0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan3 halaman
Tiga dokumen tersebut membahas pengembangan bahan ajar berbasis video dan pemanfaatannya dalam pembelajaran. Dokumen pertama menjelaskan model pengembangan bahan ajar video menurut Sugiyono dan Auliya Niswa yang meliputi empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dokumen kedua lebih spesifik menjelaskan tahapan pengembangan bahan ajar video menurut model Four-D. Dokumen ket
Tiga dokumen tersebut membahas pengembangan bahan ajar berbasis video dan pemanfaatannya dalam pembelajaran. Dokumen pertama menjelaskan model pengembangan bahan ajar video menurut Sugiyono dan Auliya Niswa yang meliputi empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dokumen kedua lebih spesifik menjelaskan tahapan pengembangan bahan ajar video menurut model Four-D. Dokumen ket
Tiga dokumen tersebut membahas pengembangan bahan ajar berbasis video dan pemanfaatannya dalam pembelajaran. Dokumen pertama menjelaskan model pengembangan bahan ajar video menurut Sugiyono dan Auliya Niswa yang meliputi empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dokumen kedua lebih spesifik menjelaskan tahapan pengembangan bahan ajar video menurut model Four-D. Dokumen ket
Satria Sanurdi, Syahril, Nelvi Erizon,dan Rahmat Azis Nabawi (2020) Media Video Tutorial
Pada Pembelajaran Mata Diklat Bubut Untuk Smk. Padang
Auliya Niswa (2018) Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan Berbasis Video Interaktif Bermedia Flash Kelas Viid Smp Negeri 1 Kedamean. Surabaya Muhammad Ullil Fahri (2020) Pemanfaatan Video Sebagai Media Pembelajaran.
Pengembangan Bahan Ajar Video
Pengembangan bahan ajar non cetak video menurut Sugiyono (2011:409) yaitu : 1. potensi dan masalah 2. pengumpulan data 3. desain produk 4. validasi desain 5. ujicoba pemakaian 6. revisi produk 7. ujicoba produk 8. revisi desain 9. revisi produk 10. produk masal Pengembangan bahan ajar video menurut Auliya Niswa (2012:4) dapat menggunakan rancangan penelitian pengembangan model Four-D seperti yang dikemukakan oleh Thiagarajan (Triyanto, 2010: 94) yang terdiri atas empat tahap : 1. pendefinisian menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembuatan dan pengembangan bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang mencakup tujuan dan batasan materi pembelajaran. Kegiatan dalam tahap ini terfokus pada: 1) analisis ujung depan 2) analisis siswa 3) analisis tugas 4) analisis konsep 5) analisis tujuan pembelajaran 2. perancangan. Tujuan tahap ini adalah menyusun RPP dan bahan ajar yang meliputi materi, media, serta soal latihan yang akan dikemas dalam bentuk video interaktif. Proses perancangan ini menghasilkan rancangan RPP dan rancangan Bahan Ajar video interaktif. Pada tahap ini, peneliti dibantu oleh penyedia jasa pembuat video interaktif. 3. Pengembangan. Tahap ini bertujuan menghasilkan bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif bermedia flash yang siap digunakan dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengembangan adalah sebagai berikut. 1) Validasi draf 1 Draf 1 bahan ajar yang didapatkan dari tahap perancangan divalidasi oleh tim validator yang terdiri atas dua orang ahli bahasa dan pembelajaran bahasa indonesia serta satu orang ahli desain grafis. 2) Analisis hasil validasi Hasil penilaian dati tim validator dianalisis untuk mendapatkan gambaran kualitas bahan ajar video interaktif dan aspek-aspek apa saja yang harus diperbaiki. Selain memberikan penilaian, tim validator juga memberikan rekomendasi perbaikan bahan ajar. Penilaian dan rekomendasi tersebut dijadikan rujukan untuk perbaikan sehingga menghasilkan draf 2 bahan ajar berbasis video interaktif. 3) Uji coba terbatas Langkah selanjutnya adalah uji coba draf 2. Uji coba ini dinamakan uji coba terbatas karena dilaksanakan pada beberapa siswa dengan mengimplementasikan bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif pada pembelajaran di kelas. 4) Analisis hasil uji coba terbatas Hasil uji coba terbatas berupa data hasil observasi keterlaksanaan bahan ajar, Aktivitas siswa, hasil belajar siswa, serta respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif yang dikembangkan. Hasil tersebut dianalisis dan dijadikan pertimbangan untuk perbaikan sehingga menghasilkan draf 3 bahan ajar berbasis video interaktif. 5) Uji coba luas Proses pengembangan selanjutnya adalah uji coba draf 3 yang disebut uji coba luas yang dilakukan pada keseluruhan siswa dikelas. 6) Analisis hasil coba luas Hasil uji coba luas sama dengan uji coba terbatas, yaitu berupa data hasil observasi keterlaksanaan bahan ajar, Aktivitas siswa, hasil belajar siswa, serta respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar mendengarkan berbasis video interaktif yang dikembangkan. Hasil tersebut dianalisis dan dijadikan pertimbangan untuk perbaikan sehingga menghasilkan draf 4 bahan ajar berbasis video interaktif. 7) Validasi draf 4 Dilakukan validasi kembali terhadap draf 4 bahan ajar oleh validator. Hasilnya dijadikan rujukan untuk merevisi kembali hingga dihasilkan bahan ajar final yang siap digunakan untuk pembelajaran. 4. Penyebaran Menyebarkan bahan ajar secara luas kepada siswa-siswa atau para peserta didik. Video interaktif sebagai produk yang dihasilkan,menurut Ratri Kurnia Wardani dan Harlinda Syofyan (2018:374) dikembangkan dengan model desain pembelajaran Dick & Carey. Adapun langkah-langkah model Dick & Careyadalah: 1) tahap analisis kebutuhan; 2) tahap analisis pembelajaran; 3) tahap analisis pembelajar dan konteks; 4) tahap merumuskan tujuan khusus pembelajaran; 5) tahap mengembangkan instrumen penilaian; 6) tahap pemilihan strategi pembelajaran; 7) tahap memilih dan mengembangkan bahan ajar; 8) tahap penilaian formatif; 9) tahap revisi pembelajaran. Pemanfaatan bahan ajar video Menurut (UNNES, n.d.) Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan pesan atau materi pelajaran kepada siswanya,agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa. Sedangkan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan: • Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi • Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa • Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif • Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa (Situmorang, 2009) Menurut (Alphaomegaproperty, 2020) Media adalah pengantar pesan yang mampu merangsang pikiran siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Apabila media itu membawa pesan pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang dipergunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya media pembelajaran dapat merangsang pikiran siswa untuk lebih fokus ke pembelajaran yang diberikan oleh guru. Adanya interaksi yang lebih efektif antara guru dan siswa pada proses pembelajaran di dalam kelas. Masih menurut (Alphaomegaproperty, 2020) video adalah gambar gerak yang terdapat seragkaian alur dan menampilkan pesan dari bagian sebuah gambar untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Video pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik mencemarti materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik video pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video dan disajikan dengan menggunakan peralatan Projector, VCD player serta TV monitor. Dapat di simpulkan dalam penggunaan media pembelajara berbasis video juga harus dapat menyiapkan infrasttruktur yang memadai.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional