Anda di halaman 1dari 6

KAIDAH PEMPLOTAN

ST. DIANA
Fakultas Sastra, Universitas Muslim Indonesia
Jalan Urip Sumiharjo KM 5, Makassar
Stdiana99@gmail.com

Abstrak: merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif dan kreatif. Sifat kreatifitas itu
terlihat pada kebebasan Novel pengarang untuk mengemukakan cerita, peristiwa, konflik,
tokoh dan lain-lain. termasuk dalam aspek” material” fiksi dengan teknik dan gaya yang
paling disukai. Tentu saja tidak akan lepas dari tujuan estetis. Adanya unsur kreatifitas
dimungkinkan untuk menciptakan karya yang baru, asli yang belum pernah dikemukakan
orang sebelumnya sehingga menarik pembaca. Kaidah-kaidah pemplotan yang dimaksud
meliputi plausibilitas, Adanya unsur kejutan (suprais), rasa ingin tau (suspense) dan kepaduan
(unity). Sebuah cerita dikatakan flausibel jika tokoh-tokoh cerita dan dunianya dapat imajinasi
dan jika para tokoh dan dunianya tersebut serta peristiwa-peristiwa yang dikemukakan
mungkin saja dapat terjadi. Pemertahan suspense sering tidak mudah dilakukan, apa;agi jika
pengarang tergoda untuk mengisahkan hal-hal yang lain yang kurang secara langsung
berkaitan dengan konflik secara berkepanjangan. Masalah kesatupaduan bukan merupakan
suatu hal yang sulit untuk dipenuhi dalam teks-teks cerita pendek.

Kata Kunci: Kaidah Pemplotan

Latar Belakang
Sebagaimana telah dikemukakan, dalam usaha pengembangan plot, pengarang juga
memiliki kebebasan kreativitas. Namun, dalam karya fiksi ada yang tergolong konvensional,
kebebasan itu bukannya tanpa “ aturan” Ada semacam aturan, ketentuan, konvensi, atau kaidah
pengembangan plot ( the law of the plot )yang perlu dipertimbangkan.Namun, “harga mati”.
sebab, adanya penyimpangan sesuatu hal yang telah yang wajar, atau bahkan sesuatu yang telah
mengovensi merupakan suatu hal yang wajar, atau bahkn sesuatu yang esesnsial dalam karya
astr. terutamak ditemukan dalam karya-karya yang tergolong invenkonsial. Namun, dalam teks-
teks fiksi konvensional, tampaknya aturan itu masish menjdi panutan yang perlu diikuti. Dari
sudut pengarang,kaidah itu dikajidan sebagai acuan pengembangan penulisan, sedang bagi
pembaca, khususnya pembaca kritikus dijadikan semacam “alat” untuk menilai.

J
Masalah kreativitas, kebaruan, dan keaslian dapat juga menyangkut masalah pengembangan
plot dan berbagai unsur yng lain. Pengarang memiliki kebebasan untuk memilih permasalahan
kehidupan tertentu untuk diangkat menjdi cerita. Ia juga memiliki kebebasan memilih cara untuk
mengembangkan plot, membangun konflik, menyiasati penyajian peristiwa, dan sebaganya esuai
dengan selera estetisnya. Mencari kebaruan cara pengucapan dalam karya sastra merupkan suatu
hal yang esensial. Pengarang yang berkepribdian yang telah dikemukakan yang dipergunakan
oleh sebelumnya, apalagi sampai menciptakan karya yang bersifat steoreotip.
PEMBAHASAN
1. Plausibilitas

merupakan suatu hal yang dapat dipercaya sesuai engan logika cerita. Plot sebuah cerita
memiliki sifat plusibel dapat diprcaya oleh pembaca. adanya sifa itu merupakan hal esensial
dalam cerita fiksi,khususnya fiksi konvesional. Pengembangan plot cerita yang tidak plausibel
dapat membingun dan meragukan pembaca. Plusibilitas mungkin dikaitkan dengan realita
kehidupan, sesuatu yang ada dan terjadi didunia nyata. Bnyak cerita jika diuukur dengan
kriteria tersebut tergolong tidak masuk akal namun cerita-cerita tersebut memiliki kadar
plausibilitas yang dapat dipertanggung jawabkan. Di samping itu, penilaian bersifat realistik atu
tidaknya sebuah karya tidak semta-mat disebabkan oleh situasi, tokoh, peristiwa, dan latar
bersifat tipikal dan kenyataan, sebagai ataupun seluruhnya.

Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibel jika tokoh-tokoh cerita dan dunianya
dapat diimajinasi ( imaginable ) dan jika parah tokoh dan dunianya tersebut serta peristiwa-
peristiwa yang dikemukakan mungkin saja dapat terjadi ( Stanton, 1965:13 ). untuk itu sebuah
cerita haruslah memiliki sifat konsisten suatu hal yang amat esensial dalam sebuah cerita. Cerita
fiksi, memang , sering menampilkan tokoh, situasi, dan kejadian yang bersifat khusus,
plausibilitas cerita fiksi ada kaitannya dengan kebenaran yang ingin disampaikan. kebenaran
dalam dunia fiksi, sebagaimana dikemukakan , adalak kemungkinan, probabilitas, atau kemasuk
akalannya ( Alder & Doren, 2012:233 ). Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran
situsional. Maka, masalah plausibilitas juga terkait dengan plausibilitas dan logika situasional.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar plot yang kita bangun tidak saja menjadi
menarik, tetapi juga sesuai dengan logika cerita, dan tidak melebar ke mana-mana sehingga
kehilangan fokus cerita. Dalam buku How to Analyze Fiction, Kenny mengemukakan kaidah-

J
kaidah pemlotan meliputi masalah plausibilitas (plausibility), adanya unsur rasa ingin tahu
(suspense), kejutan (suprise), dan kesatupaduan (unity).
Plausibilitas memiliki pengertian lain yaitu suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan
logika cerita. Plot sebuah cerita harus memiliki sifat plausibel atau dapat dipercaya oleh
pembaca. Pengembangan cerita yang tak plausibel dapat membingungkan dan meragukan
pembaca. Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibel jika tokoh-tokoh cerita dan dunianya
dapat diimajinasikan dan jika para tokoh dan dunianya tersebut serta peristiwa-peristiwa yang
dikemukakan mungkin saja dapat terjadi. Plausibilitas cerita tidak berarti peniruan realitas
belaka, tetapi lebih disebabkan ia memiliki keberkaitan dengan pengalaman kehidupan. Apakah
jika seseorang berada dalam persoalan dan situasi seperti yang dialami tokoh cerita akan
bertindak seperti yang dilakukan tokoh itu? Misalnya saja, mungkinkah seorang tokoh cerita
yang mengalami keterbelakangan mental mampu menjawab soal-soal pertanyaan dalam
olimpiade fisika? Dalam sebuah cerita fiksi itu mungkin saja, namun tentunya hal ini sangat
tidak bisa dipercaya, oleh sebab itu ia tak memiliki sifat plausibel.
2. Suspense
Suspense merupakan adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa
yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh protagonis atau yang diberi simpati oleh
pembaca. Sebuah cerita yang baik tentunya harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu
pembaca. Suspense tidak semata-mata hanya berurusan dengan ketidaktahuan pembaca, tetapi
lebih dari itu, mampu mengikat pembaca seolah-oleh terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi dan dialami oleh tokoh cerita. Suspense akan mendorong, menggelitik dan
memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawaban dari rasa ingin tahu terhadap
kelanjutan dan akhir cerita Suspense menyaran pada perasaan semacam kurang pasti terhadap
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang diberi rasa simpati
oleh pembaca(Abrams, 1981: 138). Atau, menyaran pada adanya harapan yang belum pasti pada
pembaca terhadap akhir sebuah cerita (Kenny, 1966: 21).
Supense menunjuk pada adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpah tokoh yang diberi rasa simpati oleh
pembaca ( Abrams,1999:225 ). foreshadowing merupakan penampilan peristiwa yang
mendahului namun biasanya ditampilkan secara tidak langsung terhadap peristiwa penting yang

J
akan dikisahkan kemudian. Dengan demikian,dapat dipandang sebagai semacam petanda akan
terjadi peristiwa atau konflik yang lebih besar atau lebih serius.
Salah satu teknik yang dipakai untuk menimbulkan suspense adalah foreshadowing.
Teknik foreshadowing adalah teknik menampilkan peristiwa-peristiwa masa depan pada saat ini
secara tidak langsung. Foreshadowing semacam pertanda bahwa di masa depan akan terjadi
peristiwa-peristiwa besar yang akan dialami tokoh novel.Novel-novel kriminal sudah jamak
mengandung suspense, namun tidak demikian dengan novel di luar genre tersebut. Mengatur
suspense memang tidak mudah. Ada penulis yang memberikan fakta sedikit demi sedikit. Ada
juga penulis yang menampilkan peristiwa besar yang seharusnya secara kronologis terjadi di
tengah-tengah novel tetapi sudah ditampilkan di bab awal. Ada juga yang terang-terangan
mendeklarasikan bahwa A dan B berpacaran dan sepanjang novel sampai sebelum klimaks,
penulis mengocok-ocok rasa penasaran pembaca “Kapan nih A dan B bahagia” dengan
menampilkan penderitaan-penderitaan mereka berdua dalam perjuangan mereka untuk bersama.

