Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR SINEMATROGRAFI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sinematrografi

Dosen Pengampu: Muhammad Lukman Ihsanuddin, M.Sos.

1. Mukhamad Eka Rizky Maulana (2240210077)


2. Kiki Fadkur Robbi (2240210093)
3. Zulfa Nur Romadhon (2240210095)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN
ISLAM
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah subhaanahu


wa ta'aala, yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta hidayahnya, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad sollallahu 'alaihi wa sallam, beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Islam.

Kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini, ada banyak pihak
yang membantu terhadap usaha kami. Mengingat hal itu, dengan segala hormat
kami ucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam


penyusunan makalah ini Muhammad Lukman Ihsanuddin, M.Sos.
2. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat


mendo'akan dan memohon kepada Allah semoga amal dan jerih payah mereka
diridloi serta menjadi amal sholeh. Aamiin.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa kami masih


banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu, kami mengharapkan feedback
(respon balik), baik itu berupa kritikan maupun saran sehingga dapat menjadi
lebih baik untuk kedepannya.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir


amalan kami dan dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
seluruh pembaca. Aamiin yaa robbal 'aalamiin.

(Penyusun)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................1

C. Tujuan Masalah .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2

A. Definisi Sinematografi ..................................................................................2

B. Peran Sinematografi dalam Pembuatan Film ................................................4

C. Teknik Dasar dalam Sinematografi ...............................................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................8

A. Kesimpulan ...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi di berbagai industri tidak mungkin memisahkan


teknologi dari sektor audio/visual perfilman itu karena transisi memiliki
sebuah kekuatan untuk mengubah istilah yang ada atau bahkan membuat
istilah yang sama sekali baru. Salah satunya adalah sinematrografi,
Sinematografi merupakan ilmu terapan yang mengkaji metode pengambilan
gambar sekaligus menggabungkannya menjadi kumpulan gambar yang dapat
bercerita dan mengungkapkan gagasan.
Sinematografi menangkap lebih dari sekedar aksi dalam sebuah
adegan atau cerita. Ilmu terapan ini kemudian menyalurkan koneksi ke setiap
aspek pembuatan film. Dalam pembelajaran ini fotografi dan narasi visual
seperti yang terlihat di film sama-sama penting. Contoh dalam setiap aspek
gambar di layar mulai dari kedalaman bidang hingga pemfilteran serta
lighting, pembingkaian, komposisi serta pergerakan dan angle kamera.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Sinematografi dalam Pembuatan Film?


2. Apa Peran Sinematografi dalam pembuatan Film?
3. Apa Teknik Dasar dalam Sinematografi?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi Sinematografi dalam pembuatan film


2. Untuk mengetahui peran Sinematografi dalam pembuatan film
3. Untuk mengetahui Teknik dasar dalam Sinematografi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sinematografi

Secara etimologi, sinematografi berasal dari bahasa Latin yaitu


Kinema yang berarti gerak, photos yang berarti cahaya, dan graphos yang
berarti lukisan atau tulisan1. Jadi cinematography bisa diartikan menulis
dengan gambar yang bergerak. Dalam sinematografi dipelajari bagaimana
membuat gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana
merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaian
gambar yang mampu menyampaikan maksud tertentu dan menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan suatu ide tertentu. Seorang pembuat film
tidak hanya merekam setiap adegan, melainkan bagaimana mengontrol dan
mengatur setiap adegan yang diambil, seperti jarak,ketinggian, sudut, lama
pengambilan, dan lain-lain.
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yaitu
menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama
maka peralatannya mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap
gambar tunggal, sedangkan sinematorafi menangkap rangkaian gambar,
penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan
pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Perbedaan hampir
serupa juga dikemukakan oleh Ensadi J Santoso bahwa fotografi dan
sinematografi terletak pada geraknya. Kata cinema diambil dari Bahasa
Yunani yaitu kinema, yang diartikan dalam Bahasa Inggris adalah movement
atau movie. Dalam pengambilan gambar fotografi dan sinamatografipun
berbeda. Fotografi, lebih dominan pada posisi kamera portrait atau landscape.
Sedangkan dalam melakukan aktivitas sinematografi dianjurkan melakukan
pengambilan gambar dengan cara landscape.
Berbicara tentang sinematografi, tidak terlepas dari dunia perfilman
dimana kualitas teknis di satu pihak dan mengidealkan keestetisannya di pihak
lain. Sedangkan sinematografi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

1
Mei Prabowo, Pengantar Sinematrografi (Semarang: The Mahfud Ridwan Institute, 2022).

2
dapat diartikan dengan teknik perfilman, teknik pembuatan film. Sebuah kata
yang hampir sama akan memiliki makna yang berbeda, seperti dalam Kamus
Mini Bahasa Indonesia antara sinema, sinematograf, sinematografis serta
sinematografi memiliki makna yang berbeda. Dilihat dari perbedaannya
ternyata berhubungan erat melainkan memiliki tafsiran yang berbeda. Sinema
adalah suatu gedung tempat pertunjukan film; bioskop; film; serta gambar
hidup. Sinematigraf merupakan kamera atau proyektor film; atau bisa disebut
dengan perkakas atau segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pengambilan
adengan saat pembuatan film. Berbeda halnya dengan sinematografis yang
hampir mirip dengan sinematografi. Sinematografis adalah mengenai atau
berkenaan dengan teknik pembuatan film, sedangkan sinematografi ialah
teknik perfilman; dan teknik pembuatan film. Sinematografi merupakan salah
satu bentuk teknologi yang dekat dengan film, dimana sebagai salah satu
media penyimpanan maupun henre seni. Film merupakan media penyimpanan
yaitu celluloid, yaitu pita plastik yang sangat tipis dimana dilapisi zat peka
cahaya. Celluloid inilah yang digunakan pada awal mumculnya sinematografi
di dunia.
Bordwell, Thompson, dan Smith mengemukakan tentang
chinematography (“writing in movement”) depends to a large extent on
photography (“writing in light”), dapat diartikan sinematorafi merupakan
aktivitas melukis, merekam, menangkap, mengambil gerak dengan bantuan
cahaya2. Dalam pelaksanaan sinematografi memerlukan management
organisasi sehingga dapat mennghasilkan karya yang sempurna. Kegiatan
sinematografi harus mampu mengontrol, mengatur adegan yang akan diambil
dan juga mempertimbangkan antara jarak, ketinggian, surasi, sudut pandang
dan lain sebagainya yang bisa digunakan untuk mencetak rangkaian gambar
sesuai dengan tujuan.
Berbeda halnya dengan salah satu pendapat mengenai cinematography
secara literal adalah menulis gerakan. Kata menulis memiliki arti yang sangat
luas. Menulis bisa diartikan sebagai cara sesorang untuk menggambarkan atau
mengungkapkan sesuatu. Mengkomunisasi gerakan dalam sinematografi

2
Rusman Latief, Jurnalistik Sinematografi (Prenada Media, 2021), 100–103.

3
tidaklah mudah, gambar yang dituliskan bukan untuk diri sendiri, melainkan
juga harus membuat seseorang yang melihat atau mendengarkan dapat
terhanyut dalam rangkaian gambar. Orang yang membuat sinematografi
disebut dengan sinematografer, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap
kualitas gambar secara teknik. Seorang sinematografer berbeda dengan
sutradara, dia harus memastikan dari segi seni dan keestetikanya dari sebuah
cerita.

B. Peran Sinematografi dalam Pembuatan Film

Sinematografer adalah orang bertanggung jawab atas semua elemen


visual film. Seorang sinematografer yang memilih jenis kamera serta bahan
baku yang akan digunakan seperti; lensa, jenis filter yang akan digunakan
didepan lampu atau lensa, serta jenis lampu yang sesuai dengan konsep
sutradara3. Dan cerita didalam sebuah skenario adalah contoh interpretasi
visual dari skenario. Selain itu, seorang sinematografer memutuskan gerakan
kamera, mengembangkan ide visual dan merencanakan lokasi pengambilan
gambar secara efektif. Dengan demikian seorang sinematografi adalah orang
yang mengawasi semua elemen visual sebuah film baik secara teknis maupun
non teknis. Sinematografi harus paham baik sutradara maupun scenario
representasi visual karena segala sesuatu yang akan dikomunikasikan kepada
penonton akan disajikan dalam format dan sesuai dengan kedua referensi
tersebut, meskipun dalam beberapa kasus, sutradara mungkin dapat
melakukannya yaitu mengubah bagian presentasi visual skenario untuk
mencerminkan gaya khusus sutradara.
Pada sebuah industri perfilman seorang sinematografi atau
Sinematografer akan dibantu sebuah tim yang terdiri dari:
1. Camera assistant yang bertugas mendampingi dan membantu semua
kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga
mempersiapkan sebuah shot.
2. Focus fuller yang membantu sinematografer dalam memutar focus ring
pada lensa sehingga kamera bisa terus dalam area focus.

3
Verra Rosyallia Widia Sofyan dan Yudi Kurniadi, “Sinematografi Untuk Pemula,” Darma Abdi
Karya 2, no. 1 (13 Juni 2023): 1–5, https://doi.org/10.38204/darmaabdikarya.v2i1.1260.

4
3. Camera boy istilah ini sering digunakan pada industry film di holyywood
dimana seoran assitent kamera yang bertugas membawa kamera atau
mempersiapkan kamera.
4. Grip adalahh orang yang bertugas untuk memastikan letak kamera seperti
yang diinginkan oleh Sinematografer, serta bertanggung jawab atas
perpindahan serta tinggi raendahnya kamera.
5. Gaffer adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pencahayaan,
bersama dengan Sinematografer, gaffer akan berdiskusi tentang warna,
jenis cahaya dan gaya tata cahaya tersebut.
6. Lightingman adalah orang-orang yang bertugas dalam departemen
pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai perintah gaffer dan
Sinematografer.

Seorang sinematografer yang terampil harus mengetahui atau


memiliki pengetahuan tentang peralatan yang akan digunakan untuk membuat
film. Sinematografer menyalurkan semua pengetahuan dan keterampilannya
melalui kamera karena hanya alat-alat yang akan digunakan di dalam sebuah
film yang menyiratkan bahwa kamera harus sesuai dengan keinginan kita,
yang telah berkembang menjadi visi sutradara dan cerita atau skenario4.

Karena setiap industri kamera memiliki teknologi yang unik sehingga


sinematografer harus mempelajari buku panduan untuk setiap kamera yang
akan digunakan dalam perfilman. Meskipun semua kamera, secara teori
adalah sama dan hanya berfungsi sebagai alat untuk membantu kita
menghasilkan gambar yang diinginkan alangkah baiknya jika pengguna
sudah memahami aspek teknis kamera dari petunjuk manualnya.

4
Nabila Nur Atikah, “PERAN SINEMAGTOGRAFI DALAM DUNIA PERFILMAN,”
PROSIDING FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS DHARMAWANGSA 1,
no. 0 (7 Juli 2021): 39–52.

5
C. Teknik Dasar dalam Sinematografi

Adapun beberapa teknik dasar sinematografi diantaranya yaitu5;


1. Pengambilan gambar:
a. Over shoulder shot adalah teknik pengambilan gambar yang menyorot
salah satu pelaku dalam pembuatan film.
b. Extreme long shot adalah teknik pengambilan gambar yang mengenai
semua objek, biasanya ditampilkan diawal film sebagai opening.
c. Very long shot adalah teknik pegambilan gambar yang hampir sama
dengan xtreme long shot tetapi lebih dipertegas pada objeknya.
d. Long shot adalah teknik pengambilan gambar seluruh tubuh objek
tetapi tidak terpotong oleh frame.
e. Medium shot adalah teknik pengambilan gambar separuh badan objek
yang terfokus dari pinggang hingga kepala.
f. Close up teknik pengambilan gambar dari bahu hingga kepala yang
fokus menampilakan ekspresi wajah.
2. Lensa
Pada prinsipnya lensa seperti mata dan kamera yang harus dijaga
kesehatan, kebersiahan dan kejernihannya. Lensa yang terdapat dalam
sebuah sinematografi terdapat tiga jenis yaitu;
a. Lensa jenis wide yaitu jenis lensa dengan sudut pengambilan gambar
yang luas.
b. Lensa jenis normal yaitu lensa yang dapat secara perspektif dianggap
mewakili mata manusia dalam melihat dunia dan sekitarnya.
c. Terakhir jenis lensa tele dengan sudut pengambilan yang lebih sempit.
3. Pencahayaan
Cahaya atau yang dikenal dengan lighting adalah salah satu elemen
terpenting dalam sinematografi6. Adapun beberapa jenis pencahayaan yang
digunakan dalam pengambilan gambar di sinematografi antara lain:

5
Estu Miyarso dan M Pd, “PERAN PENTING SINEMATOGRAFI DALAM PENDIDIKAN
PADA ERA TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI,” t.t.
6
Rika Permata Sari dan Assyari Abdullah, “ANALISIS ISI PENERAPAN TEKNIK
SINEMATOGRAFI VIDEO KLIP MONOKROM,” Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah Dan
Komunikasi 1, no. 6 (25 Januari 2020): 418–23, https://doi.org/10.24014/jrmdk.v2i1.9236.

6
a. Key light merupakan cahaya utama dalam sebuah perfilman, karena
key light harus lebih terang sehingga objek yang ditampilkan terlihat
jelas.
b. Fill light memiliki fungsi sebagai penghilang gelap bayangan dari key
light dan harus memiliki cahaya lebih redup diandingkan dengan key
light.
c. Backlight merupakan pencahayaan yang ditembak dari belakang objek
sehingga dapat mempertegas ruang tiga dimensi pada layar.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologi, sinematografi berasal dari bahasa Latin yaitu Kinema


yang berarti gerak, photos yang berarti cahaya, dan graphos yang berarti lukisan
atau tulisan. Jadi cinematography bisa diartikan menulis dengan gambar yang
bergerak.
Seorang sinematografer yang terampil harus mengetahui atau memiliki
pengetahuan tentang peralatan yang akan digunakan untuk membuat film.
Sinematografer menyalurkan semua pengetahuan dan keterampilannya melalui
kamera karena hanya alat-alat yang akan digunakan di dalam sebuah film yang
menyiratkan bahwa kamera harus sesuai dengan keinginan kita, yang telah
berkembang menjadi visi sutradara dan cerita atau skenario.
Ada beberapa teknik yang harus dipelajari untuk menjadi seorang
sinematografer yang handal, yakni harus mengetahui teknik dasar
sinematografi, kamera, lensa dan pencahayaan dalam membuat sebuah
film.

B. Saran

Setelah menyelesaikan makalah penulis berharap bahwa karya tulisan ini


bermanfaat bagi yang ingin mengambil rujukan penelitian tentang perfilman dan
sinematografi, saya harap kesalahan dalam penulisan dapat dikoreksi sehingga
menjadi pemahaman bersama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Atikah, Nabila Nur. “PERAN SINEMAGTOGRAFI DALAM DUNIA


PERFILMAN.” PROSIDING FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA 1, no. 0 (7 Juli 2021): 39–52.
Latief, Rusman. Jurnalistik Sinematografi. Prenada Media, 2021.
Miyarso, Estu, dan M Pd. “PERAN PENTING SINEMATOGRAFI DALAM
PENDIDIKAN PADA ERA TEKNOLOGI INFORMASI &
KOMUNIKASI,” t.t.
Prabowo, Mei. Pengantar Sinematrografi. Semarang: The Mahfud Ridwan
Institute, 2022.
Sari, Rika Permata, dan Assyari Abdullah. “ANALISIS ISI PENERAPAN
TEKNIK SINEMATOGRAFI VIDEO KLIP MONOKROM.” Jurnal Riset
Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi 1, no. 6 (25 Januari 2020): 418–23.
https://doi.org/10.24014/jrmdk.v2i1.9236.
Sofyan, Verra Rosyallia Widia, dan Yudi Kurniadi. “Sinematografi Untuk
Pemula.” Darma Abdi Karya 2, no. 1 (13 Juni 2023): 1–5.
https://doi.org/10.38204/darmaabdikarya.v2i1.1260.

Anda mungkin juga menyukai