17/410021/SA/18788
Sastra merupakan karya imajinatif bermedium bahasa dengan unsur estetik yang
dominan. Dengan bermediakan bahasa, hasil pengolahan ide serta gagasan digambarkan
dalam bentuk tulisan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat
dan pengarang. Selain itu, unsur estetik yang dominan dalam karya sastra terdiri atas unsur-
unsur yang membangunnya, yaitu tema, fakta-fakta cerita, dan sarana-sarana sastra. Fakta-
fakta cerita terdiri dari tokoh, latar, dan alur. Ketiga unsur ini berfungsi sebagai catatan
kejadian imajinatif sebuah cerita. Oleh karena itu, tokoh, latar, dan alur sering disebut sebagai
struktur faktual cerita. Struktur faktual cerita bukan bagian yang terpisah dari cerita (Stanton,
2012:22—23). Dari ketiga unsur fakta-fakta cerita tersebut peneliti memfokuskan penelitian
pada unsur alur karena unsur tersebut menarik untuk diulas pada objek penelitian ini. Daya
tariknya ada pada pengarang yang menyuguhkan alur secara tidak kronologis.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang kuat akan struktur faktual. Karya sastra
(novel) merupakan struktur yang bermakna. Novel berisi struktur pikiran yang tersusun dari
unsur-unsur novel yang padu. Jika dibandingkan dengan cerpen, novel memiliki
permasalahan yang lebih kompleks. Menurut Stanton (2012:90), novel mampu menciptakan
satu semesta yang lengkap sekaligus rumit. Novel menghadirkan perkembangan satu
karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter,
dan berbagai kejadian yang terjadi beberapa tahun silam secara rinci. Novel terbagi menjadi
dua kategori, yaitu novel populer dan serius. Menurut Pujiharto (2012:10), novel populer dan
serius memiliki perbedaan karakteristik yang terletak pada tingkat kesulitan. Novel populer
hanya sebatas menceritakan sesuatu, sedangkan novel serius menceritakan sesuatu dengan
2
menggunakan fakta-fakta cerita dan sarana-sarana sastra yang lebih rumit hingga melahirkan
intens dan tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Untuk memahami isinya hanya
diperlukan membaca sekali karena alurnya sengaja dibuat kronologis dan sederhana, serta
perwatakan tokoh tidak berkembang. Berbeda dengan novel populer, novel serius sanggup
kehidupan yang ditampilkan dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan. Memahami
novel serius dibutuhkan pembacaan berulang kali dan diperlukan konsentrasi karena alur dan
2015:21—23).
Lebih jauh, novel dirasa lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika dibandingkan
dengan cerpen. Tetapi, novel dapat dikatakan lebih mudah dibaca karena novel tidak dibebani
tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat atau padat dan dikatakan lebih
sulit karena novel dituliskan dengan skala besar sehingga mengandung satuan-satuan
organisasi yang lebih luas daripada cerpen. Hal tersebut berdampak pada kepekaan pembaca.
Pada umumnya, setelah menyelesaikan sebuah novel, pembaca hanya mengingat segelintir
hal saja (alur cerita yang samar atau beberapa peristiwa menarik pada episode-episode
tertentu). Setiap bab dalam novel mengandung berbagai episode yang terdiri atas berbagai
Sebagai salah satu fakta cerita, alur digunakan pengarang sebagai daya tarik dalam
karyanya. Setiap pengarang memiliki teknik bercerita sendiri untuk menjadikan kisah yang
disajikan menjadi lebih hidup. Melalui teknik penggambaran alur yang digunakan dapat
menggugah emosi pembaca, karya dengan topik cerita yang biasa dapat menjadi luar biasa.
3
Salah satu penulis novel yang menggunakan teknik penggambaran alur sebagai salah satu
daya tarik dan merupakan sisi estetis dalam karyanya ialah Ramayda Akmal. Ia lahir di
Cilacap, 5 Mei 1987. Menyelesaikan S1 dan S2 di Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Kini tengah
Novelnya Jatisaba memenangkan Sayembara Menulis Novel DKJ 2010 dan sudah
diterjemahkan ke Bahasa Inggris pada tahun 2015. Kumpulan cerpen tunggalnya berjudul
Lengkingan Viola Desingan Peluru (2012) memenangkan Hadiah Buku Sastra Terbaik 2013
Balai Bahasa Yogyakarta. Ramayda juga menjadi salah satu Emerging Writers di Ubdu
Writers and Readers Festival 2013. Bersama Asef Saeful Anwar dan Fitriawan Nur Indrianto,
Ramayda menerbitkan kumpulan puisi berjudul Angin Apa Ini Dinginnya Melebihi Rindu
(2015). Novel keduanya berjudul Tango &Sadimin menjadi runner up Unnes International
Novel Writing Contest 2017. Selain fiksi, Ramayda menulis beberapa buku ilmiah anatara
lain Pahlawan dan Pecundang, Militer dalam Novel-Novel Indonesia (2014; bersama Aprinus
Salam) dan Melawan Takdir, Subjektivitas Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Perburuan
(2015).
Sama seperti novel pertama karya Ramayda Akmal, Tango & Sadimin merupakan
novel serius yang tidak sekadar bercerita tentang cinta dan pencarian jati diri para tokohnya.
Dengan alur yang digambarkan secara tidak kronologis, Tango & Sadimin akan membawa
kemiskinan, kriminalitas, kesedihan, dan tanpa tuntunan pendidikan, moralitas, maupun cita-
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang dianalisis
4
b. Tahapan alur dalam novel Tango & Sadimin.
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis.
Tujuan teoretis penelitian ini ialah menerapkan teori struktur novel untuk menganalisis alur
novel Tango & Sadimin karya Ramayda Akmal sehingga dapat dipaparkan hubungan
kausalitas peristiwa dan episode, tahapan alur, tegangan dan kesatupaduan alur.
Tujuan praktis penelitian ini ialah sebagai wujud apresiasi pembaca terhadap novel
Tango & Sadimin. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap pembaca
terkait dengan peristiwa dan episode, tahapan alur, tegangan dan kesatupaduan dalam novel,
serta menambah referensi penelitian terhadap novel Tango & Sadimin karya Ramayda
Akmal.
Sebagai sebuah karya sastra, novel Tango & Sadimin memunculkan banyak
tanggapan para pembaca melalui blog, jurnal, tulisan cover belakang novel, dan lain-lain.
Dalam pustaka ini akan diuraikan tanggapan dan penelitian berdasarkan objek material dan
objek formal. Objek material penelitian ini berupa novel Tango & Sadimin karya Ramayda
Melalui artikel berjudul “Tango & Sadimin- Ramayda Akmal” Lazione Budy
memaparkan keunggulan novel karya Ramayda Akmal tersebut. Dia memprediksi novel
tersebut akan masuk dalam daftar terbaik bacaan di tahun 2019. Alur, penokohan, konfliks,
sampai detail yang disajikan sangat ampuh menjadi alasan utamanya. Novel Tango &
Sadimin adalah novel hebat yang membumi, ada di sekeliling masyarakat kita.
Sejauh ini peneliti hanya menemukan satu artikel yang membahas objek material
yang sama. Adapun penelitian yang menggunakan struktur alur diuraikan sebagai berikut.
5
Analisis alur dengan menggunakan teori struktur Robert Stanton dilakukan oleh Astri
Wulandari (2013), mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Gadjah Mada dengan objek material cerpen “Keroncong Pembunuhan” karya Seno Gumira
Ajidharma dalam skripsinya yang berjudul “Cerpen Keroncong Pembunuhan karya Seno
cerpen “Keroncong Pembunuhan” memiliki segi kausalitas alur yang erat dan memiliki
tahapan alur yang linear. Konflik dalam cerpen ini dijelaskan bahwa terdiri konflik antara
Dari seluruh konflik tersebut yang menjadi sentral dalam cerpen ini ialah konflik antara
Analisis alur dengan menggunakan teori struktur Robert Stanton dilakukan oleh Hadi
Prasetyo (2018), mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Gadjah Mada dengan objek material cerpen “Gadis Kretek” karya Ratih Kumala dalam
skripsinya yang berjudul “Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala: Analisis Struktur Alur”.
Dalam penelitiannya, Prasetyo menyimpulkan bahwa novel Gadis Kretek memiliki unsur-
unsur yang saling berkoherensi sehingga alur cerita menjadi padu karena kesatuannya.
Peristiwa, episode, tahapan alur, konflik, dan tegangan tersebut memiliki benang merah yang
menghubungkan antarunsur sehingga keseluruhan cerita menjadi suatu kesatuan yang utuh
dan padu.
Pada tahun yang sama, tahun 2018, Pradipta Putra Prathama, Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, menulis skripsi berjudul ―Suspense dalam
Novel Ayah Karya Andrea Hirata: Kajian Alur menurut Robert Stanton‖. Dalam
pergantian nama tokoh atau naming, cerita yang berselang-selang antara dua tokoh yang
berbeda, dan surprise pada bagian akhir membuat novel Ayah memiliki suspense yang tinggi.
6
Dari beberapa tanggapan dan penelitian di atas, analisis alur Tango & Sadimin belum
pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti novel Tango &
1.5.1 Alur
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori struktur alur novel menurut
beberapa para ahli. Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita
yang terjalin secara kausalitas. Alur terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara
kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang disebabkan atau menyebabkan
terjadinya peristiwa yang lain dan tidak dapat diabaikan karena berpengaruh pada
Menurut Stanton (2012:28), alur merupakan tulang punggung cerita. Untuk dapat
mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan hubungan antarunsur. Alur memiliki hukum-
hukum, yakni alur memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, logis, menciptakan
Alur dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu alur progresif atau lurus, alur regresif
atau sorot balik, alur campuran, alur padat, alur longgar, alur tunggal, dan alur
mudah diikuti. Alur regresif merupakan alur yang urutan peristiwanya tidak bersifat
kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal, tetapi dari tahap tengah atau akhir,
kemudian baru tahap awal dikisahkan. Alur campuran mengungkapkan cerita yang kadang-
7
kadang dijalin atas peristiwa yang terjadi pada masa kini dan lampau. Dalam alur rapat,
hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain tidak dapat dihilangkan. Dalam alur longgar,
hubungan antara peristiwa tidak padu sehingga ada ada satu peristiwa yang apabila
dihilangkan tidak akan merusak cerita. Dalam alur longgar terdapat istilah digresi, yakni
penyimpangan alur dari permasalahan pokok. Alur tunggal hanya menceritakan satu episode
kehidupan, sedangkan alur subplot menceritakan lebih dari satu kehidupan (Nurgiyantoro,
2015:213—222).
Alur bawahan (subplot) adalah alur tambahan yang disusupkan di sela-sela bagian
alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri, tetapi masih ada
1.5.2 Peristiwa
Peristiwa adalah peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain atau peralihan dari
dibedakan menjadi dua, yaitu peristiwa fisis dan nonfisis. Peristiwa fisis merujuk pada ujaran
atau tindakan tokoh, sedangkan peristiwa nonfisis merujuk pada perubahan sikap, pandangan,
peristiwa dibedakan menjadi peristiwa fungsional, peristiwa kaitan, dan peristiwa acuan.
penting. Peristiwa acuan adalah peristiwa yang mengacu kepada unsur-unsur lain seperti
bagaimana watak seseorang, bagaimana suasana yang meliputi para pelaku, dan sebagainya
Peristiwa bisa dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu peristiwa fungsional, peristiwa kaitan,
dan peristiwa acuan. Peristiwa fungsional adalah peristiwa yang menentukan atau
8
memengaruhi perkembangan alur. Peristiwa fungsional merupakan peristiwa penting karena
merupakan inti cerita dan tidak bisa dihilangkan. Peristiwa kaitan adalah peristiwa yang
mengaitkan peristiwaperistiwa penting dalam pengurutan cerita atau dapat dikatakan sebagai
selingan. Akan tetapi, peristiwa kaitan kurang memengaruhi perkembangan alur cerita
sehingga apabila dihilangkan, tidak akan berpengaruh pada logika cerita. Peristiwa acuan
adalah peristiwa yang tidak mengacu langsung pada perkembangan plot, tetapi pada masalah
perwatakan atau suasana yang melingkupi batin tokoh. Peristiwa acuan meramalkan isyarat
tentang sesuatu yang akan terjadi, tetapi tidak menyebabkannya. Peristiwa acuan kadang-
Kejadian atau peristiwa yang dialami tokoh cerita dapat tersusun menurut urutan
waktu terjadinya (chronological order). Akan tetapi, tidak semua kejadian di dalam hidup
tokoh ditampilkan secara berurutan, lengkap sejak kelahiran si tokoh. Kejadian yang
Kejadian yang tidak bermakna khas (significant) ditinggalkan sehingga sesungguhnya banyak
kesenjangan dalam rangkaian itu. Alur dengan susunan peristiwa yang kronologis disebut
cara bahkan bukan cara utama dalam proses penyusunan cerita rekaan. Pengaluran adalah
1991:30).
Ikatan atau hubungan dalam kausalitas tidak selalu segera tampak dalam novel yang
tersusun rapi. Hubungan kausalitas dapat dicermati melalui urutan waktu peristiwa yang
meloncat-loncat, atau di dalam gerakan atau ucapan tertentu dari salah satu tokoh. Setiap
lakuan dan cakapan yang ada harus bermakna di dalam hubungan keseluruhan alur. Dengan
9
kata lain, cerita janganlah mengandung digresi karena dapat mengalihkan perhatian pembaca
1.5.3 Episode
Jumlah episode yang terkandung dalam novel menjadi pembeda dengan cerpen.
Setiap episode terdiri atas berbagai macam topik. Episode yang tidak berurutan belum tentu
tidak berhubungan. Episode-episode tersebut memiliki ikatan satu sama lain. Setiap episode
dalam novel perlu dijabarkan secara individual maupun secara general sebagai bagian dari
unit-unit yang lebih besar. Episode dalam sebuah novel mirip dengan babakan dalam drama.
Perpindahan dari episode satu ke episode yang lain biasanya ditandai dengan perpindahan
waktu, tempat, atau tokoh (Stanton, 2012:92). Istilah episode digunakan untuk menunjuk
pada suatu kumpulan peristiwa. Kumpulan beberapa peristiwa tersebut selanjutnya akan
membentuk
bab-bab dan kumpulan bab-bab selanjutnya membentuk satu kesatuan karya fiksi (Pujiharto,
2012:38).
Menurut Stanton (2012:92), ada tiga tipe episode dalam novel, yaitu episode naratif,
episode dramatik, dan episode analitik. Episode naratif menunjukkan peristiwa yang sedang
terjadi melalui perantaraan dialog. Episode naratif mendeskripsikan secara detail mengenai
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam waktu yang relatif lama (Yudistianti dan Sugihastuti,
2010:87--88). Episode dramatik menunjukkan peristiwa apa yang telah terjadi, misalnya
dialog
yang membawa peristiwa itu seolah-olah hadir ketika dibaca. Episode analitik adalah episode
yang berisi kontemplasi pengarang, tokoh terhadap tokoh lainnya, atau peristiwa yang terjadi.
10
1.5.4 Tahapan Alur
Pada umumnya, tahapan alur dalam karya fiksi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian awal, tengah, dan akhir. Akan tetapi, Lubis (1978:10) membagi tahapan alur menjadi
pelukisan dan pengenalan suatu keadaan. Tahap ini merupakan pembukaan cerita dan
pemberian informasi awal, yang berfungsi sebagai tumpuan cerita yang dikisahkan
berikutnya.
tahap peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin berkembang dan
cerita semakin mencekam dan menegangkan, konflik internal dan eksternal yang
menuju klimaks.
dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sejak dari bagian penyituasian. Konflik
5. Tahap penyelesaian (denoument) Tahap ini konflik telah mencapai klimaks dan
diberi jalan keluar atau cerita diakhiri, penyelesaian yang ditandai dengan adanya
11
Stanton (2012, 31—32) membagi alur menjadi dua elemen dasar sebagai pembangun
alur, yaitu konflik dan klimaks. Konflik terdiri atas dua macam, yaitu konflik internal dan
konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang muncul akibat dari adanya dua
keinginan dalam diri seorang tokoh, sedangkan konflik eksternal adalah konflik yang terjadi
antara seorang tokoh dengan tokoh lainnya dan lingkungannya. Konflik menunjuk pada
sesuatu yang tidak menyenangkan, yang dialami para tokoh. Konflik terjadi karena adanya
membangkitkan ketegangan dan rasa ingin tahu kelanjutan dan penyelesaian cerita
(Nurgiyantoro, 2015:179).
