Atas restu dari Mak Base, Zainuddin pun Zainuddin : (menyodorkan uang) “Saya bisa
berangkat ke Minangkabau, Tak pernah membantu Mande dan saya berusaha untuk
terlintas dipikirannya bagaimana dia akan tidak merepotkan Mande.
menghapi kehidupan disana, dan akan terjadi
apa ketika disana. Dia hanya memikirkan Mande Jamilah : (Menerima uang dengan
kesenangan yang akan ia dapat di negeri itu. senang) “Baiklah, Mande akan siapkan
Padahal berjuta kesedihan menanti dirinya kamar untukmu.”
disana. 3. Scene 3
2. Scene 2
Hayati : Kenapa datuk minta dia pergi ? Mande Jamilah : “Zainuddin, segera
tinggalkan Batipuh.”
Datuk : Terlalu banyak fitnah orang tentang
kamu berdua. Zainuddin : “Ada apa gerangan, Mande?”
Hayati : Namun hubungan kami suci, ia tak Mande Jamilah : “Nama kau menjadi bahan
melanggar sopan santun. omongan di dusun ini. mande dengar, ada
beberapa anak muda yang bermaksud jahat
Datuk : Ati ..! jangan kamu bandingkan kepadamu. Pergilah ke Padang Panjang
keadaan kampung ini dengan buku-buku yang dengan segera. Disana, Mande punya cucu
kau baca. Cinta hanyalah hayalan dan bernama Mila. Di dekat rumahnya ada guru
dongengan dalam buku-buku, kamu ini agama. Belajarlah dengan tenang disana,
kebanggaan keluarga, Zainuddin bukan suku Zainuddin.”
minang ! buat malu saja, cemar nama baik.
Memperkecilkan para ketua mengganggu Zainuddin : (terpaku) “Apakah kehadiranku
orang kampung runtuhkan rumah tangga dan disini mendatangkan bahaya?”
mencemarkan kampung halaman. Kamu Mande Jamilah : “Ya, Zainuddin. Kau tahu
tahukah ? Gunung merapi masih tegak mengapa? Karena kau sering bercakap
berdiri, adat mesti berdiri kuat, tak lapuk dengan Hayati. Tetua adat sangat marah
dekhujan, tak lekang dekpanas. mendengar kau dekat dengan Hayati. Karena
kau bukanlah orang asli disini.Mereka akan
Hayati : Zainuddin hendak menuruti jalan melakukan apa saja untuk memisahkanmu
yang lurus, dia mau melamar saya. dengan Hayati.”
Zainuddin : “Tapi, cintaku kepadanya suci, Zainuddin : “Hayati, sama ada saya putus
Mande. Tidak sekalipun aku melanggar sopan asa atau memiliki harapan dalam hidup yang
santun.Aku yakin Hayati adalah wanita yang belum tentu arah tujuannya ini, ia tidak
Allah titipkan untuk saya.” bergantung pada diri saya bukan juga
bergantung pada orang lain, ia bergantung
Mande Jamilah : “Zainuddin, Mande mohon, pada awak hayati, awak saja yang boleh
pergilah. Kalau kau tak segera pergi, mereka jadikan saya orang yang gagah berani, malah
terus mengejarmu dan kau akan terusir.” awak juga yang boleh membuat saya sensara
selamanya, awak boleh putuskan harapan
saya, awak juga boleh membunuh saya.
Hayati : Zainuddin, hati saya dipenuhi cinta
untuk awak, semoga tuhan mendengar bahwa
awak zainuddin yang akan menjadi suami
Zainuddin berpikir sejenak. Tentu saja saya nanti, jika tidak didunia ini awaklah
meninggalkan Batipuh adalah hal yang berat, suami saya di akhirat, saya tak akan khianati
terutama ia harus meninggalkan Hayati. janji saya, tidak akan berbohong dihadapan
Namun demi kebaikan bersama, Zainuddin tuhan, juga disaksikan roh nenek moyang
mengalah dan dengan hati yang berat ia saya.
meninggalkan Batipuh.
Zainuddin : Berat sungguh sumpah awak
7. Scene 7 hayati,
Hayati : Tidak berat karena itulah
hakikatnya, sama ada awak merantau atau
jauh atau dekat, sama ada awak akan balik
dalam masa setahun, dua tahun, atau sepuluh
tahun atau sudah musnah kampung batipuh
Zainuddin berangkat ke Padang ini sebelum awak pulang, saya akan tetap
Panjang. Sebelum berangkat, Hayati dengan menunggu awak, carilah kebahagiaan kita
wajah pucat pasi datang menghampiri kemana saja awak pergi, saya akan tetap jadi
Zainuddin. milik awak, sekiranya kita bertemu nanti saya
akan tetap bersih dan suci untukmu
Hayati : “Zainuddin!” kekasihku, untukmu.
Zainuddin : “Hayati? Bagaimana kau tahu Zainuddin : Baiklah hayati, saya akan pergi
aku disini?” dengan penuh harapan, harapan sebelum
awak muncul disini, sudah hampir hilang.
Hayati : “ Ini adalah tempat dimana kau
Hayati, kirimlah surat kepada saya, jika tiada
menulis.” (terdiam)
halang surat itu akan saya balas..
Hayati : “ Engku Zainuddin, mungkin saya
Hayati : Saya akan kirim sekerab mungkin,
tak patut panggil awak begitu, Zainuddin,
akan saya luahkan segala perasaan dihati
saya dengar pagi ini awak akan tinggalkan
saya seperti selama ini awak katakan melalui
batipuh, walaupun awak pergi jiwa awak
surat, kita lebih bebas meluahkan perasaan.
akan senantiasa dekat dengan jiwa saya.
Zainuddin jangan sekali-kali bersedih, jangan Zainuddin : Hayati, kita tak tahu bila lagi kita
putus asa, cinta bukan melemahkan hati akan bertemu semula, berila saya satu tanda
bukan membawa tangis bukan membuat kita mata, azimat dalam hidup saya, saya akan
putus asa, sebaliknya ia menguatkan hati wasiatkan agar ia diletakkan dalam kafan
menghidupkan harapan, pergilah zainuddin, saya nanti. Tolonglah walaupun ia tidak
semoga tuhan memberi perlindungan kepada
kita berdua
berhaga bagi awak, bagi saya ia sangat Khodijah : “Kenalkan, ini abangku, namanya
mahal. Aziz. Abang, ini Hayati, gadis yang sering
aku ceritakan.”
Aziz : (Terpana, diam beberapa saat) “Aku
tak percaya bahwa Hayati yang kau ceritakan
bukan hanya sekadar cantik, melainkan
memikat hatiku. Senang bertemu denganmu,
Hayati”
Hayati : (melepas selendang) “Simpan ini Hayati : (menunduk) “Salam kenal, Bang
sebagai azimatmu. Jiwa dan hati saya da Aziz.”
bersamanya. Semoga kau sukses di Padang
Khodijah : “Mari masuk kedalam, aku sudah
Panjang. Akan aku usahakan untuk berkirim
menyiapkan masakan untukmu, kau pasti
surat kepadamu. Selamat tinggal,
lelah.”
Zainuddin.”
9. Scene 9
Lalu, Hayati perlahan pergi. Diam-
diam, Zainuddin tersenyum sambil memegang Zainuddin cemas karena memikirkan
erat selendang milik Hayati. penampilannya untuk bertemu dengan Hayati.
Ia tidak dapat meneruskan tulisannya hanya
8. Scene 8
karena hal itu.
Waktu perlahan berlalu dan Zainuddin
Muluk : “Hei Zainuddin, macam setrikaan
kini tinggal di Padang Panjang.Kehidupan di
saja kau mondar mandir! Ada apakah
Padang Panjang sedikit lebih modern daripada
gerangan?”
saat di Batipun. Zainuddin sering pergi
mengaji, belajar agama, dan menulis cerita. Zainuddin : “Kau tahu kan, aku akan bertemu
Tidak lupa ia berkirim surat dengan Hayati. dengan kekasihku, Hayati. Aku khawatir ia
Hingga pada suatu hari, Hayati mengabarkan kecewa dnegan penampilanku yang jelek
bahwa ia akan ke Padang Panjang untuk seperti ini.”
menemui temannya, Khodijah. Dengan
begitu, mereka dapat bertemu dan melepas Muluk : “Serahkan saja urusan itu kepadaku!
rindu. Mudah sekali aku akan merubah
penampilanmu. Kau ingin penampilan yang
Inilah Hayati, telah tiba di depan macam mana?.”
rumah Khodijah. Perjalanan yang melelahkan
terbayar karena ia akan segera bertemu 10. Scene 10
Zainuddin, kekasihnya.
