Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Editing Dasar
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Penulis: Ady Wicaksono, Niko Arya Surya Nagra


ISBN:

BAB 9

EDITING DASAR

77
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Hai, siswa-siswa Indonesia yang sehat, gembira, kreatif, dinamis dan penuh
determinasi!

Semangat yang luar biasa adalah kunci supaya kalian semua tetap semangat
belajar apapun keadaanya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melimpahkan Rahmat, Karunia serta kesehatan kepada kita semua. Sebelum
kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta
materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan
materi yang akan kalian pelajari pada bab 9 ini.

Pengertian dan Sejarah

Definisi
EDITING
DASAR Konsep Editing

Proses Produksi Editing

Gambar 9.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

78
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian,
serta mensimulasikan materi, diharapkan kalian mampu menganalisis editing
dasar dengan mengidentifikasi, mengklasifikasikan serta mempraktekkan:
1. Pengertian dan Sejarah editing
2. Definisi
3. Konsep Editing
4. Proses Editing

Pada bab 9 ini, kalian akan mempelajari pengertian dan sejarah editing,
definisi yang ada dalam editing, konsep editing, serta proses editing. Materi
tersebut seiring dengan perkembangan di bidang penyiaran radio, televisi dan
produksi film. Diharapkan, kalian akan mampu menjelaskan sifat dan
karakteristik audio dan video sebagai bahan digital untuk diolah melalui
software. Kalian diharapkan mampu memahami organisasi file serta prosedur
editing data digital dari material audio video. Simulasi diberikan secara
mendasar untuk memberikan pemahaman mengenai sifat data digital dari
material audio video. Kalian akan melaksanakan kegiatan belajar dengan
cermat, mampu berkomunikasi dengan baik, teliti, dan bertanggung jawab.

QUESTION Apa saja yang dikerjakan seorang editor?


Mengapa seorang editor dikatakan sebagai sutradara kedua?
Mengapa proses
Videografi, pengolahancamera
sinematografi, suara terlihat
framing,rumit?
camera
Kata Kunci
audio, musik, tata suara, film, radio, televisi

79
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
APERSEPSI

Gambar 9.2. Timeline editing Film Avenger: Invinity War


Sumber: https://qrgo.page.link/thk5R

Benar, yang kalian lihat pada gambar diatas adalah timeline pada software
editing. Yang menarik adalah, jika kalian cermati, ada banyak sekali
potongan-potongan clip. Kalian bisa membayangkan berapa banyak waktu
yang harus disediakan untuk mendapatkan susunan potongan-potongan
clip tersebut hingga tersusun sedemikian rupa. Mungkin nampak ruwet
dan membingungkan. Yang kalian lihat pada gambar diatas adalah timeline
editing film Avenger: Invinity War, tentunya kalian tidak asing dengan film
besar tersebut. Editing dalam sebuah film adalah suatu cara
menyampaikan sebuah cerita dalam film melalui setiap sambungan shot-
shotnya. Dengan shot yang tersusun dalam keseluruhan film, bertujuan
membuat penonton untuk merasakan kebahagiaan, kesedihan, ketakutan
serta kelucuan yang terpaparkan melalui cerita yang terjalin dari shot
pertama hingga terakhir pada film tersebut.

80
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
B. DASAR EDITING
1. Pengertian dan Sejarah
a. Pengertian
Menurut Thomson (2009), editing untuk film adalah proses mengatur,
meninjau, memilih, dan merakit gambar dan suara "rekaman" yang
diambil selama produksi. Hasil dari upaya penyuntingan ini harus berupa
cerita atau presentasi visual yang bermakna yang sedekat mungkin
dengan pencapaian tujuan di balik aslinya. Maksud dati pekerjaan ini
adalah untuk menghibur, menginformasikan, menginspirasi.
Menyunting, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti menyusun
atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan
memasang kembali.

Penyuntingan gambar memiliki manfaat psikologis untuk mencapai


berbagai efek, untuk membantu bercerita, memprovokasi ide, atau
perasaan atau untuk menarik perhatian sebagai elemen-elemen bentuk
sinematik.

Editing dalam sebuah film adalah suatu cara menyampaikan sebuah


cerita dalam film melalui setiap sambungan shot-shotnya. Dengan shot
yang tersusun dalam keseluruhan film, bertujuan membuat penonton
untuk merasakan kebahagiaan, kesedihan, ketakutan serta kelucuan
yang terpaparkan melalui cerita yang terjalin dari shot pertama hingga
terakhir pada film tersebut.

Seorang editor harus memiliki dasar pengetahuan dalam mengedit yang


baik dan benar. Secara umum berhubungan dengan teknis
perlengkapan editing; komputer, software editing dan peralatan
pendukungnya, serta bertanggung jawab atas manajemen data dan
materi editing serta elemen pendukung dalam editing .

Seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa


/indra penceritaan) yang kuat. Dengan sense of story telling yang kuat,
editor akan mengerti konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta
kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu

81
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
memberi kesinambungan aspek emosionalnya dan membentuk irama
adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.

b. Sejarah Editing
a. Louis dan August Lumière
Louis dan August Lumière pertama kali mempublikasikan film nya
yang berjudul ‘The Arrival Of A Train’ di Grand Cafe, Paris, Perancis ada
tahun 1895. Pada saat itu penonton berhamburan dari gedung
bioskop karena menyangka kereta akan menabrak mereka. Film ini
hanya terdiri dari satu shot saja, dengan kata lain film itu terdiri dari
satu shot, satu scene, satu sequence dan akhirnya menjadi satu film.

Gambar 9.3. The Arrival of a Train


Sumber: https://qrgo.page.link/1MLsG

b. Georges Méliès
Pada tahun 1903, seorang sutradara teater dan seorang pesulap yang
bernama Georges Méliès, melakukan terobosan lain dalam dunia film
dan editing. Awalnya, tujuan merekam pertunjukan teaternya adalah
untuk memangkas budget pertunjukannya. Maksud dari hal tersebut
adalah tanpa harus menarik banyak orang untuk menonton
pertunjukannya, menata panggung teaternya, menyiapkan kostum
pemainnya, serta honor semua orang yang bertugas pada
pertunjukkan teaternya. Dengan kamera yang hanya mampu
82
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
merekam 15 menit, dalam setiap babak yang direkam ia mengambil
satu sequence utuh dengan tipe shot long shot dan disambung melalui
proses editing. Cutting to Continue Telling The Story, penyambungan
dimanfaatkan (berfungsi) untuk melajutkan cerita/ adegan/ scene
yang akhirnya menjadi satu film yang utuh. Sehingga ia bisa
memutarnya dari satu bioskop ke bioskop lainnya. Salah satu karya
film Georges Méliès yang terkenal adalah A Trip To The Moon.

Gambar 9.4. A Trip to The Moon by George Mellies


Sumber: https://qrgo.page.link/2VeBU

c. Edwin Porter
Di saat Louis dan August Lumière membuat film dengan merekam
kejadian sehari-hari, seperti kereta yang tiba di stasiun, bayi yang
sedang makan di mejanya, buruh yang keluar dari pabrik. Lalu
Georges Méliès yang membuat film dengan merekam pertunjukkan
teaternya. Seorang sineas lain yang bernama Edwin Porter
mengembangkan kembali cara bertutur filmnya, dalam film A Life of
An American Fireman, Porter menggambungkan shot pemadam
kebakaran yang menuju lokasi kejadian dengan setting kamar dilokasi
kebakaran yang berisi ibu dan anak yang diselamatkan oleh anggota
pemadam kebakaran tersebut.

83
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.5. A Life of An American Fireman
by Edwin Porter
Sumber: https://qrgo.page.link/2VeBU