Di dalam sebuah cerita akan ditemukan banyak konflik, yang keseluruhan konflik
tersebut akan disatukan dalam konflik utama. Konflik utama yang dapat merangkum seluruh
peristiwa dalam alur dan terikat dengan inti tema cerita. Konflik dalam cerita akan menuju
satu titik pusat, yakni klimaks. Klimaks merupakan titik pertemuan antara dua keadaan atau
lebih yang saling bertentangan dan hal ini berhubungan dengan bagaimana konflik itu
Sebuah cerita yang baik, memiliki kadar suspense yang tinggi dan terjaga. Suspense
menunjuk pada adanya perasaan kurang pasti terhadap peristiwaperistiwa yang akan terjadi
(Nurgiyantoro, 2015:193). Suspense menunjuk pada adanya harapan yang belum pasti pada
pembaca terhadap akhir sebuah cerita (Kenny via Nurgiyantoro, 2015:193). Suspense tidak
akan terjadi dan dialami tokoh cerita. Unsur suspense akan mendorong, memotivasi, dan
menggelitik pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawaban rasa ingin tahu terhadap
12
Salah satu cara untuk membangkitkan suspense adalah dengan menampilkan
yang mendahului secara tidak langsung terhadap peristiwa-peristiwa penting yang akan
isyarat akan terjadinya peristiwa atau konflik besar atau serius (Nurgiyantoro, 2015:193).
Backtracking merupakan pengaluran cerita dengan mengenang apa yang telah terjadi
sebelum peristiwa itu memuncak kejadiannya atau menoleh kembali pada peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi melalui mimpi atau lamunan. Backtracking memiliki fungsi untuk
Karya fiksi adalah sebuah karya yang direncanakan, disiasati, dikreasi, dan
dihadirkan dapat saling berhubungan secara koherensi. Alur sebuah karya fiksi dituntut
memiliki sifat unity. Kesatupaduan menunjuk pada pengertian bahwa berbagai unsur yang
yang hendak dikomunikasikan memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Ada benang
merah yang menghubungkan berbagai aspek cerita tersebut sehingga seluruhnya dapat
Hadirnya sebuah peristiwa dan konflik tertentu apalagi yang fungsional memiliki
kaitan dengan peristiwa dan konflik lain, misalnya terkait dengan pertanyaan: disebabkan
oleh apa, mengapa demikian, dan mengakibatkan apa. Dengan kata lain, masalah kausalitas
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihilangkan begitu saja. Dalam hal ini, alur berfungsi
untuk menghubungkan antarberbagai peristiwa dan konflik dalam satu wadah ikatan satu
13
1.6 Metode Penelitian
Metode adalah cara-cara dan strategi untuk memahami realitas atau langkah-langkah
2013:34).
pengetahuan mengenai objek tertentu dan harus sesuai dengan kodrat keberadaan objek itu
sebagaimana yang dinyatakan oleh teori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis, yaitu metode yang mendeskripsikan fakta-fakta (cerita) yang
kemudian dilanjutkan dengan analisis (Ratna, 2013:53). Fakta-fakta dalam novel ini berupa
kutipan-kutipan yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi struktur alur dalam novel
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan objek material penelitian, yaitu novel Tango & Sadimin karya
Ramayda Akmal
2. Menentukan objek formal penelitian, yaitu struktur alur dalam novel Tango &
Sadimin.
5. Membuat kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam bentuk
skripsi.
14
1.7 Sistematika Laporan Penelitian
berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika laporan
penelitian.
Bab II berisi peristiwa dan episode dalam novel Tango & Sadimin.
Bab III berisi tahapan alur. Bab ini menjelaskan bagian awal, tengah, dan akhir alur
15
BAB II
Kisah dalam novel Tango & Sadimin terbagi dalam lima bab yang setiap bab itu
merupakan episode. Kelima bab memiliki judul yang berbeda-beda sesuai dengan topik yang
disampaikan. Judul-judul bab tersebut adalah (1) Nini Randa & Satun Sadat; (2) Tango &
Sadimin; (3) Nah & Dana; (4) Ozog & Sipon; (5) Misbah & Nyai.
Bagian pertama adalah tentang kehidupan Nini Randa, seorang perempuan yang
ketika bayi ditemukan terapung di sungai Cimanduy oleh seorang perempuan tua yang
kemudian mengasuhnya selama dua tahun sebelum ia meninggal. Selanjutnya Nini Randa
dibesarkan oleh alam dan para penambang pasir di sungai dekat tempat tinggalnya. Tanpa
keluarga dan pendidikan serta dalam kemiskinan, Nini Randa memanfaatkan apapun yang
dimilikinya untuk hidup. Ia menjual diri dan makanan untuk mandor dan pekerja pembangun
dam di sungai, dan mendapat seorang anak yaitu Cainah yang diasuhnya sendiri. Kemudian
ia membuka rumah bordil, dan digerebek warga desa dipimpin oleh Haji Misbach. Namun
Haji Misbach takluk pada Nini Randa dan menghasilkan anak gelap yaitu Sadimin, yang
dibesarkan oleh Uwa Mono.
Bagian kedua kisah tentang Sadimin dan Tango. Sadimin dengan hasutan Mono
memanfaatkan kelemahan Haji Misbach untuk mendapatkan sebagian kekayaannya sehingga
ia menjadi juragan. Sadimin menikahi Tango, salah seorang perempuan penghibur dari
rumah Nini Randa. Sementara itu Cainah yang oleh Nini Randa diharapkan bersekolah dan
meneruskan usahanya, melarikan diri bersama pemuda miskin bernama Dana, dan mulai
masuk ke bagian ketiga. Namun sebagai pasangan belasan tahun yang tidak berpendidikan,
akhirnya mereka demikian miskin sehingga Dana sempat menjadi buruh tani di sawah Tango
16
dan Sadimin, sebelum akhirnya kembali ke rumah Nini Randa ketika tidak mampu menopang
hidup sendiri.
Bagian ke empat adalah tentang kehidupan pasangan pengemis Ozog dan Sipon, yang
dulu sempat menemukan Nini Randa ketika bayi namun melepaskannya kembali ke sungai.
Sedangkan bagian kelima kisah tentang Haji Misbach beserta ketiga isterinya, yang meskipun
dikenal alim namun masih mengejar ambisi keduniawian dengan segala cara.
Novel Tango & Sadimin memiliki lima episode yang terbangun sesuai dengan
pembagian bab dalam novel. Episode dalam novel Tango & Sadimin tersusun dari sejumlah
peristiwa. Episode 1 tersusun dari 18 peristiwa, episode 2 tersusun dari 15 peristiwa, episode
3 tersusun dari 13 peristiwa, episode 4 tersusun dari 9 peristiwa, dan episode 5 tersusun dari 5
peristiwa. Dengan demikian, di dalam novel ini ditemukan 60 peristiwa. Peristiwa
diwujudkan dalam bentuk pernyataan, narasi, dan dialog.
Analisis peristiwa dan episode pada penelitian ini berdasarkan tiga bagian besar dari
keseluruhan alur cerita. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti menyusun episode-
episode yang tersebar secara tidak berurutan. Analisis alur ini dipaparkan sesuai dengan
urutan bagian, episode, dan peristiwa seperti yang tertera dalam novel. Episode-episode yang
tersebar disusun dan disatukan sesuai dengan urutan penceritaan tanpa mengubah alur cerita.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar rangkaian bagian, episode, dan peristiwa terdeskripsi
dengan baik.
Bagian I menceritakan tentang Nini Randa dan asal muasal Nini Randa tua dan muda.
Bayi perempuan malang itu terapung di atas kayu mahoni berbalut daun jati. Ketika
air sungai Cimanduy naik ke permukaan dan merangsek masuk seperti tamu di pagi hari.
Beberapa warga menahan lapar. Tak sedikit pula yang menahan kedinginan. Pada waktu itu,
wilayah di pinggir Sungai Cimanduy masih belum terjamah oleh pembangunan apapun.
Keluhan banjir memang kerap menyapa kampung ini. Tidak menyurutkan keinginan warga
sekitar untuk segera hengkang dari tempat tersebut. Meski banjir sering memaksa masuk.
17
Kala banjir, tentu ada banyak benda yang terapung. Seperti kayu mahoni yang
membawa bayi perempuan. Tak ada satupun warga yang berminat untuk menolong.
