Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL HUJAN BULAN JUNI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN


AJAR DI SMA

Kajian Struktural

PROPOSAL PENELITIAN SASTRA

Oleh:
M. Makhrus Ali
1600003185

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Bela kang Masalah


Karya sastra tentu sarat akan nilai-nilai yang mengarahkan manusia untuk
berkehidupan yang lebih baik. Nilai-nilai yang terkadung dalam karya sastra
dikemas sedemikian rupa agar menarik pembaca dan pembaca bebas menafsirkan
arti nilai itu sendiri.
Novel adalah sebuah karya sastra ber bentuk prosa yang mengandung
serangkaian cerita dan biasanya menyangkut masalah kehidupan. Novel banyak
digandrungi oleh semua kalangan khususnya para remaja Indonesia. Novel
dianggap mampu untuk menampung jalannya cerita sehingga novel dapat
menjelaskan secara detail keseluruhan apa yang terjadi pada cerita tersebut. Cerita
yang dimuat dalam novel pun beragam. Ada kisah per cintaan, sosial, agama,
sindiran ekonomi, dan lain-lain. Pada saat ini, seorang penulis novel kebanyakan
menuliskan cerita pada novelnya dengan bertemakan cinta. Kejadian-kejadian
dalam keseharian yang dapat dijadikan inspirasi oleh penulisnya. Bahkan
pengalaman diri sendiri dapat dijadikan inspirasi bagi penulis. Ketika seorang
penulis membuat sebuah karya, penulis tersebut berusaha menuliskan cerita yang
menarik dan dapat memunculkan gambaran cerita seolah-olah nyata yang terjadi
dalam imajinasi pembacanya. Dalam novel terdapat unsur intrinsik, yang menjadi
tonggak dalam sebuah karya sastra. Unsur intrinsik tersebut berkaitan satu sama
lainnya, yaitu: tema, alur, penokohan, latar, amanat dll.

Untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terdapat dalam novel Hujan Bulan