Gambar 9.6. The Birth Of A Nation by DW Griffith


Sumber: https://qrgo.page.link/cz2Ru

d. D.W. Griffith
Editing mulai dimanfaatkan dengan maksimal ketika D.W. Griffith
membuat film The Birth Of A Nation pada tahun 1915. Di dalam film
tersebut D.W. Griffith selain untuk melanjutkan adegan demi adegan,
Griffith memanfaatkan editing untuk penekanan dramatis,
menggarisbawahi, serta mengklarifikasi sebuah adegan melalui
jenjang urutan shot di dalam filmnya. Hal ini banyak disebabkan
Griffith sudah melakukan pemecahan shot di setiap adegan yang dia
buat di dalam filmnya. Griffith memperluas seni editing dengan
memasukkan berbagai macam fungsi. Fungsi ini seperti perubahan
84
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
lokasi, penyimpangan waktu, variasi shot, penekanan psikologis dan
fisik secara detail, gambaran umum, menyisipkan simbol, pergeseran
sudut pandang, simultanitas dan pengulangan motif. Dengan hal ini,
Griffith memanfaatkan editing untuk menghubungkan satu tema ke
tema yang lainnya, satu cerita ke cerita yang lainnya.

e. Lev Kulehov
Lev Kulehov melakukan eksperimen dengan menyambung CloseUp
aktor pria. Shot Aktor pria dengan wajah tanpa ekspresi disambung
dengan tiga shot yang berbeda, shot tersebut adalah peti mati, sup
panas, wanita. Penyambungan shot pria terhadap ketiga shot itu
menghasilkan dampak yang berbeda.

Ketika disambung dengan shot sup panas penonton menganggap


pemain tersebut lapar, ketika disambung dengan peti mati penonton
menganggap aktor tersebut sedih. Sedangkan ketika disambung
dengan shot wanita penonton menganggap aktor tersebut
bergembira. Setelah melihat apa yang dilakukan Kuleshov, dengan
melakukan penataan shot yang berbeda, menghasilkan hasil yang
berbeda di benak penontonnya, hasil eksperimen ini terkenal dengan
nama Kuleshov Effect.

f. V.I Pudovkin
Di sisi lain, V.I Pudovkin yang hidup pada era aliran seni
Constructivism berkembang, di mana apa yang akan dilihat dan
dirasakan oleh penonton haruslah dapat dibangun. Sebuah film
seharusnya dapat melibatkan emosi penontonnya Penonton tidak
hanya sekedar mendapatkan informasi, namun juga merasakan
aspek emosi yang telah dibangun. Adegan-adegan dalam film
sesungguhnya dapat dibangun untuk memberi penekanannya pada
aspek dramatiknya.

Pudovkin melakukan eksperimen dengan menyambung shot orang


tertawa, pistol yang ditodongkan dan diakhiri oleh shot orang

85
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
ketakutan, makna yang tertangkap dari susunan shot ini adalah orang
tersebut ketakutan.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas pengertian dan sejarah editing dalam bentuk diagram
mind map !

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing 5 siswa. Lakukan kegiatan


outdoor dengan mengunjungi jalan, pasar, pusat kota, atau tempat lain yang
berisikan orang-orang yang melakukan kegiatan. Selanjutnya, buatlah
beberapa foto dengan variasi shot size-nya.

Langkah selanjutnya, susunlah foto-foto tersebut secara berurutan, namun


dengan variasi urutan foto yang berbeda.

Jika sudah membuat variasi urutan foto, cobalah tunjukkan ke teman kalian,
dan tanyakan kesannya terhadap urutan foto tersebut. Buatlah resume singkat
mengenai perbedaan persepsi masing-masing teman kalian terhadap urutan
foto yang berbeda tadi.

2. Definisi

Gambar 9.7. Shot, scene, sequence


Sumber: dokumen pribadi

a. Shot
Merupakan bagian paling dasar dari sebuah film. Shot dalam film
baru bermakna setelah digabungkan dengan shot lainnya dan
86
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
disusun menjadi sequence. Secara fisik, editing hanyalah
mengabungkan satu shot dengan lainnya. Shot digabung menjadi
Scene. Pada dasamya, editing menghilangkan ruang dan waktu yang
tidak penting serta, menghubungkan shot satu dengan shot lainnya,
satu adegan dengan lainnya dan seterusnya.