3. Surprise.
surprise yaitu menampilkan kejadian-kejadian yang menyimpang dari dugaan pembaca,
maka penulis tadi dapat dikatakan telah membuat surprise untuk pembaca. Surprise tidak hanya
menyangkut keputusan final (klimaks), tetapi bisa juga diterakan pada penokohan/watak, reaksi
tokoh, cara berpikir para tokoh, gaya bahasa atau cara bercakap.
suprise merupakan sesuatu yang diceritakan oleh penokohan, cara berpikir, perasaan,
reaksi para tokoh cerita, pengucapan dan gaya bahasa dan sebagainya. contoh novel belenggu
pada awal penerbitan kontradiktinya menelangjangi kehidupan rumah tangga tokoh
terpandang,agak berbau porno, tidak mendidik, menampillan tokoh terpandang yang tidak pantas
diteladani .

Demikian juga novel burung burung manyar yang juga dapat disebut sebagai novel yang
menampilkan kejutan yang luar biasa. Ia hadir dengan menampilkan berbagai unsur kontra
mitos dengan melaggar mitos yang tampaknya selaa ini dianggap dengan baik . Dan tokoh
satadewa yang dipasang sebagai tokoh antirepublik,dengan seenaknya sendiri menghina,
mengecam, mencaci maki para tokoh pada pejuang republik yang baru saja lahir.
Novel novel sejenis detektif biasanya memberikan kejutan dengan isi cerita. Teori
detektif lain , yang dikemukakan ( diperkirakan) sebelumnya yang tampak meyakinkan dalam

J
sebuah plot yang baik supense,suprise ,laosibility, dan unity “ kesatupaduan. penemuan terdakwa
yang sebenarnya pada novel detektif tersebut pada akhir cerita, walaupun mengejutkan, harus
tetap dapat dipertanggung jawabkan. Artinya, ada argumentasifakta,logika, dan plot yang
mendukungnya. Jika tidak, cerita itu akan mengandung unsur deus ex machine, dan itu dapat
dipandang sebagai sebuah cacat.
4. Kesatupaduan.
Kesatupaduan menyaran pada pengertian bahwa berbagai unsur yang ditampilkan,
khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan, yang mengandung konflik, atau
seluruh pengalaman kehidupan yang hendak dikomunikasikan, memiliki keterkaitan satu dengan
yang lain.
Masalah kesatupaduan yaitu suatu hal yang dapat dipenuhi dalam teks cerita pendek
namun itu dapat menjadi masalah contih maut dan cinta, burung-burung manyar dan cantik atau
yang terdiri dari beberapa jilid seperti bentuk trilogi misalya ronggeng duduk paruk, lintang
kemukus dini hari, laskar pelangi dan sang pemimpi. Sebuah novel yang panjang biasanya tidak
menampilkan plot tunggal melainkan sub-plot disampingnya adanya plot utama. Plot utama
adalah plot yangdijalani oleh tokoh- tokoh utama, yang mempunyai konflik dan masalah utama.
Sub plot seblaiknya dapat dipandang sebagai log utamayang perlu ditumbangkan ( baca)
dijelaskan secara sendiri,luas, rinci, yang berfungsi untuk memperkuat log utama.
Komposisi penyajian plot dalam karya fiksi yang menampilkan yang dibedakan dalam
awal dan tengah akhir .Dalam sebuah novel yang berkepanjangan dan sarat sebagai gagasan yang
ingin dikomunikasikan, mungkin saja tergoda dengan untuk memasukan hal-hal tertentu yang
dipandang penting, mungkin saja secara structura justru kurang berfungsi dan kurang
menunjukkan kekoherensian cerita secara keseluruhan. Jika hal demikian terjadi, baik disadari
maupun tidak, hal itu dapat dipandang sebagai kelemahan karya yang bersangkutan karena
dalam sebuah cerita kurng didapati adanya sebuah kebetulan.
kesimpulan

Kaidah pemlotan terdiri dari 4 Kaidah-kaidah pemplotan yang meliputi plausibilitas, Adanya
unsur kejutan (suprais), rasa ingin tau (suspense) dan kepaduan (unity) keterpaduan, Plausibilitas
merupakan suatu hal yang dapat dipercaya sesuai engan logika cerita. Plot sebuah cerita
memiliki sifat plusibel dapat diprcaya oleh pembaca.

J
Suspense merupakan adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh protagonis atau yang diberi simpati oleh pembaca.
Surprise yaitu menampilkan kejadian-kejadian yang menyimpang dari dugaan pembaca, maka
penulis tadi dapat dikatakan telah membuat surprise untuk pembaca
Kesatupaduan menyaran pada pengertian bahwa berbagai unsur yang ditampilkan, khususnya
peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan, yang mengandung konflik, atau seluruh
pengalaman kehidupan yang hendak dikomunikasikan, memiliki keterkaitan satu dengan yang
lain.

Daftar pustaka
Nugiyantoro, Burhan. 2013.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mansyur, U. (2016). Pemanfaatan Nilai kejujuran dalam Cerpen sebagai Bahan Ajar Berbasis
Pendidikan Karakter. In Mengais Karakter dalam Sastra: HISKI Makassar (pp. 330–339).
https://doi.org/10.17605/OSF.IO/Z4T3Y

Anda mungkin juga menyukai