Juni Karya Sapardi Djoko Damono digunakan pendekatan stuktural. Struktural
adalah salah satu teori atau cara untuk mengungkap makna yang terdapat di dalam
novel. Penulis memilih pendekatan struktural untuk melihat bagaimana tingkah
laku setiap tokoh. Selanjutnya, mengaitkannya dengan unsur-unsur instrinsik
lainnya yang membentuk suatu nilai tanpa melihat latar belakang atau peran
pembaca terhadap novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. Novel
Hujan Bulan Juni adalah salah satu novel karya Sapardi Djoko Damono terbitan
tahun 2015.
Alasan penulis memilih novel Hujan Bulan Juni karena novel tersebut cukup
mengesankan. Jalan cerita yang menarik sehingga penulis memilih alur sebagai
bahan penelitian dalam novel tersebut. Alur yang disajikan oleh pengarang sangat
mengesankan yaitu serangkaian peristiwa dalam novel tersebut dapat membangun
rasa ingin tahu pembaca. Permulaan novel tersebut langsung pada pertengahan
cerita, yang membuat peristiwa-peristiwa lain yang tak terduga muncul, membuat
pembaca akan penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Novel Hujan Bulan Juni
terdiri atas 135 halaman, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
membacanya. Cerita yang dituliskan bertemakan tentang kehidupan. Peristiwa-
peristi wayang terjadi dalam novel Hujan Bulan Juni seolah-olah benar terjadi
pada kehidupan nyata. Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang
anak muda dengan berbagai macam konflik yang terjadi dalam perjalanan
hidupnya. Banyak pelajaranyang dapat kita ambil dari novel Hujan Bulan Juni
Karya Sapardi Djoko Damono ini. Sebagai contoh tokoh utama dalam novel ini,Ia
adalah seorang anak yang berasal dari keluarga yang sederhana. Sarwono bisa
menjadi seorang yang sukses, bisa menggapai mimpinya menjadi seorang
sarjanabahkan melanjutkan pendidikan hingga lulus menjadi seorang magister.
Cerita dalam novel ini mengajarkan bahwa kesuksesan dapat digapai dengan kerja
keras.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permaslaahn
sebagai berikut.
1. Belum diketahu secara rinci tema dalam novel Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono.
2. Belum diketahu secara rinci fakta cerita yang meliputi penokohan, plot,
dan latar dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
3. Belum diketahu secara rinci sarana sastra yang meliputi judul, pusat
pengisahan, dan gaya bahasa dalam novel Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono.
4. Belum diketahu secara rinci hubungan antar unsur dalam novel Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
5. Belum diketahu secara rinci penerapan yang bisa dilakukan sebagai
alternatif pembelajaran kaitannya dengan analisis struktural dalam novel
Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini dibatasi
sebagai berikut.
1. Belum diketahu secara rinci tema dalam novel Hujan Bulan Juni
karya Sapardi Djoko Damono.
2. Belum diketahu secara rinci fakta cerita yang meliputi penokohan,
plot, dan latar dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko
Damono.
3. Belum diketahu secara rinci penerapan yang bisa dilakukan sebagai
alternatif pembelajaran kaitannya dengan analisis struktural dalam
novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas dapat
dirumuskan permasalahan peneletian sebagai berikut
1. Apa tema dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
2. Bagaimana fakta cerita yang meliputi penokohan, plot, dan latar dalam
novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
3. Bagaimana penerapan yang bisa dilakukan sebagai alternatif
pembelajaran kaitannya dengan analisis struktural dalam novel Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan tema dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi
Djoko Damono.
2. Mendeskripsikan fakta cerita yang meliputi penokohan, plot, dan latar
dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
3. Mendeskripsikan penerapan yang bisa dilakukan sebagai alternatif
