BAB 1
BEBERAPA PENGERTIAN
Arti Dramaturgi
Dramaturgi adalah ajaran tentang masalah hukum, dan konvensi drama. Kata drama
berasal dari bahasa Yunani draomay yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan
sebagainya: dan drama berarti: perbuatan, tindakan. Drama dapat berupa komedi (suka cerita)
dan tragedi (duka cerita). Ada juga yang beranggapan drama merupakan sandiwara tragedi.
Arti drama
1. Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action, (segala apa yang terlihat dalam
pentas)
2. Menurut moulton, drama adalah “hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented
in action).
Menurut Brander Mathews: Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok
drama.
Menurut Ferdinand Verhagen: Drama haruslah merupakan kehendak manusia
dengan action.
Menurut Baltazar Verhagen: Drama adalah kesenian melukiskan sikap manusia
dengan gerak.
3. Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksikan pada
pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).
Arti teater
Secara etimologis teater adalah gudang pertunjukan (auditorium).
Dalam arti luas:
Teater adalah segala tontonan yang dipertunjukan didepan orang banyak. Misalnya
wayang orang, ketoprak, ludrug, srandul, memebai, randai, mayong, arja, rangda, reog,
lenong, dagelan, sulapan, akrobatik, dan sebagainya.
4. Zaman Jepang
Sensor Sendenbu sangat keras, diharuskan menggunakan naskah. Rombongan
professional dipaksa belajar membaca. Perkumpulan amatir tidak kaget karena terdiri atas
kaum pelajar.
5. Zaman Kini
Rombongan professional membuang naskah. Organisasi amatir tetap setia pada naskah,
sayang sering mengabaikan pengarang, penyadur, atau penyalinnya.
Segi Bahasa
Komidi stambul dan bangsawan memakai bahasa Melayu karena dimengerti di kota-
kota besar, dan juga karena alas an alas an komersial (perdagangan). Pujangga baru memakai
Segi Ideologi
Setiap pengutaraan pendapat adalah propaganda. Sejak dulu drama menjadi alat
propaganda agama, susunan pemerintahan, pandangan hidup, dan lain-lain, tetapi tidak lepas
dari manusia dan kemanusiaan, tidak terlepas dari zamannya.
2. Alat-alat pengarang
a. Dialog; lewat dialog tergambarlah watak-watak sehingga latar belakang perwatakan
bisa diketahui.
b. Action; berbicara lebih kerasc dari pada kata-kata, karena to see to believe.
MII 4. Daya cipta tersebut diatas akan kita hidupkan ke dalam sebuah
cerita.
5. Maka terciptalah gambar yang masih mentah, belum teratur.
6. Proses kristalisasi sehingga kita dapat berhasil merumuskan
hakikat (intisari) cerita.
7. Saat kita mendapat rumus intisari cerita premis.
5. Komstruksi dramatic
Ide klasik dari Aristoteles
Dalam karyanya petics Aristoteles mengetengahkan antara lain teori, analisis, dan hukum
puisi dan drama:
a. Teori tentang komedi (suka cerita)
b. Teori tentang tragedy (duka cerita)
c. Hukum komposisi drama yang terdiri atas awal, tengah, dan akhir.
d. Pengetahuan tentang trilogy Aristoteles; kesatuan tempat, kesatuan waktu, dan
kesatuan kejadian.
1. Dramatic plot
Aristoteles (klasik)
I. Protasis:
Permulaan, dijelaskan peran
dan motif lakon.
II. Epitasio:
Jalinan kejadian
Gustav Freytag (modern)
Exposition:
Pelukisan ..............................(1)
Complication:
Dengan timbulnya kerumitan / komplikasi diwujudkan jalinan
kejadian ................................(2)
2. Dramatic plot
T
Climax
E
Rising Action
N Resolution
S
Complication
I Exposition Conclusion
O
N
BABAK I BABAK II BABAK III
3. Trilogi Aristoteles
a. Kesatuan waktu:
Peristiwa harus terjadi berturut-turut selama 24 jam selama satu selingan.
b. Kesatuan tempat:
Peristiwa seluruhnya terjadi dalam satu tempat saja.
c. Kesatuan kejadian:
5. Drama modern
Drama modern mendobrak hukum-hukum tersebut (Trilogi Aristoteles). Drama yang
baik harus memiliki kegentingan (spaning). Ada dua macam kegentingan:
a. Kegentingan karena hasrat ingin tahu bagaimana akhir cerita.
b. Kegentingan identifikasi karena penonyon mengidentifikasikan diri secara emosional
dengan peran bagaimana nasib mereka. Emosi tersebut antara lain emosi pelengkap
dan emosi penyelamatan.
3. Plot
Plot ialah alur, rangka cerita, merupakan susunan empat bagian:
a. Protasis
b. Epitasio
c. Catastasis
d. Catastrope
BAB 5
MASALAH PERMAINAN
BAB 6
KESANGGUPAN KATA
B. Diksi
Berbicara adalah bergerak dan merupakan bagian dari seluruh gerakan yang tak
dapat dipandang sebagai sesuatu yang memiliki kedudukan tersendiri, justru karena
C. Action
Action merupakan istilah yang sering membingungkan dan sering pula dikacaukan
dengan movement. Secara teknis, action adalah istilah literer yang digunakan dalam
naskah.
Ada dua macam movement :
a) Direct Movement
Yaitu suatu gerak hakiki (esensial) yang diperlukan pada saat lakon berlangsung.
b) Indirect Movement
Yaitu gerak kreatif, bukan esensial, tetapi meyakinkan dan menghidupkan gerak
dasar pada saat lakon berlangsung.
2. Teori Penyutradaraan
A. Teori Gordon Craig
Harus ada kekuatan ide dalam teater. Jika teater adalah seni maka ia harus
mengekspresikan kepribadian si seniman. Sutradara mengejawantahkan idenya lewat
aktor dan aktris.
B. Menentukan casting
Macam-macam casting :
1) Casting by ability : berdasarkan kecakapan, yang terpandai dan terbaik dipilih
untuk peran yang penting/utama dan sukar.
2) Casting to type : pemilihan yang bertentangan dengan watak atau fisik si pemain.
3) Antitype casting : pemilihan yang bertentangan dengan watak atau fisik si pemain.
4) Casting to emotional temperament : memilih seseorang berdasarkan hasil
observasi hidup pribadinya.
1.2.Zaman Romawi
Teater Romawi mengambil alih gaya teater Yunani. Mula-mula bersifat religious,
kemudian show-bussiness. Dalam staging orang Romawi lebih memperhatikan kebesaran.
2. Zaman Pertengahan
Dalam zaman ini pengaruh Gereja Katolik atas drama sangat besar.
Ciri-ciri khas :
a) Staging atau pentas kereta
b) Kesederhanaan dekor yang simbolis, impresionisme, dan sebagainya menggejala
c) Pementasan simultan, bersifat sinkronis belaka, berbeda dengan pementasan simultan
zaman modern.
4. Zaman Elisabeth
Di Inggris pada waktu pemerintahan Ratu Elisabeth 1 (1558-1603), drama sangat
berkembang. Baginda sendiri membangun teater-teater dengan gaya istemewa.
Drama zaman Elisabeth dirajai oleh Shakespeare (1564-1616).
5. Aliran Klasik
Ciri-ciri :
a) Materi berdasarkan motif Yunani/Romawi, baik cerita klasik maupun sejarah.
b) Ditulis dengan bentuk sanjak berirama.
c) Akting bergaya deklamasi…..
d) Laku statis, monolog sangat panjang (untuk member kesempatan berdeklamasi yang
berlebih-lebihan), akibatnya laku dramatis terhambat.
e) Tunduk kepada Trilogi Aristoteles.
6. Aliran Romantik
Ciri-ciri :
a) Kebebasan bentuk.
b) Isi yang fantastis, kadanag tidak logis
c) Materinya bunuh-membunuh, teriak-teriakan dalam gelap korban pembunuhan yang
hidup kembali, tokoh-tokohnya sentimental.
d) Mementingkan keindahan bahasa.
7. Aliran Realisme
Ada dua macam aliran :
7.1.Realisme Umumnya
Merupakan aliran seni yang berusaha mencapai ilusi atas penggambaran kenyataan.
Drama realistis bertujuan tidak untuk menghibur melulu, tetapi mengembangkan problem
dari suatu masa. Problem atau masalah ini berasal dari luar (soal sosial) atau dari dalam
manusia sendiri, yaitu dari kesulitan-kesulitan yang timbul oleh kontradiksi-kontradiksi
yang dialami oleh manusia (soal psikologis).
7.2.Realisme Sosial
Ciri-ciri :
a) Peran-peran utama biasanya rakyat jelata : petani, buruh, pelaut, dan sebagainya.
b) Aktingnya wajar seperti yang dilihat dalam hidup sehari-hari, tidak patetis.
7.3.Realisme Psikologis
Ciri-ciri :
a) Permainan ditekankan pada peristiwa-peristiwa intern/ unsur-unsur kejiwaan.
b) Secara teknis segala perhatian diarahkan pada akting yang wajar, intonasi yang tepat.
c) Suasana digambarkan dengan perlambang.
8. Aliran Ekspresionisme
Ekspresionisme ialah “seni menyatakan”. Ekspresionisme dalam drama baru lahir dalam
masa sesudah perang Dunia 1.
Ciri-ciri :
a) Pergantian adegan cepat.
b) Penggunaan pentas yang ekstrem.
c) Fragmen-fragmen yang filmis (meniru gaya dan cara film, misalnya layar
diproyeksikan seperti film).
d) Ada tiga aliran dalam ekspresionisme :
e) Adanya gerak kolektif dalam drama, dipentaskan revolusi sosial.
f) Aliran yang dipengaruhi oleh psikoanalisis.
g) Aliran yang dipengaruhi oleh film.
1. Teater Primitif
Lakon bersumber pada kegiatan cultural tertua dari kemanusiaan. Mula-mula
dilaksanakan dengan tujuan kepercayaan, religi. Tempat pelaksanaan bergantung pada
keadaan alamiah saat itu, di alam terbuka, kemudian orang melakukannya di kompleks
candi tempat dewanya bersamayam dan disembah.
2. Teater Yunani
Lakon Yunani kuno bersumber pada pemujaan Dewa Dionyos.
Konstruksi teater Yunani adalah sebagai berikut :
a) Orchestra : tempat bermain.
b) Thymele : pusat orchestra, digunakan sebagai puncak pemujaan.
c) Theatron : tempat penonton, theatron Athena bias memuat 17000 orang, berbentuk
amphitheater.
d) Skene : tempat berpakaian dan mengaso bagi pemain.
e) Parados : ruang masuk yang terletak diantara skene dan orchestra, disebelah kiri
maupun kanan skene.
f) Paraskenia : side wing, sekat penutup kiri/kanan dari skene.
g) Proskenion : forestage, orang membangun tingkat kedua diatas skene.
h) Legion : diatas proskenion sering pula digunakan sebagai pentas. Pentas ini disebut
logeion.
3. Teater Romawi
Bangsa Romawi mengoper bentuk teaternya dari bangsa Yunani dengan mengadakan
perubahan-perubahan sepanjang sejarah yang mengarah ke perkembangan bangunan
teater maa kini. Pada teater Romawi sebagian besar dari orchestra digunakan untuk ruang
penonton, sedangkan lakon dimainkan di tempat yang merupakan kesstuan dengan latar
belakang.
5. Teater Elizabethan
Bentuk-bentuk teater terkenal tempat William Shakespear (12564-1616) mencipta karya-
karya besarnya bersumber dari tempat-tempat pada losmen-losmen Inggris, tempat-
tempat rombongan-rombongan teater melakonkan cerita-cerita dramanya. Mula-mula
pertunjukan berlangsung di udara terbuka di dalam kompleks losmen yang dikelilingi
gallery-galery tempat penonton. Pentas berada di ujung tempat terbuka itu, ditutup tirai-
tirai. Di belakang tirai-tirai itu para pemain bias berganti pakaian.
6. Teater Renaissance
Di Eropa Barat tumbuh secara bertahap dengan berbagai bentuknya konstruksi teater
dimana terdapat pemisahan antara penonton dan pemain.
a) Teater Perspektif
Orang membuat dekorasi tetap di tempat lakon dipertunjukan.
Pentas terdiri atas dua bagian :
1) Bagian pertama di pentas bagian depan disebut proscenium.
2) Bagian kedua dibuat meninggi dan bertemu dengan dekorasi belakang untuk
bersama-sama menimbulkan pemandangan yang perspektif.
b) Teater dengan Dekorasi yang Bisa Digerakpindahkan
Mula-mula digunakan dekorasi yang berbentuk segi-tiga dan digerakkan pada poros
yang memungkinkan membalikkan gambar dengan memutar dekorasi pada poros
tersebut. Kemudian prisma-prisma begini diganti dengan drop dan wing (coulissen)
yang kita kenal kini.
2. Beberapa pengertian
Komposisi pada seni lukis adalah suatau make-up dari lukisan yaitu penempatan artistic
atas garis dan kelompok dalam batas bingkai lukisan.
Komposisi pentas adalah penyusunan yang berarti dan artistic atas bahan-bahan
perlengkapan pada pentas.
Aktor adalah bahan yang bergerak, dekorasi dan lain-lain peralatan pentas adalah bahan-
bahan statis tidak bergerak.
1. Definisi
Segala sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan didalam pentas
merupakan tata pakaian pentas. Seorang pelaku, selain harus memperhatikan bagaimana
penampilannya. Seorang pelaku, sebelum didengar suaranya, sering harus dilihat lebih
dahulu. Pakainnya yang pertama kali tampak membantu menggariskan karakternya dan
pakainnya yang tampak kemudian memperkuat kesan itu atau mengubahnya menurut
keperluan lakon.
2. Bagian-bagian Kostum
Kostum dapat digolongkan menjadi lima bagian :
a) Bagian dasar atau foundation.
Membuat tertib bentuk pakaian yang terlihat.
b) Pakaian kaki/sepatu
Gaya sepatu penting tidak hanya demi efek visual, tetapi juga karena hal itu
mempengaruhi cara si pelaku bergerak dan berjalan.
c) Pakaian tubuh/body
Ini meliputi : blus, rok (skirt), kemeja, overall, celana dan lain-lain yang dipakai oleh
pelaku.
d) Pakaian kepala/ headdress
Corak pakain kepal tentu saja bergantung pada corak kostum. Gaya rambut kadang-
kadang dimasukkan ke dalam make-up. Kostum dan make-up sangat erat berjalinan
dengan mmelukiskan peranan hingga kedua hal itu harus diperhatikan bersama.
Hairdo atau tata rambut disesuaikan dengan wajah dan bentuk tubuh.
e) Perlengkapan-perlengkapan / accessories
Merupakan pakaian-pakaian yang melengkapi yaitu bagian-bagian kostum yang
bukan pakaian-pakaian dasar atau yang belum termasuk 1, 2, 3, 4, tetapi dapat
ditambahkan demi efek dekoratif, demi karakter atau tujuan-tujuan lain. Ini meliputi
kaus tangan, perhiasan, dompet, ikat pinggang, kipas dan sebagainya.
6. Cara memakai
Ada dua macam teknik :
1) Kostum dikenakan pada tubuh tanpa dipotongi (gedrapeerd). Bisa terdiri atas satu atau
lebih potong bahan yang terlepas, dikenakan pada tubuh dengan di sana-sini dikaitkan
dengan mendapatkan bentuk tubuh.
1. Pengertian-pengertian Dasar
Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah
peranan. Terwujudnya wajah harus dipandang dari titik lihat 4M, maka dua hal dua hal
yang harus diperhatikan dalam tat arias pentas adalah : lighting, jarak antara M3 dan M4.
Tugas rias adalah memberika bantuan dengan jalan memberikan dandanan atau
perubahan-perubahan pada para pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan
suasana yang kena dan wajar.
Kegunaan rias dalam seni teater :
1) Merias tubuh manusia artinya mengubah yang alamiah (nature) menjadi yang budaya
(culture) dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat.
2) Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
3) Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki.
Masalah keindahan
Keindahan adalah sifat yang trasendental. Trasedental berdasarkan kerohanian,
mengatasi yang duniawi, dan merupakan sifat yang melekat pada segala sesuatu yang ada,
baik pada Tuhan maupun pada makhluk. Keindahan itu trasenden, tidak Nampak bagi
pancaindera. Keindahan yang ditangkap manusia adalah keindahan estetis yang sebagian
besar dipengaruhi oleh kejasmanian kita.
Titik tolak pemikiran tat arias :
1) Melihat dengan jelas apa yang dikemukakan untuk suatu peranan tertentu.
2) Kepribadian pemain, yaitu jenisnya, bangsanya, wataknya, usianya.
3) Dalam hubungan dengan keseluruhan pertunjukan harus diperhatikan hakiki dramanya.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan demi suksesnya make-up :
1) Rata dan halusnya base.
2) Kesamaan foundation.
3) Penggunaan garis-garis yang layak.
4) Harmoni anatara sinar dan bayang-bayangan.
5) Blending, gunanya ialah agar campuran bahan-bahan pada wajah terwujud sempurna.
2) Proses Make-up
Sebelum memulai pekerjaan rias, seniman rias harus mempelajari dengan mendalam isi
cerita, kemudian mandalami satu per satu tiap persona yang akan main.
Kerja make-upnya sendiri :
1) Mempersiapkan muka, membersihkannya sebelum memakai alat-alat make-up.
2) Member warna dasar/foundation.
3) Penggunaan rouge untuk memberikan warna tiga dimensi pada pipi.
4) Lining/pemberian garis-garis sesuai dengan watak dan usia peranan.
Anatomi wajah ada tiga bagian : alis, mata, bibir.
5) Menyusun dan membentuk hairdo.
Klasifikasi rias :
1) Rias sehari-hari.
2) Rias teater.
3) Rias untuk fotografi.
4) Rias untuk film dan Tv
1. Tujuan
a) Menerangi dan menyinari pentas dan aktor.
Menerangi adalah cara menggunakan lampu sekedar untuk memberi terang,
melenyapkan gelap.
Menyinari adalah cara penggunaan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas
sesuai dengan keadaan dramatik.
b) Mengingatkan efek lighting alamiah.
c) Membantu melukis dekor/ scenery dalam menambah nilai warna sehingga tercapai
adanya sinar dan bayangan.
d) Membantu permainan lakon dalam melambangkan maksudnya dan memperkuat
penjiwaan.
7. Lighting Plot
Adalah diagram pengaturan panggung yang memperlihatkan posisi semua sinar. Lighting
cues adalah tanda-tanda, petunjuk-petunjuk untuk menghidupkan dan mematikan lampu.
1. Tentang Istilah
Dibawah ini dikemukakan beberapa istilah dalam bahasa, yaitu :
Bunyi = sound
Suara = voice
Derau = noise
Nada = tone
Dengung = hume
Suara adalah bunyi yang berasal dari makhluk hidup, seperti manusia dan binatang. Suara
orang adalah media manusia untuk mengekspresikan bahasa agar dapat dipahami orang
lain. Untuk member petunjuk praktis atas suasana hati manusia seperti marah, riang,
susah dan sebagainya, maka kita mengartikan istilah dibawah ini :
Texture : kualitas suara yang dapat dirasakan senang, kasar, lancar, dan sebagainya.
Intonation : tinggi-tengahnya suara pada saat berbicara.
Stress : tekanan suara pada kata-kata yang penting.
Mood : perasaan suara yang menggambarkan keadaan girang, susah, marah, dan
sebagainya.
Pacing : pengucapan beberapa kata lebih cepat atau lebih lambat dan kata-kata yang
lain.
Accent : tekanan pada suatu bagian kata atau suku kata.
Apabila kita bertugas mengiringi sebuah lakon, kita harus memperhatikan tiga masalah
yang merupakan bahan-bahan yang harus digarap :
dialog → efek bunyi → music
2. Efek Bunyi
Contoh beberapa efek bunyi :
a) Bunyi pintu.
b) Bunyi jam.
c) Bunyi halilintar.
d) Bunyi tembakan.
e) Bunyi kapal terbang
3. Musik
Musik mempunyai peranan dalam teater. Dengan adanya musik penonton akan bertambah
daya dan pengaruh imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu aktor
membawakan warna dan emosi peranannya dalam adegan. Musik juga dapat dipakai
sebagai awal dan penutup adegan.
4. Akuistik Ruangan
Ruang teater yang baik adalah yang dibangun sedemikian rupa sehingga bunyi yang
timbul di pentas bias dengan mudah terdengar di segala tempat penonton.
Tugas arsitek adalah mengusahakan adanya jaminan keseimbangan kemampuan dengar
(audibility) dari pertunjukan, sementara itu juga melindungi penonton dari bunyi-bunyi
yang tidak diinginkan kehadirannya (noise), seperti suara kendaraan bermotor, kipas
angin, bunyi bel telepon, dan lain-lain.
5. Keseimbangan bunyi
Yang dimaksud dengan keseimbangan bunyi adalah teraturnya beraneka bunyi yang
ditimbulkan dalam suatu lakon teater sehingga tidak akan merupakan suatu gangguan dari
macam bunyi yang satu terhadap yang lainnya.
6. Terjadinya Bunyi
Sensasi bunyi terjadi apabila getaran sumber bunyi itu melewati udara yang turut bergetar
dan memproduksi getaran lebih lanjut ke telinga kita.
Untuk mengetahui gambaran tentang rusang lingkup pembahasan teater sebagai ilmu,
akan dikemukakan beberapa data mengenai tumbuh dan berkembangnya eksistensi teater
pada lembaga-lembaga pendidikan tertentu yang secara khusus menggarapnya sebagai suatu
bahan bidang studi :
1) Pengetahuan teater memilih teater dengan segala bentuk serta gejala yang timbul sebagai
objek studinya.
2) Seni teater adalah suatu bentuk seni yang terwujud dengan menggunakan tubuh manusia
sebagi salah satu bahannya.
3) Seni teater memperoleh dasar idenya atas kehendak menusiawi yang berwujud permainan
dan peniruan.
6) Seni berperan bersifat transitoris (Lessing). Lakon terjadi selama waktu terangkatnya tirai
dengan (Hunningher). Nilai momen pergelaran lakon tidak dapat terulang. Fakta tersebut
adalah unik. Gejala itu merupakan lambing kehidupan.
7) Seorang yang dengan tekunnya mempelajari dan menyelidiki teater adalah juga seorang
historikus.
B. The Method
The method adalah sistem Robert O’Neil dalam mencari cara-cara berperan yang wajar.
1) The Method
2) Improvisasi
3) Lawannya sistm Elian Kazan
4) Studi yang sungguh-sungguh
5) Orang-orang besar
C. Respons Penonton
1) Partisapsi dalam ilusi
a) Emphatic response
b) Emotional identification
2) Aristic detachment
3) Keseimbangan antara partisipasi dan detachment
Panitia Eksekutif
Dalam organisasi professional, kedudukan board or directors sangat penting artinya, baik
dalam memberikan ide-ide artistik, komersial, maupun teknis. Ada satu prinsip penting
yang harus diingat, yaitu bahwa keanggotaan sebuah teater itu tidak hanya terdiri atas
aktor saja karena harus disediakan tempat buat setiap peminat teater.
2. Organisasi Staf
Dalam prakteknya terdapat tiga petugas pokok yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan, yaitu :
1) Director yang harus menentukan casting dan memilih aktor,
2) Designer yang harus menyiapkan stage, adalah petugas yang mengambil segala unsur
visual dari produksi.
3) Manajer yang harus menarik perhatian calon penonton dan bertanggung jawab akan
segi-segi komersialnya.
3. Bussines Department
Business department ini biasanya dipimpin oleh seorang manager. Asistennya adalah :
1) Box office atau treasurer, bertanggung jawab atas penjualan karcis dan keuangan.
2) Advertising manager atau press representative, berusaha menarik perhatian publik
sedapat mungkin melalui media pers dan advertensi untuk kepentingan produksi
mereka.
3) House manager bertanggung jawab mengontrol penonton pada saat pertunjukan
berlangsung.
B. Pencipta
Pencipta ialah orang yang dinyatakan demikian pada atau dalam ciptaan itu atau jika
pernyataan semacam itu tidak ada orang yang ketika ciptaannya diumumkan dinyatakan
sebagai pencpta oleh yang mengumumkan.
Apabila penciptanya tidak disebut penerbit dan pencetakannya juga tidak, maka atas hasil
karya semacam itu tidak ada hak cipta. Setiap orang dapat menyalinnya,
memperbanyaknya, mengumumkannya dan sebagainya.
Jika suatu ciptaan diselesaikan menurut rancangan dan dibawak pimpinan serta
pengawasan seseorang, maka dialah yang dianggap sebagai pencipta ciptaan tersebut.