Matahari bersinar cerah, pertanda hari
Hayati : “Assalamu’alaikum, Khodijah! Ini baik. Dengan semangat Zainuddin melangkah
aku, Hayati!” menuju tempat yang Hayati janjikan untuk
bertemu.Namun, senyum yang tadinya
Khodijah : (berlari dan memeluk Hayati) menghias di wajah Zainuddin seketika lenyap
“Waalaikumsalam. Onde mande! Lihatlah saat melihat Hayati datang dengan seorang
kawanku ini telah datang!” (munculah Aziz laki-laki.
dan menghampiri Hayati dan Khodijah)
Zainuddin : “Hayati!”
Khodijah : “Bagaimana kabarmu, Hayati?
Aku rindu sekali padamu.” Hayati : (berlari kearah Zainuddin)
“Zainuddin!”
Hayati : “Alhamdulillah baik, Khodijah.”
Zainuddin : “Aku rindu sekali denganmu. Hayati : (dubbing) “Assalamu’alaikum
Rindukah kau padaku?” Wrb.Wb. Untuk Zainuddin, kekasihku. Aku
yakin kau tidak bisa memaafkanku karena
Hayati : “Tak perlulah kau bertanya, kita tak jadi bertemu.Tapi, biarlah Tuhan
jawabannya pasti ya, aku merindukanmu.” yang tahu isi hatiku yang sebenarnya dan
seberapa menyesalnya diriku. Surat ini bisa
Aziz : (berdehem) “Ah, hari ini nampaknya
saja yang terakhir bagi kita.Aziz, pemuda
cerah.”
yang kemarin bersamaku datang ke Batipuh
Zainuddin : “Siapakah dirimu?” untuk meminangku.Dengan senang hati Tetua
Adat merestuinya. Mengapa? Karena Aziz
Aziz : “Siapa aku? Aku adalah Aziz. Pemuda tetua adat sangat menyukai Aziz.Lalu, apakah
kaya raya yang terpandang di Padang aku cinta dengan Aziz?Biarlah waktu yang
Panjang. Lalu, siapakah dirimu?” menumbukannya. Aku sangat ingin kau yang
menjadi suamiku, Zainuddin. Tapi, ternyata
Zainuddin : “Aku adalah Zainuddin, kekasih Allah berkehendak lain. Maafkan aku,
Hayati.” Zainuddin.Wassalamualaikum.”
Aziz : (menoleh ke Hayati) “Benarkah apa Lalu, Zainuddin merobek surat itu dan
yang dia cakap, Hayati?” menangis. Ia tidak percaya bahwa Hayati
Hayati : (malu-malu tersenyum) “Benar, dengan mudah menghianati cintanya dan
Engku Aziz.” memilih laki-laki lain.
Hayati tidak bisa berkata apa-apa. Ia Mas Jarwo : (marah) “Kantor opo? Suamimu
bersembunyi di balik Aziz sambil emnunduk. iki udah seminggu ndak ngantor! Dia
Sementara itu, Zainuddin tidak melirik dipecat!”
Hayati.Ia sibuk menyalami yang lain.
Hayati : “Bang Aziz…..”
Sebenarnya, Hayati sangat ingin berbicara
dengan Zainuddin. Namun, sepertinya Mas Jarwo : “Kabeh, sita itu barang-barang!
Zainuddin sangat sibuk.Rasanya, dunia telah Kabeh!”
jungkir balik.
Lalu Mas Jarwo dan anak buahnya
16. Scene 16 menerobos masuk dan menyita barang-barang
milik Hayati dan Aziz.Aziz bukannya
Rumah tangga Hayati dan Aziz
melawan malah menunduk pasrah. Sementara
semakin lama kian memburuk. Mereka sering
itu, Hayati menangis karena sangat terpukul.
bertengkar hanya karena masalah
sepele.Tidak hanya itu, entah mengapa 17. Scene 17
keuangan mereka juga terpuruk.
Barang-barang Hayati dan Aziz telah
Hayati : (meletakkan makanan) “Silakan habis disita.Kecuali beberapa pakaian
dimakan Bang Aziz.” mereka.Mereka telah jatuh miskin. Setelah
itu, Aziz nekat untuk meminta bantuan
Aziz : (menatap makanan dengan jijik) “Aku
kepada Zainuddin. Maka, Hayati dan Aziz
tidak mau makan makanan kampung seperti
datang ke rumah Zainuddin. Dengan baik hati
ini!”
Zainuddin mau membantu mereka.
Hayati : (menunduk) “Kita sudah tidak ada Rencananya Aziz akan merantau untuk
uang lagi. Abang tak pernah kasih aku uang mencari pekerjaan baru dan ia menitipkan
sejak kemarin.” Hayati di rumah Zainuddin.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang Aziz : “Begini saudara saya sudah banyak
sangat keras. Hayati dan Aziz segera meminta pertolongan kepada saudara. Dan
membukakan pintu. Ternyata, yang datang saya ingin meminta pertolongan itu satu
adalah Mas Jarwo, seorang laki-laki Jawa lagi.”
dengan raut wajah yang galak.
Zainudin : “apa yang bisa saya bantu ?”
Aziz : “Saya hendak mencari pekerjaan Muluk : “Encik !marilah ikut saya ke ruangan
diluar Surabaya. Jadi saya hendak Zainuddin. Akan saya tunjukkan sesuatu.”
menitipkan istri saya di rumah saudara.”
Lalu Muluk menuntun Hayati ke
Zainudin : “Saya tak keberatan bila Hayati ruangan Zainuddin. Betapa terkejutnya ia
tinggal disini, tapi bagaimana kalau Hayati ketika mendapati foto Hayati terpampang di
pulang dulu ke Padang.” meja kerjanya. Hayati menangis dan tanpa
dijelaskan pun, ia sudah menemukan
Aziz : “Tidak bisa itu, tidak Malu !” jawabannya. Ya, Zainuddin sudah
memaafkannya, bahkan ia masih mencintai
Zainudin : “Bagaimana Hayati ?”
Hayati.
Hayati : “Saya hanya bisa menurut.”
Muluk : “Abang Zainuddin ini sejak kecil
Zainudin : “Baiklah, jika itu keputusan sudah hidup terpuruk. Namun setelah ia
kalian, satu pintaku untukmu Aziz, ubahlah bertemu dengan encik, ia menjadi semangat
haluan hidup.” menjalani hidup. Tapi sayangnya, encik lebih
memilih laki-laki lain yang lebih gagah,
Aziz : “Saya berjanji saudara.” mapan dan kaya.Setelah itu, kehidupannya
kembali terpuruk. Dankini ia telah berubah
18. Scene 18 namun hatinya tidak. Ia masih mencintai
Setelah kepergian Aziz dari rumahnya engku.”
terjadi kebiasaan yang baru, yaitu Zainudin Hayati : “Oh Muluk, Betapa jahatnya aku
menjadi lebih senang menghabiskan waktu di sebagai wanita.”
luar rumah, di rumah dia hanya makan dan
tidur saja. Hingga pada suatu malam Zainudin 19. Scene 19
tak kunjung pulang, Hayati menunggunya
dengan tak sabar karena sudah datang waktu Tak lama kemudian, datanglah kabar
makan, dan dia bertanya kepada Muluk. bahwa Aziz telah meninggal. Ia dinyatakan
Ternyata jawaban dari muluk itu sangat bunuh diri setelah memakan obat tidur yang
membuat hati Hayati menyesal dan sedih. berlebihan. Bersamaan dengan berita itu,
datang sebuah surat cerai dari Aziz dan
Hayati : “Mengapa Zainudin tak kunjung pernyataan bahwa Aziz mengembalikan
pulang ?” Hayati kepada Zainuddin. Rupanya sebelum
meninggal, Aziz menuliskan surat itu. Hayati
Muluk : “Barangkali tengah malam baru dia menangis sejadi-jadinya atas kedua kabar
kembali, sebab banyak urusannya diluar.” tersebut.Kondisi kesehatannya semakin
Hayati : “Mengapa sejak saya disini dia memburuk.Zainuddin memutuskan untuk
bagai orang yang ketakutan saja ? Adakah mengembalikan Hayati ke kampungnya.
kedatangan saya memberatkannya ?” Hayati : “Saya akan berkata terus terang
Muluk : “Bukan Encik, encik jangan salah kepadamu, saya akan memanggil namamu
terima padanya.” sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan,
Hayati : “Mengapa kamu larang saya Zainudin !saya akan sudi menanggungkan
mendekat ke kamar tulisnya.” segenap cobaan yang menimpa diriku itu,
asal engkau sudi memaafkan segenap
Muluk : “Ah encik, “ kesalahanku.”
Hayati : “Sudah terlalu lama saya makan hati Zainudin : “Maaf ? Kau meminta maaf
berulam jantung disini. Berilah saya Hayati ? Setelah segenap daun kehidupanku
kepastian, masih dendamkah dia kepada saya kau regas, segenap pucuk pengaharapanku
?Masih belum adakah pada engku Zainudin kau patahkan, kau meminta maaf ?”
maaf kepada saya.”
Hayati : “Mengapa engkau telah menjawab Muluk : Kenapa awak pegang saja, tak nak
sekejam itu padaku Zainudin ? Lekas masukkan ke dalam tas ?
sekalikah pupus daripada hatimu keadaan
kita ? Kasihanilah seorang perempuan yang Hayati : Supaya mudah untuk menatapnya
ditimpa celaka berganti-ganti ini.” bila saya mau. Biar zainuddin menemani saya
dalam perjalanan.
Zainudin : “Ya, demikianlah perempuan, dia
hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya, Muluk : Sebenarnya saya tak sampai hati
walaupun kecil, dan dia lupa kekejamannya membiarkan awak sendirian.
sendiri kepada orang lain walaupun
Hayati : Tak mengapa abang muluk, sampai
bagaimana besarnya. Lupakah kau ? Siapa
hati zainuddin menyuruh saya balik abang
diantara kita yang kejam, setelah aku diusir
muluk ?
kau berjanji padaku akan menunggu ku
hingga aku kembali, tapi kau menikah dengan Muluk : Kuatkan hati awak, jangan lupakan
dia ! Hampir saya mati karena mu, siapa tuhan Insya Allah kita pasti bisa, pasti kita
yang kejam ?siapa ? Sudah lah pulanglah kau dalam lindungannya.
ke tanah asalmu yang beradat itu ! Ongkosmu
biar aku yang bayar, biaya hidupmu biar aku Hayati : Insya Allah bang muluk.
yang tanggung.”
Muluk : Selamat jalan hayati.
Hayati : “Tidak !saya tidak akan pulang saya
akan tinggal disini denganmu.. Saya tak perlu Hayati : Bang muluk, tolong sampaikan surat
uang mu, saya hanya butuh berada didekatmu saya kepada zainuddin, beritahu dia, sampai
!” saat ketika kami berpisah saya sangat
mengingati dia.
Zainudin : “Tidak Hayati kau harus pulang
ke Padang ! Biarkanlah saya dalam keadaan Muluk : Baiklah hayati.
begini, Janganlah hendak ditumpang hidup Kapalpun berangkat, dan muluk
saya, orang tak tentu asal ! Negeri kembali untuk menjumpai zainuddin serta
Minangkabau Beradat. Besok ada kapal menyampaikan surat yang di berikan oleh
berlayar, kau bisa tumpangi kapal itu, ini hayati.
ambil untuk belanja buat pulang !”
Zainuddin : Abang muluk, saya mengaku,
Setelah itu, dengan angkuh Zainuddin hati saya berperang sendiri sejak saya
pergi meninggalkan Hayati yang kian melepaskan hayati pergi, saya menyesal
melemah. Maka keesokan harinya diantar melepaskan dia, cinta saya pada dia masih
Muluk, Hayati pergi ke pelabuhan untuk belum mati.
pulang ke Dusun Batipuh dengan menaiki
depan kapal Van Der Wick. Muluk : Saya tak faham sikap awak. Selama
ini awak meratap bersedih mengenangkan
Hayati : Bang muluk, jantung saya berdebar, hayati, sekarang bila tuhan beri awak
saya taksedap hati melihat kapal ini, kaki peluang pertemuan sah dengan hayati, awak
saya seperti terpaku ke bumi, kenapa saya hukum dia dengan hukuman yang membuat
abang muluk ? saya terasa seperti orang yang saya heran, karena ia keluar dari mulut
akan tenggelam di laut dan takkan timbullagi. lelaki baik macam awak. Jangan marah kalau
Muluk : Bertenang hayati, itu cuma perasaan saya cakap awak bertindak macam budak.
awak saja, mari hayati. Zainuddin : Ya abang, saya dah buat salah,
Hayati ; Jika zainuddin tanya pasal gambar saya pentingkan dendam daripada
ini, beritahu dia saya memintanya sebagai ktentraman cinta.
teman sepanjang hayat saya,
Muluk : ( menunjukkan surat ) Sebelum pergi, Saat zainuddin meminta izin kepada mak
beri surat ini. Katanya, sehingga sampai base, saat itu zainuddin sangat optimis serta
berpisah, dia masih mengingati awak. memiliki motivasi yang besar untuk berangkat
ke kampung halaman ayahnya di padang.
Setelah membaca surat yang
diberikan hayati, zainuddin tersadar dan Pada Scene 7
hendak menyusul hayati kembali.