepaduan,
ringkas, namun tidak kehilangan unsur unity. Artinya, segala sesuatu yang diceritakan
imajinatif, konflik, realita di sekitar kita bersifat dan berfungsi mendukung tema utama.
terkadang pula penuh dengan kata-kata yang Penampilan berbagai peristiwa yang saling
berasal dari puisi. Selanjutnya jenis cerita menyusul yang membentuk plot, walau tidak
berkembang meliputi sage, mite dan legenda. bersifat kronologis, namun haruslah tetap saling
Sage merupakan cerita kepahlawanan seperti berkaitan secara logika. Baik novel maupun
kisah Joko Dolog. Mite atau mitos lebih cerpen, keduanya, dapat dikatakan menawarkan
mengarah pada cerita yang terkait kepercayaan sebuah dunia yang padu. Namun, dunia imajiner
masyarakat setempat tentang sesuatu hal yang yang ditampilkan cerpen hanya menyangkut
berbau mistis, seperti kisah dari ratu pantai salah satu sisi kecil pengalaman kehidupan saja
Selatan Nyi Roro Kidul. Legenda adalah adalah (Nurgiyantoro: 1998, 14).
sebuah cerita yang mengandung pengertian Namun cerpen memiliki kekurangan
sebagai sebuah cerita mengenai asal usul daripada karya sastra yang panjang seperti novel.
terjadinya suatu tempat seperti terbentuknya Dikarenakan pendek, cerpen dapat memuat pola
Danau Toba. bahkan pula tidak memuat pola semacam
Ciri penanda cerpen adalah kehadiran tiga struktur dramatis seperti eksposisi, komplikasi,
unsur dalam cerpen tersebut yaitu pendek, padat, aksi yang meningkat, krisis, klimaks,
dan padu. Ciri pertama menunjuk pada ruang penyelesaian dan pesan moral. Pada umumnya
lingkupnya, yang ke dua pada tekniknya, dan cerpen biasanya hanya terfokus pada 1 tokoh,
yang ke tiga pada efeknya. Cerpen mampu hanya memiliki sedikit plot cerita dan terfokus
mengungkapkan masalah-masalah yang pada satu konflik. Hal ini menyebabkan
kompleks dalam bentuk cerita yang pendek. kebanyakan cerpen membuka ceritanya dengan
Itulah keistimewaan sebuah cerpen, yakni sebuah aksi kemudian melambat dalam proses
kemampuannya mengungkapkan ruang lingkup pencapaian klimaks dan pada akhir moral.
yang besar dalam tuturan yang pendek. Cerita Sedangkan novel dapat membuka ceritanya
pendek menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : dengan unsur dramatis (pengantar setting, situasi
176), cerita pendek adalah cerita yang dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di
panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan
halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan tokoh utama); aksi yang meningkat, krisis (saat
lengkap pada dirinya sendiri. Sementara itu, yang menentukan bagi si tokoh utama dan
Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan komitmen mereka terhadap suatu langkah);
bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian
(bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak konflik dan titik cerita yang mengandung aksi
terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian c) memilah data yang telah dicatat yang nantinya
cerita di mana konflik dipecahkan); dan akan dianalisis. Langkah – langkah dalam proses
moralnya. Meskipun demikian , akhir dari penganalisan data adalah sebagai berikut : a)
banyak cerita pendek biasanya mendadak dan Kategorisasi, yakni mengelompokkan data yang
terbuka dan dapat mengandung atau tidak telah dipilih berdasarkan rumusan masalah yang
menutup kemungkinan tidak mengandung pesan telah ditetapkan, yaitu teori psikologi Alfred
moral atau pelajaran praktis. Adler (dorongan pokok kemasyarakatan dan
Kumpulan cerpen Larutan Senja menarik dorongan pokok keakuan) pada kumpulan cerpen
untuk dianalisis secara psikologis karena dalam Larutan Senja karya Ratih Kumala, b) Pelabelan,
kumpulan cerpen tersebut sarat akan konflik yakni menyajikan data dalam bentuk tabel
psikologis dari para tokoh utama pada tiap berdasarkan kategorisasi data, c) Menelaah
cerpen. Para tokoh utama mengalami konflik kembali data yang telah dipilih apakah sudah
psikologi seperti memilih nyawanya atau nyawa sesuai dengan teori psikologi Alfred Adler, d)
dari orang-orang yang disayanginya, tetap Menganalisis data, yakni memberikan interpretasi
menjujung tinggi harga diri meskipun tokoh pada data yang telah dimaknai, e) Menyusun tabel
utama menyadari bahwa dirinya bahkan lebih data, seperti contoh berikut ini :
rendah dari sampah masyarakat ataupun
berusaha menantang yang berkuasa hanya untuk *RS
orang yang dicintainya. Tidak hanya bentuk Kutipan
konflik psikologi pada sekitarnya, namun juga Keterangan
1 2
pada diri tokoh utama sendiri berupa pembuktian
pada diri sendiri bahwa tokoh utama mampu
menjadi lebih baik ataupun melawan rasa takut “Suamiku disantet
untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Melalui Paradji!” Dan
kajian teori psikologi Alfred Adler yang berfokus perkataannya didengar
pada dua dorongan pokok yaitu dorongan para lelaki di kampung
kemasyarakatan dan dorongan keakuan, hingga menyebabkan
penelitian ini akan berusaha mendeskripsikan a) mereka berbondong-
Mendeskripsikan dorongan pokok bondong menuju Timur Dorongan pokok
kemasyarakatan tiap tokoh utama dalam perbatasan dusun, kemasyaratan
kumpulan cerpen Larutan Senja. b) mengganggu Paradji
Mendeskripsikan dorongan pokok keakuan tiap hingga tak bisa konsentrasi
tokoh utama dalam kumpulan cerpen Larutan membantu persalinan ibu
Senja. muda.
SARAN