pembelajaran kaitannya dengan analisis struktural dalam novel Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi atas manfaat teoritis dan manfaat praktis
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat mmberikan
tambahan pengetahuan mengenai analisis struktural. Selanjutnya
penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
ilmu sastra pada khusunya.
2. Manfaat Praktis
Di lihat dari segi praktis, ada dua manfaat yaitu sebagai berikut
a. Bagi dosen, penelitian ini diharapkan menambah ilmu
pengetahuan terikait analisis struktural.
b. Bagi mahasiswa selaku peneliti, penelitian ini diharapakan
dapat menjadi refrensi ilmiah untuk penelitian dikemudian hari.
c. Bagi guru, penelitian ini diharapkan bisa membantu guru dalam
penerpan pembelajarn novel pada peserta didik
BAB II
KAJIAN RELEVAN
A. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Sebuah penelitian tentu saja membutuhkan beberapa penelitiaan yang
relevan yang dapat menunjangnya. Beberapa data dapat diperoleh dari
sejumlah penelitian sebelumnya yang relevan atau hampir mendekati
penelitian yang dilakukan. Penelitian karya sastra yang menggunakan
objekyang sama yaitu Penelitian analisis struktural yang telah dilakukan oleh
Hafnita Nugraheny (2014) mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dengan
judul skripsi “KAJIAN STRUKTURALISME OBJEKTIF PADA NOVEL
TRETES TINTRIM KARYA SUPARTO BRATA”. Tujuan penelitian ini
untuk (1) Mendeskripsikan wujud unsur instrinsik dalam novel “Tretes
Tintrim” karya Suparto Brata. (2). Mengetahui wujud keterkaitan antar unsur
intrinsik dalam novel “Tretes Tintrim” karya Suparto Brata.
Subjek dari penelitian tersebut adalah NOVEL TRETES TINTRIM
KARYA SUPARTO BRATA dan objek penelitian adalah KAJIAN
STRUKTURALISME OBJEKTIF PADA NOVEL TRETES TINTRIM
KARYA SUPARTO BRATA. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1). Novel
“Tretes Tintrim” mempunyai tema “HUKUM, tentang kejahatan
(kadurjanan)”. Alur/Plot di dalam novel “Tretes Tintrim” adalah Plot lurus.
Peristiwa ini bisa dilihat dari penyajian cerita yang runtut, dimulai dari Tahap
Situation (Tahap Penyituasian), Tahap Generating Circumstances (Tahap
Pemunculan Konflik), Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik),
Tahap Climax (Tahap Klimaks), dan Tahap Denouement (Tahap
Penyelesaian). Tokoh pada novel “Tretes Tintrim” terbentuk dari Tokoh Utama
dan Tokoh Tambahan. Tokoh Utama dalam novel “Tretes Tintrim” adalah
Detektif Handaka dan Darmala. Detektif Handaka adalah seorang detektif yang
baik yang disewa oleh pak kuswahartaka untuk menangkap perampok.
Sedangkan Darmala memiliki sifat yang jahat, pada orang lain karena dia sudah
merampok dan membunuh Detektif Gambira, sedangkan tokoh tambahan
dalam novel “Tretes Tintrim” adalah Detektif Gambira, Endang Waratinah,
Muchtarum, Pak Kuswahartaka, Pembantu Hotel, Ponakan Pembantu Hotel,
Wawan, Punggawa Pasiraman, Inspektur Suradenta, Martinus, dan Yusmanan,
Mahendra. Pengarang menggunakan Latar Tempat di Kota Semarang, Lurung
kurantil, Tretes, Wisma Cekli, Hotel Larasing Pareden, Prigen, Guwa, Hotel
Kluwung, Pandakan, Pasiraman. Sedangkan Latar Waktu dalam novel “Tretes
Tintrim” adalah hari senen, rabu, minggu. Waktu pagi, siang, dan sore hari.
Tanggal, Jam. Sudut Pandang yang digunakan didalam novel “Tretes Tintrim”
yaitu pengarang sebagai narator yang menceritakan semua tokoh yang ada di
dalam Novel. Novel “Tretes Tintrim” ini sebagai novel yang menceritakan
tentang kejahatan yaitu perampokan dan pembunuhan. Didalam novel “Tretes
Tintrim” ini pengarang juga memberikan amanat kepada pembaca agar setelah
membaca novel “Tretes Tintrim” pembaca juga bisa menerapkan amanat-
amanat yang ada di dalam kehidupan sehari-hari yaitu (1) semua perbuatan
jahat pasti akan ada balasannya dan tertangkap, (2) jika melakukan sesuatu
jangan tergesa-gesa dalam bertindak (grusah-grusuh). Agar tidak kecewa pada
akhirnya nanti.

