Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN

STORY & DISCOURSE:


NARRATIVE STRUCTURE IN FICTION AND FILM by Seymour Chatman

- STORY: EVENTS -

Urutan, kontigensi, kausalitas

Sejak zaman Aristoteles telah disebutkan bahwa persitiwa dalam narasi adalah radikal
korelatif, enchaining, entailing. Secara tradisional juga disebutkan tidak hanya linier tapi juga
kausatif. Penyebabnya yaitu bersifat terbuka, yaitu eksplisit, atau terselubung, tersirat. Dalam
sebuah cerita diceritakan bahwa raja meninggal dan kemudian ratu meninggal, sebuah hubungan
kausal bahwa kematian raja ada kaitanya dengan ratu. Pada tingkat struktural elemen kausal
muncul pada tingkatan visual dan juga dan juga pada tingkat narativ yang hanya sampai
permukaan.

Dalam narasi klasik, kejadian terjadi dalam distribusi: itu terkait satu sama lain sebagai
efek, efek pada giliranya menyebabkan efek lainya sampai efek yang terakhir. Dan bahkan jika
dua bagian tampak tidak jelas saling terkait, mungkin ada prisnsip yang lain yang dikemukakan
oleh orang lain yang akan kita temukan lagi. Paul Goodman menyebutkan bahwa hubungan
bagian yang telah dipresentasikan dan mengarah ke bagian yang lain maka disebut tidak efisien.
Aksioma Goodman lebih baik dimulai jika hubungan mengikuti dari bagian yang sudah
dipresentasikan dan mengarah ke bagian yang lain

Diskusi Aristoteles tentang istilah permulaan, tengah , dan akhir berlaku pada narasi
kepada peristiwa-peristiwa seperti yang ditiru bukan tindakan nyata itu sendiri, hanya karena
istilah itu tidak berarti di dunia nyata. Para penulis modern mengklaim untuk menolak atau
memodifikasi amggapan bahwa kausalitas harus ketat. Perubahan selera modern telah dicoret
oleh beberapa kritik. Tapi apa yang menahan teks ini secara bersamaan? Jean poulinne
mengusulkan istilah kontingensi yang mungkin memang mencakup kasus modern yang ekstrem

Gagasan kontingensi sangat menarik, untuk itu bisa mengakomodasi prinsip


pengorganisasian baru seperti pengulangan deskriptif Robbe Grilles.

1
Verisimilitude dan Motivation

Verisimilitude adalah bagaimana teori mendekati kebenaran dengan teori yang lain
dengan kata lain dalam istilah sastra yaitu diartikan sebagai kemiripan dengan kebenaran yaitu
penampilan yang seolah benar atau nyata walaupun hanya sebuah khayalan. Namun khayalan
tersebut harus berdasarkan pada kenyataan, tekhnik ini lebih digunakan untuk menghidupkan
tulisanya. Keberhasilan tekhnik ini tergantung pada pengetahuan membaca sehingga pembaca
akan seolah dibawa kepada kepercayaan tentang peristiwa yang benar benar terjadi walaupun itu
hanya fiktif.

Sedangkan motivation digunakan agar sang pembaca lebih memilih untuk membaca
sebuah karya naratif karena adanya motifasi dalam sebuah cerita tersebut

Kernels dan Satelite

Kejadian naratif tidak hanya memiliki logika koneksi, akan tetapi memiliki logika
hierarki. Beberapa lebih penting dari yang lain. Seperti dalam naratif klasik, hanya event yang
major yang menjadi bagian rantai ture. Event yang minor memiliki struktur yang berbeda.
Menurut barthes, setiap event yang besar – yang disebut kernel, terjemahan noyau – adalah
bagian dari kode hermeneutik, itu memajukan plot dan meningkatkan pertanyaan. Kernels adalah
momen naratif yang menimbulkan inti dari arah yang diambil oleh peristiwa. Mereka adalah
simpul atau engsel dalam struktur, titik percabangan yang memaksa gerakan ke salah satu dari
dua jalur atau lebih yang memungkinkan. Kernels tidak bisa dihapus tanpa menghacurkan logika
naratif. Didalam naratif teks klasik, penafsiran peristiwa yang tepat pada suatu titik tertentu
adalah fungsi keampuan utnuk mengikuti pilihan yang sedang berlangsung ini, untuk melihat
kernel selanjutnya sebagai konsekuensi dari sebelumnya. Plot minor event – satelite – tidak
krusial dalam pengertian ini. Itu dapat dihapus tanpa mengganggu logika plot, meskipun ada
kelalaiannya, tentu saja akan menimpakan narasi itu secara estetis. Satelite tidak membutuhkan
kejadian kedekatan kernel. Perbedaan antara peristiwa utama dan pelengkap minor dalam sebuah
narasi dalah kenyataan psikologis yang dapat dibuktikan siapapun bagi dirinya sendiri. Dia dapat
melihat sendiri bagaimana konsensus yang dicapai untuk melihat yang mana dari narasi tersebut
yang merupakan kernels dan yang mana yang merupakan satelit.

2
Stories dan Antistories

Jika narasi klasik adalah sebuah jaringan dari kernel yang menyediakan beberapa jalan
pilihan, hanya satu yang mungkin dilakukan. Antistory dapat didefinisikan sebagai serangan
terhadap konvensi ini yang memperlakukan semua pilihan yang sama validnya. Jorge luis Borges
telah mendeskripsikan antistories dengan indah dan mengilustrasikan logika dari jenis antistories
yang ada dalam “the garden of forking paths”. Judulnya merujuk kepada novel yang namanya
dari penulis yang bernama ts’ui pen. Dalam teks asli seperti itu bisa disebut “antinarrative”
karena apa yang mereka sebut pertanyaan adalah, tepatnya logika naratif. Novel spektakuler
Alain Robbe-grillet atau contoh lain dari antistory. Dia tidak berurusan dengan pilihan yang tak
terbatas namun telah menemukan “kegagalan yang disengaja untuk menyebutkan peristiwa
penting. Didalam la jalousi, seperti contoh dalam cerita tersebut, kehadiran, keberadaan karakter
narator, nama suami yang tidak perah disebutkan, tdak pernah disebutkan dalam cerita tersebut.

 SUSPENSI DAN SURPRISE

Arti dari suspense yaitu ketegangan. Maksudnya, ketegangan tentang apa yang terjadi pada cerita
narasi. Lalu, ada surprise yang berarti keheranan atau mengagetkan. Maksudnya adalah bahwa
dalam suatu cerita telah terjadi sesuatu yang tidak diharapkan yang membuat kaget.

Suspensi dan surprise itu saling berhubungan, bukan istilah yang bertentangan. Keduanya bisa
bekerja sama dalam narasi dengan cara-cara yang kompleks. Misal, sebuah rangkain peristiwa
dimulai dengan surprise, lalu bekerja dalam pola suspensi, kemudian berakhir dengan “twist”-
frustrasi/kekecewaan dari hasil yang diharapkan.

 WAKTU DAN PLOT

Waktu-membaca (waktu-wacana) adalah waktu yang digunakan untuk membaca wacana dengan
teliti

Waktu-plot (waktu-cerita) adalah durasi berjalannya peristiwa dalam narasi

 ORDER, DURASI, DAN FREKUENSI


A. Order (urutan)

3
Order adalah urutan dalam suatu peristiwa dalam narasi.

Sebuah wacan mempunyai dua rangkaian, yaitu: rangkain normal dan anakroni. Rangkain
normal adalah cerita dan wacana mempunyai urutan yang sama (1 2 3 4). Sedangkan anakroni
adalah cerita dan wacana mempunyai urutan yang berbeda.

Anakroni dibagi menjadi dua, yaitu: flashback dan flashforward. Flashback adalah wacana yang
menarik kembali cerita sebelumnya (2 1 3 4), sedangkan flashforwad adalah wacana melompati
peristiwa berikutnya ke peristiwa lanjutan.

