VIDEO PEMBELAJARAN
Cecep Kustandi, M.Pd.
Kompetensi
Dalam bahan belajar ini Anda akan mengkaji beberapa hal yang berkaitan
dengan mengembangkan bahan belajar video pembelajaran. Setelah mempelajari
bahan belajar ini Anda diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan
mengembangkan bahan belajar video pembelajaran. Oleh karena itu seyogianya Anda
mempelajari uraian pada bahan belajar ini dengan cermat, kerjakan latihan dan
diskusikan dengan teman sejawat. Kedisiplinan Anda dalam mengerjakan latihan
yang terintegrasi dalam materi ini akan sangat membantu keberhasilan Anda dalam
mempelajari bahan belajar ini.
Uraian Materi
Tahap pra prduksi adalah tahap perencanaan dan persiapan, hasil akhir
yang diharapkan dari tahap ini adalah tersusunnya naskah (script) bahan belajar
yang telah divalidasi dan disetujui oleh tim ahli, sehingga naskah tersebut
dianggap layak untuk diproduksi.
Dalam tahap ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
1) Penetapan/Identifikasi Program Media
Untuk bahan belajar video, pencarian ide dan penetapan bentuk dan
jenisnya sebaiknya didasarkan pada haasil telaah kurikulum yang berlaku dan
disesuaikan dengan kebutuhan sasaran yang dituju. Penelaahan kurikulum
harus dilakukan secara hati-hati dan teliti agar video yang akan dihasilkan
cocok dengan materi pembelajaran dan sesuai dengan sasaran. Dalam hal ini,
diperlukan bantuan ahli media dan ahli materi yang sesuai dengan topik yang
dibahas. Ahli materi harus memberikan informasi tentang perkembangan
terkini ilmu tersebut. Sementara ahli media diperlukan untuk mengkaji
kesuaian antara materi yang diangkat dengan karakteristik media tersebut.
2) Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
Penyusunan GBIMV juga harus didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan, indikator, kompetensi, dan topik materi. GBIMV digunakan
sebagai pedoman bagi penulis naskah dalam penulisan naskah bahan belajar.
Dalam penyusunan GBIMV diperlukan bantuan dari ahli materi dan ahli
media. Ahli materi mengkaji kebenaran dan kecukupan materi, sedangkan
ahli media mengkaji kemenarikan, performansi, dan kesesuaian media
tersebut dengan materi. Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan, dapat
diindentifikasi topik-topik materi sesuai indikator pembelajaran.
Penyusunan GBIMV dapat pula digunakan dalam menetapkan jumlah
topik dan subtopik yang saling berhubungan dalam program video yang
dibuat. Disamping itu juga bisa digunakan dalam memperkirakan durasi
video. Perlu diperhatikan disini bahwa untuk setiap topik materi yang akan
dibahas pada media yang diproduksi perlu dicarikan buku refrensi dan sumber
informasi pendukung lainnya termasuk observasi ke lokasi sumber.
TIK/
Pokok
No Kompetensi Sub Pokok Bahasan Tes Akhir Pustaka
Bahasan
Dasar
1 Siswa dapat Kamera 1. Pengertian kamera 1. Mempraktekan Buku Pintar
mengenal DSLR DSLR penggunaan Fotografi
kamera DSLR 2. Bagian-bagian kamera kamera DSLR dengan
DSLR Kamera DSLR
3. Mengenal fungsi (Indonesia
tombol-tombol yang Tera, 2011)
ada di kamera DSLR
2 Siswa dapat Lensa 1. Pengengalan lensa 1. Mampu mengerti
mengenal 2. Pengenalan berbagai jenis-jenis lensa
lensa jenis lensa 2. Mampu
3. Pengenalan bagian- menunjukan
bagian lensa beberapa bagian
lensa
3 Siswa dapat Filter 1. Mengenal filter 1. Menjelaskan jenis
mengenal filter 2. Mengenal beberapa filter
jenis filter 2. Menjelaskan
3. Mengetahui fungsi fungsi filter dari
filter berbagai jenis
...dan seterusnya
TIK/
KB Judul Uraian Materi Latihan
Kompetensi
1 Kamera Siswa dapat Pengertian kamera DSLR Mempraktekan
DSLR mengenal Bagian-bagian kamera penggunaan kamera
kamera DSLR DSLR DSLR
Mengenal fungsi tombol-
tombol yang ada di kamera
DSLR
2 Lensa Siswa dapat Pengengalan lensa Mampu menngerti
mengenal lensa Pengenalan berbagai jenis jenis-jenis lensa
lensa Mampu menunjukan
Pengenalan bagian-bagian beberapa bagian lensa
lensa
3 Filter Siswa dapat Mengenal filter Menjelaskan jenis
mengenal filter Mengenal beberapa jenis filter
filter Menjelaskan fungsi
Mengetahui fungsi filter filter dari berbagai
jenis
...dan seterusnya
4) Penulisan Naskah
a) Persiapan Naskah
Naskah dalam perencanaan media diartikan sebagai pedoman tertulis
yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio yang
dijadikan acuan dalam pembuatan bahan belajar tertentu, sesuai dengan
tujuan dan kompetensi tertentu. Naskah juga dapat dikatakan sebagai
outline media yang akan dibuat. Naskah diperlukan karena bahan belajar
yang mengandung materi dan kompetensi yang diharapkan tercapai.
Melalui naskan inilah tujuan dan materi tersebut dituangkan dengan
kemasan sesuai dengan jenis bahan belajar, sehingga bahan belajar yang
dibuat benar-benar akan memiliki kesesuaian dengan harapan. Yang pasti,
apapun jenis bahan belajar yang akan dibuat sudah pasti membutuhkan
naskah, karena fungsi naskah adlaah pedoman bagi pengguna dan
terutama pengembang.
Dilihat dari formatnya naskah memiliki bermacam-macam jenis, dan
tiap jenis memiliki bentuk yang berbeda-beda, namun fungsinya sama,
yaitu sebagai penuntun dalam memproduksi bahan belajar. Unsur-unsur
audio, teks, dan visual yang harus ditampilkan dalam media berserta
urutannya dengan jelas tertera didalam naskah.
Naskah yang baik tidak dibuat secara spontanitas, langsung jadi, tetapi
meliputi beberapa tahapan. Proses penysunan naskah media melalui
beberapa tahapan ,yaitu:
Tahap Pertama
Dimulai dari pencarian ide/gagasan mengenai format sajian yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Seringkali, untuk satu topik
pembelajaran banyak ide yang muncul untuk format sajiannya (drama,
dokumenter, feature, presenter, naratif, dan lain-lain), sehingga kita
perlu memilih yang paling cocok. Dalam pencarian ide diperlukan
kreativitas dan pertimbangan, kira-kira format seperti apa yang
menarik, namun tetap memiliki subtansi materi yang jelas.
Setiap format sajian bisa dibuat dalam berbagai alternatif dan setting
yang lain. Kita tinggal mempertimbangkan dan memilih mana yang
paling mungkin diproduksi didasarkan berbagai pertimbangan. Yang
perlu diperhatikan naskah video pembelajaran sebaiknya ditulis
dengan memperhatikan metode pembelajaran dan faktor kemenarikan
program. Istilah umum untuk program pembelajaran penyajiannya
yaitu secara edutaiment, artinya mendidik dan menghibur (perlu dan
menarik). Untuk membuat menarik ada beberapa cara, misalnya
adanya konflik, lucu, human interest (menyentuh perasaan), bintang
terkenal, berbeda, mutakhir, dan sebagainya.
Tahap Kedua
Pengumpulan data dan informasi untuk membuat, melengkapi, dan
memperkaya naskah bahan belajar tersebut. Mengumpulkan bahan ini
dapat dilakukan dengan cara mengkaji literatur, melakukan survey
sederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan penelitian secara
mendalam, di samping mengumpulkan refrensi terkait mungkin perlu
pengamatan langsung ke lokasi agar benar-benar sesuai dengan fakta
yang sesungguhnya sebagai bahan untuk membuat naskah.
Tahap Ketiga
Menyusun sinopis dan treatment. Sinopsis secara singkat dapat
diartikan sebagai ringkasan program atau ringkasan cerita, sinopsis ini
diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat
tentang tema atau pokok materi yang akan digarap dalam bahan
belajar. Dalam istilah yang lebih sederhana sinopsis dapat diartikan
sebagai ringkasan cerita. Dalam penulisannya, sinopsis dapat diuraikan
dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa kalimat saja,
namun tercakup di dalamnya seperti tema, event, dan alur yang
dikemas dengan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami.
Sedangkan treatment merupakan pengembangan dari sinopsis.
Sinopsis dan treatment khususnya dibuat untuk media sound slide,
film, video, dan program media audio. Sedangkan bahan belajar cetak
tidak membutuhkan treatment. Setiap bahan belajar sebaiknya
memiliki sinopsis, namun untuk treatment perlu semua media, terbatas
pada bahan belajar yang membutuhkan gambaran alur cerita atau plot
program dari awal hingga akhir penayangan. Misalnya pada program
video, film, slide, film strip, dan lain-lain. Agak berbeda dengan
dengan sinopsis, treatment mencoba memberikan uraian ringkas secara
deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode cerita atau
rangkaian peristiwa pembelajaran (instructional event) nantinya akan
digarap.
Kalau sinopsis penulisannya dibuat sedemikian singkat, akan tetapi
dalam treatment semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut
diuraikan dari awal kemunculan gambar, sampai program berakhir
diuraikan secara deskriptif. Secara sederhana yang dimaksudkan
dengan treatment seperti halnya seorang anak menceriatakan kembali
film yang dia tonton kepada temannya dari mulai hingga film berakhir.
Namun demikian dalam pembuatan storyboard belum menggunakan
istilah-istilah teknis dalam teknik video, penggunaan istilah teknis baru
dilkuakan pada pembuatan skenario (shooting script).
CONTOH SINOPSIS
VIDEO PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR FOTOGRAFI
Program Video Pembelajaran teknik dasar fotografi sebagai sumber
belajar ini menampilkan tentang pengenalan dan beberapa teknik dasar
fotografi beserta dengan alat-alat fotografi yang ditujukan dan
disesuaikan kepada peserta didik agar dapat dipelajari dengan mudah
dan peserta didik yang belum pernah mengerti tentang fotografi dapat
mengerti dengan mudah.
Video ini berupa video tutorial yang menampilkan beberapa
adegan yang menjelaskan tentang pengenalan kamera DSLR beserta
dengan tombol-tombol fungsinya. Pengenalan lensa, bagian-bagiannya,
dan beberapa jenisnya. Pengenalan filter pada lensa. Pengenalan
lighting dan berbagai macam flash yang digunakan dalam fotografi.
Pengenalan tripod dan bagian-bagiannya. Selanjutnya akan menjelaskan
beberapa teknik dasar fotografi seperti speed action, low speed,
panning, zooming, bulb, DOF.
Video Pembelajaran ini dilengkapi dengan animasi hasil gambar, untuk
memudahkan peserta didik dalam melihat hasil yang akan mereka
hasilkan pada saat melakukan fotografi.
...dan seterusnya.
CONTOH TREATMENT
VIDEO PEMBELAJARAN FOTOGRAFI
“Teknik Dasar Fotografi”
Model 1
Visual Audio
SEKUENS 1 MUSIK:
SCENE 1 : OPENING Instrumental (UP FULL)
FADE IN
_____________________________________/ Perkenalkan nama saya Dini Saya yang akan
Time Lapse Studio memandu kalian dalam mempelajari teknik dasar
CAPTION. “Tujuan pembelajaran: fotografi sebagai sumber belajar.
”Mahasiswa mampu mengetahui alat-alat
fotografi yang umum digunakan dan Fotografi saat ini sangat digemari oleh oleh
mempraktekan teknik dasar fotografi” banyak kalangan, maka dari itu video ini
Sasaran: Mahasiswa S1 bertujuan agar kalian dapat mempraktekan teknik
_____________________________________/ dasar fotografi dengan baik dan dengan cara yang
mudah.
Model 2
No. VIDEO AUDIO
Scene
1 OPENING: OPENING MUSIC.
PENAYANGAN F-In F-Up F-Under
LAMBANG/LOGO GOT
PRODUCTION
CAPTION: Video Pembelajaran
Teknik Fotografi Dasar Sebagai
Sumber Belajar
CAPTION: Tujuan
Pembelajaran: Mahasiswa
Mampu Mengetahui Alat-alat
Fotografi Yang Umum
Digunakan Dan Mempraktekan
Teknik Dasar Fotografi
CAPTION: Sasaran: Mahasiswa
S1
EXT: TAMAN
MLS CU PRESENTER PRESENTER : Selamat datang dalam
pogram Video Pembelajaran teknik dasar
fotografi sebagai sumber belajar.
CAPTION:
NAMA PRESENTER Perkenalkan nama saya Dini Saya yang akan
memandu kalian dalam mempelajari teknik
dasar fotografi sebagai sumber belajar.
...dan seterusnya
c) Pengkajian/Validasi Naskah
Setiap naskah harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli
bahasa. Ahli materi mengkaji aspek sajian materi dan aspek
pembelajaran. Dari aspek materi misalnya kesesuaian materi dengan
kurikulum (standar isi) kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan
aplikasi atau contohnya.
Ahli media mengkaji dari aspek penyajian (media), misalnya
kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai dengan karakteristik
media video, karakteristik pemain, perwatakan, animasi, adegan, konflik,
musik, sound effect, format program, alur program, dan lain-lain.
Sedangkan ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan
karakteristik sasaran. Ahli bahasa mengkaji dari aspek kebahasaan. Aspek
ini meliputi pilihan kata, penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf,
tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Khusus naskah bagi pendidikan
informal misalnya berupa sinetron, kartun, dan sebagainya, perlu juga
dikaji oleh ahli psikologi.
Setting : Ext/Int :
Visualisasi : Narasi :
Pemain :
Properti :
4) Penghitungan dan Penyusunan Anggaran
Anggaran disusun adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan
media tesebut, mulai dari perencanaan hingga kegiata pasca produksi.
Penuyusunan anggaran harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti
lamanya syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik di studio
maupun di luar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain dan
jumlahnya, peralatan yang dipakai, setting dan properti yang diperlukan,
faktor kesulitan, dan lain sebagainya.
5) Pemilihan Pemain (Casting)
Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain juga harus dipilih
sesuai dengan tuntutan naskah. Kesalahan pemilihan pemain, atau karakter
pemain menyebabkan kesalahan penyampaian materi atau menjadi tidak
menarik. Pemain merupakan salah satu kunci keberhasilan, memakai bintang
atau tidak harus dipertimbangkan dengan matang, sebab ada untung ruginya.
Untungnya yaitu sajian lebih menarik dan orang suka menonton bintang,
kerugiannya biayanya tentu lebih mahal. Kalau menggunakan yang bukan
bintang, maka yang harus dipertimbangkan adalah bahwa mereka harus betul-
betul dapat menjiwai karakter yang dituntut dalam naskah.
6) Pencarian Lokasi (Hunting)
Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan sesuai
dengan tuntutan naskah. Kalau ingin mengubah lokasi syuting demi
pertimbangan penghematan, perlu dibicarakan ketika rembuk naskah. Lokasi
syuting dapat di luar atau di studio tergantung dari kemudahan dan efektifitas
dari pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Sebab semua yang ada di
naskah sudah dipertimbangkan efektifitas untuk penyampaian pesan.
7) Rapat Tim Produksi (Production Meeting)
Di dalam pertemuan ini dilakukan diskusi teknis pelaksanaan produksi,
masing-masing profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang
dilakukan serta mencari solusi permasalahan yang belum terselesaikan.
Didalam pertemuan ini harus ditemukan, jadwal syuting, dana, lokasi, pemain,
perizinan, kostum dan make up, kamera, jenis lampu, alat pendukung,
transportasi, konsumsi, akomodasi, keamanan, properti, musik, dan lain
sebagainya.
8) Setting Lokasi (Blocking Area/Location Set)
Sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara bersama-sama tim
produksi mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang
dibutuhkan dalam naskah. Prosedur berlaku dengan perencanaan shoting baik
didalam maupun luar studio. Disamping itu pula penempatan camera (camera
blocking) sudah harus ditentukan.
CONTOH FORMAT RUN DOWN–SHOOTING SCHEDULE
Production Company : Date of Production :
Director :
Latihan
Coba Anda kembangkan GBIMV, JM, Sinopsis, dan Treathment sebuah bahan
belajar video pembelajaran sesuai dengan apa yang anda kuasai berdasarkan uraian
materi yang anda pelajari!
Daftar Rujukan
Glosarium
1. Bahan belajar video dapat diartikan yaitu alat atau perangkat lunak yang dapat
menyajikan pesan atau informasi audio visual yang merangsang serta sesuai
untuk belajar dan dalam penyajiannya ditayangkan melalui televisi dan VCD/
DVD player.
2. Video pembelajaran adalah program pembelajaran yang secara fisik dikemas
dalam lempengan/ piringan CD (Compact Disc) disajikan dengan menggunakan
VCD (Video Compact Disc) player serta televisi monitor.
3. Tahap Pengembangan Bahan belajar Video Pembelajaran terdiri dari: Tahap Pra
Produksi, Tahap Produksi dan Tahap Pasca Produksi
4. Tahap pra prduksi adalah tahap perencanaan dan persiapan, hasil akhir yang
diharapkan dari tahap ini adalah tersusunnya naskah (script) bahan belajar yang
telah divalidasi dan disetujui oleh tim ahli, sehingga naskah tersebut dianggap
layak untuk diproduksi.
5. GBIMV singkatan dari Garis Besar Isi Media Video
6. JM singkatan dari Jabaran Materi
7. Video Editing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara
dengan gambar, suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis
sehingga mampu menyampaikan