Anda di halaman 1dari 14

VISUALISASI SETTING SEBAGAI PENUNJUK RUANG DAN

WAKTU PADA FILM LOST IN LOVE

TUGAS AKHIR

OLEH
REZA CHANDRA RAMADHANA
NIM. 17148160

PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2019
Pendahuluan
Latar belakang
Film adalah hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa
merupakan gabungan dari berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian
baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik (Effendi, 1986 : 239). Film
cerita mulai masuk di Indonesia sekitar tahun 1926 atau sekitar kira-kira 30 tahun sesudah film
pertama di pertunjukan di Paris oleh Auguste dan Louis Lumiere. Sejak pembuatan film
pertama sampai tahun 1950, orang-orang Indonesia kecuali beberapa sutradara hanyalah
pemain-pemain dengan status tidak lebih daripada buruh lepas. Seluruh produksi, distribusi,
dan eksibisi dipegang oleh non pribumi. Sekalipun kita sudah merdeka tahun 1945, tetapi
sampai tahun 1950 kita tidak dapat membuat film karena sarana-sarana tidak ada dan modal
juga tidak ada (Gayuh Siagian, 2010 : 9). Seiring dengan perkembangan teknologi dari era orde
lama (1945-1965) hingga era orde baru (1966-1998), perfilman di Indonesia terus mengalami
perubahan pasang surut. Pada periode 1990-an hingga 2000-an merupakan era kebangkitan
kembali film-film Indonesia dan era ini dianggap sebagai era kebangkitan film nasional. Hal
tersebut melahirkan sutradara-sutradara populer yang mempunyai ciri khas masing-masing.
Pada periode 1998 hingga 2008 dikenal sebagai era kebangkitan perfilman Indonesia.
Indonesia sudah mulai memproduksi film-film berbagai macam genre dari drama, romance
remaja, horor, hingga film travelling dalam negeri dan luar negeri. Film-film bergenre romance
remaja mendominasi pada periode 1998 hingga 2008 dibanding dengan film travelling luar
negeri. Hal ini dapat dilihat dari daftar inventaris film-film Indonesia di website
filmindonesia.or.id yang terdapat lebih banyak film bergenre romance remaja dibanding
dengan film bergenre travelling ke luar negeri. Perkembangan film travelling luar negeri mulai
berkembang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yang ditandai lebih dari tujuh film yang
diproduksi. Film bergenre travelling bertujuan untuk mengajak penonton merasakan kejadian
atau suasana yang dialami oleh tokoh dimana cerita itu terjadi dengan setting yang mampu
memberikan informasi lokasi, waktu, era sesuai dengan konteks naratifnya khususnya untuk
film bergenre travelling keluar negeri.
Visualisasi adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu dengan gambar, animasi atau diagram yang bisa dieksplor, dihitung dan
dianalisis datanya (skp.unair.ac.id). Hal itu berupaya untuk mendeskripsikan maksud tertentu
menjadi sebuah bentuk informasi yang dapat dipahami. Setting adalah seluruh latar bersama
dengan segala propertinya (Himawan Pratista, 2017 : 98). Setting dalam film travelling luar

2
negeri memiliki peran penting karena untuk memberikan informasi lokasi sehingga penonton
dapat melihat dan merasakan yang terjadi seperti yang ada di film.
Film Lost in Love ini merupakan film bergenre drama romantis dan travelling luar
negeri sekuel dari film Eiffel I’m in Love yang keduanya ditulis oleh Rachmania Arunita. Film
Lost in Love dirilis pada tahun 2008 yang disutradarai oleh Rachmania Arunita sendiri yang
berkisah tentang hubungan cinta antara Tita (Pevita Pearce) dengan Adit (Richard Kevin) yang
terjadi di Paris. Mereka menjalin hubungan asmara dengan cara diam-diam di belakang kedua
orang tua mereka yang kebetulan juga tinggal di Paris. Pada suatu hari Tita marah kepada Adit
dengan tingkah lakunya yang jutek dan tidak romantis seperti layaknya pasangan yang lainnya
dan Tita akhirnya memutuskan untuk kabur dari Adit. Tita yang tidak mengerti dengan seluk
beluk kota Paris membuatnya tersesat dan tidak tahu bagaimana jalan untuk kembali pulang.
Secara tidak sengaja Tita bertemu dengan seorang mahasiswa asal Indonesia yang bernama
Alex (Arifin Putra) yang berbaik hati menolong Tita untuk mengantarnya pulang. Dengan
demikian, lokasi syuting dalam film ini lebih banyak dilakukan di outdoor untuk
menggambarkan dan mempertegas tempat sekaligus suasana kota Paris pada tahun 2000-an.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa setting yang tergambarkan dalam
film Lost in Love menarik untuk dikaji terkait tentang visualisasi setting sebagai penunjuk
ruang dan waktu. Hal ini untuk menunjukan kepada penonton bahwa film Lost in Love
memiliki cerita yang bersetting di luar negeri, yakni negara Perancis.

Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang maka rumusan masalah yang didapat
adalah bagaimana visualisasi setting sebagai penunjuk ruang dan waktu pada film Love In
Paris.

Kerangka Pikir
Visualisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Visualisasi adalah pengungkapan
suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka),
peta grafik, dan sebagainya. Proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat
televisi (https://kbbi.web.id/visualisasi). Visualisasi adalah alat dasar film dalam
berkomunikasi dan menjadi faktor penting sebagai pembacaan gambar agar mempermudah
untuk memahami suatu gagasan dengan menggunakan gambar.

3
Setting
Setting adalah seluruh latar belakang beserta dengan segala propertinya. Properti
merupakan sesuatu hal yang tidak bergerak seperti, perbotan rumah, pohon, lampu, kursi, dll.
Setting yang baik adalah setting yang otentik dimana setting dibentuk senyata mungkin sesuai
dengan konteks cerita agar meyakinkan penonton bahwa film tersebut tampak sungguh-
sungguh terjadi pada lokasi dan waktu tersebut. Dalam sebuah produksi film, pekerjaan
perencanaan dan perancangan setting adalah tugas seorang penata artistik (Himawan Pratista,
2017 ; 98).
Fungsi Setting
Fungsi utama setting adalah sebagai penunjuk ruang dan waktu untuk memberikan
informasi yang kuat dalam mendukung cerita filmnya. Setting sebagai penunjuk waktu adalah
dimana setting mampu memberikan informasi waktu, era atau musim sesuai konteks naratifnya
(Himawan Pratista, 2017 ; 101). Unsur waktu keseharian yakni pagi, siang, petang, dan malam
mutlak harus dipenuhi untuk menjelaskan konteks cerita. Setting sebagai penunjuk ruang dan
wilayah adalah dimana setting yang digunakan mampu meyakinkan penonton bahwa seluruh
peristiwa dalam filmnya benar-benar terjadi dalam lokasi cerita sesungguhnya (Himawan
Pratista, 2017 ; 98).
Lokasi Pengambilan Gambar berdasarkan Setting
a) Set Studio
Penggunaan set studio sebenarnya adalah sebuah cara yang ideal karena pembuat film
bisa mengontrol penuh segala aspek produksinya tanpa terganggu faktor cuaca, lalu lintas
perijinan, dan sebagainnya. Set studio umumnya digunakan pada produksi genre film berdana
besar. Film-film tersebut menghabiskan biaya produksi yang sangat besar karena harus
membangun set raksasa yang sangat megah, sesuai dengan skala yang sesungguhnya.
(Himawan Pratista, 2017 ; 99).
b) Shot On Location
Shot on location adalah produksi film dengan menggunakan lokasi aktual yang
sesungguhnya. Shot on location belum tentu mengambil lokasi yang sama persis seperti dalam
ceritanya, namun dapat pula menggunakan lokasi yang mirip atau mendekati lokasi cerita.
Arsitektur
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, berkaitan dengan berbagai segi
kehidupan antara lain : seni, teknik ruang/tata ruang, geografi, dan sejarah. Dari segi seni,
arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan termasuk proses perancangan, konstruksi,

4
struktur, dan dalam hal ini juga menyangkut aspek dekorasi dan keindahan (Yulianto Sumalyo,
2003 : 1).