Penelitian analisis struktural telah dilakukan oleh Asri Kartika Dewi


Suwarno (2012) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan
judul skripsi “ANALISIS STRUKTURAL PADA NOVEL SIRAH! KARYA
A.Y. SUHARYONO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA”. Tujuan
penelitian ini untuk (1) mendeskripsikan tema dan masalah yang ada di dalam
novel Sirah! karya Ay. Suharyono; (2). mendeskripsikan fakta cerita yang
meliputi tokoh dan penokohan, plot dan latar dalam novel Sirah! karya Ay.
Suharyono; (3). mendeskripsikan sarana sastra yang di dalamnya berisi judul,
pusat pengisahan, gaya bahasa dan nada, serta ironi dalam novel Sirah! karya
Ay. Suharyono; (4). mendeskripsikan hubungan antarunsur di dalam novel
Sirah! karya Ay. Suharyono; (5). mendeskripsikan pembelajaran novel Sirah!
karya Ay. Suharyono di SMA.
Subjek dari penelitian tersebut adalah NOVEL SIRAH! KARYA A.Y.
SUHARYONO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA, dan objek penelitian
adalah ANALISIS STRUKTURAL PADA NOVEL SIRAH! KARYA A.Y.
SUHARYONO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Hasil penelitian
menunjukan bahwa (1). Struktur pembangun Novel Sirah! karya A.Y. Sirah!
meliputi: tema, ialah perjuangan untuk memperoleh jabatan lurah demi
mengubah kondisi ekonomi keluarga dengan cara yang tidak baik. Tokohnya
meliputi Joyo engkek, Senik, tokoh tambahannnya ialah Mbah Kenci, Carik
Kadri, Widodo, Rubiyo, Boiman, Wijayani, Ir. Fredy, Purwono, Pak Sekwilda,
Pak Pranowo, Klaras, Pak Camat, Mbah Marsodik, Projo Narpojo. Alur, ialah
alur maju (progesif), latar ialah latar tempat, di rumah, desa Jati Dhoyong, SD,
SMP, SMU, Jakarta, Kelurahan, dekat pagar, jalan, mobil, Hotel Putih,
kuburan, Gunung Srumbung, rumah Klaras, Kecamatan, Kanwil, rumah Mbah
Kenci, di bawah pohon. Latar waktu; seperti pagi, siang, malam, bulan, dan
tahun. (2). Gaya Bahasa meliputi gaya retoris bahasa metafora, personifikasi.
Gaya bahasa kiasan meliputi simile, dan terdapat beberapa istilah asing. Sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga. (3). Penerapan
pembelajaran di SMA dengan menggunakan model diskusi.