B. Durasi

Durasi berhubungan dengn waktu yang digunakan untuk membaca narasi untuk waktu cerita-
wacana

Lima kemungkinan dalam durasi:

1. Summary: waktu-wacana lebih pendek daripada waktu-cerita


2. Ellipsis: waktu-wacana lebih pendek daripada waktu-cerita, tetapi waktu-wacananya nol
3. Scene: waktu-wacana dan waktu-cerita sama
4. Stretch: waktu-wacana lebih panjang daripada waktu-cerita
5. Pause: waktu-wacana lebih panjang daripada waktu-cerita, tetapi waktu-ceritanya nol

C. Frekuensi

Frekuensi adalah seberapa sering peristiwa itu diulang dalam sejumlah waktu.

Jenis-jenis frekuensi:

1. Singular: peristiwa yang hanya terjadi satu kali dan hanya disebutkan satu kali
2. Multiple-singular: menyebutkan beberapa kali sebuah peristiwa yang terjadi satu kali
3. Repetitif: menyebutkan berulang-ulang peristiwa yang terjadi berulang kali
4. Iteratif: menyebutkan satu kali peristiwa yang terjadi berulang kali

Bagaimana Perbedaan Waktu dapat Dipahamai ?

 Verbal naratif menandakan waktu cerita tak hanya dari keseluruhan unsur-unsur
gramatikal seperti kata kerja bertenses, mood (sikap terhadap pemenuhan predikat, aspek
(durasi dari aksi seperti arahan dalam waktu, berlangsung atau apapun), seperti adverb
tetapi juga arti semantik.

4
 Sistem waktu dalam bahasa Inggris tidaklah begitu banyak, tetapi bisa diindikasikan
tanpa bantuan adverb paling tidak empat hal yaitu 1.) Paling awal, past perfect 2.) Skala
unsur pokok (past progressive) 3.) Sesuatu yang berkala setelahnya, present atau present
progressive, dan 4.) paling akhir, future, (atau simple present, atau present progressive
berfungsi sebagai future).
 “That time” dan “then” merupakan bentuk dari present adverbial.
 “This time” dan “now” adalah penegasan dari “NOW”
 Poin dan periode waktu adalah di dalam suatu cerita dan diekspresikan oleh wacana.
 Past perfect secara relatif digunakan dalam percakapan bahasa Inggris bahkan sekitar
pembicara yang punya banyak pengetahuan kecuali ketika sesuatu lebih dulu dari
peristiwa harus digaris bawahi.
 Naratif verbal dalam bahasa Inggris kadang-kadang ditulis dalam present tense. Tetapi
waktu bercerita biasanya menggunakan past tense.

Naratif Makrostruktur dan Tipologi Plot

Aristotle membedakan antara plot yang menguntungkan atau fatal. Berdasarkan apakah situasi
protagonis dikembangkan atau dihilangkan.

 Ada enam tipe plot yang dihasilkan. Pada bagian fatal, yaitu:
1. Pahlawan baik, tidak berkualitas yang gagal, dengan mengejutkan hal yang tidak
dipahami untuk kita, sejak dilanggar dengan kemungkinan.
2. Kegagalan protagonist yang sangat jahat, tentang kehancuran dia kami merasakan
sangat puas , sejak keadilan telah diteriima.
3. Pahlawan bangsawan gagal dalam kesalahan menghitung yang melibatkan
perasaan kasihan dan takut.

Pada bagian menguntungkan :

4. Protagonis yang sangat jahat berhasil, tetapi membuat kita benci sekali, karena
melanggar arti dari kemungkinan kita.
5. Pahlawan baik yang tidak berkualitas berhasil, menyebabkan kita merasakan
moral kepuasan.
5
6. Pahlawan bangsawan tidak bisa dihitung, tetapi hanya untuk sementara dan
pembuktian paling penting nya adalah memuaskan.
 Karakterisasi dari plot ke dalam struktur makro dan tipologi tergantung pada pemahaman
dari simbol budaya dan saling mempengaruhi dengan sastra dan simbol artistik dan
simbol dari kehidupan yang sebenarnya.
 Plot tipologi harus mengenal alam konvensional dari unit dasar mereka.

Anda mungkin juga menyukai