Anda di halaman 1dari 23

JUDUL MAKALAH

KEGIATAN MANAJEMEN KELAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. ZAINAL ULIMA (NIM : 201403044)


2. HERNIH RUMAGIAR (NIM : 201403015)

PROGRAM STUDI PGSD

YAYASAN NAFIRI UKAR SENGAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP ITA WOTU NUSA

BULA 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat

berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui

kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat

mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat

proses pembelajaran lebih menarik.

Menurut Sanjay proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu

proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan

(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya

berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan

komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima

oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik

oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang

disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi

pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran audio visual?

2. Apa manfaat dari media audio visual ?

3. Apa saja kelebihan dan kelemahan media audio visual ?

4. Bagaimana proses perancangan pembuatan media audio visual ?

5. Bagaimana cara pembuatan media audio visual ?


6. Apa saja macam-macam media audio visual ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan definisi media audio visual

2. Untuk mejelaskan manfaat dari media audio visual

3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan media audio visual

4. Untuk menjelaskan proses perancangan pembuatan media audio visual

5. Untuk menjelaskan cara pembuatan media audio visual

6. Untuk menjelaskan macam-macam media audio visual


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Audio Visual

Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita

mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi kata media berasal dari

bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu .

Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education

Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa media adalah segala

bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi . Media pembelajaran sangat

beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam

itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal

dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah

ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga

jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media

audio-visual adalah media yang mencakup dua jenis media yaitu audio dan visual.

Jika dilihat dari perkembangan media pendidikan, pada mulanya media hanya

sebagai alat bantu guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar,

model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar

serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, karena terlalu memusatkan

perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain,

pengembangan, produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada

sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi

dengan audio sehingga kita kenal adanya audio-visual . Konsep pengajaran visual kemudian
berkembang menjadi audio-visual pada tahun 1940, istilah ini bermakna sejumlah peralatan

yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep gagasan dan pengalaman yang

ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.

Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual

mempunyai sifat sebagai berikut:

Kemampuan untuk meningkatkan persepsi

Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.

Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan

hasil yang dicapai

Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media

auditif (mendengar) dan visual (melihat).Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu

audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk

membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

Pengertian lain media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat

memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan anatara gambar dan suara

membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori

media audio-visual adalah: televise, video-VCD,sound dan film.


B. Manfaat media pembelajaran Audio Visual

Manfaat Mengguanakan Media Berbasis Audio-Visual (Film atau Video). Beberapa manfaat

menggunakan media berbasis Audio visual (film atau video) yaitu

a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa

ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan

bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti carakerja jantung ketika

berdenyut;

b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat

disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

c. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi

afektif lainnya.

d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

e. Film dan video dapat menyajikan eristiwa yang berbahya bila dilihat

secaralangsung;

f. Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil,

kelompok yang heterogen, maupun perorangan.

g. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar, frame demi frame,

film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan satu atau dua menit.

C. Kelebihan dan Kekurangan media pembelajaran audio visul

Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Ada dua jenis

media audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.

Kelebihan media audio visual gerak

1. Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.

a.Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:

1) Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan

tangan dan sebagainya.


2) Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

3) Penggambarannya bersifat 3 dimensional.

4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.

5) Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.

6) Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang

diperagakan.

7) Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.

b.Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:

1)Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu

film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.

2)Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

3)Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.

4)Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

2.Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak

a. Kelebihan video

1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya.

2)Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh informasi dari ahli-

ahli/ spesialis.

3)Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga dalam waktu

mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.

4)Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

5)Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan

didengar.

6)Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, artinya kontrol

sepenuhnya ditangan guru.


7) Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya

b.Kekurangan video

1)Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.

2) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk

umpan balik yang lain.

3)Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks

3. Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak

a. Kelebihan televisi:

1)Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.

2)Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.

3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.

4)Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.

5)Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.

6)Menarik minat anak.

7)Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice training.

8) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap

sekolah

b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:

1)Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami

pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.

3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.

4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa

untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.


5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa

bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.

Kelebihan dan kekurangan media audio visual diam

1). Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.

a. Kelebihan film bingkai sebagai media pendidikan adalah:

2) Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak;

2) Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu;

3) Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas;

4) Film bingkai berada di bawah kontrol guru;

5) Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu;

6) Penyimpanannya mudah (praktis);

7) Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera;

8) Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya;

9) Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film;

10) Program dibuat dalam waktu singkat.

b. Kekurangan film bingkai suara adalah:

1). Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau tertukar

apabila penyimpanannya kurang baik;

2). Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still);

3). Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidak gelap

makagambar yang diproyeksikan kurang jelas;

4). Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel pembuatan film bingkai jauh

lebih mahal biayanya

2. Kelebihan dan kekurangan film rangkai


a. Kelebihan film rangkai yaitu:

1). Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur

2).Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang

berbeda dalam satu rangkai

3). Ukuran gambar sudah pasti

4). Penyimpanannya mudah

5). Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah

6). Dapat untuk belajar kelompok maupun individual

b. Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit

diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal

dan memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film

rangkai.[5]

D. Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual

Dalam proses perencanaan pembuatan media audio visual ada beberapa langkah yang harus

dikerjakan , diantaranya :

1. Menentukan gaya gambar

Gaya gambar yang terdapat dalam media audio visual dapat berupa film bebas ataupun yang

sudah ditentukan, karena tidak ada patokan tertentu, tergantung kreatifitas

2. Membuat sketsa gambar

Gambar sketsa disini sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan di buat animasi

ataupun background yang digunakan. Dalam menggambar isi bisa langsung di program flash

atau dengan software lain seperti adobe photoshop, coreldraw, dan lainnya.

3. Mengimpor sketsa gambar


Setelah sketsa selesai selanjutnya dalah mengimpor gambar tersebut ke macromedia

flash dengan cara membuka File > Import > Import to stage, lalu ppilih gambar yang akan

dimasukkan, pilih Open .

E. Proses Pembuatan media Audio Visual

Pembuatan media audio visual TV/Video pembelajaran memerlukan beberapa tahapan

kegiatan antara lain:

1. Tahap Pra Produksi

Pada tahapan ini terdapat hal-hal yang diperlukan untuk sebuah proses pembuatan

film pendek antara lain:

a) Ide cerita

Ide cerita adalah gagasan utama yang nantinya akan dijadikan sebuah scenario.

Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai

hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah

menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus,

terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film

akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan

faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide

film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain: Pengalaman pribadi penulis

yang menghebohkan, percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan,

cerita rakyat atau dongeng, biografi seorang terkenal atau berjasa. Adaptasi dari cerita di

komik, cerpen, atau novel, dari kajian musik, dll.

b) Skenario
Adalah sebuah naskah yang nantinya akan di pentaskan ataupun di gambarkan pemain

pada sebuah pertunjukan. Ada dua tugas utama penulis skenario yaitu menentukan plot yang

menarik dan menciptakan karakter yang unik. Jika penulis naskah sulit mengarang suatu

cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan

diberi adaptasi yang lain.

c) Breakdown Skenario

Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah yang memuat seluruh

informasi detail yang dibutuhkan

tiap scene harus ada. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang

akan dibuat film.

d) Rencana Biaya

Biaya adalah hal yang sangat vital untuk kelangsungan proses produksi sebuah pembuatan

film pendek ini.

e) Mencari Tim Produksi

Secara garis besar beberapa posisi yang dibutuhkan adalah Produser (promotor yang

pertama kali), penulis skenario, sutradara, cameramen, pemain, tim property dan editor.

f) Jadwal Produksi

Jadwal produksi dibuat setelah ada breakdown skenario, jadwal yang tersusun baik

akan memperlancar dan menghemat seluruh tenaga serta biaya produksi. Jadwal atau working

schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang

diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene

dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat

menentukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun

alokasi biaya: Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain, penyediaan kaset

video, penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan, penyediaan property, kostum, make-
up, honor untuk pemain, konsumsi, akomodasi dan transportasi, menyewa alat jika tidak

tersedia.

g) Hunting Lokasi

Memilih dan mencari lokasi atau setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk

pengambilan gambar di tempat umum, biasanya memerlukan surat ijin. Akan sangat

menggangggu jalannya shooting, jika dalam pertengahan shooting tiba-tiba diusir karena

tidak ijin terlebih dahulu. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko, seperti

akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listik,dll. Setting yang

telah ditentukan skenario harus betul-betl layak dan tidak menyulitkan pda saat produksi. Jika

biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh.

h) Menyiapkan Kostum dan Property

Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya.

Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau

menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi

tanggung jawab tim property dan artistik.

i) Menyiapkan Peralatan

Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang

lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :

Clipboard.

Proyektor.

Lampu.

Kabel Roll.

TV Monitor.

Kamera video S-VHS atau Handycam.

Pita/Tape.
Mikrophone clip-on wireless.

Tripod Kamera.

Tripod Lampu.

j) Casting Pemain

Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat

dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau

cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi

kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.

2. Tahap Produksi

a) Tata Setting

Set construction atau tata setting merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan

pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih

menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar

peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.

b) Tata Suara

Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan

berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber

suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.

c) Tata Cahaya

Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas

teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan

menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat

merekam objek. Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan

perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap)

agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan
gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang

melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.

Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang

ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu

diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih

baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi

batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang

menandakan cahaya under.

Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang

disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna

putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna

cahaya.

d) Tata Kostum

Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar

dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain.

Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada

lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan

sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk

mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan

kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan,

kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot

selanjutnya.

e) Tata Rias

Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah

tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi
lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata

rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera.

Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.

3. Tahap Pasca Produksi

a) Proses Editing

Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah

tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor

akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.

Tugas editor antara lain sebagai berikut:

Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.

Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.

Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.

Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.

Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang

diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.

b) Review Hasil Editing

Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film

tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat

menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang

diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini

berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan

dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa

yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya

kesempurnaan hasil akhir suatu film.


c) Presentasi dan Evaluasi

Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan

gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas.

Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :

Ahli Sinematografi.

Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.

Ahli Produksi Film.

Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.

Ahli Editing Film (Editor).

Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.

Penonton/penikmat film.

Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan

mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam

dalam pembuatan film.

F. Macam-macam Media Audio Visual

1. Audio-Visual Murni

Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat

menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar

tersebut berasal dari suatu sumber.

a. Film Bersuara

Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film

komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalam

pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang amat besar

kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah film yang

dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik
mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : The right film in the right

place at the right time used in the right way .

Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi hendaknya

dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a) Sesuai dengan tema pembelajaran

b) Dapat menarik minat siswa

c) Benar dan autentik

d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan

e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa

f) Perbendaharaan bahasa yang benar .

b.Video

Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer

dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat

informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh

video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video

merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk

keperluan pembelajaran.

c. Televisi

Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan

pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak. Televisi dalam pengertiannya

berasal dari dua kata, yaitu tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin),

berarti penglihatan.
Television (bahasa Inggris) bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung makna

bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi) yang dapat dilihat di

tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi minitor atau televisi set.

Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan

gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peranan TV baik sebagai

gambar hidup atau radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat dan

menghasilkan suara yang dapat didengar pada waktu yang sama.

Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan

pendidikan dan pengajaran. Banyak siaran televisi yang khusus menginformasikan atau

menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan dan pengajaran, yang disebut televisi pendidikan

(educational television).

Menurut Darwanto (via Sukiman, 2011: 195), acara siaran pendidikan yang disiarkan

melalui televisi, ada dua klasifikasi, yaitu:

a. Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting)

Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-

kanak sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siaran langsung dikirim ke

sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini erat

sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Ini berarti

bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan melakukan kerjasama dengan Departemen

Pendidikan Nasional. Hal yang diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja

disesuaikan dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena

acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan

pengaruh secara langsung kepada anak-anak tentang:

a) Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai

dengan pola pikir mereka.


b) Membantu anak-anak atas sesuatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.

c) Merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajar

dengan keadaan sekitarnya.

d) Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.

Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai seperti tersebut di atas, acara pendidikan

untuk sekolah merupakan inti dari siaran pendidikan pada umumnya. Karena itu, setiap usaha

harus diarahkan untuk mempersiapkan bahan-bahan pendidikan, agar acara itu dapat

disajikan dengan baik dan sejalan dengan landasan dan tujuan pendidikan nasional, dengan

prioritas utama menyajikan bahan-bahan yang mampu mendorong kegiatan belajar dengan

baik.

b. Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education)

Berbeda dengan siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara

pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan yang

menjadi sasaran khalayak umum. Hanya saja khalayak umum dibagi menurut tingkatan

tertentu, misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan sebagainya. Televisi sebagai

media pendidikan dan pengajaran tentu tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan dan kekurangan media televisi menurut Sanaky adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan media televisi sebagai berikut:

a) Memiliki daya jangkauan yang lebih luas.

b) Memiliki daya tarik yang besar, karena memiliki sifat audio visual.

c) Dapat mengatasi batas ruang dan waktu.

d) Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual.

e) Dapat menampilkan obyek belajar seperti benda atau kejadian aslinya.

f) Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.


g) Sebutan televisi sebagai jendela dunia, membawa khalayak untuk dapat melihat secara

langsung peristiwa, suasana, dan situasi tempat, kota, daerah-daerah di belahan dunia.

2. Audio-Visual tidak murni

Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari

sumber yang berbeda . Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual

diam plus suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:

1) Sound slide (Film bingkai suara)

Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang

lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk

media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai)

dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi .

Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi

dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna

menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara merupakan

suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan

efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit.

Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indera siswa yang terlibat ( visual dan audio).

Dengan semakin banyaknya indera yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu

konsep. Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi

komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis

media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif

(mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu

audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk

membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

2. Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual terdiri dari :

a. Menentukan gaya gambar

b. Membuat sketsa gambar

c. Mengimpor sketsa gambar

3. Cara membuat media Audio Visual terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap Pra Produksi

b. Tahap Produksi

c. Tahap Pasca Produksi

4. Macam-macam Media Audio Visual

a.Audio-Visual Murni

b. Audio-Visual tidak murni

B. SARAN

Bagi Guru dengan adanya makalah ini diharapkan bagi tenaga pendidik untuk media

audiovisual sebagai bahan ajar untuk meningkatkan memanfaatkan pemebelajaran yang

efektif dalam kelas.

Bagi Pembaca: setelah membaca makalah ini semoga pengetahuan tentang media audio

visual lebih jelas dan bermanfaat bagi dunia pendidik


DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Hujair, Sanaky, Media Pembelajaran, SafiriaInsania Press, Yogyakarta, 2010

Sadiman, Arif,Media Pembelajaran, RajawaliPers, Jakarta,1996

Syukur NC, Fatah, TeknologiPendidikan,Rasail, Semarang, 2005

B. INTERNET

http://sharingmediapembelajaran.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-

berbasisaudio.html

http://faizal-ahsan.blogspot.com/2014/09/media-pembelajaran-pembuatan-audio.html

http://arsipmakalah.blogspot.com/2008/11/macam-macammedia- pembelajaran.html/

Anda mungkin juga menyukai