Definisi shot pada saat shooting (Produksi) adalah gambar yang


diambil dengan kamera dari camera on hingga camera off.
Sedangkan definisi shot pada saat editing (Pasca Produksi) adalah
sebuah gambar yang panjangnya dari cut in hingga cut out yang
memiliki kesesuaian dengan ide, konsep cerita ataupun
skenarionya.
b. Scene
Kita mengenal scene dengan istilah yang lain yaitu peristiwa atau
kejadian atau adegan, di mana pengertiannya adalah kumpulan
shot-shot yang peristiwa di dalamnya terjadi pada satu ruang dan
satu waktu.
c. Sequence
Sequence bisa dianalogikan seperti dalam teater, yaitu babak.
Sequence adalah susunan urutan dari berbagai peristiwa yang
terjadi di dalam film. Berbagai shot yang saling berhubungan dan
berurutan, yang dikembangkan dengan menempatkan subyek di
dalamnya
d. Transisi
Transisi dalam editing sering kali dipahami juga sebagai metode
penyambungan dalam editing, yang bisa berupa cut ataupun
menggunakan transisi efek (Dissolve, wipe, fade).
1) Cut
Cut tidak dapat serta merta diartikan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi ‘potongan’, cut sering kali dibiarkan disebut cut karena
ini mengacu pada sebuah tekhnik pemotongan. Didalam cut,
perpindahan antar shot tidak terlihat oleh penonton.
Biasanya digunakan untuk :
a) Kesinambungan aksi
b) Kebutuhan akan pergantian emosi, reaksi adegan

87
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
c) Pergantian lokasi, memberikan informasi.
Ada dua tipe cut yang kerap menjadi pegangan seorang editor,
diantaranya
a) Match Cut
Match Cut merupakan penyambungan dua buah shot yang
berisi dua aksi yang sama (identical point),
b) Cut Away.
Cut away merupakan penyambungan dua buah shot, dimana
shot kedua memperlihatkan informasi yang bukan bagian dari
shot pertama / sebelumnya.
Match Cut berfungsi sebagai cover dari shot sebelumnya,
sedangkan cut away berfungsi sebagai insert ataupun reaksi
dari suatu aksi (misalnya sebuah adegan dialog).
2) Dissolve
Dissolve adalah perpindahan gradasi antar shot dengan
overlapping gambar dan terlihat oleh penonton. Biasanya
digunakan untuk :
a) Pergantian waktu
b) Menurunkan atau menaikkan tempo adegan maupun cerita
c) Pergantian lokasi
d) Hubungan gambar yang kuat antara gambar yang masuk dan
keluar frame.
3) Wipe
Wipe adalah perpindahan antar shot dengan menyapu gambar
dan terlihat oleh penonton. Biasanya digunakan untuk :
a) Pergantian waktu
b) Pergantian lokasi
c) Tidak ada hubungan gambar yang kuat antara gambar yang
datang dan keluar
d) Untuk film-film yang menggunakan grafis visual dalam
transisinya.
4) Fade
Fade adalah perpindahan melalui perubahan gradasi dari gambar
yang gelap menjadi gambar yang solid. Perpindahan ini jelas
sekali terlihat oleh penonton.
88
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Fade in biasanya digunakan untuk :
a) Memulai sebuah film atau program
b) Memulai sebuah adegan
c) Pergantian waktu
d) Pergantian lokasi
Fade out biasanya digunakan untuk :
a) Mengakhiri sebuah film atau program
b) Mengakhiri sebuah adegan
c) Pergantian waktu
d) Pergantian lokasi

AKTIVITAS MANDIRI

Buatlah ringkasan mengenai definisi shot, scene, dan sequence.!

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Pilihlah film


untuk ditonton kelompok kalian. Kemudian buatlah hasil observasi yang berisi
contoh dari : matched cut, cut away, dan transisi. Jangan lupa menuliskan
identitas dari film yang kalian tonton, serta siapa editornya.

