a) Pengertian
Menurut Susilana dan Riyana (2008) media video adalah media yang
menyajikan informasi kedalam bentuk audio dan visual. Unsur audio yang
ditampilkan berupa: narasi, dialog, sound effect dan music, sedangkan usur visual
berupa: gambar/foto diam, gambar bergerak, animasi dan teks. Pujiriyanto (2012)
berpendapat bahwa media video merujuk pada gambar gerak yang direkam
menggunakan pita atau disk, dengan ukuran, kecepatan, cara merekam dan
mekanisme pemutaran yang berbeda-beda, video memiliki fleksibilitas yang tinggi
dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Daryanto (2013) media video adalah segala
sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Program video dapat dimanfaatkan dalam program
pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa,
selain itu media video juga dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan
kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Seiring
kemajuan teknologi, format sajian video dapat bermacam-macam mulai dari kaset,
CD (compact disk), dan DVD (digital versatile disk).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media video
adalah media yang menyajikan informasi kedalam bentuk audio dan visual yang
merujuk pada gambar gerak yang direkam menggunakan pita atau disk, dengan
ukuran, kecepatan, cara merekam dan mekanisme pemutaran yang berbeda-beda.
Program video ini juga dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat
memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu media video juga
dapat disajikan dalam bentuk CD (compact disk), dan DVD (digital versatile disk).
e) Pengembangan Video
Pengembangan video memiliki fungsi untuk menyusun langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pembuatan video pembelajaran. Menurut Rudi (2008) setiap media
apapun yang akan dibuat membutuhkan naskah dan perlu dibuat naskahnya, karena
fungsi dari naskah adalah pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat media.
Tahapan membuat naskah media video antara lain membuat sinopsis, treatment, dan
skenario. Sedangkan menurut Daryanto (2013) langkah-langkah umum yang lazim
ditempuh dalam membuat naskah video pembelajaran antara lain:
1) Tentukan ide
Ide yang baik biasanya timbul dari adanya sebuah masalah. Masalah dapat
dirumuskan sebagai kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan apa yang
seharusnya ada.
2) Rumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang dimaksud adalah rumusan mengenai kompetensi seperti
apa yang diharapkan, sehingga setelah siswa menonton program ini siswa dapat
benar-benar menguasai kompetensi yang diharapkan.
3) Lakukan survey (mengumpulkan bahan materi)
Survey dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan informasi dan
bahanbahan yang dapat mendukung program yang akan dibuat.
4) Buat garis besar isi
Bahan/informasi/data yang sudah terkumpul melalui survey tentu harus
berkaitan erat dengan tujuan yang sudah dirumuskan.
5) Buat sinopsis
Sinopsis adalah ikhtisar cerita yang menggambarkan isi program secara
ringkas dan masih bersifat secara umum.
6) Buat treatment
Treatment disusun lebih mendekati rangkaian adegan film. Rangkaian adegan
akan lebih terlihat secara kronologis atau urutan kejadiannya akan lebih terlihat secara
jelas, dengan begitu orang yang membaca treatment kita sudah bisa membayangkan
secara global visualisasi yang nampak didalam program yang akan dibuat.
7) Buat Story Board
Story board didalamnya memuat unsur-unsur visual, audio, dan istilah-istilah
yang terdapat didalam video.
8) Menulis naskah
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan naskah,
yaitu menggunakan gaya bahasa percakapan sehari-hari bukan gaya bahasa sastra,
kalimat harus jelas, singkat, dan informatif. Asyhar (2012) menjelaskan bahwa proses
pembuatan atau produksi media pembelajaran jenis audio-visual secara umum melalui
tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.
1) Tahap pra produksi
Tahap pra produksi adalah tahapan melakukan perencanaan dan persiapan yang
meliputi beberapa kegiatan yaitu identifikasi program media, penyusunan garis besar
isi media video, penyusunan jabaran materi media, dan penyusunan naskah (synopsis
treatment)
2) Tahap produksi
Tahap produksi terdiri dari rembuk naskah (script conference), pembentukan tim
produksi (production craws), membuat story board, perhitungan dan penyusunan
anggaran, pemilihan pemain (casting), pencarian lokasi (hunting), rapat tim produksi
(production meeting), setting lokasi (location set), pengambilan gambar dan suara.
3) Tahap pasca produksi
Pada tahap pasca produksi, langlah-langkah yang dilakukan yaitu video editing,
macam-macam editing, perangkat lunak, mixing preview, uji coba, revisi, produksi
dan distribusi.