Anda di halaman 1dari 15

Teknik Sinematografi Dalam Menggambarkan Pesan Optimisme Melalui Film

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck


( OLEH : Siti Rahma Harahap, MA )

A. Pendahuluan unsur suara dan gambar untuk menyampaikan


Perkembangan industri film di Indonesia pesan. Sebuah film akan membutuhkan
mengalami perkembangan yang sangat beberapa tahapan untuk menjadi sebuah karya
signifikan, hal tersebut membuat para sineas seni yang bisa dinikmati oleh masyarakat.
bekerja keras untuk bisa menghasilkan sebuah Pembuatan film tersebut melalui tiga tahapan.
karya yang bisa dinikmati dan diterima oleh Pertamatahapan pra produksi, tahapan pra
masyarakat. Film merupakan media produksi ini meliputi survei lokasi, reading
komunikasi yang sangan efektif untuk skenario, persiapan peralatan dan
menyampaikan pesan kepada penonton, hal perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses
ini dikarenakan film menggabungkan dua pembuatan film. Kedua tahapan produksi,
unsur tema sebuah cerita yang tahapan inilah yang akan sangat menentukan
mengungkapkan realitas sosial yang terjadi di bagaimana hasil karya sebuah film. Seorang
sekitar lingkungan tempat di mana film itu sutradara akan mengarahkan semua pihak
dibuat.1 Film merupakan sebuah hasil karya yang terlibat dalam proses pembuatan film
seni yang mempunyai makna tersendiri untuk melakukan tugasnya sesuai dengan
dibandingkan dengan media komunikasi keinginannya, camera person mengambil
lainnya. gambar sesuai arahan dari sutradara agar bisa
Dengan berbagai keunggulan yang mendapatkan gambar yang sesuai dengan
dimiliki dibandingkan dengan media pesan yang akan disampaikan, dan tata
komunikasi lainnya, menyebabkan film lighting sesuai keadaan yang ingin
mempunyai dampak signifikan dalam disampaikan, misalkan keadaan sebenarnya
kehidupan masyarakat. Film akan siang harus dibuat malam dalam sebuah
memberikan dampak positif kepada adegan. Ketiga pasca produksi, tahapan ini
masyarakat apabila film tersebut tidak kalah penting dengan tahapan produksi.
menyampaikan pesan-pesan yang bersifat Dalam tahapan ini seorang editor dituntut
membangun seperti film yang bertemakan untuk bisa menggabungkan beberapa gambar
pendidikan, perjuangan, sejarah, dan untuk bisa menjadi satu keasatuan yang
sejenisnya. mempunyai cerita. Tidak hanya itu, seorang
Salah satu film yang bertemakan editor harus bisa membuat ilustrasi musik
pendidikan, perjuangan, dan sejarah adalah bisa mendukung sebuah pesan bisa sampai
film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. kepada penonton.
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Film tidak akan bisa menjadi sebuah
adalah sebuah film yang menampilkan sebuah karya seni yang bagus tanpa memperhatikan
semangat dan perjuangan. Film tersebut teknik sinematografinya. Teknik
menceritakan tentang perjuangan seorang sinematografi merupakan sebuah cara dalam
pemuda untuk meraih masa depan yang dia pembuatan film yang meliputi angle gambar,
inginkan. Dengan berbagai hambatan dia moving gambar, komposisi gambar, dan tata
alami, di akhir cerita laki-laki tersebut lighting. Semua unsur yang terdapat dalam
berhasil mendapatkan kesuksesan seperti teknik sinematografi sangat dibutuhkan untuk
yang diinginkannya. membuat sebuah karya seni film. Disamping
Film adalah suatu karya seni itu, di dalam teknik sinematografi kita juga
pergerakan gambar yang didukung dengan harus bisa membuat skenario dan penataan
aristik yang baik untuk mendukung kesatuan
1
Faris A Pranata, “Kritik Sosial dan Solusi Keagamaan cerita dalam film. Penggunaan teknik
pada Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) “Ditinjau sinematografi yang baik akan mendukung
dari Teknik Sinematografi”, Skripsi (Yogyakarta :
film dalam penyampaian pesan kepada
Fakultas dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta) Hlm. 4-5. penonton.
B. Optimisme merupakan bidang ilmu yang membahas
Optimisme lebih dari sekedar berfikir tentang teknik menangkap gambar dan
positif. Optimisme adalah kebiasaan berfikir menggabung-gabungkan gambar tersebut
positif, atau seperti yang didefenisikan oleh sehingga menjadi rangkaian gambar yang
Random House Dictiyionary“ kecenderungan dapat menyampaikan ide (dapat mengemban
untuk memandang segala sesuatu dari sisi dan cerita).Teknik sinematografi menjadi faktor
kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang utama dalam kesuksesan pembuatan film.
paling memuaskan.4Dalam Islam sering Penyampaian pesan dalam film sangat
disebut dengan istilah raja’ yaitu selalu dipengaruhi oleh bagaimana sutradara bisa
menguatkan hati kepada sesuatu yang mengarahkan teknik sinematografi dengan
disukainya pada masa yang akan datang dan baik.
harus didahului dengan usaha yang sungguh- Menurut Joseph V. Mascelli A.S.C
sungguh .2 terdapat beberapa aspek yang perlu
Islam menganjurkan umatnya untuk diperhatikan agar pengambilan gambar dalam
selalu bersikap optimis dalam menjalani teknik sinematografi yang akan dilakukan
kehidupan. Hal itu dijelaskan dalam beberapa mempunyai nilai sinematik yang baik, yaitu
ayat dalam Al-Qur’an, yaitu pada Surat Az- mengatur maksud motivasi dan maksud shot-
Zunar ayat 53 : Artinya : "Hai hamba-hamba- nya serta kesinambungan cerita untuk
Ku yang malampaui batas terhadap diri menyampaikan pesan dari sebuah film, yaitu
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa composition (komposisi), golden mean area
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah (area utama titik perhatian), diagonal depth,
mengampuni dosa-dosasemuanya, camera angle (sudut pandang kamera), level
sesungguhnya Dia-lah Yang Maha camera angle, shot shize (ukuran gambar),
Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( Q.S. cutting (editing) dan continuity
Az-Zumar : 533 (kesinambungan). 5
Dengan demikian bahwa setiap manusia
dianjurkan untuk selalu berperilaku optimis, D. Sinopsis Film Tenggelamnya Kapal Va
dan tidak dianjurkan untuk berputus asa Der Wijck
karena Allah akan selalu memberikan rahmad 1. Scene 1
kepada hamba-Nya yang selalu berusaha.
Motivasi ialah daya dorong psikologis
yang menggerakkan sesorang untuk
melakukan sesuatu. Menurut Synder, ciri-ciri
orang yang memiliki motovasi ialah memiliki
pengharapan tinggi, mampu memotovasi diri,
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, Diceritakan seorang pemuda yang tinggal
pandai menentukan solusi dari setiap di Makassar bernama Zainuddin. Ibunya telah
permasalahan dan tidak bersikap pasrah. 4 meninggal di usianya 9 tahun, dan ayahnya
yang bernama Pandekar Sultan telah
C. Teknik Sinematografi meninggal ketika ia remaja. Kini, dirinya
Sinematografi (Cinematography) adalah diasuh oleh orangtua angkatnya yang bernama
kata serapan dari bahasa Inggris, dan bahasa Mak Base. Ketika ia mulai beranjak dewasa,
latinnya Kinema (gambar) dan Graphoo timbulah keinginannya untuk merantau ke
(menulis). Sinematografi sebagai ilmu terapan kampongnya, yakni Minangkabau. Ia juga
ingin bersilaturahim dan melihat tanah nenek
2
Yuhanar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka moyangnya.
Pelajar Offset, 2007), hlm. 41
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan
Terjemahannya (Semarang: PT Karya Putra), Hlm. 5
Bambang semedhi, SINEMATOGRAFI-
370. VIDEOGRAFI suatu pengantar, (Bogor: Ghalia
4
Danial Goleman, Emotional Inteligence, (Jakarta: Indonesia, 2001), hlm. 43
Gramedia Pustaka, 1995) Hlm. 122
Zainuddin : Sempit rasanya dunia mak base Zainuddin : (mengetuk pintu) “
jika saya tetap di Makassar saja. Biarlah Assalamualaikum!”
saya sempurnakan hajat kedua-dua orang tua
saya. Biarlah saya melihat tanah asal saya. Mande Jamilah : “Waalaikumsalam.Siapakah
Tempat lahir ayah saya. gerangan yang kau cari di tengah malam
begini?”
Mak Base : Mak cik cuma takut nak,
keluarga kamu di Padang tak mau terima Zainuddin : “Saya Zainuddin dari
kamu dengan baik. Makassar.”

Zainuddin : Tak mungkin, jangan risau. Mande Jamilah : “Zainuddin? Dari


Bukankah saya anak pendekar sutan ?, Makassar?”
keluarga ayah pasti akan menyambut saya Zainuddin : “Saya anak Pendekar Sultan.”
dengan baik. Saya akan ziarahi kubur mak
dan ayah dulu. Mak Base, ramai orang Mande Jamilah : (membukakan pintu) “Oh,
memuji negeri Padang. Ramai yang kata silakan masuk, nak!” (Zainuddin
bahwa Islam sampai kesini melalui Padang. dipersilahkan duduk di kursi tamu.)
Kata mereka ada banyak sekolah agama
disana. Mande Jamilah : “Ada angin apa kau datang
kemari, Zainuddin?”
Mak Base : Sebelum ayah kamu Daeng
Sutan meninggal, dia tinggalkan 1000 gulden Zainuddin : “Saya ingin bersilaturahim ke
untuk membiayai hidup kita dan juga tanah nenek moyang saya, Mande. Saya juga
pendidikan kamu. ingin belajar agama dan menetap untuk
sementara waktu disini, jika Mande
Zainuddin : Mak Base gunakanlah wang itu berkenan.”
seprti biasa. Saya cuma perlu sedikit untuk
perjalanan saya dan beberapa ratus untuk Mande Jamilah : (dengan nada tidak senang)
belanja hidup disana. “Boleh saja, tapi….”

Atas restu dari Mak Base, Zainuddin pun Zainuddin : (menyodorkan uang) “Saya bisa
berangkat ke Minangkabau, Tak pernah membantu Mande dan saya berusaha untuk
terlintas dipikirannya bagaimana dia akan tidak merepotkan Mande.
menghapi kehidupan disana, dan akan terjadi
apa ketika disana. Dia hanya memikirkan Mande Jamilah : (Menerima uang dengan
kesenangan yang akan ia dapat di negeri itu. senang) “Baiklah, Mande akan siapkan
Padahal berjuta kesedihan menanti dirinya kamar untukmu.”
disana. 3. Scene 3
2. Scene 2

Setiap hari, Zainuddin pergi ke surau


untuk belajar mengaji. Tidak lupa ia
Kini Zainuddin tiba di Dusun Batipuh,
mengenakan pakaian terbaiknya, Al-Quran
Minangkabau.Ia sangat takjub dengan
pemberian Mak Base, dan peci yang bagus. Ia
keindahan alam dan tak henti-hentinya
melangkah dengan senang hati dan berharap
bertasbih. Setelah itu, ia mengunjungi rumah
dirinya mendapatkan pahala yang banyak.
Mande Jamilah. Rencananya, ia hendak
Namun hari ini menjadi hari yang tidak
tinggal disana.
terlupakan bagi Zainuddin. Hujan turun deras
selepas mengaji membuat para murid mengaji 4. Scene 4
terjebak dan tidak bisa pulang. Tepat di
samping Zainuddin, berdirilah seorang gadis
elok nan jelita dan langsung mencuri hati
Zainuddin.
Banun : Ati, tengok siapa yang sampai.
Hayati : ( melihat kearah zainuddin ) .
Banun : Macam mana jika hujan sampai esok Keesokan harinya, Zainuddin diam-
? Kita mungkin bermalamm disini. Tak boleh diam membawa sepucuk surat dan
nak ke sekolah, tak tamat sekolah sebab membacanya sendirian di tempat yang sepi.
hujan. Jadi orang bodohlah saya. Banun dan Siapakah gerangan yang menulis sepucuk
Hayati dua gadis minang yang malang. surat hingga membuat Zainuddin seperti itu?
Tentu saja Hayati. Tadi sore, adik Hayati
Hayati : Takkanlah begitu, panas ada
mengembalikan payung dan memberi
teduhnya, hujanpun pasti ada redanya.
sepucuk surat dari Hayati. Zainuddin sangat
Zainuddin : ( menghampiri hayati dan senang dan tidak sabar untuk membaca surat
banun ), Hayati, baliklah dulu. Pakailah tersebut. Ketika membaca surat tersebut,
payung saya ini, ambillah. Nanti pakcik awak Zainuddin tak henti-hentinya tersenyum.
marah kalau balik lambat.
Hayati : (dubbing) “Assalamualaikum Wr.
Hayati : Awak pulang macam mana ? Wb. Melalui surat ini saya pulangkan payung
yang saya pinjam. Amat besar terimakasih
Zainuddin : Saya laki-laki, saya berani. Tidur saya atas bantuan tuan. Pertama, sewaktu
disinipun boleh. turun hujan, Tuan telah sudi berbasah-basah
memelihara diri seorang anak perempuan
Banun : Terimakasih zainuddin, mari ti. yang belum Tuan kenal.Kedua, kesyukuran
saya lebih lagi saat berkenalan dengan
Zainuddin : Baliklah hayati, jadi keluarga
Tuan.Rasanya hujan kemarin bukan hanya
awak tak risau.
membawa basah.Tapi membawa
Hayati : Terimakasih zainuddin, saya balik rahmat.Moga-moga pada waktu kelak, saya
dulu. Assalamu’alaikum dapat membalas budi Tuan.Hayati.”

Zainuddin : Wa’alaikumusalam.. 5. Scene 5

Hayati : ( beranjak pergi ) kemana saya


hendak pulangkan payung ini ?

Zainuddin : Saya tinggal dirumah mak cik


Jamila, hayati.
Takdir Zainuddin bernasib baik. Ia
Dengan langkah berat, Hayati pulang
dan Hayati menjadi sahabat baik dan sering
dengan mengenakan payung milik
berkirim surat secara diam-diam. Selama
Zainuddin. Sementara Zainuddin sendiri
mereka berkirim surat, Zainuddin
memperhatikan Hayati dengan terpana.
mencurahkan isi hatinya perihal
kehidupannya selama di Minangkabau. Saat
Zainuddin berada di Makassar, ia dianggap
sebagai orang Minang. Ketika Zainuddin
berada di Minangkabau, ia dianggap sebagai
orang makassar. Sampai pada suatu hari,
Zainuddin menyatakan cinta kepada Hayati.
Tentu saja gembira hati Hayati. Pada suatu Datuk : Tak boleh ati, orang seperti dia tidak
hari, mereka memutuskan untuk bertemu. bisa dijadikan sandaran hidup, jaman
sekarang jika ingin bersuami harus jelas asal
Namun ternyata, kedepannya usulnya, jelas mata pencariannya yang bisa
Zainuddin akan terkena masalah. Karena menopang hidup, kalau kau kawini zainuddin
salah satu tetua adat memata-matainya dan dan ada anak saudara bapak mana yang akan
mencuri dengar dialog antara Zainuddin jadi panutan anakm.
dengan Hayati.
Hayati : Mengapa sampai hati mak datuk
6. Scene 6 membunuh zainuddin, juga membunuh hati
kemanaan datuk sendiri,.

Datuk : Tidak hayati, suatu hari kau akan


paham, kau akan puji tindakan mamak yang
kau sesali hari ini, saya banyak pengalaman
ati, sebab itu yang membuat mamak mau
Malam itu juga datuk hayati menasehati menjadi datuk, saya sudah banyak makan
hayati karena kedekatannya dengan asam dan garam semoga habis cintamu
zainuddin. kepada zainuddin, sekarang kau boleh
menangis tapi suatu saat kau akan sadar..!
Datuk : Kamu dah dengar hayati ?
Malam ini langit mendung. Tidak ada
Hayati : Apa datuk ? bintang yang menghiasi malam, yang ada
Datuk : Zainuddin. Saya dah arahkan dia hanya semilir angin yang menusuk
agar meninggalkan batipuh. Jika dia mau kulit.Zainuddin dipanggil Mande Jamilah.
belajar seperti niat asalnya, lebih baik dia ke Tatapan Mande Jamilah sangat serius
padang panjang atau bukit tinggi. Dia sehingga Zainuddin berfirasat telah terjadi
sudahpun tahu. sesuatu yang buruk.

Hayati : Kenapa datuk minta dia pergi ? Mande Jamilah : “Zainuddin, segera
tinggalkan Batipuh.”
Datuk : Terlalu banyak fitnah orang tentang
kamu berdua. Zainuddin : “Ada apa gerangan, Mande?”

Hayati : Namun hubungan kami suci, ia tak Mande Jamilah : “Nama kau menjadi bahan
melanggar sopan santun. omongan di dusun ini. mande dengar, ada
beberapa anak muda yang bermaksud jahat
Datuk : Ati ..! jangan kamu bandingkan kepadamu. Pergilah ke Padang Panjang
keadaan kampung ini dengan buku-buku yang dengan segera. Disana, Mande punya cucu
kau baca. Cinta hanyalah hayalan dan bernama Mila. Di dekat rumahnya ada guru
dongengan dalam buku-buku, kamu ini agama. Belajarlah dengan tenang disana,
kebanggaan keluarga, Zainuddin bukan suku Zainuddin.”
minang ! buat malu saja, cemar nama baik.
Memperkecilkan para ketua mengganggu Zainuddin : (terpaku) “Apakah kehadiranku
orang kampung runtuhkan rumah tangga dan disini mendatangkan bahaya?”
mencemarkan kampung halaman. Kamu Mande Jamilah : “Ya, Zainuddin. Kau tahu
tahukah ? Gunung merapi masih tegak mengapa? Karena kau sering bercakap
berdiri, adat mesti berdiri kuat, tak lapuk dengan Hayati. Tetua adat sangat marah
dekhujan, tak lekang dekpanas. mendengar kau dekat dengan Hayati. Karena
kau bukanlah orang asli disini.Mereka akan
Hayati : Zainuddin hendak menuruti jalan melakukan apa saja untuk memisahkanmu
yang lurus, dia mau melamar saya. dengan Hayati.”
Zainuddin : “Tapi, cintaku kepadanya suci, Zainuddin : “Hayati, sama ada saya putus
Mande. Tidak sekalipun aku melanggar sopan asa atau memiliki harapan dalam hidup yang
santun.Aku yakin Hayati adalah wanita yang belum tentu arah tujuannya ini, ia tidak
Allah titipkan untuk saya.” bergantung pada diri saya bukan juga
bergantung pada orang lain, ia bergantung
Mande Jamilah : “Zainuddin, Mande mohon, pada awak hayati, awak saja yang boleh
pergilah. Kalau kau tak segera pergi, mereka jadikan saya orang yang gagah berani, malah
terus mengejarmu dan kau akan terusir.” awak juga yang boleh membuat saya sensara
selamanya, awak boleh putuskan harapan
saya, awak juga boleh membunuh saya.
Hayati : Zainuddin, hati saya dipenuhi cinta
untuk awak, semoga tuhan mendengar bahwa
awak zainuddin yang akan menjadi suami
Zainuddin berpikir sejenak. Tentu saja saya nanti, jika tidak didunia ini awaklah
meninggalkan Batipuh adalah hal yang berat, suami saya di akhirat, saya tak akan khianati
terutama ia harus meninggalkan Hayati. janji saya, tidak akan berbohong dihadapan
Namun demi kebaikan bersama, Zainuddin tuhan, juga disaksikan roh nenek moyang
mengalah dan dengan hati yang berat ia saya.
meninggalkan Batipuh.
Zainuddin : Berat sungguh sumpah awak
7. Scene 7 hayati,
Hayati : Tidak berat karena itulah
hakikatnya, sama ada awak merantau atau
jauh atau dekat, sama ada awak akan balik
dalam masa setahun, dua tahun, atau sepuluh
tahun atau sudah musnah kampung batipuh
Zainuddin berangkat ke Padang ini sebelum awak pulang, saya akan tetap
Panjang. Sebelum berangkat, Hayati dengan menunggu awak, carilah kebahagiaan kita
wajah pucat pasi datang menghampiri kemana saja awak pergi, saya akan tetap jadi
Zainuddin. milik awak, sekiranya kita bertemu nanti saya
akan tetap bersih dan suci untukmu
Hayati : “Zainuddin!” kekasihku, untukmu.
Zainuddin : “Hayati? Bagaimana kau tahu Zainuddin : Baiklah hayati, saya akan pergi
aku disini?” dengan penuh harapan, harapan sebelum
awak muncul disini, sudah hampir hilang.
Hayati : “ Ini adalah tempat dimana kau
Hayati, kirimlah surat kepada saya, jika tiada
menulis.” (terdiam)
halang surat itu akan saya balas..
Hayati : “ Engku Zainuddin, mungkin saya
Hayati : Saya akan kirim sekerab mungkin,
tak patut panggil awak begitu, Zainuddin,
akan saya luahkan segala perasaan dihati
saya dengar pagi ini awak akan tinggalkan
saya seperti selama ini awak katakan melalui
batipuh, walaupun awak pergi jiwa awak
surat, kita lebih bebas meluahkan perasaan.
akan senantiasa dekat dengan jiwa saya.
Zainuddin jangan sekali-kali bersedih, jangan Zainuddin : Hayati, kita tak tahu bila lagi kita
putus asa, cinta bukan melemahkan hati akan bertemu semula, berila saya satu tanda
bukan membawa tangis bukan membuat kita mata, azimat dalam hidup saya, saya akan
putus asa, sebaliknya ia menguatkan hati wasiatkan agar ia diletakkan dalam kafan
menghidupkan harapan, pergilah zainuddin, saya nanti. Tolonglah walaupun ia tidak
semoga tuhan memberi perlindungan kepada
kita berdua
berhaga bagi awak, bagi saya ia sangat Khodijah : “Kenalkan, ini abangku, namanya
mahal. Aziz. Abang, ini Hayati, gadis yang sering
aku ceritakan.”
Aziz : (Terpana, diam beberapa saat) “Aku
tak percaya bahwa Hayati yang kau ceritakan
bukan hanya sekadar cantik, melainkan
memikat hatiku. Senang bertemu denganmu,
Hayati”

Hayati : (melepas selendang) “Simpan ini Hayati : (menunduk) “Salam kenal, Bang
sebagai azimatmu. Jiwa dan hati saya da Aziz.”
bersamanya. Semoga kau sukses di Padang
Khodijah : “Mari masuk kedalam, aku sudah
Panjang. Akan aku usahakan untuk berkirim
menyiapkan masakan untukmu, kau pasti
surat kepadamu. Selamat tinggal,
lelah.”
Zainuddin.”
9. Scene 9
Lalu, Hayati perlahan pergi. Diam-
diam, Zainuddin tersenyum sambil memegang Zainuddin cemas karena memikirkan
erat selendang milik Hayati. penampilannya untuk bertemu dengan Hayati.
Ia tidak dapat meneruskan tulisannya hanya
8. Scene 8
karena hal itu.
Waktu perlahan berlalu dan Zainuddin
Muluk : “Hei Zainuddin, macam setrikaan
kini tinggal di Padang Panjang.Kehidupan di
saja kau mondar mandir! Ada apakah
Padang Panjang sedikit lebih modern daripada
gerangan?”
saat di Batipun. Zainuddin sering pergi
mengaji, belajar agama, dan menulis cerita. Zainuddin : “Kau tahu kan, aku akan bertemu
Tidak lupa ia berkirim surat dengan Hayati. dengan kekasihku, Hayati. Aku khawatir ia
Hingga pada suatu hari, Hayati mengabarkan kecewa dnegan penampilanku yang jelek
bahwa ia akan ke Padang Panjang untuk seperti ini.”
menemui temannya, Khodijah. Dengan
begitu, mereka dapat bertemu dan melepas Muluk : “Serahkan saja urusan itu kepadaku!
rindu. Mudah sekali aku akan merubah
penampilanmu. Kau ingin penampilan yang
Inilah Hayati, telah tiba di depan macam mana?.”
rumah Khodijah. Perjalanan yang melelahkan
terbayar karena ia akan segera bertemu 10. Scene 10
Zainuddin, kekasihnya.
Matahari bersinar cerah, pertanda hari
Hayati : “Assalamu’alaikum, Khodijah! Ini baik. Dengan semangat Zainuddin melangkah
aku, Hayati!” menuju tempat yang Hayati janjikan untuk
bertemu.Namun, senyum yang tadinya
Khodijah : (berlari dan memeluk Hayati) menghias di wajah Zainuddin seketika lenyap
“Waalaikumsalam. Onde mande! Lihatlah saat melihat Hayati datang dengan seorang
kawanku ini telah datang!” (munculah Aziz laki-laki.
dan menghampiri Hayati dan Khodijah)
Zainuddin : “Hayati!”
Khodijah : “Bagaimana kabarmu, Hayati?
Aku rindu sekali padamu.” Hayati : (berlari kearah Zainuddin)
“Zainuddin!”
Hayati : “Alhamdulillah baik, Khodijah.”
Zainuddin : “Aku rindu sekali denganmu. Hayati : (dubbing) “Assalamu’alaikum
Rindukah kau padaku?” Wrb.Wb. Untuk Zainuddin, kekasihku. Aku
yakin kau tidak bisa memaafkanku karena
Hayati : “Tak perlulah kau bertanya, kita tak jadi bertemu.Tapi, biarlah Tuhan
jawabannya pasti ya, aku merindukanmu.” yang tahu isi hatiku yang sebenarnya dan
seberapa menyesalnya diriku. Surat ini bisa
Aziz : (berdehem) “Ah, hari ini nampaknya
saja yang terakhir bagi kita.Aziz, pemuda
cerah.”
yang kemarin bersamaku datang ke Batipuh
Zainuddin : “Siapakah dirimu?” untuk meminangku.Dengan senang hati Tetua
Adat merestuinya. Mengapa? Karena Aziz
Aziz : “Siapa aku? Aku adalah Aziz. Pemuda tetua adat sangat menyukai Aziz.Lalu, apakah
kaya raya yang terpandang di Padang aku cinta dengan Aziz?Biarlah waktu yang
Panjang. Lalu, siapakah dirimu?” menumbukannya. Aku sangat ingin kau yang
menjadi suamiku, Zainuddin. Tapi, ternyata
Zainuddin : “Aku adalah Zainuddin, kekasih Allah berkehendak lain. Maafkan aku,
Hayati.” Zainuddin.Wassalamualaikum.”
Aziz : (menoleh ke Hayati) “Benarkah apa Lalu, Zainuddin merobek surat itu dan
yang dia cakap, Hayati?” menangis. Ia tidak percaya bahwa Hayati
Hayati : (malu-malu tersenyum) “Benar, dengan mudah menghianati cintanya dan
Engku Aziz.” memilih laki-laki lain.

Aziz : (nada marah) “Mari pulang, Hayati. 12. Scene 12


Khodijah pasti khawatir akan dirimu.” Pernikahan Hayati dan Aziz
Hayati : “Aku baru saja bertemu Zainuddin. dilangsungkan dengan adat dan pesta yang
Engku bisa pulang dahulu dan berkata bahwa meriah. Namun malang nasib Zainuddin.
aku bersama Zainuddin.” Datang berita dari Makassar bahwa Mak Base
telah meninggal dunia karena sakit. Zainuddin
Lalu Aziz membawa Hayati pulang. tidak dapat melayat Mak Base karena dirinya
Dirinya dipenuhi kemenangan sehingga tak sendiri pun sedang terpuruk. Sudah seminggu
henti-hentinya ia tersenyum. Sepertinya, ia ia hanya makan sedikit. Jangankan bercakap
telah jatuh hati kepada Hayati dan akan dengan Mila, keluar kamarpun tidak pernah,
berusaha memisahkah Hayati dengan kecuali berwudhu. Mila yang sudah
Zainuddin. Sementara Zainuddin sendiri menganggap Zainuddin sebagai kakak pun
sangat marah. Ia hanya bisa menatap Hayati bingung dibuatnya. Oleh sebab itu ia
pergi, tanpa bisa mencegahnya. Apa yang memanggil dokter untuk menanyakan kondisi
sebenarnya terjadi? Entahlah. Yang pasti Zainuddin. Dan dengan nekat ia memanggil
setelah itu tidak ada pertemuan kebahagiaan Hayati pula.
antara Hayati dengan Zainuddin.
Muluk : (menatap Zainuddin dengan sedih)
11. Scene 11 “Lihatlah dokter, abang ini tidak mau
beranjak. Jiwanya sangat melemah.”
Hayati melanggar janjinya. Pada
keesokan harinya, dia tidak kunjung datang Dokter : “Apakah dia memiliki masalah?”
menemui Zainuddin. Juga pada hari-hari
selanjutnya. Suatu hari, ketika Zainuddin Muluk : “Hayati, perempuan yang ia cintai
hampir melupakan Hayati, datanglah sepucuk telah menikah dengan laki-laki lain. Dan Mak
surat. Dengan segera Zainuddin membaca Base, orangtua angkatnya telah meninggal. Ia
surat yang berasal dari Hayati itu. seperti tidak tahu kemana ia akan pulang.”
Zainuddin : (bangun) “Hayati? Itukah
engkau? Aku menunggumu disini. Mari,
duduklah disampingku.” (menghampiri Hayati dan menyeretnya keluar. Semua
Dokter) tampak bersedih pada hari itu.
Muluk : (panic) “Engku, sadarlah! Ini 13. Scene 13
dokter, bukan Hayati!” ( Dokter
mengisyaratkan agar Muluk diam saja) Bukan Zainuddin namanya kalau terus
menerus terpuruk. Setelah dokter
Zainuddin : “Seminggu rasanya aku ingin merawatnya, kondisinya kembali membaik
mati saja. Aku sangat merindukanmu.” dan mulai melupakan Hayati. Ia dan muluk
memutuskan untuk pergi ke Pulau Jawa,
Dokter : “Zainuddin ini bukan hanya sakit, tepatnya ke Kota Surabaya karena kata orang,
melainkan jiwanya menderita. Ia harus banyak pekerjaan yang akan menghasilkan
bertemu Hayati, walaupun hanya sekali.” uang di Surabaya.
(terdengar pintu terbuka)
Zainuddin memulai untuk menulis
Hayati : “Assalamu’alaikum.” kembali. Setelah itu, ia mengirimkan
karyanya ke sebuah penerbit koran. Dalam
Muluk : “Waalaikumsalam. Engku, ini
waktu singkat, karyanya diterima dan
Hayati telah datang.”
dimuat.Tidak hanya itu, cerpennya dibaca
Zainuddin : (berdiri) “Oh Hayati, aku tahu banyak orang dan menjadi terkenal di
kau tak akan menghianatiku.” kalangan masyarakat.

Hayati : (menangis) “Maafkan Hayati, Maka pihak koran meminta Zainuddin


Zainuddin.” untuk membuat kelanjutan cerpen yang
berjudul “Teroesir” itu. Dengan semangat
Zainuddin : “Apa yang kau bicarakan? Aku Zainuddin terus menulis, menulis, dan
telah siap menikah denganmu. Bahkan cincin menulis.Sampai pada akhirnya, cerpen-cerpen
pun telah kubeli.” (Hayati terdiam) Zainuddin dibukukan.
Zainuddin : (mengambil cincin) “Kemarikan Waktu berjalan dengan terasa cepat.
tanganmu, Hayati. Biar kupasangkan cincin Kesuksesan menghampiri Zainuddin dan ia
yang indah ini.” (Hayati masih terdiam, dapat membeli rumah sendiri. Walaupun
menangis) sudah sukses, Zainuddin tidak sombong.Ia
malah sering memberi sedekah kepada orang
Lalu, Zainuddin menggenggam tangan yang kurang mampu.
Hayati. Betapa terkejutnya ia bahwa di jari
manis Hayati, terpasang sebuah cincin. Ia Muluk : “Lihatlah dirimu sekarang,
menatap Hayati dengan kecewa, sangat Zainuddin! Kau telah sukses. Namun kau
kecewa. tidak pernah sombong dan pelit! Aku sangat
bangga menjadi temanmu.”
Zainuddin : “Cincin yang kau kenakan
ternyata jauh lebih indah. Rupanya kau telah Zainuddin : “Ah, kau ini terlalu berlebihan,
menjadi milik oranglain.Maka tak pantaslah Mila. Aku ini tetap Zainuddin yang
aku menyentuh tanganmu.” dulu.Hanya saja, aku bangkit dari masa
laluku yang kelam.”
Hayati : “Zainuddin…..”
Muluk : “Hm….bagaimana kabar Hayati dan
Zainuddin : (kembali berbaring dan Aziz ya? Apakah mereka bahagia??”
membelakangi semua) “Pergi semuanya!
Keluar! Aku tak akan berhubungan dengan Zainuddin : “Sudahlah bang Muluk. Tak usah
mereka lagi!” kau pikirkan, mereka pasti bahagia. Aziz
adalah laki-laki yang kaya raya, mapan dan
Ketika Hayati hendak menepuk pundak
Zainuddin, dengan kasar, Aziz menarik
sangat pantas untuk Hayati. Dan jangan Zakia : “Masa kau tidak tahu, Hayati? Ada
membicarakan masa lalu itu.” sebuah buku berjudul Teroesir.Buku itu kini
banyak pembacanya karena ceritanya sangat
Muluk : “Baiklah, maafkan aku. Tapi, menyedihkan. Aku saja membaca berkali-kali.
bagaimana kalau kau bertemu dengan Dan pengarang buku tersebut tinggal di
mereka? Bukankah kita harus menyambung Surabaya.”
tali silaturahim?”
Hayati : “Benarkah? Wah aku tidak tahu
Zainuddin : (menatap ke atas) “Entahlah sama sekali.”
bang, aku belum siap.”
Zakia : (geleng kepala) “Bagaimana kau ini
14. Scene 14 Hayati. Ini, kupinjamkan bukuku.” (Hayati
memperhatikan sampul buku Teroesir)
Sudah lama Aziz dan Hayati menetap
di Surabaya. Aziz mendapat pangkat tertinggi Zakia : “Ketika aku membaca buku itu, aku
di pekerjaannya sehingga ia mendapatkan teringat akan kisahmu dengan Zainuddin.
uang banyak. Hayati kini hidup Benar-benar persis.”
berkecukupan, walaupun hanya mengurus
rumah. Perlahan, ia merasa bahagia hidup Hayati : “Z? pengarangnya hanya Z?”
dengan Aziz. Ia terus berusaha menjadi istri
yang baik, walaupun Aziz sering Zakia : “Itu hanya inisial, Hayati. Entah
memarahinya. Suatu hari, Zakia, teman mengapa aku yakin bahwa itu adalah
Hayati saat di Batipuh datang Zainuddinmu.”
mengunjunginya.
Hayati terkejut ketika melihat inisial
Zakia : “Assalamu’alaikum, apa benar ini pengarang buku tersebut. Ia juga sependapat
rumah Hayati dan Aziz?” dengan Zakia bahwa yang mengarang buku
tersebut adalah Zainuddin. Seketika,
Hayati : “Waalaikum salam. Siapa disana?” pikirannya dipenuhi dengan kenangan akan
Zainuddin. Ia bertekad untuk membaca buku
Zakia : “Aku Zakia.” tersebut.
Hayati : (segera berlari dan buka pintu) 15. Scene 15
“Onde mande Zakia! Aku sangat rindu
padamu!” Beberapa hari kemudian, Aziz
mendapatkan sebuah undangan.Yaitu
Zakia : “Begitupun aku, Hayati! Bagaimana undangan pesta sebuah pengarang buku. Tak
kabarmu?” lain adalah pengarang yang berinisial Z.
dengan semangat, Hayati meminta Aziz untuk
Hayati : “Alhamdulillah, perlahan aku mulai
menhadiri undangan tersebut. Walaupun
bahagia dengan Aziz.”
curiga, Aziz menuruti permintaan
Zakia : “Syukurlah kalau begitu.Aku turut Hayati.Setibanya di undangan, betapa
bahagia mendengarnya.” terkejutnya Hayati dan Aziz bahwa pengarang
yang berinisial Z adalah Zainuddin. Ia berdiri
Hayati : “Mengapa kau datang tanpa gagah dengan percaya diri, beberapa pejabat
sepengetahuanku? Aku kan bisa menyiapkan menyalaminya. Dan yang mengejutkan
makanan untukmu.” adalah: Zainuddin tersenyum bahagia. Betapa
luluh hati Hayati melihat Zainuddin. Aziz
Zakia : “Hei, tak usah berlebihan, Hayati. segera menghampiri Zainuddin.
Aku kesini datang untuk menemuimu, dan
kebetulan akan ada pertemuan dengan Zainudin : (tersenyum ramah) “Oh tuan Aziz
pengarang buku beberapa hari lagi.” ! Dan… Rangkayo Hayati ! Sudah lama
tinggal di Surabaya ini ?”
Hayati : “Pengarang buku?” (heran)
Aziz : “Sudah 3 bulan.” Mas Jarwo : “Bayar hutangmu!”
Zainudin : “Ajaib sekali, sekian lama di Aziz : “Saya sudah bayar.”
Surabaya, baru sekali ini kita bertemu.”
Mas jarwo : “Kamu baru bayar 1/3 saja!
Aziz : “Kami pun tak menyangka bahwa Hutangmu itu numpuk, wes jatuh tempo!”
pengarang ternama ahli tonil yang selalu jadi
buah mulut orang lantaran tulisan-tulisannya Hayati : “Ada apa ini ya?”
yang berarti itu adalah sahabat kami.Tuan Mas Jarwo : “Bisa diem tak? Jangan bela
Za..”
suamimu ini! heran saya, bisa-bisanya kamu
Zainudin : (memotong) “Shabir !tidak ada mau sama dia! Sudah ketipu kamu!” (Aziz
lagi nama yang lama. Nama Shabir lebih hanya terdiam)
cocok, bukan ?”
Mas Jarwo : “Bayar! Kalau tak bayar
Aziz : “Semua nama cocok buat orang seperti barang-barangmu tak sita kabeh!”
tuan.”
Hayati : (ketakutan) “Bang, bagaimana?
Zainudin : “Ah bisa saja tuan Aziz ini.” Pinjam dulu ke kantor?”

Hayati tidak bisa berkata apa-apa. Ia Mas Jarwo : (marah) “Kantor opo? Suamimu
bersembunyi di balik Aziz sambil emnunduk. iki udah seminggu ndak ngantor! Dia
Sementara itu, Zainuddin tidak melirik dipecat!”
Hayati.Ia sibuk menyalami yang lain.
Hayati : “Bang Aziz…..”
Sebenarnya, Hayati sangat ingin berbicara
dengan Zainuddin. Namun, sepertinya Mas Jarwo : “Kabeh, sita itu barang-barang!
Zainuddin sangat sibuk.Rasanya, dunia telah Kabeh!”
jungkir balik.
Lalu Mas Jarwo dan anak buahnya
16. Scene 16 menerobos masuk dan menyita barang-barang
milik Hayati dan Aziz.Aziz bukannya
Rumah tangga Hayati dan Aziz
melawan malah menunduk pasrah. Sementara
semakin lama kian memburuk. Mereka sering
itu, Hayati menangis karena sangat terpukul.
bertengkar hanya karena masalah
sepele.Tidak hanya itu, entah mengapa 17. Scene 17
keuangan mereka juga terpuruk.
Barang-barang Hayati dan Aziz telah
Hayati : (meletakkan makanan) “Silakan habis disita.Kecuali beberapa pakaian
dimakan Bang Aziz.” mereka.Mereka telah jatuh miskin. Setelah
itu, Aziz nekat untuk meminta bantuan
Aziz : (menatap makanan dengan jijik) “Aku
kepada Zainuddin. Maka, Hayati dan Aziz
tidak mau makan makanan kampung seperti
datang ke rumah Zainuddin. Dengan baik hati
ini!”
Zainuddin mau membantu mereka.
Hayati : (menunduk) “Kita sudah tidak ada Rencananya Aziz akan merantau untuk
uang lagi. Abang tak pernah kasih aku uang mencari pekerjaan baru dan ia menitipkan
sejak kemarin.” Hayati di rumah Zainuddin.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang Aziz : “Begini saudara saya sudah banyak
sangat keras. Hayati dan Aziz segera meminta pertolongan kepada saudara. Dan
membukakan pintu. Ternyata, yang datang saya ingin meminta pertolongan itu satu
adalah Mas Jarwo, seorang laki-laki Jawa lagi.”
dengan raut wajah yang galak.
Zainudin : “apa yang bisa saya bantu ?”
Aziz : “Saya hendak mencari pekerjaan Muluk : “Encik !marilah ikut saya ke ruangan
diluar Surabaya. Jadi saya hendak Zainuddin. Akan saya tunjukkan sesuatu.”
menitipkan istri saya di rumah saudara.”
Lalu Muluk menuntun Hayati ke
Zainudin : “Saya tak keberatan bila Hayati ruangan Zainuddin. Betapa terkejutnya ia
tinggal disini, tapi bagaimana kalau Hayati ketika mendapati foto Hayati terpampang di
pulang dulu ke Padang.” meja kerjanya. Hayati menangis dan tanpa
dijelaskan pun, ia sudah menemukan
Aziz : “Tidak bisa itu, tidak Malu !” jawabannya. Ya, Zainuddin sudah
memaafkannya, bahkan ia masih mencintai
Zainudin : “Bagaimana Hayati ?”
Hayati.
Hayati : “Saya hanya bisa menurut.”
Muluk : “Abang Zainuddin ini sejak kecil
Zainudin : “Baiklah, jika itu keputusan sudah hidup terpuruk. Namun setelah ia
kalian, satu pintaku untukmu Aziz, ubahlah bertemu dengan encik, ia menjadi semangat
haluan hidup.” menjalani hidup. Tapi sayangnya, encik lebih
memilih laki-laki lain yang lebih gagah,
Aziz : “Saya berjanji saudara.” mapan dan kaya.Setelah itu, kehidupannya
kembali terpuruk. Dankini ia telah berubah
18. Scene 18 namun hatinya tidak. Ia masih mencintai
Setelah kepergian Aziz dari rumahnya engku.”
terjadi kebiasaan yang baru, yaitu Zainudin Hayati : “Oh Muluk, Betapa jahatnya aku
menjadi lebih senang menghabiskan waktu di sebagai wanita.”
luar rumah, di rumah dia hanya makan dan
tidur saja. Hingga pada suatu malam Zainudin 19. Scene 19
tak kunjung pulang, Hayati menunggunya
dengan tak sabar karena sudah datang waktu Tak lama kemudian, datanglah kabar
makan, dan dia bertanya kepada Muluk. bahwa Aziz telah meninggal. Ia dinyatakan
Ternyata jawaban dari muluk itu sangat bunuh diri setelah memakan obat tidur yang
membuat hati Hayati menyesal dan sedih. berlebihan. Bersamaan dengan berita itu,
datang sebuah surat cerai dari Aziz dan
Hayati : “Mengapa Zainudin tak kunjung pernyataan bahwa Aziz mengembalikan
pulang ?” Hayati kepada Zainuddin. Rupanya sebelum
meninggal, Aziz menuliskan surat itu. Hayati
Muluk : “Barangkali tengah malam baru dia menangis sejadi-jadinya atas kedua kabar
kembali, sebab banyak urusannya diluar.” tersebut.Kondisi kesehatannya semakin
Hayati : “Mengapa sejak saya disini dia memburuk.Zainuddin memutuskan untuk
bagai orang yang ketakutan saja ? Adakah mengembalikan Hayati ke kampungnya.
kedatangan saya memberatkannya ?” Hayati : “Saya akan berkata terus terang
Muluk : “Bukan Encik, encik jangan salah kepadamu, saya akan memanggil namamu
terima padanya.” sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan,
Hayati : “Mengapa kamu larang saya Zainudin !saya akan sudi menanggungkan
mendekat ke kamar tulisnya.” segenap cobaan yang menimpa diriku itu,
asal engkau sudi memaafkan segenap
Muluk : “Ah encik, “ kesalahanku.”

Hayati : “Sudah terlalu lama saya makan hati Zainudin : “Maaf ? Kau meminta maaf
berulam jantung disini. Berilah saya Hayati ? Setelah segenap daun kehidupanku
kepastian, masih dendamkah dia kepada saya kau regas, segenap pucuk pengaharapanku
?Masih belum adakah pada engku Zainudin kau patahkan, kau meminta maaf ?”
maaf kepada saya.”
Hayati : “Mengapa engkau telah menjawab Muluk : Kenapa awak pegang saja, tak nak
sekejam itu padaku Zainudin ? Lekas masukkan ke dalam tas ?
sekalikah pupus daripada hatimu keadaan
kita ? Kasihanilah seorang perempuan yang Hayati : Supaya mudah untuk menatapnya
ditimpa celaka berganti-ganti ini.” bila saya mau. Biar zainuddin menemani saya
dalam perjalanan.
Zainudin : “Ya, demikianlah perempuan, dia
hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya, Muluk : Sebenarnya saya tak sampai hati
walaupun kecil, dan dia lupa kekejamannya membiarkan awak sendirian.
sendiri kepada orang lain walaupun
Hayati : Tak mengapa abang muluk, sampai
bagaimana besarnya. Lupakah kau ? Siapa
hati zainuddin menyuruh saya balik abang
diantara kita yang kejam, setelah aku diusir
muluk ?
kau berjanji padaku akan menunggu ku
hingga aku kembali, tapi kau menikah dengan Muluk : Kuatkan hati awak, jangan lupakan
dia ! Hampir saya mati karena mu, siapa tuhan Insya Allah kita pasti bisa, pasti kita
yang kejam ?siapa ? Sudah lah pulanglah kau dalam lindungannya.
ke tanah asalmu yang beradat itu ! Ongkosmu
biar aku yang bayar, biaya hidupmu biar aku Hayati : Insya Allah bang muluk.
yang tanggung.”
Muluk : Selamat jalan hayati.
Hayati : “Tidak !saya tidak akan pulang saya
akan tinggal disini denganmu.. Saya tak perlu Hayati : Bang muluk, tolong sampaikan surat
uang mu, saya hanya butuh berada didekatmu saya kepada zainuddin, beritahu dia, sampai
!” saat ketika kami berpisah saya sangat
mengingati dia.
Zainudin : “Tidak Hayati kau harus pulang
ke Padang ! Biarkanlah saya dalam keadaan Muluk : Baiklah hayati.
begini, Janganlah hendak ditumpang hidup Kapalpun berangkat, dan muluk
saya, orang tak tentu asal ! Negeri kembali untuk menjumpai zainuddin serta
Minangkabau Beradat. Besok ada kapal menyampaikan surat yang di berikan oleh
berlayar, kau bisa tumpangi kapal itu, ini hayati.
ambil untuk belanja buat pulang !”
Zainuddin : Abang muluk, saya mengaku,
Setelah itu, dengan angkuh Zainuddin hati saya berperang sendiri sejak saya
pergi meninggalkan Hayati yang kian melepaskan hayati pergi, saya menyesal
melemah. Maka keesokan harinya diantar melepaskan dia, cinta saya pada dia masih
Muluk, Hayati pergi ke pelabuhan untuk belum mati.
pulang ke Dusun Batipuh dengan menaiki
depan kapal Van Der Wick. Muluk : Saya tak faham sikap awak. Selama
ini awak meratap bersedih mengenangkan
Hayati : Bang muluk, jantung saya berdebar, hayati, sekarang bila tuhan beri awak
saya taksedap hati melihat kapal ini, kaki peluang pertemuan sah dengan hayati, awak
saya seperti terpaku ke bumi, kenapa saya hukum dia dengan hukuman yang membuat
abang muluk ? saya terasa seperti orang yang saya heran, karena ia keluar dari mulut
akan tenggelam di laut dan takkan timbullagi. lelaki baik macam awak. Jangan marah kalau
Muluk : Bertenang hayati, itu cuma perasaan saya cakap awak bertindak macam budak.
awak saja, mari hayati. Zainuddin : Ya abang, saya dah buat salah,
Hayati ; Jika zainuddin tanya pasal gambar saya pentingkan dendam daripada
ini, beritahu dia saya memintanya sebagai ktentraman cinta.
teman sepanjang hayat saya,
Muluk : ( menunjukkan surat ) Sebelum pergi, Saat zainuddin meminta izin kepada mak
beri surat ini. Katanya, sehingga sampai base, saat itu zainuddin sangat optimis serta
berpisah, dia masih mengingati awak. memiliki motivasi yang besar untuk berangkat
ke kampung halaman ayahnya di padang.
Setelah membaca surat yang
diberikan hayati, zainuddin tersadar dan Pada Scene 7
hendak menyusul hayati kembali.

Zainuddin : Bang muluk, abang muluk !


Muluk : Ya zainuddin.
Zainuddin : Kita mesti ke stasiun kereta api
dan beli tiket untuk malam ini, kita harus
dapat, kemudian beli dua tiket balik ke
Saat hayati memberi harapan besar untuk
surabaya, saya akan bawa hayati balik.
zainuddin ketika di usir dari batipuh, saat itu
Muluk : Mari zainuddin, semoga kedukaan zainuddin kembali merasakan semangat yang
awak dan hayati berakhir dan rahmat tuhan luatr biasa setelah hayati memberikan sejuta
melimpahi kamu berdua. harapan.

Tak lama kemudian, zainuddin Pada Scene 12


melihat koran yang berjudulkan bahwa kapal
Van Der Wijck tenggelam. Kemudian
zainuddin dan muluk bergegas untuk perhi ke
pelabuhan. Dan sesampainya di pelabuhan
zainuddin menemukan hayati tengah dalam
keadaan sekarat hingga kemudian meninggal
dunia.
Setelah Hayati meninggal, zainuddin Saat zainuddin terpuruk sakit parah
kemudian membuka lembaran baru dengan karena di khianati oleh hayati, ketika itu
membukukan tenggelamnya kapal van der muluk memberi motivasi kepada zainuddin,
wijck bersama kisahnya dan hayati dalam meyakinkan zainuddin bahwa dirinya bisa
buku tersebut. bangkit kembali dengan cara memanfaatkan
potensi yang ada pada dirinya yaitu menulis.
E. Adegan Yang Memuat Pesan Optimisme
Pada Scene 19
Dalam film tenggelamnya kapal van der
wijck, ada beberapa adegan yeng memuat
pesan optimisme, yaitu :
Pada Scene 1

Saat Zainuddin membaca surat yang


dikirim hayati melalu muluk ketika hayati di
pulangkan ke batipuh, ketika itu rasa cinta
zainuddin kembali tumbuh hingga akhirnya
membuat ia memutuskan untuk menjemput
hayati kembali.
F. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Pesan optimisme yang disampaikan
dalam film Tenggelanya Kapal Van Der Faris A Pranata, Kritik Sosial dan Solusi
Wijck ditinjau dari teknik sinematografi, Keagamaan pada Film Alangkah
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Lucunya (Negeri Ini) “Ditinjau dari
pengambilan gambar yang memvisualkan TeknikSinematografi, Skripsi
pesan optimisme terdapat dalam beberapa Yogyakarta : Fakultas dan Komunikasi
adegan, berdasarkan 5 indikator tentang sikap UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
optimis, yaitu pada saat adegan zainuddin
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim
memutuskan untuk merantau ke Padang, saat
dan Terjemahannya (Semarang: PT
zainuddin terusir dari batipuh, saat zainuddin
Karya Putra).
sadar dari keterpurukannya untuk bangkit
karena ditinggalkan hayati dan saat rasa cinta Goleman, Danial, Emotional Inteligence,
zainuddin merasa hidup kembali. Jakarta: Gramedia Pustaka, 1995.
Teknik sinematografi yang digunakan
dalam film ini adalah penggabungan antara Ilyas, Yuhanar, Kuliah Akhlak, Yogyakarta:
penggabungan ketiga sudut pandang kamera PustakaPelajar Offset, 2007.
yaitu objektif, subjektif, dan point of
view.Level angle yang sering digunakan Semedhi, Bambang, Sinematografi-
adalah eye level angle untuk memberikan Videografi Suatu Pengantar, Bogor:
visual pada adegan tertentu karena film ini Ghalia Indonesia, 2011.
lebih menonjolkan sisi narasi dalam setiap https://id.wikipedia.org/wiki/Tenggelamnya_
adegannya. Penggunaan long shot, medium Kapal_Van_der_Wijck_(film)
shot, medium close up, dan close up sering
digunakan.
Hal ini bertujuan memberikan informasi
ruang, tempat, serta kejadian dalam frame,
kemudian digabungkan dengan kontinity
waktu dan ruang.
Kontinity waktu untuk menjelaskan
suatua degan yang berjalan runtut dan
kontinity ruang bertujuan untuk memberikan
insert flasback dalam setiap adegan untuk
mendukung narasi dalam film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck.
Komposisi yang digunakan dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck lebih
mengarah pada komposisi formal. Sedangkan
teknik cutting yang digunakan cutting kotinity
untuk menjelaskan suatu adegan yang
berjalan runtut dan cutting kompilasi
bertujuan untuk memberikan insert flashback
dalam setiap adegan yang mendukung narasi.

Anda mungkin juga menyukai