3. Konsep Editing
Roy Thompson dalam bukunya Grammar of Edit (2009), mengajarkan
tentang 6 (enam) elemen editing yang dapat membantu editor
membentuk dramatik dalam film, diantaranya adalah:
a. Motivasi
Sebuah shot harus memiliki motivasi yang akan memberi alasan editor
untuk memotong dan menyambungkan ke shot berikutnya. Misalnya :
gelas jatuh dari meja, bisa dimotivasikan sebagai kehancuran atau
keteledoran/ perceraian atau tersenggol anak kecil. Tetapi juga bisa

89
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
mempunyai motivasi sebagai keindahan gelas yang akan jatuh menuju
lantai.
b. Informasi
Sebuah shot harus menggambarkan informasi yang ingin disampaikan
kepada penonton. Misalnya seorang musisi sedang memainkan solo
gitar, maka informasi yang akan disajikan adalah pangung konser, posisi
pemain gitar, wajah pemain, petikan tangan, gitar dan sambutan
penonton. Shot-shot ini akan menyampaikan informasi kepada pemirsa
tinggal bagaimana kreativitas dalam pengambilan angle kamera.
c. Composition
Perhatikan komposisi gambar agar gambar dapat “berbicara dengan
sendirinya”.
Ada empat bagian yang perlu diperhatikan :
1) Framing ( pembingkaian gambar )
2) Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
3) Subject or object ( subjek atau objek gambar )
4) Colour ( warna )
Keempat bagian ini akan menyatu dalam komposisi shot yang akan
dibangun.
d. Sound
Faktor suara sangat mempengaruhi makna gambar. Misalnya sebuah
shot jalan raya mungkin tidak dapat memberikan gambaran cukup.
Namun jalan padat, macet, polusi, bising dapat dipertegas dengan suara
klakson mobil, sempritan polisi, atau deru mesin mobil. Shot sangat
dipengaruhi dan mempengaruhi kebutuhan suara baik dalam bentuk
sound efect, live sound record, foley sampai ke pembuatan musik ilustrasi
pendukung suasana.
e. Camera Angle
Sudut pengambilan gambar akan memberikan kekuatan sebuah shot.
Sudut pandang ini akan menempatkan arah pandangan mata penonton
sehingga apabila arah ini salah maka penonton akan mempunyai
pandangan yang salah dari sebuah shot. Jika ini terjadi maka seluruh
elemen yang ada menjadi tidak berlaku lagi. Walaupun warna, suara dan
objek indah tetapi jika camera angle salah, arah pandang shot menjadi
gagal.
90
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
f. Continuity
Bisa disebut sebagai kontinuitas dari sambungan shot-shot yang dapat
melengkapi isi cerita maupun karya visual. Potongan gambar harus
disiapkan sesuai dengan kontinuitas yang diinginkan. Ada lima faktor
kontinuitas yang harus diperhatikan pada saat shooting yaitu :
1) Content continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan gambar pada isi cerita yang
terangkum dalam sambungan berbagai shot. Content continuity bisa
berbentuk benda (tata artistk, properti), sinar cahaya (tata cahaya),
wardrobe dan make-up.
2) Movement continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan gambar pada gerakan yang
direkayasa ataupun yang terjadi dengan sendirinya (natural). Gerakan
dalam adegan diperankan oleh pemain dan figuran, sedangkan
natural merupakan gerakan yang terjadi karena faktor alam.
3) Position continuity
Adalah kontinuitas/ kesinambungan gambar untuk blocking pemain,
posisi property (tata artistik) dan berbagai posisi lainnya yang
disesuaikan dengan komposisi gambar dalam berbagai sudut arah
kamera.
4) Sound continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan suara dalam gambar baik
yang bersifat direct sound (suara yang langsung direkam pada saat
shooting) maupun indirect sound (sound effect dan ilustrasi musik)
5) Dialoque continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan dialog yang terwujud dalam
percakapan para pemeran sesuai dengan tuntutan cerita dan logika
visual.

AKTIVITAS MANDIRI
Jelaskan secara ringkas mengenai 6 elemen dari editing, ringkaslah resume kalian
dalam bentuk diagram!

91
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang. Buatlah contoh


sederhana untuk menerapkan continuity shot. Kalian bisa menggunakan
handphone kalian untuk membuat konten ini. Buatlah minimal sampel dari 3 (tiga)
faktor continuity, dengan durasi maksimal 30 detik.

4. Sistem dan Prosedur Editing

Gambar 9.8. Stenbeck flatbed film editor


Sumber: https://qrgo.page.link/2yDJ2

Gambar diatas adalah Steenbeck, yang merupakan nama merek yang telah
menjadi identik dengan jenis peralatan pengeditan film flatbed yang dapat
digunakan dengan suara optik 16 mm dan 35 mm serta film suara magnetik.
Alat tersebut tidak lagi familiar saat ini, seiring perkembangan teknologi
yang memanjakan proses editing.

Editing tak hanya berkaitan dengan estetika, namun ia akan bersentuhan


dengan hal teknis yang dengan kecanggihan teknologi ia bisa dimudahkan.

92
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
a. Sistem Editing
Tahapan editing tidak sepenuhnya sama antara editing yang satu
dengan editing lainnya tergantung dari jenis konten program/ film
serta alat editing yang digunakan. Dibagi berdasarkan alat yang
digunakan, ada dua jenis sistim editing yakni Linear Editing dan Non
Linear Editing.
1) Editing Linear

Gambar 9.9. Control Room televisi


Sumber: https://qrgo.page.link/JyKqH

Sistim linear editing akan berkaitan pada penggunaan pola Deck to


Deck atau VTR to VTR Editing. Salah satu Deck/VTR berfungsi sebagai
sumber gambar dan suara sedangkan Deck/VTR lainnya berfungsi
sebagai media perekam.

Setidaknya ada 3 jenis editing linear: On Cam editing, A/Roll, dan A/B
Roll. On Cam editing dilakukan “tanpa” menggunakan peralatan
editing. Editing ini menggunakan kamera sebagai alat editing itu
sendiri. Setelah melakukan pengambilan gambar, cameraman memilah
dan memilih gambar yang benar-benar diperlukan dan membuang
gambar yang tidak diperlukan.

93
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A Roll merupakan editing linear dengan menggunakan satu deck player
dan satu deck recorder. Satu deck berfungsi untuk playback materi
yang akan diedit, satu deck lainnya untuk merekam hasil edit. Editing A
Roll biasanya digunakan untuk editing berita.

A/B Roll, beda halnya dengan A Roll, pada alat editing A/B Roll terdapat
dua deck yang berfungsi sebagai player serta satu deck berfungsi
sebagai recorder. Jadi pada A/B Roll bisa ada dua materi shooting yang
dikontrol untuk digabungkan ke dalam satu materi editing.

Gambar 9.10. Sistem Editing


Sumber: https://qrgo.page.link/P3Byc

2) Editing Non Linear


Pada jenis editing non linear, editing dilakukan tidak secara urut.
Editor bisa melakukan penyuntingan gambar dari mana saja.
Penyuntingan gambar tidak selalu mesti dilakukan dari awal. Jika
misalnya, melakukan penyuntingan gambar untuk program
televisi materi editing yang lengkap baru ada di segmen dua, maka
94
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
editor bisa melakukan penyuntingan gambar segmen dua
tersebut. Hal ini tidak bisa atau sulit jika dilakukan menggunakan
editing linear. Banyak software editing non linear. Yang populer di
antarnya Adobe Premiere, Canopus Edius, Avid, dan Final Cut Pro.
Kedua terakhir yang di sebutkan merupakan non linear editing
paling banyak digunakan oleh industri baik televisi maupun di
rumah produksi.

Gambar 9.11. Antar muka VSDC, software editing


Sumber: https://qrgo.page.link/6N1Qz

Kelebihan lain dari editing non linear adalah proses trimming yang
memungkinkan editor melakukan koreksi in point dan out point
pada setiap potongan serta sambungan gambar. Dengan demikian
akurasi penyambungan gambar akan sesuai dengan keinginan si
editor. Spesial efek baik efek transisi maupun efek dalam video di
editing non linear jauh lebih variatif, beberapa non linear editing
memungkinkan mendapat digital video effect lebih banyak lagi dari
software tambahan atau plug ins. Digital video effect pada non
linear editing memiliki fasilitas bagi editor untuk melakukan
pengaturan warna yang diinginkan.

