Anda di halaman 1dari 2

1.

Konsep dan Definisi


Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita.
Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja.
Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari
berbagai peristiwa lain, dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada
keseluruhan karya.

 Hakikat Plot
Pada dasarnya, kesederhanaan pemaparan peristiwa dalam rangkaian atau urutan
temporal (kewaktuan) bukanlah urusan yang paling utama bagi seorang penulis fiksi,
baik dalam cerpen maupun novel yang ditulisnya. Bagi pengarang yang lebih penting
ialah menyusun peristiwa-peristiwa cerita yang tidak terbatas pada tuntutan-tuntutan
murni kewaktuan saja. Seorang penulis cerita harus menciptakan plot atau alur cerita
bagi ceritanya itu. Hal ini berarti bahwa plot atau alur cerita sebuah fiksi menyajikan
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian kepada pembaca tidak hanya dalam sifat
kewaktuan atau temporalnya, tetapi juga dalam hubungan-hubungan yang sudah
diperhitungkan. Dengan demikian, plot sebuah cerita akan membuat pembaca sadar
terhadap peristiwa yang dihadapi atau dibacanya, tidak hanya sebagai subelemen-
elemen yang jalin-menjalin dalam rangkaian temporal, tetapi juga sebagai suatu pola
yang majemuk dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat.

 Struktur Plot:
Uraian tentang hakikat plot yang dikemukakan di atas hanya merupakan suatu
introduksi untuk membicarakan plot lebih lanjut. Dengan mendasarkan diri pada
sejumlah kenyataan yang terdapat dalam sejumlah besar fiksi yang pernah ada dan
pernah kita baca dan kita dalami, yakni adanya pola-pola tertentu yang berulangkali
dan seringkali menunjukkan adanya titik-titik kesamaan, struktur plot sebuah fiksi
dapat dibagi secara kasar menjadi tiga bagian, yaitu: awal, tengah, dan akhir. Akan
tetapi, jika kita sadari bahwa masing-masing penulis memiliki preferensi tertentu
dalam menyusun ceritanya, pembagian global tersebut dapat dispesifikasikan lagi.
Struktur plot dapat dirinci lagi ke dalam bagian-bagian kecil lainnya.
Dengan demikian, pola awal-tengah-akhir merupakan pola pilihan atau pola
preferensi pengarang, yakni suatu pola yang dianggapnya penting dan bermakna. Bisa
saja awal sebuah novel tertentu pada dasarnya merupakan bagian tengah atau akhir
peristiwa novel yang sesungguhnya, demikian seterusnya, tengah bisa merupakan
akhir dan akhir bisa merupakan awal atau tengah cerita. Jadi, permasalahan yang
menyangkut awal-tengah-akhir cerita lebih merupakan soal gaya atau teknik bercerita
yang boleh jadi sangat personal sifatnya, merupakan private domain. Dalam kaitan ini
masing-masing pengarang memiliki ciri sendiri-sendiri, memiliki idiosinkrasinya
masing-masing.
Sesungguhnya pembagian kasar struktur plot novel menjadi awal-tengah-dan
akhir tidaklah dapat dilakukan secara pilah benar karena sebagai sebuah struktur,
elemen-elemen pembangun novel jalin-menjalin dalam membentuk sosok struktural
itu. Oleh karena itu, akhir bagian awal dapat dipandang sebagai awal bagian tengah,
sedangkan akhir bagian tengah dapat dipandang sebagai awal bagian akhir. Jadi,
kemungkinan-kemungkinan yang diperkirakan dapat menjadi awal cerita sangat boleh
jadi merupakan awal dari tengah.
Konflik dalam cerita biasanya dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama, konflik
dalam diri seseorang (tokoh), yang disebut psychological conflict ‘konflik kejiwaan’,
yang biasanya berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri
sehingga dapat mengatasi dan menentukan apa yang akan dilakukannya. Kedua,
konflik antara orang-orang atau seseorang dalam masyarakat, yang sering disebut
sosial conflict ‘konflik sosial’, yang biasanya berupa konflik tokoh dalam kaitannya
dengan permasalahan-permasalahan sosial. Ketiga, konflik antara manusia dengan
alam. Konflik jenis ini sering disebut sebagai physical or element conflict ‘konflik
alamiah’, yang biasanya muncul tatkala tokoh tidak dapat menguasai dan atau
memanfaatkan serta membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai