BERBASIS VIDEO
Dosen Pengampu:
HADIYANTO, S.Pd., M. Pd., Ph. D.
Oleh
DWIKY ANDIA (P2A318006)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Tuhan yang maha kuasa. Berkat
limpahan taufik dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Pemanfaatan Media Video Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi ....................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 4
1.3 Tujuan.................................................................................................. 4
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Media Pembelajaran.......................................................... 5
2.2 Pengertian Video Pembelajaran........................................................... 5
2.3 Karakteristik Media Video Pembelajaran............................................. 6
2.4 Mekanisme Produksi Video Pembelajaran........................................... 7
2.5 Tujuan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran...................... 10
2.6 Manfaat Menggunakan Video Pembelajaran....................................... 11
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran................................. 12
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................... 13
Daftar Pustaka............................................................................................... 14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimanasignal audio visual
direkam pada diskplastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004:36).
Menurut K. Prent dkk, dalam Kamus Latin-Indonesia (1969: 926)video-vidi-
visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat; Saya
lihat. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga
perekam video serta pemutar video.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1119) mengartikan video
dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman
gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Dalam kamus bahasa
indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar
bergerak.
Menurut Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the storage of
visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman
gambar dan penanyangannya pada layar televisi).
Video merupakan sarana yang paling tepat dan sangat akurat dalam
menyampaikan pesan dalam bentuk audio-visual (Canning-Wilson, 1998). video
akan sangat membantu pemahaman peserta didik. Peserta didik lebih suka
menggunakan video untuk mempelajari bahasa melalui penayangan film atau
hiburan di dalam kelas (Canning-Wilson, 2000).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan
dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion),
proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
6
penelitian menunjukkan siswa bisa bertahan lebih lama hingga 1 sampai 2 jam
untuk menyimak televisi atau video dengan baik dibandingkan dengan
mendengarkan saja yang hanya mampu bertahan dalam waktu 25 sampai 30 menit
saja.
6. Televise/video mampu menampilkan objek gambar dan informasi yang paling
baru, hangat dan actual (immediacy) atau terkini.
Karakteristik media video sebagai fungsi:
1. Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya
informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.
2. Stand Alone (berdiri sendiri).
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil. bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
4. Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau
demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat
menjadi media video.
5. Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound,
dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif,
berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki
tingkat keakurasian tinggi.
6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital
dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiapspech system komputer.
7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak
hanya dalamsetting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara
klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru
atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam
program.
7
tentunya melibatkan teknologi. Karenanya, banyak orang yang memahami video
dalam dua pengertian:
1. Sebagai rekaman gambar hidup yang ditayangkan. Aplikasi umum dari video
adalah televisi atau media proyektor lainnya;
2. Sebagai teknologi, yaitu teknologi pemrosesansinyal elektronik mewakilkan
gambar bergerak. Di sini istilah video juga digunakan sebagai singkatan
darivideotape, dan juga perekam video dan pemutar video
(http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 03 oktober 2016).
Video pembelajaran adalah media untuk mentransfer pengetahuan
dan dapat digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Lebih interaktif dan lebih
spesifik dari sebuah buku atau kuliah, tutorialberusaha untuk mengajar dengan
contoh dan memberikan informasiuntuk menyelesaikan tugas tertentu.
Seperti halnya dalam pembuatan proyek video klip, film, iklan layanan
masyarakat, website dan lain-lainnya, pembuatan video pembelajaran pun
membutuhkan tahapan dalam pembuatannya. Adapun tahapannya terbagi dalam 3
kategori besar yaitu: Pra Produksi, Proses Produksi dan Pasca Produksi.
a. Pra produksi (sebelum pembuatan)
Dalam pra produksi ini seorang pembuat video pembelajaran harus
memahami dan mengerti apa yang akan dilakukan sebelum pembuatan/produksi,
karena untuk menghindari kesalahan atau kerugian baik materi maupun financial
yang dibutuhkan, serta untuk mempersiapkan kebutuhan yang digunakan dalam
proses produksi.Pra Produksi ini terbagi dalam tahapan sebagai berikut :
1. Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya
mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam
menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui
media video tutorial. Sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan
tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli
media. Peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat
mewakili kompetensi yang diharapkan akan sesuai dengan kompetensi dan
jenjang pendidik.
2. Pemilihan materi/informasi yang akan disajikan
Seorang pembuat video pembelajaran harus tahu dan mengerti materi yang
akan disajikan. Sehingga ketika ada pertanyaan terhadap materi maka harus bisa
mempertanggungjawabkannya. Dan harus memberikan batasan terhadap
materi/informasi yang akan disajikan. Materi/Informasi dapat bersumber dari
Buku, Internet, Majalah , Koran maupun media lainnya dengan mencantumkan
sumbernya dalam halaman atau slide khusus sumber materi sebagai ke-valid-tan
dari materi yang disampaikan.
3. Menganalisa target / sasaran dari Video tutorial yang dibuat
8
Video pembelajaran yang dibuat nantinya akan ditampilkan / dipresentasikan
kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, seorang pembuat video pembelajaran
harus mengetahui sasaran atau targetnya, apakah untuk siswa smp, sma ataukah
untuk anak-anak bahkan untuk orang tua sekalipun. Sehingga materi/informasi
dapat disampaikan dengan baik dan benar. Jadi sasaran kami untuk video
pembelajaran ini adalah siswa/ siswi SMP, SMA, dan Mahasiswa.
4. Menganalisa dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Dalam proses produksi pasti membutuhkan alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan. Seorang pembuat video pembelajaran harus mengerti
perlengkapan yang digunakan dalam proses pembuatannya, antara lain
computer/laptop, kamera digital, kertas, pensil/pulpen, papan tulis, spidol,
penghapus, dan aplikasi Adobe Premiere Pro.
5. Mencari dan mengumpulkan Referensi terkait.
Sebelum memulai pembuatan, sebaiknya mencari sebanyak-banyaknya
referensi baik dari materi maupun contoh interaktif. Dengan adanya referensi ini
seorang pembuat Video pembelajaran dapat mengolah kreatifitasnya dengan
memperhatikan dan melihat referensi yang didapat. Referensi dapat dicari di
Internet, Majalah, koran, televisi dan sebagainya. Jadi, referensi yang kami
gunakan dalam pembuatan video pembelajaran ini berupa materi Logika
Matematika dan contoh video tutorial.
6. Membuat Jadwal/Schedule Produksi.
Hal yang penting adalah ketepatan waktu dalam proses produksi, karena
berkaitan denganclient/audience. Jadwal sangat menentukan apakah proses
produksi molor atau tidak. Jika tidak memiliki jadwal produksi maka dapat
dipastikan proses produksi akan berjalan secara amburadul atau acak-acakan,
yang menyebabkan konsistensi dari pembuat video pembelajaran menjadi tidak
ada atau hilang.
b. Proses produksi
Dalam proses produksi ini, pembuatan video pembelajaran dilakukan secara
urut karena dalam prosesnya telah dibantu dengan adanya konsep serta jadwal
yang telah tertata sebelumnya yaitu pada pra produksi.
c. Pasca Produksi
Tahapan terakhir dalam pembuatan video pembelajaran adalah pasca
produksi, yaitu tahapan dimana video pembelajaran siap untuk dipublikasikan.
Tahapan ini meliputi, publikasi video dalam bentuk file.
Cara Membuat Video untuk pembelajaran
Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda dalam
pembuatan video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan cara
pembuaan video untuk pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
9
2. Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau
moment menjadi serangkaian bidikan atau serangkaian kejadian yang berurutan.
Usahakan natural , agar siswa dapat mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
3. Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran
bidikan
4. Bila akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya
memberi sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok juga dari
dua sudut bidik yang berbeda pula
5. Selain itu, perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar
alunan yang wajar dari rangkaian bidikan kita bisa terangkai
6. Membantu terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah
menciptakan kesinambungan bidikan yang sangat berharga. Demikian pula
bidikan-bidikan berdasarkan arah pandangan
7. Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan.
Menunjukkan hal-hal yang penting saja agar menarik. Untuk menggabungkannya,
manfaatkan fasilitas fade in/out yang terdapat pada hampir semua perangkat
handycam.
8. Untuk memberikankesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu
dipertahankan paling tidak selama tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau
menghayati suatu adegan .
10
4. Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
Setiap siswa duduk secara berpasangan dengan belakang membelakangi satu
sama lain. Guru memberitahu bahwa siswa yang tidak mengadap skrin TV, harus
menjawab soal-soal berdasarkan sekuen video selepas aktivitas itu selesai dan
pemenangnya adalah pasangan yang berupaya menjawab yang paling tepat.
Kemudian guru menayangkan video dengan menutup audionya, siswa yang
menghadap skrin memberi komentar secara langsung tentang apa yang
ditayangkan dalam video. Dan pasangannya harus memberi soal-soal untuk
mendapatkan maklumat yang lebih banyak.
5. Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
Warna pada skrin dikurangi supaya menjadi gelap dan tak ada apapun dapat
dilihat. Sehingga hanya ada perkataan, komentar dan kesan-kesan bunyi yang bisa
didengar, siswa diharapkan dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, obyek
dan sebagainya yang mereka rasa ada ditayangan.
6. Ramalan (Prediction)
Ramalan bisa meliputi semua apa yang akan berlaku sebelumnya dan apa yang
kan dikatakan seterusnya. Kedua aktivitas ramalan ini mengharuskan siswa
meramal sekuen video yang dihentikan secara tiba-tiba untuk menimbulkan
respon lisan atau tulisan terkait dengan apa yang akan terjadi
seterusnya. Kemudian untuk mengetahui hasil respun dan pembicaraan-
pembicaraan selanjutnya. Siswa akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari
video.
7. Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
Aktivitas ini sangat sesuai untuk siswa yang baik penguasaan bahasanya.
Dalam aktivs ini, siswa ditunjukkan bagian akhir dari cerita yang ditayangkan
video yang pendek. Siswa diminta memberi penjelasan secara lsan dan tertulis
bagaimana awal cerita dari akhir video yang ditayangkan. Kemudia siswa
mempersembahkan cerita versi mereka. Persembahan bisa dijalankan secara
keseluruhan video itu dari awal hingga akhir.
8. Urutan (Sequencing)
Siswa-siswa diberikan skrip video bertulis yang telah dicampuradukkan. Tugas
mereka adalah menyusun skrip itu menjadi benar. Kegiatan ini paling cocok untuk
video yang sekuennya menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan
seorang narator. Cara yang lain yaitu guru menyunting video itu dan
mencampuradukkan peristiwa-peristiwa dalam video itu. Kemudian siswa-siswa
mendiskusikan tentang bagaimanakah sebenarnya urutan video yang bagus .
11
1. Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2. Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat.
3. Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4. Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5. Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi.
6. Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7. Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan
8. Hal-hal yang bersifat abstrak dapat dikonkreatkan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media video merupakan media pembelajaran yang paling tepat dan akurat
dalam menyampaikan pesan dan akan sangat membantu pemahaman peserta
didik. Dengan adanya media video, siswa akan lebih paham dengan materi yang
disampaikan pendidik melalui tayangan sebuah film yang diputarkan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam media video seperti suara, teks, animasi,
dan grafik. Dengan adanya media video siswa mampu mencapai kemampuan
dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik dan meningkatkan kemampuan
interpersonal.
Jenis-jenis teknik video antara lain:
1. Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)
2. Tayangan Senyap (Silent Viewing)
3. Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
4. Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
5. Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
6. Ramalan (Prediction)
7. Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
8. Urutan (Sequencing)
3.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang pendidik dapat menggunakan media
pembelajaran sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang
disampaikan sehingga motivasi belajar jadi lebih meningkat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14