Penelitian analisis struktural telah dilakukan oleh Heni Widayastuti


(2017) mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dengan judul skripsi “TEMA,
FAKTA CERITA DAN SARANA CERITA DALAM NOVEL 3 SRIKANDI
KARYA SILVARANI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA”.
Tujuan penelitian ini untuk (1). Mendeskripsikan tema cerita yang terdapat
dalam novel 3 srikandi karya Silvarani (2). mendeskripsikan fakta cerita yang
terdapat dalam novel 3 srikandi karya Silvarani (3). mendeskripsikan sarana
cerita yang terdapat dalam novel 3 srikandi karya Silvarani (4).
mendeskripsikan novel 3 srikandi karya Silvarani sebagai alternatif bahan ajar
di SMA.
Subjek dari penelitian tersebut adalah NOVEL 3 SRIKANDI KARYA
SILVARANI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA, dan objek
penelitian adalah TEMA, FAKTA CERITA DAN SARANA CERITA
DALAM NOVEL 3 SRIKANDI KARYA SILVARANI SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA. Hasil penelitian menunjukan bahwa
(1). Tema dalam novel 3 srikandi karya Silvarani : “Kisah Donal Pandiangan
yang dapat mengalahkan keegoisannya dimasa lalu dalam dunia panahan. (2).
Fakta Cerita. Adapul alur, tokoh dan karakter, dan latar yang merupakan fakta
cerita : (a). Tokoh dan karakter novel 3 Srikandi Karya Silvarani. Tokoh
merupakan individu rekaan yang dibuat oleh pengarang dan mengalami
peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh utama novel ini, yaitu
Donald Pandiangan. Tokoh sampingan dalam novel 3 Srikandi antar lain:
Nurfitriayana saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilis Handayani, Pak Udi,
Ujang, Adang Adjiedjie, Bapak Yana, Ibu Yana, Bapak Kusuma, Ibu Kusuma,
Bapak Lilis, Ibu Lilis, Denny, Namboru, dan wijonarko. (b). Alur. Alur dalam
cerita novel 3 Srikandi Karya Silvarani
Penelitian analisis struktural telah dilakukan oleh Siti Mariyam., I. Dra.
Mirya Anggrahini, M. Hum., II Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum. Dosen
Universitas Diponegoro Semarang dengan judul Jurnal “ANALISIS
STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL
ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI : SEBUAH TINJAUAN
SOSIOLOGI SASTRA”. Tujuan penelitian ini untuk Penelitian
mendeskripsikan dan menganalisis nilai-nilai pendidikan yang meliputi: (a).
Menjelaskan unsur-unsur struktur yang meliputi tokoh, alur, latar, serta amanat
yang membangun noval Anak Rantaukarya Ahmad Fuadi.(b). Menjelaskan
nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Anak Rantau karya
Ahmad Fuadi.
Subjek dari penelitian tersebut adalah NOVEL ANAK RANTAU
KARYA AHMAD FUADI : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA,
dan objek penelitian adalah ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI
PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA
AHMAD FUADI : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Struktur novel Anak Rantau menitik beratkan
kisah tokoh Hepi sebagai tokoh utama atau tokoh sentral, karena Novel Anak
Rantauini menceritakan kisah perjuangan Hepi sebagai Anak Rantau
dikampung orang tanpa orangtuanya dengan kisah yang menarik. Tokoh utama
sangat mendominasi jalannya cerita. Semua kejadian dalam cerita selalu
diwarnai dengan kehadiran tokoh utama. Kehadiran tokoh tambahan tersebut
memberi pengaruh terhadap jalannya cerita, karena tokoh tambahan juga
menjadi penguat alur cerita dari semua konflik yang dialami oleh tokoh
utama.menjadi penguat alur cerita dari semua konflik yang dialami oleh tokoh
utama.Novel Anak Rantaumenggunakan kronologis atau lurus. Semua
kejadian yang terjadi berisi kombinasi atau gabungan dari alur maju atau lurus.
Novel Anak Rantauterdapat tiga latar, yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar
sosial. Latar tempat dan latar waktu dalam novel ini sangat bervariasi, karena
kejadian yang terjadi mempunyai waktu sendiri-sendiri atau berbeda-beda.
Sebagai konflik besar yang terjadi beraneka ragam. Konflik batinnya
disampaikan pengarang secara tersirat, yaitu pada tokoh utama yang
mempunyai dendam kepada ayahnya sendiri karena ditinggal dikampung
Minang bersama Kakek dan Neneknya membuat dia berambisi untuk mencari
uang sendiri agar bisa balik ke Jakarta sendiri. Tema yang disampaikan
pengarang melalui novel antara lain tema moral, Amanat yang terkandung
dalam novel adalah tentang dibalik kesedihan pasti ada jalan menuju
kesuksesan, maafkan lepaskan dan lupakan.Novel Anak Rantauyang ditulis
oleh Ahmad Fuadi itu mengisahkan perjuangan di tanah rantau kampung orang.
Novel ini mengajarkan untuk tidak boleh putus
asa dan senantiasa berusaha terus maka besok akan memetik hasil
kemanisan itu . Dapat disimpulkan bahwa novel Anak Rantaukarya Ahmad
Fuadi mempunyai nilai-nilai pendidikan moral. Di antaranya adalah (1).
Menjaga Kelestarian budaya Minang, (2). Menjaga Kelestarian Lingkungan,
(3). Kerjasama, (4). Suka Menolong, (5). Keteguhan Hati dan Komitmen, (6).
Larangan Narkoba, (7). Saling Memaafkan dan mengiklaskan, (8).
Tanggungjawa.

