Anda di halaman 1dari 10

“TAHAPAN PRODUKSI FILM”

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Mata kuliah :SINEMATOGRAFI
DosenPengampu : Dra. ZUHRIAH, M.A

Disusun oleh :

EDWARD FADLY
NIM : 0603203096

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada allah SWT. Yang telah memberikan rahmat,
taufik dan hidayah nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Tahapan Produksi Film” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan makalah ini Penulis buat untuk memenuhi kewajiban yang
telah diberikan oleh dosen mata kuliah Sinematografi sebagai tugas Ujian Akhir
Semester. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memenuhi tugas yang
diberikan dan dapat menambah pengetahuan kita tentang Tahapan Produksi Film.
Makalah ini sudah Penulis susun dengan semaksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini dan juga orang tua yang telah memberikan motivasi kepada
Penulis.

Medan, Juli 2022

EDWARD FADLY
NIM : 0603203096

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. iii
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Objek Kajian Ilmu Komunikasi ................................................................ 2
B. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ................................................................ 5
C. Pardigma dan Teori Komunikasi............................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk
gambar bergerak). Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup
adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan
dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan
kamera, dan/atau oleh animasi.

Film mempunyai banyak jenis genre, seperti Horor, Action, Drama, Thriller,
Komedi, Animasi, Fantasi, Romansa.
Proses Produksi Film dapat dikatakan sebagai sebuah sistem, artinya antara
komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Kegagalan pada salah satu proses akan
menyebabkan sulitnya membuat film yang enak ditonton dan mempunyai
kesinambungan yang utuh. Proses produksi yang dimulai dari adanya suatu ide
yang kemudian dikembangkan dalam bentuk naskah dan akhirnya di
visualisasikan menjadi sebuah bentuk film yang kemudian harus dievaluasi untuk
mengetahui mutu dari film tersebut melibatkan orang yang kompeten di
bidangnya, berdedikasi tinggi dan mempunyai kemampuan untuk bekerja sama
dalam tim yang baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana Objek Kajian Ilmu Komunikasi?
2. Bagaimana Fungsi dan Tujuan Komunikasi?
3. Bagaimana Pardigma dan Teori Komunikasi?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan yang dilihat dari hasil rumusan masalah, yaitu :
1. Untuk Mengetahui Objek Kajian Ilmu Komunikasi

2. Untuk Mengetahui Fungsi dan Tujuan Komunikasi

3. Untuk Mengetahui Pardigma dan Teori Komunikasi

4.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pra-produksi

Pra-produksi merupakan kegiatan tahap perencanaan produksi film yang akan


diproduksi. Kompleksitas sebuah kegiatan perencanaan ini bergantung pada besar
atau kecilnya film yang akan diproduksi. Di tahap ini, perekrutan awak produksi
fim sudah terpilih; kru film sudah menentukan jenis film yang akan dibuat; serta
naskah cerita yang akan dipakai, sudah matang dan tidak lagi mengalami
perubahan. Selain itu rancangan anggaran juga sudah diselesaikan dan departemen
kru yang bersangkutan mulai untuk mencari dana demi pembuatan film. Para
pemeran dan pelaku dalam film telah dipilih melalui proses seleksi (casting).

Setiap departemen dari tim pembuat film mulai melakukan preparasi sesuai
dengan kewajiban timnya masing-masing. Para pemeran sudah dapat berkumpul
untuk melakukan bedah naskah dengan penulis skenario dan sutradara.
Departemen sinematografi membuat daftar teknis pengambilan adegan per adegan
(shotlist) dan sudah dapat menyusun jadwal syuting (breakdown dan rundown).

Di tahap ini pula dilakukan pencarian lokasi yang sekiranya sesuai dengan
plot naskah yang telah dibuat. Saat melaksanakan pencarian lokasi, umumnya
beberapa pemeran (aktor dan aktris) juga turut diboyong untuk melakukan latihan
akting di lokasi syuting bersangkutan.

B. Produksi

Setelah semua kegiatan pra-produksi serta kegiatan lain yang berkaitan


dengan preparasi selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah
melaksanakan pengambilan gambar adegan (take shot) atau yang lebih dikenal
kaum awam dengan sebutan “syuting”.

Proses syuting dilaksanakan sesuai dengan jadwal syuting yang telah dibuat.
Jadwal syuting secara garis besar pada umumnya tercantum pada breakdown dan

3
detail jadwal setiap harinya dicantumkan ke dalam rundown. Seluruh kru film dan
para pemeran sebisa mungkin harus bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah
direncanakan agar proses pembuatan film selesai tepat waktu. Apabila melewati
batas waktu yang telah dibuat dalam jadwal, maka diperlukan waktu tambahan
dan tentunya hal tersebut akan mempengaruhi rancangan anggaran produksi.

Seperti yang telah disampaikan dalam bab sebelumnya, pembuatan film


sifatnya kolaboratif, karena kegiatan ini melibatkan sejumlah kegiatan dengan
didukung oleh latar belakang keahlian yang berbeda-beda. Dari seluruh pihak
yang terlibat dalam pembuatan film, termasuk aktor dan aktris, harus dapat
bersinergi dan saling mendukung, agar setiap aspek pekerjaan terlihat sempurna
untuk menghasilkan film berkualitas.

C. Post-produksi

Setelah proses produksi rampung, maka kegiatan selanjutnya dalam


pembuatan film adalah post-produksi. Dalam tahap ini, hasil perekaman gambar
diolah dan digabungkan dengan hasil rekaman suara. Penggabungan tersebut
disesuaikan dengan naskah sehingga dapat menjadi satu kesatuan karya audio-
visual yang mampu bercerita kepada para penikmat film. Aspek terpenting dalam
kegiatan post-produksi adalah:

a. Editing Offline

Merupakan tahapan penyuntingan kasar, di mana setiap adegan sudah


disusun sesuai dengan urutan pada naskah. Pada proses editing offline ini,
hanya dilakukan penyuntingan adegan per adegan, tanpa memasukkan
efek suara dan efek audio lain seperti musik latar (music scoring). Tahap
editing offline ini berakhir ketika susunan adegan dalam film telah sesuai
dengan plot cerita dan sudah disetujui oleh sutradara dan pihak produser.
Tahapan tersebut diistilahkan dengan picture locked.

b. Editing Online

4
Setelah melalui tahap picture locked, maka langkah selanjutnya adalah
mengerjakan tahap editing online. Pada kegiatan editing online ini,
susunan adegan yang sudah “dikunci” ditambahkan efek suara, music
scoring (musik latar), serta efek visual lain seperti coloring, animation,
serta special effect.

Proses editing tidak lagi mengacu pada naskah. Proses edit coloring pada
setiap scene dilakukan sama seperti halnya melakukan penyuntingan
pewarnaan dalam sebuah foto. Tone warna di film dapat disunting untuk
membantu membangun keindahan visual, seperti membuat tone menjadi
hitam-putih, sephia, menaikkan atau menurunkan kontras kualitas
gambar, dan lain-lain. Selain untuk tujuan estetika, pewarnaan ini juga
bertujuan semakin membangun suasana sesuai dengan plot cerita,
sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada penonton juga dapat
tersampaikan.

Kegiatan editing online dilakukan terpisah antara penambahan efek audio


dan penambahan efek visual. Setelah proses keduanya selesai, langkah
terakhir adalah melakukan proses mixing, dimana hasil suntingan audio
dan suntingan visual digabungkan. Jika semua sudah tergabung menjadi
satu, maka film sudah selesai diproduksi dan siap untuk dilempar ke
pasaran.

5
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pengertian ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama
dengan pengertian ilmu secara umum. Hal yang membedakan adalah objek
kajiannya, di mana perhatian dan telaah difokuskan pada peristiwa-peristiwa
komunikasi antarmanusia.
Komunikasi berfungsi sebagai informasi, sosialisasi (pemasyarakatan),
motivasi, berdebat dan diskusi, pendidikan, memajukan kehidupan, hiburan,
integrasi.
Tujuan komunikasi yaitu menyebarluaskan tujuan organisasi;
mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan organisasi; mengorganisasikan
sumber-sumber lainnya agar dapat dimanfaatkan lebih efektif dan efisien; memilih
dan menghargai anggota organisasi yang baik; memimpin, memotivasi,
menciptakan iklim atau suasana dalam organisasi sehingga para anggota
berpartisipasi semaksimal mungkin; mengontrol perilaku para anggota organisasi.
Teori merupakan pernyataan umum yang merangkum pemahaman kita
tentang cara dunia bekerja. Teori komunikasi bertujuan meningkatkan
pemahaman kita tentang proses komunikasi. Dengan pemahaman yang lebih baik,
kita berada pada posisi yang lebih baik untuk memprediksi dan mengontrol hasil-
hasil komunikasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana "Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:


LkiS.

Lukman Hakim. 2003. Revolusi Sistemik Solusi Stagnasi Reformasi dalam


Bingkai Sosialisme Relegius. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.

Pudjawijatna. 1987. Tahu dan Pengetahuan, Pengantar ke Ilmu dan Filsafat.


Jakarta: Bina Aksara.

Saeful Muhtadi. 2013. Filsafat Komunikasi. Bandung : Pustaka Setia

Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss. 2008. Toeri Komunikasi, Terj.


Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika.

Widjaya, H.A.W. 1986. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bina


aksara.

Anda mungkin juga menyukai