PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat
berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan
tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan
mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih
menarik.
Menurut Sanjay proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu
proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan
(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa
materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa
dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa;
lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.
Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.1[1]
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran audio visual?
2. Apa manfaat dari media audio visual ?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan media audio visual ?
4. Bagaimana proses perancangan pembuatan media audio visual ?
5. Bagaimana cara pembuatan media audio visual ?
6. Apa saja macam-macam media audio visual ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan definisi media audio visual
2. Untuk mejelaskan manfaat dari media audio visual
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan media audio visual
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianAudio Visual
Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita
mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu .
Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education
Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa media adalah segala bentuk
yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi . Media pembelajaran sangat beraneka
ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir
semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari
yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural
sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis media yang ada
yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media
yang mencakup dua jenis media yaitu audio dan visual.
Jika dilihat dari perkembangan media pendidikan, pada mulanya media hanya
sebagai alat bantu guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar,
model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar
serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain,
pengembangan, produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan
audio sehingga kita kenal adanya audio-visual . Konsep pengajaran visual kemudian berkembang
menjadi audio-visual pada tahun 1940, istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang dipakai oleh
para guru dalam menyampaikan konsep gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera
pandang dan pendengaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual
mempunyai sifat sebagai berikut:
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Ada dua jenis media
audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.
Kelebihan media audio visual gerak
1.
1) Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan
dan sebagainya.
2) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
5) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
6) Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b.Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
1)Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film
diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
2)Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
3)Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.
4)Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.4[4]
2.Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan video
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya.
2)Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh informasi dari ahliahli/ spesialis.
3)Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga dalam waktu
mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.
4)Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5)Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.
6)Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, artinya kontrol
sepenuhnya ditangan guru.
4
Kelebihan televisi:
1)Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2)Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4)Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5)Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6)Menarik minat anak.
7)Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice training.
8)Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah
b.
Kekurangan-Kekurangan Televisi:
1)Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.
4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa
untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa
bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.
Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak;
2)
3)
7)
5)
6)
9)
1). Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau tertukar apabila
penyimpanannya kurang baik;
2). Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still);
3). Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidak gelap
makagambar yang diproyeksikan kurang jelas;
4). Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel pembuatan film bingkai jauh lebih
mahal biayanya
2. Kelebihan dan kekurangan film rangkai
a. Kelebihan film rangkai yaitu:
1). Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur
2).Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang
berbeda dalam satu rangkai
3). Ukuran gambar sudah pasti
4). Penyimpanannya mudah
5). Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah
6). Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
b. Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit diedit
atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan
memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.5[5]
D. Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual
Dalam proses perencanaan pembuatan media audio visual ada beberapa langkah yang harus
dikerjakan , diantaranya :
1. Menentukan gaya gambar
Gaya gambar yang terdapat dalam media audio visual dapat berupa film bebas ataupun yang
sudah ditentukan, karena tidak ada patokan tertentu, tergantung kreatifitas
2. Membuat sketsa gambar
Gambar sketsa disini sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan di buat animasi ataupun
background yang digunakan. Dalam menggambar isi bisa langsung di program flash atau
dengan software lain seperti adobe photoshop, coreldraw, dan lainnya.
3. Mengimpor sketsa gambar
Setelah sketsa selesai selanjutnya dalah mengimpor gambar tersebut ke macromedia flash
dengan cara membuka File > Import > Import to stage, lalu ppilih gambar yang akan
dimasukkan, pilih Open 6[6]
E. Proses Pembuatan media Audio Visual
Pembuatan media audio visual TV/Video pembelajaran memerlukan beberapa tahapan
kegiatan antara lain:
1. Tahap Pra Produksi
Pada tahapan ini terdapat hal-hal yang diperlukan untuk sebuah proses pembuatan film
pendek antara lain:
a) Ide cerita
Ide cerita adalah gagasan utama yang nantinya akan dijadikan sebuah scenario. Sebelum
membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film.
5
6
biaya: Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain, penyediaan kaset video,
penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan, penyediaan property, kostum, make-up, honor
untuk pemain, konsumsi, akomodasi dan transportasi, menyewa alat jika tidak tersedia.
g) Hunting Lokasi
Memilih dan mencari lokasi atau setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk
pengambilan gambar di tempat umum, biasanya memerlukan surat ijin. Akan sangat
menggangggu jalannya shooting, jika dalam pertengahan shooting tiba-tiba diusir karena tidak
ijin terlebih dahulu. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko, seperti akomodasi,
transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listik,dll. Setting yang telah ditentukan
skenario harus betul-betl layak dan tidak menyulitkan pda saat produksi. Jika biaya produksi
kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh.
h) Menyiapkan Kostum dan Property
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum
dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa
namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim
property dan artistik.
i) Menyiapkan Peralatan
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap
dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
Clipboard.
Proyektor.
Lampu.
Kabel Roll.
TV Monitor.
Kamera video S-VHS atau Handycam.
Pita/Tape.
Mikrophone clip-on wireless.
Tripod Kamera.
Tripod Lampu.
j) Casting Pemain
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih
langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup
diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi
kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
2. Tahap Produksi
a) Tata Setting
Set construction atau tata setting merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan
pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan
bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga
mengantarkan alur cerita secara menarik.
b) Tata Suara
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan
berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber
suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
c) Tata Cahaya
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas teknik
film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan
cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi
light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi
atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang
lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan
reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang
ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu
diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih
baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi
batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang
menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut
white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna putih di
dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.
d) Tata Kostum
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat
dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini
dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang
sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang
terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum
pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau
dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan
dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
e) Tata Rias
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga
pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih
ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias,
disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat
tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
3. Tahap Pasca Produksi
a) Proses Editing
Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah
tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan
merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
Tugas editor antara lain sebagai berikut:
Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang
diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
b) Review Hasil Editing
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut
secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan
VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan
dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk
review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka
dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari
kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir
suatu film.
c) Presentasi dan Evaluasi
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan
gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas.
Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
Ahli Sinematografi.
Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
Ahli Produksi Film.
Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
Ahli Editing Film (Editor).
Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
Penonton/penikmat film.
Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka
mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam
pembuatan film.7[7]
White board
Pakailah alat tulis yang sesuai( tidakk permanen )
Membersihkannya setelah digunakan.
Proyektor.
Ditempatkan pada ruangan yang kadar air dalam udaranya rendah, sejuk serta bebas dari debu.
Menyimpannya dalam kotak penyimpanan yang baik dan benar.
Cara menggunakan dan matikan proyektor harus dengan cara yang baik dan benar.
Diusahakan jangan terlalu lama penggunaannya.
Selalu dibersihkan secara teratur.
Film
Menempatkannya pada ruangan yang bersuhu rendah dan sejuk
Menyimpannya dalam kotak penyimpanan yang baik dan benar
Rekaman Pendidikan
Di tempatkan yang jauh dari bahann-bahan yang mengandung magnet.
Di tempatkan pada ruangan yang suhunya rendah dan sejuk.
Menempatkannya pada kotak pembungkus
Sound Amplifier
Menempatkannya pada suhu yang rendah dan sejuk
Ketika menyalakan juga mematikan harus dengan cara yang baik dan benar
Diusahakan jangan terlalu lama penggunaanya.
Selalu dibersihkan secara teratur.
Filmstrip dan Slide
Menempatkannya pada ruangan yang bersuhu rendah dan sejuk
Menyimpannya dalam kotak penyimpanan yang baik dan benar
Overhead Projektor
Menempatkannya pada ruangan yang bersuhu rendah dan sejuk
Menyimpannya dalam kotak penyimpanan yang baik dan benar
Pemakaiannya maksimal 5 menit harus dimatikan kemudian selang beberapa menit bisa
d.
8.
a.
b.
c.
e.
dinyalakan kembali.
Cara menggunakan juga mematikannya harus dengan cara yang baik dan benar
Televisi
Menempatkannya pada ruangan yang bersuhu rendah dan sejuk
Diusahakan jangan terlalu lama pemakainnya
Cara menggunakan juga mematikannya harus dengan cara yang baik dan benar
Selalu di bersihkan secara teratur
9.
Komputer
8
a.
b.
c.
d.
e.
b.Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer
dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat
informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh
video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video
merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk
keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak. Televisi dalam pengertiannya
berasal dari dua kata, yaitu tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin),
berarti penglihatan.
Television (bahasa Inggris) bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung makna
bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi) yang dapat dilihat di tempat
lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi minitor atau televisi set.
Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peranan TV baik sebagai
gambar hidup atau radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan menghasilkan
suara yang dapat didengar pada waktu yang sama.
Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan
dan pengajaran. Banyak siaran televisi yang khusus menginformasikan atau menyiarkan pesanpesan materi pendidikan dan pengajaran, yang disebut televisi pendidikan (educational
television).
2. Audio-Visual tidak murni
Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda . Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual
diam plus suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:
1) Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena
suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual
saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah
jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi .
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan
untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan
atau mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa
dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit.
Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indera siswa yang terlibat ( visual dan audio).
Dengan semakin banyaknya indera yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu
konsep. Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi
komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.9[8]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif
(mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual
yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan
2.
a.
b.
c.
B. SARAN
Bagi Guru dengan adanya makalah ini diharapkan bagi tenaga pendidik untuk media audiovisual
sebagai bahan ajar untuk meningkatkan memanfaatkan pemebelajaran yang efektif dalam kelas.
Bagi Pembaca: setelah membaca makalah ini semoga pengetahuan tentang media audio visual
lebih jelas dan bermanfaat bagi dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Hujair, Sanaky, Media Pembelajaran, SafiriaInsania Press, Yogyakarta, 2010
Sadiman, Arif,Media Pembelajaran, RajawaliPers, Jakarta,1996
Syukur NC, Fatah, TeknologiPendidikan,Rasail, Semarang, 2005
B. INTERNET
http://sharingmediapembelajaran.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-berbasisaudio.html
http://faizal-ahsan.blogspot.com/2014/09/media-pembelajaran-pembuatan-audio.html
http://arsipmakalah.blogspot.com/2008/11/macam-macammedia- pembelajaran.html/