Demikian halnya dengan material audio, dengan non linear editing,


editor akan memiliki keluasan akses untuk melakukan editing
audio hingga tingkat paling kecil dari sinyal audio. Spesial efek baik
transisi maupun efek audio di editing non linear jauh lebih variatif.
95
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.12. Antar muka software editing audio
Sumber: https://qrgo.page.link/qTyWW

b. Prosedur Editing
Tahapan awal editing dilakukan dengan menganalisa materi editing.
Materi editing diidentifikasi berdasarkan skenario, tahap ini diperlukan
untuk administrasi materi hasil syuting. Materi editing adalah data
audio visual yang dihasilkan dari produksi dan sumber lainnya, yang
telah dikonversi untuk kebutuhan editing. Laporan syuting
diidentifikasi berdasarkan laporan shooting harian, berupa catatan
hasil syuting yang memuat informasi tentang adegan di dalam shot.

Gambar 9.13. Contoh Script Report


Sumber: Kemdikbud (2018)
96
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.14. Diagram teknis pasca produksi editing
Sumber: Kemdikbud (2018)

Tahapan editing dilakukan melalui proses:


1) Acquisition
Merupakan tahapan untuk mendapatkan seluruh elemen gambar
dan suara. Semua footage yang diambil oleh tim produksi baik
gambar dan elemen suara, video analog, tape digital, atau file
digital, harus dikumpulkan bersama-sama selama proses editing
pasca produksi.
2) Organization
Mengatur, mengelompokan, semua bahan ke dalam kategori
sehingga mudah diurutkan.
3) Review & Selection
Menonton dan mendengarkan semua bahan dan dicatat atau
menandai unsur-unsur terbaik dari proyek tersebut.
4) Assembly
Mengedit bersama-sama bahan terbaik yang telah dipilih menjadi
kerangka dari seluruh cerita.
5) Rough Cut
Memadatkan assembly edit sampai urutan cerita menjadi jelas.
Bagian yang berlebihan telah diperpendek dan cerita sudah dalam
bentuk yang baik.
6) Fine Cut
97
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Irama cerita sudah dipadatkan, tidak ada gangguan dalam gambar
atau suara. Sambungan shot sudah dibuat sebagai versi terakhir.
7) Picture Lock
Semua elemen gambar disatukan secara padat dan tidak ada
perubahan lebih lanjut yang akan dilakukan. Semua proses
pekerjaan suara sudah mungkin mulai.
8) Finishing
Gambar dengan resolusi tinggi telah diterima untuk dilakukan
koreksi warna dan pewarnaan gambar. Suara sudah dalam posisi
final mixing dan telah dicampur dengan gambar.
9) Mastering & Delivery
Produk audio visual sudah final. Produk ini didistribusikan kepada
penontonnya melalui film, tape, DVD, atau file.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas perbedaan editing linear dan non linear!

AKTIVITAS KELOMPOK

Editor seringkali disebut sebagai sutradara kedua. Seorang editor memiliki potensi
untuk menentukan bentuk visual serta efek penceritaan kepada penonton.
Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Buatlah resume
dari materi yang kalian pelajari mengenai editing. Susunlah ringkasan dan analisa
mengenai betapa pentingnya proses editing dalam membuat karya audio visual.

C. RANGKUMAN

1. Editing untuk film adalah proses mengatur, meninjau, memilih, dan


merakit gambar dan suara "rekaman" yang diambil selama produksi.
Menyunting, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti

98
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-
motong dan memasang kembali.
2. Shot
Merupakan bagian paling dasar dari sebuah film. Definisi shot pada
saat shooting (Produksi) adalah gambar yang diambil dengan kamera
dari camera on hingga camera off. Sedangkan definisi shot pada saat
editing (Pasca Produksi) adalah sebuah gambar yang panjangnya dari
cut in hingga cut out yang memiliki kesesuaian dengan ide, konsep
cerita ataupun skenarionya.
3. Scene
Adalah kumpulan shot-shot yang peristiwa di dalamnya terjadi pada
satu ruang dan satu waktu.
4. Sequence
Sequence adalah susunan urutan dari berbagai peristiwa yang terjadi
di dalam film.
5. Transisi
Transisi dalam editing adalah metode penyambungan yang dilakukan
dalam editing bisa berupa cut ataupun menggunakan transisi efek
(Dissolve, wipe, fade).
6. 6 (enam) elemen editing yang dapat membantu editor membentuk
dramatik dalam film, diantaranya adalah:
a. Motivasi
b. Informasi
c. Composition
1) Framing ( pembingkaian gambar )
2) Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
3) Subject or object ( subjek atau objek gambar )
4) Colour ( warna )
d. sound
e. Camera angle
f. Continuity
1) Content continuity
2) Movement continuity
3) Position continuity
4) Sound continuity
99
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
5) Dialoque continuity
7. Framing ( pembingkaian gambar )
a. Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
b. Subject or object ( subjek atau objek gambar )
c. Colour ( warna )
8. Sistem Editing
a. Editing Linear
Setidaknya ada 3 jenis editing linear: On Cam editing, A/Roll, dan
A/B Roll.
b. Editing Non Linear
Pada jenis editing non linear, editing dilakukan tidak secara urut
9. Materi editing adalah data audio visual yang dihasilkan dari produksi
dan sumber lainnya, yang telah dikonversi untuk kebutuhan editing.
Laporan syuting diidentifikasi berdasarkan laporan shooting harian,
berupa catatan hasil syuting yang memuat informasi tentang adegan
di dalam shot.
10. Tahapan editing dilakukan melalui proses:
a. Acquisition
b. Organization
c. Review & Selection
d. Assembly
e. Rough Cut
f. Fine Cut
g. Picture Lock
h. Finishing
i. Mastering & Delivery

D. REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari semua materi pada bab ini, saatnya kalian
merefleksikan hasil belajar kalian dengan mencentang pada kolom
pemahaman. Kalian bisa mencentang pada kolom “ya”, jika kalian sudah
memahami materi yang kalian pelajari dan mencentang belum untuk materi
yang belum kalian pahami, sehingga perlu mengulangnya kembali.

100
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Materi yang telah saya pelajari Pemahaman Saya
Ya Belum
Pengertian dan sejarah editing
Definisi
Konsep Editing
Prosedur kerja Editing

Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?

Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah


kalian lakukan! Berikan alasannya!

Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang


sudah kalian lakukan! Berikan alasannya!

E. ASESMEN

Asesmen yang dilakukan untuk pembelajaran pada bab 8 ini adalah


Asesmen Non Tes dan Tes.
Asesmen Non Tes
a. Portofolio
Portofolio kalian berupa berupa laporan hasil diskusi kelompok,
laporan hasil observasi industri yang telah kalian lakukan.

101
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
b. Proyek Sederhana
Proyek sederhana ini merupakan langkah awal kalian untuk
membangun motivasi menguatkan mimpi dan harapan dalam bidang
broadcasting dan perfilman.

Asesmen Tes
Asesmen tes berupa soal uraian dengan pertanyaan terbuka untuk
mengukur sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !


1. Menurut pendapat kalian, mengapa proses editing berperan sangat
besar dalam produksi konten radio, televisi, dan produksi film?
2. Jelaskan secara ringkas pengertian editing!
3. Sebutkan tokoh yang berperan dalam sejarah editing!
4. Buatlah analogi yang bisa menjelaskan pengertian dari definisi shot,
scene, dan sequence?
5. Jelaskan 6 (enam) elemen editing menurut Roy Thomson!
6. Sebutkan dengan runtut tahapan editing!
7. Apa yang membedakan editing linear dan editing non linear?
8. Dari sudut pandang produksi, editing dalam sistem apa yang tepat
untuk produksi siaran secara live?
9. Jelaskan bagaimana seorang editor bisa berperan sebagai sutradara
kedua?

F. PENGAYAAN
Editing merupakan salah satu kegiatan dalam tahapan produksi. Siaran
radio, televisi, maupun produksi film membutuhkan alokasi waktu yang
khusus untuk editing. Materi mengenai editing, juga visual effect, baik
dalam industri produksi siaran radio, televisi, maupun produksi film sangat
beragam. Pekerjaan dibidang editing membutuhkan kepekaan baik teknis
maupun estetis. Banyak materi tambahan yang bisa kalian pelajari untuk
memperluas cakrawala keilmuan kalian di bidang editing. Kalian bisa

102
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
mengakses link yang tersedia, atau juga bisa memindai QR Code yang ada.
Selamat belajar.

https://qrgo.page.link/Es4qY https://qrgo.page.link/i1iuF

103
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2

Anda mungkin juga menyukai