Pembahasan
1. Setting Ruang Makan Keluarga – Ruang dan waktu

Gambar 1a. TC 00:10:59 Gambar 1b. TC 00:11:33


Gambar 1. Adit dan Tita sedang sarapan pagi di ruang makan keluarga.
Scene ini berisikan adegan Adit dan Tita sedang sarapan pagi bersama dengan
keluarganya. Adit sarapan sereal dengan dicampur susu dan Tita yang sarapan dengan
potongan roti yang dioleskan coklat. Adit kemudian membaca koran dari Perancis yang
diambil dari ayahnya berjudul“Le Figaro”. “Le Figaro” merupakan surat kabar terkenal di
Perancis. Selain itu, terlihat jus, potongan roti dan beberapa selai yang semuanya terletak di
meja makan. Negara Prancis, orang-orang makan dengan porsi yang lebih kecil daripada orang
Amerika. Orang Prancis cukup memakan sepotong buah atau roti sabit dengan kopi susu, itu
pun jika mereka sarapan (https://id.wikihow.com/Hidup-seperti-Orang-Eropa). Properti
tersebut mendukung bahwa Adit dan Tita mengikuti kebudayaan sarapan orang-orang Eropa
khususnya Perancis. Hal itu dapat menegaskan bahwa adegan ini berada di luar Indonesia
sekaligus penunjuk waktu pagi hari.

Surat Kabar “Le Figaro”


(sumber : https://gujims.com/media/cache/image/uploads/assets/5521c44b5d193d144e5832ce20a917299a51072a.jpeg)

5
2. Properti kendaraan dan transportasi umum – Ruang dan waktu

Gambar 2. TC 00:15:45 Gambar 3. TC 00:15:45

Gambar 2 dan 3 memperlihatkan stir kendaraan berada di sisi kiri.

Pada gambar nomer 2 memperlihatkan Alan dan Tita sedang berada di sebuah kafe
Ibunda Tita yang baru saja resmi di buka di Perancis. Tidak berselang lama, Alan yang sedang
mengobrol dengan Tita kemudian pergi meninggalkan Tita karena teman-teman Alan
mengajak pergi bersama. Terlihat properti mobil berwarna merah dengan stir mobil berada di
sisi kiri. Hal itu tentu lazim terlihat di negara Eropa khususnya Perancis. Properti mobil ini
memperkuat bahwa adegan ini dilakukan di luar Indonesia. Begitu pula dengan gambar nomer
3 memperlihatkan Tita yang sedang menaiki transportasi bis umum di Perancis. Terlihat supir
bis berada di sisi kiri.

Gambar 4. Adit dan Tita menggunakan taksi untuk mengantarkan Tita kembali ke kafe (TC 00:52:22)

Pada gambar nomer 4 memperlihatkan model taksi Audi 80 B3 yang di produksi pihak
audi dari tahun 1966-1996. Model taksi tersebut banyak digunakan pada tahun 2000-an di

6
negara Eropa terutama Perancis. Properti mobil taksi tersebut dapat memberitahu periode
waktu cerita dalam film.

Gambar 5. Audi 80 B3 merupakan mobil yang sama dengan model taksi yang di naiki Alex dan Tita
(sumber : https://ranwhenparkeddotnet.files.wordpress.com/2013/06/audi-80-b3-1.jpg)

Tidak hanya itu, pada gambar nomer 4 terlihat plat nomer yang berbeda dengan negara
Indonesia. Plat nomer yang terlihat pada gambar nomer 4 adalah plat nomer negara Perancis
yang masih mengikuti format lama. Format plat nomer kendaraan yang baru di negara Perancis
diterapkan mulai tahun 2009. Hal itu tentu mendukung bahwa film ini bukan bersetting di
Indonesia, melainkan di negara Eropa dengan waktu sebelum tahun 2009.

Gambar 6a. Format Plat nomer Perancis yang lama persis yang terdapat dalam film.

Gambar 6b. Format Plat nomer Perancis yang baru mulai tahun 2009

7
3. Properti Mata Uang - Ruang

Gambar 7. Tita yang sedang memegang uang 50 euro (TC 00:22:00)

Pada gambar nomer 7 memperlihatkan adegan Tita yang ingin membeli minuman
coklat di sebuah kafe di Paris dengan uang 50 euro kepada sebuah pelayan kafe yang tidak
mengerti bahasa Inggris. Properti uang tersebut cukup mempertegas bahwa adegan tersebut
bersetting di Eropa.

Gambar 8. Contoh uang 50 euro


(Sumber : https://azertag.az/files/galleryphoto/2016/2/1000x669/14679549956528025113_1000x669.jpg)

8
4. Properti Handphone – Waktu
Adegan saling bercakap via handphone merupakan suatu hal yang sudah lazim dalam
sebuah film. Jenis model handphone yang digunakan juga berpengaruh dan dapat menunjukan
kapan latar waktu cerita dalam film.

Gambar 9a. TC 01:05:24 Gambar 9b. TC 01:05:48

Gambar 9. Adegan Tita menelpon temannya di


Indonesia.

Adegan pada gambar nomer 9 memperlihatkan Tita yang sedang sedih karena
bertengkar dengan Adit kemudian menghubungi teman sekolah SMA di Indonesia. Terlihat
properti handphone yang dipakai merupakan handphone yang masih menggunakan keypad 12
digit dengan model Motorola Razr V3 yang digunakan oleh Tita dan Nokia Xpressmusic 5700
yang digunakan oleh temannya di Indonesia. Jenis handphone seperti itu banyak digunakan
atau trend pada tahun 2000-an. Dengan demikian, properti handphone yang digunakan
menunjukan cerita film itu terjadi pada tahun 2000-an.

9
5. Setting Kafe Brasserie – Ruang

Gambar 10. Alex yang menemui Adit di kafe Brasserie. (TC 01:19:47)

Pada gambar nomer 10 memperlihatkan Alex yang datang menghampiri Adit untuk
membicaran masalah Tita di sebuah kafe pinggir jalan yang terlihat bernama Brasserie.
Brasserie adalah jenis restoran Prancis dengan suasana santai, yang menyajikan hidangan
tunggal dan makanan lainnya. Kata Brasserie dalam bahasa Perancis juga memiliki arti "tempat
untuk pembuatan bir" dan, dengan kata lain, "bisnis pembuatan bir"
(https://en.wikipedia.org/wiki/Brasserie). Hal ini dapat mempertegas bahwa cerita pada film
ini berada di wilayah Eropa khususnya di negara Perancis.

Gambar 11. Contoh salah satu Brasserie di Perancis


(Sumber : https://media.pri.org/s3fs-public/styles/story_main/public/story/images/180423pariscafé.jpg?itok=wskJwdpv)

10
6. Establish Setting dan Landmark bangunan - Ruang
Establish setting dan landmark bangunan khas Eropa terutama landmark atau
bangunan khas negara Perancis juga membantu memperkuat informasi setting cerita pada film.
Hal ini membantu penonton untuk menginformasikan bahwa setting pada film Lost in Love
berada di luar negeri, yakni negara Perancis.

Gambar 12. TC 00:05:03 Gambar 13 TC 01:30:09

Gambar 12 dan 13. Merupakan dua scene yang berbeda tetapi sama-sama
memperlihatkan menara Eiffel (bukan shot establish)
Gambar nomer 12 dan 13 merupakan dua scene yang berbeda. Pada gambar nomer 12
terletak di bagian awal film memperlihatkan bahwa Adit dan Tita sedang jalan berkencan
malam hari sedangkan gambar nomer 13 terletak di bagian akhir film memperlihatkan bahwa
Adit melamar Tita kembali. Gambar nomer 12 dan 13 sama-sama memperlihatkan sebuah icon
atau landmark negara Perancis, yaitu menara Eiffel agar membuat penonton terinformasikan
bahwa cerita film tersebut berada di negara Perancis.

Gambar 14a. TC 01:26:00 Gambar 14b TC 01:27:30

Gambar 14. Adit dan Tita pergi ke Petit Palais.

Pada gambar nomer 14 memperlihatkan bahwa Adit dan Tita berlari menuju ke sebuah
bangunan yang cukup terkenal di Perancis, yakni Petit Palais untuk melihat petunjukan opera.
Petit Palais adalah salah satu musium seni dari 14 musem di Paris yang terletak di seberang
Grand Palais (https://en.wikipedia.org/wiki/Petit_Palais). Arsitektur bangunannya bergaya
Renaissance yang merupakan gaya bangunan klasik yang banyak terdapat di negara Perancis

11
(Yulianto Sumalyo, 2003 : 288). Beberapa shot establish juga membantu penonton untuk
menginformasikan bahwa cerita film Lost in Love memang benar-benar terjadi di Perancis.

Gambar 15. Museum Louvre. (TC 01:26:00) Gambar 16. Menara Eiffel. (TC 01:27:30)

Gambar 15 dan 16. Merupakan establish shot berupa


landmark negara Perancis.

12
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bagian pembahasan bahwa setting
yang memiliki definisi seluruh latar belakang dengan segala properti benda matinya dapat
menginformasikan sebuah ruang/tempat dan waktu dalam sebuah film. Beberapa hasil analisis
setting dan segala properti yang dapat memvisualkan penunjuk ruang dan waktu pada film Lost
in Love antara lain :
a) Penunjuk ruang/tempat
• Terdapat adegan sarapan yang dilakukan Adit dan Tita dengan memakan sereal
dan potongan coklat.
• Terlihat koran berjudul “Le Figaro” yang dibaca oleh Adit.
• Stir mobil dan kedaraan umum yang berada di sisi kiri.
• Terlihat properti uang 50 Euro yang di pegang oleh Tita.
• Terlihat Plat nomer kendaraan yang bukan berasal dari Indonesia.
• Menggunakan kafe Brasserie sebagai salah satu tempat lokasi syuting.
• Terlihat beberapa icon atau landmark negara Perancis seperti menara Eiffel,
museum Louvre, dan museum bangunan Petit Palais
b) Penunjuk Waktu
• Adegan sarapan Adit dan Tita di meja makan menunjukan waktu pagi.
• Model mobil taksi berjenis Audi 80 B3 merupakan mobil yang banyak digunakan
pada tahun 2000-an.
• Terlihat format plat nomer kendaraan negara Perancis menggunakan format lama.
• Model handphone yang masih menggunakan keypad 12 digit yang trend pada
tahun 2000-an.

Dengan demikian, berdasarkan properti dan setting yang tervisualkan dalam film
sudah menunjukan kapan dan dimana cerita film Lost in Love terjadi, yakni di negara Perancis
dengan latar waktu tak lebih dari tahun 2009.

13
Daftar Acuan
Film :
Lost in Love, 2008, Rachmania Arunita, i-Trema

Buku :
Himawan Pratista. 2017. Memahami Film Edisi 2. Sleman : Montase Press
Onong Uchjana Effendy , 1984, Televisi Siaran, Teori dan Praktek, Bandung :
Alumni
Yulianto Sumalyo, 2003, Arsitektur Klasik Eropa, Yogyakarta : Gadjah Mada Press

Internet :
https://kbbi.web.id/visualisasi diakses pada pukul 20.13 WIB, tanggal 21 Juni 2019
https://id.wikihow.com/Hidup-seperti-Orang-Eropa diakses pada pukul 22.03 WIB,
tanggal 21 Juni 2019
https://en.wikipedia.org/wiki/Brasserie diakses pada pukul 13.01 WIB, tanggal 22
Juni 2019
https://en.wikipedia.org/wiki/Petit_Palais diakses pada pukul 15.09 WIB, tanggal 22
Juni 2019

14

Anda mungkin juga menyukai