Anda di halaman 1dari 16

PRODUKSI MEDIA DAN EVALUASI PROGRAM MEDIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dr. Merri Silvia Basri, S.S., M.Pd

Oleh : Kelompok 5

Dessy Syahfitri (2105124248)


Erma Putriyani (2005112876)
Nur Awfiah Nadhila (2005125593)
Rizka Zhuriana Dmk (2105111338)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG


JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Produksi media dan Evaluasi program media”. Di dalam makalah ini, penulis
menganalisis mengenai pengertian, produksi audio, produksi film bingkai, macam
evaluasi, dan tahapan evaluasi. Adapun harapan penulis, makalah ini bisa
memberikan manfaat sebesar mungkin bagi siapa pun yang membacanya.
Seterusnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Merri Silvia
Basri, S.S., M.Pd sebagai dosen pengampu Media Pembelajaran yang sudah
membimbing dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Media Pembelajaran. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan mengenai penulisan naskah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca akan
sangat membantu sekian terimakasih.

Pekanbaru, 18 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. PRODUKSI MEDIA .................................................................................... 2
1. Pengertian Produksi Media .................................................................... 2
2. Produksi Audio ...................................................................................... 2
3. Produksi Film Bingkai ........................................................................... 6
B. EVALUASI PROGRAM MEDIA ............................................................... 9
1. Tujuan Evaluasi Media .......................................................................... 9
2. Macam Evaluasi Media .......................................................................... 9
3. Tahapan Evaluasi Media ...................................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi media merupakan cara untuk membuat dan menghasilkan
media terutama yang ditekankan disini adalah pembuatan media
pendidikan. Dapat digaris bawahi cara disini untuk menciptakan media
terutama media elektronik bukan membuat alatnya tetapi membuat apa yang
akan ditampilkan didalam alat tersebut. Media dapat dibagi menjadi
beberapa jenis seperti media visual, audio visual, mediia cetak, elektronik,
media dua dimensi, dan media empat dimensi. Namun tidak semua cara
pembuatan media dapat ditampilkan didalam makalah ini, hanya media
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran saja yang akan dibahas dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan Produksi Media ?
2. Apa yang dimaksud dengan Produksi Audio?
3. Apa yang dimaksud dengan Produksi Film Bingkai?
4. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Pogram Media?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan penulisan makalah
sebagai berikut :
1. Memahami Produksi Media.
2. Memahami Produksi Audio.
3. Memahami Produksi Film Bingkai.
4. Memahami Evaluasi Program Media.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRODUKSI MEDIA
1. Pengertian Produksi Media
Produksi media merupakan segala upaya yang dilakukan untuk
menciptakan dan mengolah (produksi) media (benda visual maupun non
visual) dengan cara mempergunakan segala sumber daya (tenaga,
pikiran, dan dana). Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan
untuk memproduksi media terutama media yang berkaitan dengan dunia
pendidikan. Dalam makalah ini akan membahas produksi media yaitu
media non elektronik dan media elektronik.

2. Produksi Audio
a. Studio Produksi
Program audio direkam di dalam suatu studio produksi atau juga
disebut studio rekaman. Studio ini terdiri dari dua ruangan, yaitu
ruangan kontrol dan studionya, yang keduanya dibatasi dinding
berjendela kaca sehingga orang yang ada di dalam kedua ruangan itu
dapat saling melihat.
Ruang kontrol dilengkapi dengan alat rekaman, yang biasanya terdiri
dari alat rekaman audio, alat pemutar audio, alat pemandu suara, dan
tombol pengatur suara. Di samping itu terdapat pula alat untuk
penyuting suara.
Ruang studio adalah sebuah ruangan yang kedap suara. Ruang ini
diperlengkapi dengan berbagai mikrofon, tempat duduk pemain, alat
musik, misalnya piano, perlengkapan untuk mebuat FX, dan pengeras
suara.
Kedua ruangan tersebut dihubungkan dengan interkom, yang
memudahkan orang diruang kontrol berkomunikasi dengan oramg-
orang di dalam studio. Pembagian tugas dalam produksi:
1) Sutradara.
Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab atas semua
aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
2) Kerabat kerja
Dalam produksi audio kerabat kerja yang diperlukan hanya dua
orang oprator. Seorang oprator melayani pengaturan tombol
rekaman serta bertugas mengatur jalannya pita rekaman pada alat
perekam. Ia juga yang bertanggung jawab membuat saluran yang
menghubungkan mikrofon dengan mesin perekam. Seorang operator
lainnya bertugas menyiapkan musik dan sound effect yang akan
digunakan dalam rekaman.
3) Pemain
Yang dimaksud dengan pemain ialah orang-orang yang ditunjuk
untuk membacakan naskah. Biasanya seorang pemain hanya
memegang satu peran saja dalam suatu naskah tertentu. Seorang
pemain yang telah menyanggupi untuk ikut rekaman berkewajiban
mempelajari naskahnya. Ia harus menghayati benar pesan yang akan
dibawakannya. Ia harus melatih diri membaca naskahnya supaya
dalam rekaman nanti tidak terdengar kesan bahwa naskah itu dibaca,
melainkan terdengar seperti orang yang bercakap atau bercerita.
Dalam latihan membaca ini bila perlu ia dapat memberi tanda-tanda
baca pada naskahnya. Pemain harus mengikuti petunjuk sutradara
dalam membawakan perannya. Seorang pemain tidak boleh kecil
hati kalau membacanya dianggap kurang betul oleh sutradara, dan
harus membetulkannya sesuai dengan petunjuk sutradara. Pada
waktu yang telah ditentukan pemain harus datang tepat pada
waktunya. Jam menggunakan studio adalah terbatas, karena itu

3
pemain harus berusaha agar tidak menyebabkan terbuangnya waktu
penggunaan studio dengan sia-sia.

b. Pelaksanaan Produksi
Pada waktu rekaman yang telah ditentukan seorang sutradara harus
datang lebih awal dari para pemain lainnya. Segera setelah sampai di
studio ia bertugas mengecek apakah studio telah siap untuk dipakai. Ia
harus bertemu dengan oprator untuk mengecek apakah mereka telah
menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan. Setelah pemain
lengkap sutradara segera memimpin latihan. Latihan dapat dimulai
dengan latihan kering, yaitu latihan yang dilakukan di luar ruang studio
dan dikerjakan tanpa musik dan FX. Yang diutamakan dalam hal ini
ialah pemahaman isis naskah, penghayatan peran masing-masing
pemain, cara membaca naskah. Setelah pemain untuk memebaca bagian
masing-masing sesuai dengan urutan naskah. Sutradara akan
memebtulkan cara membaca yang belum betul. Dalam hal ini sutradara
harus dapat memeberi contoh, misalnya bagaimana cara menangis, cara
tertawa, dan sebagainya. Setelah latihan selesai pemain dipersilahkan
masuk ke studio. Sutradara dan kerabat kerja di ruang kontrol. Sutradara
memberi petunjuk dimana pemain harus duduk atau berdiri, dan
mikropon yang mana yang digunakan oleh masing-masing pemain.
Sutradara memberi petunjuk tentang tanda-tanda yang
digunakan dalam memimpin produksi. Pada umumnya petunjuk
dilakukan dengan menggunakan tanga; pemain melihat tanda-tanda itu
melalui jendela kaca tembus pandang yang membatasi ruang studio
dengan ruang kontrol. Tanda yang biasa digunakan misalnya: bila
sutradara menunjuk seorang pemain artinya pemain itu harus memulai
membaca teks naskahnya; meletakkan tangan dileher seolah-olah
menggorok leher berarati rekaman terhenti karena ada kesalahan dan
harus diulang; mendekatkan kedua tangannya naik pemain harus lebih
dekat dengan mikropon; menggerakan tangannya naik turun berarti

4
membacanya harus diperlambat; dan sebagainya. Langkah-langkah
berikutnya ialah mengadakan tes suara. Setiap pemain diminta membaca
di depan mikropon secara bergantian. Tinggi rendahnya suara diatur
supaya tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras. Dalam mengukur
level suara ini sutradara dan oprator mengecek suara itu melalui jarum
dialat rekaman. Setelah level suara ditentukan, pemain bersangkutan
harus mengingat jarak mulutnya ke mikropon dan volume suara yang
digunakan waktu tes suara tadi. Dalam rekaman nanti level suaranya
harus diusahakan supaya sama dengan levelnya waktu tes suara.
Sekarang semua telah siap untuk melakukan latihan basah.
Pemain diminta membaca peran masing-masing sesuai naskah, didepan
mikropon. Dalam latihan ini musik dan FX sudahdigunakan benar-
benar. Dalam latihan ini sutradara bertindak sangat kritis, setiap terdapat
kesalahan atau kejanggalan sutradara menghentikan latihan dan
memberi petunjuk untuk perbaikan. Adegan itu kemudian diulang
kembali. Latihan seperti ini biasannya lebih lama dari rekaman
sesungguhnya. Setelah latihan berjalan baik rekaman segera
dilaksanakan. Bila dalam rekaman ini masih juga terjadi kesalahan,
sutradara melakukan perbaikan dengan cara:
1) Bagian yang salah dihapus dan adegan yang salah tadi diulang
kembali. Bila hal ini yang dilakukan, jalannya rekaman biasanya
agak lama, namun pada saat rekaman selesai telah diperoleh
program hasil final.
2) Adegan yang salah diulang kembali tanpa mengahapus kesalahan
tadi. Bila hal ini yang dilakukan rekaman dapat berjalan agak cepat.
Setelah selesai rekaman, sutradara dan oprator masih harus mengedit
kembali hasil rekaman itu untuk membuang bagian-bagian yang
tidak terpakai. Setelah rekaman selesai sutradara berkewajiban
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pemain dan oprator.

5
3. Produksi Film Bingkai
1. Jenisnya
Dalam memproduksi program film bingkai ada dua jenis kegiatan
produksi yang dapat dilakukan secara berurutan, yaitu:
1) Produksi Visualnya. Pada bagian visual yang meliputi gambar-
gambar grafis dan caption serta gambar-gambar yang dapat diambil
dari benda sesungguhnya atau modelnya diproduksi semuanya.
2) Produksi Audionya, yaitu narasi dan musik serta sound effect. Cara
memproduksinya sama dengan memproduksi program audio yang
telah diuraikan di bagian terdahulu. Bahkan biasanya lebih
sederhana. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah bahwa narasi
dan musik serta FX-nya harus sesuai dengan visualisasinya.

2. Alat yang dipergunakan


Untuk memproduksi bagian visualnya diperlukan berbagai alat,
misalnya :
1) Kamera
2) Film yang digunakan
3) Tiang penyangga untuk mengkopi (Copy stand)
4) Alat Perekam Audio

3. Kerabat Kerja
Seperti halnya dalam produksi audio dalam produksi film
bingkaipun diperlukan seorang sutradara yang akan memimpin produksi
dan yang bertanggung jawab atas baik buruknya hasil produksinya.
Sutradara tersebut perlu dibantu oleh kerabat kerja.

4. Editing Film Bingkai


Setelah film dikembangkan film tersebut perlu di edit. Di dalam
editing ini gambar-gambar itu kita perbandingkan dan kita ambil yang
paling baik dan yang paling susuai untuk program kita.

6
5. Editing Film Bingkai
Setelah film dikembangkan film tersebut perlu kita edit. Pada bagian
atas pernah kita mengulas bahwa dalam mengambil gambar kita
menggunakan rasio yang cukup. Dengan demikian untuk setiap objek
yang kita ambil, kita akan mempunyai beberapa gambar. Di dalam
editing ini gambar-gambar itu kita perbandingkan dan kita ambil yang
paling baik dan yang paling susuai untuk program kita. Editing ini
dilakukan dengan menggunakan meja editing. Meja editing itu adalah
sebuah meja bagian atasnya dibuat dari plastik buram yang rupanya
seperti lampu neon. Dibawah meja dipasang lampu yang cukup terang.
Sehingga kalau lampu dinyalakan bagian atas meja itu akan menjadi
terang. Di atas meja itu juga diletakkan sebuah papan plastik yang
dipasang miring kira-kira membuat sudut 120 derajat dengan bagian atas
meja. Papan plastik ini juga dibuat dengan bahan yang sama seperti
bagian atas meja tadi. Dibagian belakang papan plastik ini juga dipasang
lampu yang cukup terang. Pada permukaan papan plastik miring ini
diletakkan sekat-sekat memanjang, tempat meletakkan film supaya tidak
jatuh. Film yang telah selesai dikembangkan dipotong-potong dan
diletakkan diatas meja tadi. Bila lampu dinyalakan kita akan dapat
melihat gambar pada film tadi dengan jelas. Kalau gambar yang sama
tadi kita jajar-jajar di atas meja, kita dapat membandingkannya dengan
mudah dan dapat memilih gambar yang paling baik.

6. Memberi Bingkai Film


Film bingkai supaya mudah diproyeksikan ke layar harus diberi
bingkai. Bingkai ini ada yang dibuat dari plastik dan ada yang dibuat
dari plastik ada yang dibuat dari karton. Bingkai ini berukuran 5 x 5 cm.
Bagian dalam berjendela dengan ukuran 21/12 x 31/2 cm. Film yang
telah dipotong-potong tadi dipasang tepat pada jendela bingkai itu.
Kemudian diatas film tadi dipasang bingkai satu lagi, sehingga tepi film

7
tadi terjepin dua bingkai, sedangkan bagian yang bergambar terpasang
rapi di jendela. Agar bingkai tadi tidak lepas harus dikunci. Pada bingkai
karton yang digunakan sebagai pengunci ialah lem. Pada bingkai plastik
sudah ada lubang-lubang penguncinya. Bila lubang-lubang itu ditekan
dengan kuat, bingkai itu akan melekat erat satu sama lainnya, sehingga
film yang telah dipasang tidak dapat bergeser-geser lagi. Film-film yang
telah diberi bingkai diletakkan di papan yang miring pada meja editing
itu. Film-film itu kita letakkan dengan urutan sesuai dengan naskah yang
telah disusun setelah urut bingkai tadi diberi nomor. Cara menuliskan
nomor adalah sebagi berikut:
Kita pegang film bingkai tadi sehingga bagian yang mengkilat
menghadap pada kita. Gambar kita putar sehingga kepala bingkai itu ada
dibawah. Sekarang tuliskan nomor itu disudut kanan atas dari bingkai
film itu. Penomoran ini perlu kita lakukan secara demikian karena kita
akan menyajikan film dengan menggunakan proyektor film tersebut
harus dipasang dengan posisi terbaik.

7. Merekam Narasi
Narasi, musik dan sound effect pada program film bingkai harus
sesuai dengan visualnya. Karena itu dalam merekam bagian audio dari
program film bingkai kita harus sesuaikan dengan urutan
visualnya. Disamping itu perlu juga diingat bahwa dalam penyajiannya
nanti film bingkai diproyeksikan ke layar satu persatu secara
berurutan. Pergantian dari bingkai yang satu ke bingkai yang lain itu
memakan waktu beberapa detik. Perlu diusahakan supaya narasi
berhenti pada saat pergantian film terjadi.

8
B. EVALUASI PROGRAM MEDIA
Media apapun yang dibuat, perlu dinilai terlebih dahalu sebelum dipakai
secara luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
media yang dibuat tersebut dapat tercapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak.
1. Tujuan Evaluasi Media
Dalam buku pedoman evaluasi media pendidikan dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1988/1989) dinyatakan bahwa
evaluasi media mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam mengadakan
media pendidikan yang bermutu.
2) Memberikan pedomam kepada guru dalam membuat media pendidikan
yang bermutu.
3) Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media
pendidikan yang bermutu.

2. Macam Evaluasi Media


Evaluasi media pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah
proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan
efisiensi media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
Evaluasi sumatif adalah proses pengumpulan data untuk menentukan
apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu
atau apakah media tersebut benar-benar efektif atau tidak, setelah media
tersebut diperbaiki dan disempurnakan.

9
3. Tahapan Evaluasi Media
Ada tiga tahapan evaluasi formatif, yaitu evaluasi satu lawan satu
(one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), evaluasi
lapangan (field evaluation).
a. Evaluasi satu lawan satu
Pada tahap ini pilihlah dua siswa atau lebih yang dapat mewakili
populasi target dari media yang dibuat. Sajikan media tersebut kepada
mereka secara individual. Kalau media itu didesain untuk belajar
mandiri, biarkan siswa mempelajarinya, sementara Anda
mengamatinya. Kedua orang siswa yang telah dipilih tersebut,
hendaknya satu orang dari populasi target yang kemampuan umum nya
sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi di atas rata-rata.
Beberapa informasi yang dapat diperoleh melalui kegiatan ini antara
lain kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas,
kesalahan dalam memilih lambang-lambang visual, kurangnya contoh,
terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru,
pertanyaan atau petunjuk kurang jelas, tujuan tak sesuai dengan materi,
dan sebagainya.
b. Evaluasi Kelompok Kecil
Pada tahap ini, media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang
dapat mewakili populasi target. Kalau media tersebut dibuat untuk siswa
kelas 1 SMP, pilihlah 10-20 orang siswa dari kelas I SMP. Mengapa
harus dalam jumlah tersebut? Hal itu disebabkan kalau kurang dari
sepuluh data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi
target. Sebaliknya, jika lebih dari dua puluh data atau informasi yang
diperoleh melebihi yang diperlukan. Akibatnya kurang bermanfaat
untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil. Siswa yang dipilih
dalam kegiatan ini hendaknya mencermin kan karakteristik populasi.
c. Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari
evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Usahakan memperoleh situasi

10
yang semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua
tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sudah men dekati
kesempurnaan. Namun dengan itu masih harus dibuktikan Melalui
evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat itu diuji. Pilih
sekitar tiga puluh orang siswa dengan berbagai karakteristik (tingkat
kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin usia, kemajuan belajar,
dan sebagainya) sesuai dengan karakter populasi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Produksi media merupakan cara untuk membuat dan menghasilkan
media terutama media pendidikan. Produksi media adalah segala upaya
yang dilakukan untuk menciptakan dan menghasilkan memproduksi media
benda visual maupun non visual dengan cara mempergunakan segala
sumber daya tenaga, pikiran, dan dana. Yang digunakan sebagai penuntun
dalam produksi adalah naskah. Naskah adalah rancangan produksi. Dengan
naskah sebagai pemandunya kemudian kita harus mengambil gambar,
merekam suara, memadukan gambar, dan suara, memasukkan musik dan
FX, serta menyunting gambar suara itu supaya alur penyajiannya sesuai
dengan naskah, menarik, dan mudah diterima oleh sasaran. Semua kegiatan
itulah yang disebut kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi memiliki
tiga kelompok personil yang terlibat yaitu sutradara, kerabat kerja dan
pemain. Ketiga kelompok personil itu mempunyai tugas dan tanggungjawab
yang berbeda namun semuanya menuju satu tujuan yang menghasilkan
pogram media yang mempunyai mutu teknis yang baik.

B. Saran
Adapun saran untuk makalah selajutnya, sebagai berikut:
1. Makalah selanjutnya dapat membahas secara terperinci mengenai
bagaimana pemaanfaatan media.
2. Makalah selanjutnya di harapkan menampilkan gambar supaya pembaca
lebih memahami konteks.
3. Makalah selanjutnya menambah rumusan masalah baru agar makalah
semakin lebih lengkap

12
DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, Andi. Media Pembelajaran. Surabaya: Bintang Surabaya, 2016.


Reza, Muhammad. “Evaluasi Media Pembelajaran” www.madandi.com Diakses
pada 18 September 2022. https://www.mandandi.com/2019/01/evaluasi-media-
pembelajaran.html?m=1
Sadiman. Arief S. (dkk). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

13

Anda mungkin juga menyukai