Kemiskinan membuat mereka berpikir dua kali untuk menghidupi satu lagi bayi. Terkadang,
Entah bayi itu memang sudah beruntung sejak lahir. Ataukah Tuhan tidak tega dengan
bayi tersebut? Karena setelah itu, kayu mahoni yang tampak menarik seorang wanita tua yang
berada di rumah panggung. Dengan kaki dipasung. Membawa si bayi ke dekapannya. Apakah
naluri keibuannya masih ada? Meski konon, kesadarannya sudah terkikis berganti dengan
Siapa sangka, tindakan Nini Randa, nama wanita tua itu. Yang melumatkan makanan
kemudian menjejalinya ke mulut sang bayi. Menyelamatkan bayi itu hingga tumbuh menjadi
balita yang sehat. Tak jelas makanan apa saja yang diberikan oleh Nini Randa. Terkadang
makanan basi, sesekali pula menjejali sang anak makanan yang rupa dan baunya seperti
kotoran. Tidak ada yang bisa menjelaskan karena hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu
Bayi perempuan yang terapung itu akhirnya tumbuh menjadi anak perempuan yang
mandiri. Ia belajar berjalan sendiri. Belajar membedakan mana makanan dan bukan makanan.
Terkadang, ia mencicipi tanah tapi kemudian ia bisa makan apa saja yang disodorkan
padanya. Nini Randa sendiri, seorang wanita tua yang memiliki keahlian melepaskan kaki
dan tangannya dari pasung. Hingga mampu merawat bayi tersebut hingga dua tahun. Ketika
18
Nini Randa tua itu meninggal dunia. Membuat si anak perempuan Nini Randa ini akhirnya
mewarisi namanya.
Tinggal di gubuk milik Nini Randa tua, yang sudah hampir roboh. Mendatangkan rasa
simpati pada para nelayan atau pencari pasir. Keuntungan tinggal di dekat Sungai Cimanduy,
membuat Nini Randa kecil terbiasa dengan kehadiran orang-orang di sekitarnya. Ia akan
menerima makanan yang disodorkan para nelayan atau pencari pasir yang tak tega dengan
kondisinya.
Semakin beranjak besar, Nini Randa kecil tampak jarang terlihat di gubuk tersebut.
Karena, ia sudah memiliki tempat yang lebih asik, yaitu Kuburan. Di komplek pemakanan
inilah Nini Randa mengasah kemampuannya berkomunikasi dengan pohon pisang. Karena
tak ada yang mengajarinya berbicara, Nini Randa kecil sering dianggap sebagai anak dengan
Ada kejadian yang menggemparkan saat di pemakaman seorang juragan. Nini Randa
kecil yang berada di dekat kerumunan orang yang tengah mengubur jenazah sang juragan.
Dibuat terkejut karena Nini Randa sibuk menunjuk-nunjuk ke atas pohon dekat kubur sang
juragan. Seseorang yang penasaran akhirnya bertanya, ada apa. Karena keterbatasan bahasa,
yang terdengar hanya “tang..tang...tang.” Yang kemudian diartikan kalau arwah si juragan
Saat itulah, kemudian banyak orang menganggap Nini Randa memiliki indra keenam.
Kehidupannya berubah menjadi remaja perempuan yang memiliki harta. Sayangnya, karena
ketidak-mampuannya mengerti dan memahami fungsi uang tersebut. Membuat Nini Randa
19
menganggap tumpukan uang atau harta sebagai bayaran dari bantuan indera keenamnya
sebagai sampah belaka. Ini memang tampak seperti keberuntungan seorang Nini Randa.
Daftar Pustaka
Akmal, Ramayda. 2019. Tango & Sadimin. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Press.
Prasetyo, Hadi. 2018. “Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala: Analisis Struktur Alur”.
Diterbitkan.
Prathama, Pradipta Putra. 2018. "Suspense dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata:
Kajian Alur Menurut Robert Stanton". Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya,
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik: Dari
Pustaka Pelajar.
Stanton, R., 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. Diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Rossi
Sugihastuti & Suharto. 2016. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
20
Wulandari, Astri. 2013. “Cerpen ‘Keroncong Pembunuhan‘ Karya Seno Gumira Ajidarma:
Yudistianti & Sugihastuti. 2010. Struktur Novel: Studi Cermin Merah Stantonian.
DAFTAR LAMAN
http://lazionebudy.wordpress.com/2019/09/23/tango-sadimin-ramayda-akmal/amp/. Diakses
21