Penelitian analisis struktural telah dilakukan oleh Nur Aziz, Dengan


judul Jurnal “ANALISIS NASKAH KERETA KENCANA KARYA W.S
RENDRA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN STRUKTURAL”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1). Pengertian
drama. (2).Pisau bedah struktural. (3). Kajian naskah drama kereta kencana
karya W.S Rendra menggunakan pisau bedah struktural.
Subjek dari penelitian tersebut adalah NASKAH KERETA KENCANA
KARYA W.S RENDRA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
STRUKTURAL, dan objek penelitian adalah ANALISIS NASKAH KERETA
KENCANA KARYA W.S RENDRA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN STRUKTURAL. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Naskah drama kereta kencana karya W.S Rendra ini menggambarkan moralitas
dalam menjalani kehidupan yaitu ketegaran dalam menghadapi takdir dan
kesetian yang tulus terhadap pasangan hidup. Watak tokoh yang terdapat dalam
naskah ini jelas menggambarkan realita di kehidupa sehari-hari dan amanat
yang terdapat dalam naskah ini dapat memotivasi pembaca untuk lebih
menjaga ketenangan dalam mengghadapi suatu masalah.
B. Kajian Teori
1. Novel
Menurut Tarigan (1986: 164) kata novel berasal dari kata Latin
novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti baru.
Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra
lainnya seperti puisi dan drama, maka jenis novel ini muncul kemudian.
Pendapat lain dikemukakan oleh Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 9)
Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian
diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Jika dicermati kedua
pendapat di atas, yaitu pendapat Tarigan dan Abrams mengacu pada
pengertian novel ditinjau dari asal kata novel.
2. Pendekatan Struktural
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2005: 36) sebuah karya
sastra, fiksi atau puisi menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas
yang dibangun secara komprehensif oleh berbagai unsur pembangunnya.
Di satu pihak, struktural karya sastra dapat diartikan sebagai susunan,
penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi
komponen yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah.
Strukturalis pada dasarnya merupakan cara berpikir tentang dunia yang
terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur.
Dalam pandangan ini karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang
memiliki struktur yang saling terkait satu sama lain (Endaswara, 2003: 49).
Kajian struktural berasal dari kaum formalis Rusia dan
strukturalisme Praha. Berasal dari Saussure yang mengubah studi
linguistik dari pendekatan diakronik ke sinkronik. Studi linguistik tidak
lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan
antarunsurnya. Masalah unsur dan hubungan antarunsurnya merupakan
hal yang penting dalam pendekatan ini (Nurgiyantoro, 2005: 36).

a) Unsur-unsur Kajian
Analisis struktural karya sastra yang dalam hal ini fiksi, dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan
fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan
(Nurgiyantoro 2005: 37). (Jabrohim 2001: 56) mendeskripsikan
unsur-unsur struktural karya sastra sebagai berikut. Unsur-unsur
pembangun struktural itu terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana
sastra. Fakta cerita terdiri atas alur, tokoh, dan latar. Sarana sastra
terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol,
imaji-imaji, dan juga cara-cara pemilihan judul. Endaswara (2003: 51-
52) berpendapat bahwa penekanan strukturalis adalah memandang
karya sastra sebagai teks mandiri. Penelitian menekankan aspek
intrinsik karya sastra. Unsur-unsur karya sastra dipandang sebagai
sebuah artefak (benda seni). Artefak tersebut terdiri dari unsur dalam
teks seperti ide, tema, plot, latar, watak, tokoh, gaya bahasa, dan
sebagainya yang jalin-menjalin rapi. Jalinan unsur tersebut akan
membentuk makna yang utuh pada sebuah teks Unsur intrinsik
(intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara
langsung) turut serta membangun cerita (Nurgiyantoro, 2005: 23).
1) Tema
Stanton dalam Nurgiyantoro (2005: 70) mengartikan tema
sebagai sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian
besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema kurang lebih
dapat bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan
utama (central purpose)
2) Alur/Plot
Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita
yang disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yang sekaligus
menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan
demikian alur merupakan perpaduan unsur-unsur yang
membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita
(Semi, 1993: 43).
Alur dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang
berbeda berdasarkan tinjauan kriteria yang berbeda. Pembedaan
alur yang akan dikemukakan berikut ini adalah pembedaan
berdasarkan tinjauan kriteria urutan waktu (Nurgiyantoro, 2005:
153-157). Alur ditinjau dari kriteria urutan waktu dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) alur progresif; (2) alur regresif;
dan (3) alur campuran. Rincian alur ditinjau dari kriteria waktu
dipaparkan sebagai berikut.
a. Alur progresif
Alur progresif disebut juga alur kronologis, lurus atau
maju. Alur dikatakan progresif bila peristiwa-peristiwa yang
dikisahkan bersifat kronologis. Peristiwa pertama diikuti
oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian. Dapat dikatakan
secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian,
pengenalan, pemunculan konflik), tahap tengah (konflik
meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian).
b. Alur regresif
Alur regresif disebut juga alur tak kronologis, sorot-
balik, mundur, atau flash back. Urutan kejadian yang
dikisahkan dalam karya fiksi yang beralur regresif tidak
bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal (yang
benar-benar merupakan awal cerita secara logika), melainkan
mungkin dari tahap tengah atau bahkan dari tahap akhir, baru
kemudian tahap awal cerita dikisahkan.
c. Alur campuran
Secara garis besar alur sebuah novel mungkin
progresif, tetapi didalamnya betapapun kadar kejadiannya,
sering terdapat adegan-adegan sorot balik. Demikian pula
sebaliknya, novel dengan alur regresif tak mungkin dapat
dilakukan secara mutlak karena akan menjadi sulit dipahami
pembaca
3) Penokohan
Penokohan Tokoh cerita menurut Abrams, dalam
Nurgiyantoro (2005: 165) adalah orang yang ditampilkan dalam
suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Pendapat senada diungkapkan oleh Iskandar (2008: 18)
tokoh adalah pelaku cerita. Tokoh ini tidak selalu berwujud
manusia, tergantung pada siapa yang diceritakannya itu ada di
dalam cerita. Watak atau karakter adalah sifat dan sikap para
tokoh tersebut. Adapun penokohan adalah cara pengarang
menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya itu dalam cerita.
Jones (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165) menyebutkan
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan dan
karakterisasi sering disamakan artinya dengan karakter dan
perwatakan. Pengertian penokohan dan perwatakan juga
dikemukakan oleh Waluyo (1994: 164) yang berpendapat
penokohan berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan
memilih tokohtokohnya serta memberi nama tokoh itu.
Perwatakan berhubungan dengan karakterisasi atau bagaimana
watak tokoh-tokoh itu. keduanya menyangkut diri tokoh-tokoh
dalam cerita rekaan.
4) Latar
Latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah lingkungan
tempat peristiwa terjadi (Semi , 1993: 46). Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 2005: 216) latar atau setting disebut juga landas
tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang
diceritakan. Brooks dalam Tarigan (1983: 136) menyatakan
bahwa latar adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang
dalam suatu cerita. Penyajian dan pelukisan mengenai latar
haruslah dipandang dari segi pengertian apa yang dapat
dipersembahkan sebaik-baiknya bagi suatu cerita dan tidak harus
selalu dipandang dari pengertian kecocokan yang realistis.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang atau disebut juga point of view, merupakan salah
satu unsur novel yang digolongkan sebagai sarana cerita. Sudut
pandang dalam novel mempersoalkan siapa yang menceritakan,
atau dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat.
Pada cerita novel, posisi novel diwakili oleh pengarang sebagai
orang yang berkuasa. Menurut Tarigan (1983: 140) sudut
pandang adalah hubungan yang terdapat antara sang pengarang
dengan alam fiktif ceritanya, ataupun antara sang pengarang
dengan pikiran dan perasaan para pembacanya.
3. Hakikat Nilai Moral
Nilai adalah gagasan mengenai apakah pengalaman berarti atau tidak
berarti. Nilai adalah suatu bagian yang penting dari kebudayaan. Suatu
tindakan dianggap sah, artinya secara moral dapat diterima kalau harmonis
dengan nilainilai yang dapat diterima (Horton & Hunt, 1996: 71). Nilai
menurut Spranger diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan
oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam
situasi sosial tertentu (Ali & Asrori, 2004: 134). Menurut Horrocks dalam
Ali & Asrori (2004: 134) nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan
individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang
dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai. Nilai merupakan standar
konseptual yang relatif stabil yang secara eksplisit atau implisit
membimbing individu dalam menentukan kebutuhan psikologisnya.
Taneko (1990: 63) mengungkapkan nilai-nilai mencerminkan suatu
kualitas preferensi dalam tindakan. Nilai-nilai inti memberikan
sumbangan yang berarti kepada pembentukan pandangan dunia mereka.
Nilai-nilai juga memberikan perasaan identitas kepada masyarakat dan
menentukan seperangkat tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian,
nilai-nilai merupakan komponen yang penting dari orientasi-orientasi
kognitif dan evaluatif bagi suatu bangsa (masyarakat).
Sugiyono (2003: 111) menyatakan bahwa karya sastra yang baik
senantiasa mengandung nilai (value). Nilai itu dikemas dalam wujud
struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh,
tema, dan amanat. Nilai yang terkandung dalam karya sastra itu antara lain
sebagai berikut: (1) nilai hedonik (hedonic value), yaitu nilai yang dapat
memberikan kesenangan secara langsung kepada pembaca; (2) nilai
artistik (artistic value), yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni
atau keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan; (3) nilai
kultural(cultural value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau
mengandung hubungan yang mendalam dalam suatu masyarakat,
peradaban, atau kebudayaan; (4) nilai etis, moral, agama (ethnical, moral,
religious value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau memancarkan
petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika, moral, atau agama; dan (5)
nilai praktis (practical value), yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis
yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
C. Kerangka Berfikir

ANALISIS STRUKTURAL DALAM NOVEL HUJAN BULAN


JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA

Permasalahan.
1. Belum diketahu secara rinci tema dalam novel Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono.
2. Belum diketahu secara rinci fakta cerita yang meliputi penokohan, plot,
dan latar dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
3. Belum diketahu secara rinci penerapan yang bisa dilakukan sebagai
alternatif pembelajaran kaitannya dengan analisis struktural dalam novel
Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
Kajian Struktural
4.

Deskriptif Padan Kajian Kartu Data Simak dan catat


Kualitatif Struktural

Hasil Penelitian/
Kesimpulan

Penerapan yang bisa dilakukan sebagai


alternatif pembelajaran di SMA
kaitannya dengan kajian struktural pada
novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi
Djoko Damono
D. Pertan
BAB III
KAJIAN PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitiam imi termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif
karena bertujuan untuk menganalisis hasil penelitian dengan kumpulan data
dan fakta struktural dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko
Damono
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian merupakan benda seperti buku, novel, orang,
masyarakat, dan sebagainya, sedangkan objek penelitian yaitu hal yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah novel
Ramayana karya Wawan Susetya dengan novel Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono. Objek penelitiannya yaitu kajian struktural novel
Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian pemebalajaran
bahasa menurut mahsun (2017:355) dibagi menjadi dua, yaitu metode simak
dan metode cakap (wawancara). Metode simak merupakan metode yang
digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan pada novel . Metode
simak memiliki teknik dasar lanjutan catat
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
menggunakan membaca, simak, dan mencatat. Membaca disini untuk
menemukan data-data yang dibutuhkan peneliti lalu mencatat data tersebut
untuk subjek penelitian.
E. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data penelitian, peneliti melakukann
pengecekan terhadap data-data berdasarkan hasil pengamatan. Pengamatan
dilakukan secara teliti dan berulang untuk menemukan data relevan dengan
merumuskan permasalahan penelitian sehingga mendapatkan data yang akurat
dan valid.
F. Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam adalah analisis menggunkan teknik
deskriptif kuantitif. Peneliti menggunakan teknik ini karena ingin mengetahui
pengaruh subjek yang dipengaruhi oleh objek. Peneliti pertama-tama mencatat
subjek lalu menganalisis data tersebut menggunakan teori dalam kajian
struktural.
DAFTAR PUSTAKA

References
Aziz, N. (t.thn.). ANALISIS NASKAH KERETA KENCANA KARYA W.S
RENDRA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
STRUKTURAL.

Endraswara, S. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka


Widyatama.

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Jabrohim. (2001). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha


Wiya.

Nugraheny, H. (2014). KAJIAN STRUKTURALISME OBJEKTIF PADA


NOVEL TRETES TINTRIM KARYA SUPARTO BRATA. Universitas
Negeri Yogyakarta.

Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Semi, A. (1993). Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Siti Mariyam., I. D. (n.d.). ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI


PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA
AHMAD FUADI : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.
Universitas Diponegoro Semarang .

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suwarno, A. K. (2012). ANALISIS STRUKTURAL PADA NOVEL SIRAH!


KARYA A.Y. SUHARYONO . Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Taneko, S. (1990). Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: Rajawali.


Tarigan, H. G. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Tarigan, H. G. (1984). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Waluyo, H. J. (1994). Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: UNS


Press.
Widayastuti, H. (2017). TEMA, FAKTA CERITA DAN SARANA CERITA
DALAM NOVEL 3 SRIKANDI KARYA SILVARANI. Universitas
Ahmad Dahlan.

Horton dan Hunt. 1996. Sosiologi. Jakarta: Erlangga

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2004 .Psikologi Remaja


(PerkembanganPeserta Didik).Jakarta:Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai