Anda di halaman 1dari 3

Satria Sanurdi, Syahril, Nelvi Erizon,dan Rahmat Azis Nabawi (2020) Media Video Tutorial

Pada Pembelajaran Mata Diklat Bubut Untuk Smk. Padang


Auliya Niswa (2018) Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan Berbasis Video Interaktif
Bermedia Flash Kelas Viid Smp Negeri 1 Kedamean. Surabaya
Muhammad Ullil Fahri (2020) Pemanfaatan Video Sebagai Media Pembelajaran.

Pengembangan Bahan Ajar Video


Pengembangan bahan ajar non cetak video menurut Sugiyono (2011:409) yaitu :
1. potensi dan masalah
2. pengumpulan data
3. desain produk
4. validasi desain
5. ujicoba pemakaian
6. revisi produk
7. ujicoba produk
8. revisi desain
9. revisi produk
10. produk masal
Pengembangan bahan ajar video menurut Auliya Niswa (2012:4) dapat menggunakan
rancangan penelitian pengembangan model Four-D seperti yang dikemukakan oleh
Thiagarajan (Triyanto, 2010: 94) yang terdiri atas empat tahap :
1. pendefinisian
menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembuatan dan pengembangan bahan ajar
dan perangkat pembelajaran yang mencakup tujuan dan batasan materi pembelajaran.
Kegiatan dalam tahap ini terfokus pada:
1) analisis ujung depan
2) analisis siswa
3) analisis tugas
4) analisis konsep
5) analisis tujuan pembelajaran
2. perancangan.
Tujuan tahap ini adalah menyusun RPP dan bahan ajar yang meliputi materi, media, serta
soal latihan yang akan dikemas dalam bentuk video interaktif. Proses perancangan ini
menghasilkan rancangan RPP dan rancangan Bahan Ajar video interaktif. Pada tahap ini,
peneliti dibantu oleh penyedia jasa pembuat video interaktif.
3. Pengembangan.
Tahap ini bertujuan menghasilkan bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif
bermedia flash yang siap digunakan dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam tahap pengembangan adalah sebagai berikut.
1) Validasi draf 1
Draf 1 bahan ajar yang didapatkan dari tahap perancangan divalidasi oleh tim validator
yang terdiri atas dua orang ahli bahasa dan pembelajaran bahasa indonesia serta satu orang
ahli desain grafis.
2) Analisis hasil validasi
Hasil penilaian dati tim validator dianalisis untuk mendapatkan gambaran kualitas bahan
ajar video interaktif dan aspek-aspek apa saja yang harus diperbaiki. Selain memberikan
penilaian, tim validator juga memberikan rekomendasi perbaikan bahan ajar. Penilaian dan
rekomendasi tersebut dijadikan rujukan untuk perbaikan sehingga menghasilkan draf 2 bahan
ajar berbasis video interaktif.
3) Uji coba terbatas
Langkah selanjutnya adalah uji coba draf 2. Uji coba ini dinamakan uji coba terbatas
karena dilaksanakan pada beberapa siswa dengan mengimplementasikan bahan ajar
mendengarkan berbasis video interaktif pada pembelajaran di kelas.
4) Analisis hasil uji coba terbatas
Hasil uji coba terbatas berupa data hasil observasi keterlaksanaan bahan ajar, Aktivitas
siswa, hasil belajar siswa, serta respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar
mendengarkan berbasis video interaktif yang dikembangkan. Hasil tersebut dianalisis dan
dijadikan pertimbangan untuk perbaikan sehingga menghasilkan draf 3 bahan ajar berbasis
video interaktif.
5) Uji coba luas Proses
pengembangan selanjutnya adalah uji coba draf 3 yang disebut uji coba luas yang
dilakukan pada keseluruhan siswa dikelas.
6) Analisis hasil coba luas
Hasil uji coba luas sama dengan uji coba terbatas, yaitu berupa data hasil observasi
keterlaksanaan bahan ajar, Aktivitas siswa, hasil belajar siswa, serta respon siswa terhadap
pembelajaran menggunakan bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif yang
dikembangkan. Hasil tersebut dianalisis dan dijadikan pertimbangan untuk perbaikan
sehingga menghasilkan draf 4 bahan ajar berbasis video interaktif.
7) Validasi draf 4
Dilakukan validasi kembali terhadap draf 4 bahan ajar oleh validator. Hasilnya dijadikan
rujukan untuk merevisi kembali hingga dihasilkan bahan ajar final yang siap digunakan untuk
pembelajaran.
4. Penyebaran
Menyebarkan bahan ajar secara luas kepada siswa-siswa atau para peserta didik.
Video interaktif sebagai produk yang dihasilkan,menurut Ratri Kurnia Wardani dan
Harlinda Syofyan (2018:374) dikembangkan dengan model desain pembelajaran Dick &
Carey. Adapun langkah-langkah model Dick & Careyadalah:
1) tahap analisis kebutuhan;
2) tahap analisis pembelajaran;
3) tahap analisis pembelajar dan konteks;
4) tahap merumuskan tujuan khusus pembelajaran;
5) tahap mengembangkan instrumen penilaian;
6) tahap pemilihan strategi pembelajaran;
7) tahap memilih dan mengembangkan bahan ajar;
8) tahap penilaian formatif;
9) tahap revisi pembelajaran.
Pemanfaatan bahan ajar video
Menurut (UNNES, n.d.) Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah
membantu guru dalam menyampaikan pesan pesan atau materi pelajaran kepada
siswanya,agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada
siswa.
Sedangkan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan:
• Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang
minat siswa untuk belajar. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam
bidang teknologi
• Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa
• Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif
• Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa (Situmorang, 2009)
Menurut (Alphaomegaproperty, 2020) Media adalah pengantar pesan yang mampu
merangsang pikiran siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Apabila media itu membawa pesan
pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas
media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang dipergunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses
pembelajaran di kelas. Dengan adanya media pembelajaran dapat merangsang pikiran siswa
untuk lebih fokus ke pembelajaran yang diberikan oleh guru. Adanya interaksi yang lebih
efektif antara guru dan siswa pada proses pembelajaran di dalam kelas.
Masih menurut (Alphaomegaproperty, 2020) video adalah gambar gerak yang terdapat
seragkaian alur dan menampilkan pesan dari bagian sebuah gambar untuk tercapainya tujuan
pembelajaran. Video pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara sistematis
dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya
mengaplikasikan prinsip prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan
peserta didik mencemarti materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik
video pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video dan
disajikan dengan menggunakan peralatan Projector, VCD player serta TV monitor. Dapat di
simpulkan dalam penggunaan media pembelajara berbasis video juga harus dapat
menyiapkan infrasttruktur yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai