Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI

BERBENTUK VIDEO POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS


UNTUK SISWA SMA

Zulfikar Fahmi, Sulur, Sentot Kusairi


Universitas Malang
Email: Zulfikarfahmi01@gmail.com

Abstrak: Permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran adalah

penguasaan materi siswa seringkali kurang pada saat berada di tingkat akhir.
Permasalahan juga dialami oleh guru pengajar yang kesulitan untuk mengejar
kekurangan penguasaan materi siswa. Pengembangan media pembelajaran di
sekolah, khususnya dalam pembelajaran fisika saat ini berkembang cukup pesat.
Berdasarkan permasalahan dan perkembangan media yang cukup pesat, maka
dibuatlah produk pengembangan media pendamping berbentuk video tutorial
menggunakan camtasia. Video tutorial tersebut dikembangkan dengan harapan
agar siswa bisa mempelajari sendiri materi yang telah diberikan. Pengembangan
video pembelajaran mandiri jarang sekali dilakukan terlebih oleh guru, sehingga
peneliti ingin mengembangkan produk video pembelajaran yang bisa dipelajari
secara mandiri oleh siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
dengan menggunakan desain penelitian yang memodifikasi dari langkah
pengembangan 4D dari thiagarajan (1974) menjadi 3D, yaitu (1) Define, yang
terdiri dari analisis gerbang depan, analisis pembelajar, analisis tugas, analisis
konsep, dan spesifikasi tujuan insruksional, (2) Design, yang terdiri dari
pembentukan tes kriteria, pemilihan media, pemilihan format, dan pembuatan
prototype, dan (3) Development, yang terdiri dari validasi produk, uji coba
produk, dan revisi produk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket dengan disertai rubrik. Jenis data penelitian terdiri dari data kuantitatif
berupa penilaian dari validator dan data kualitatif berupa komentar dan saran dari
validator. Produk akhir penelitian ini adalah Video pembelajaran mandiri materi
listrik dinamis untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA. Secara
keseluruhan produk akhir yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria layak.
Berdasarkan analisis data kualitatif dari validator, terdapat beberapa bagian
produk yang harus direvisi. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan
pengembangan video pembelajaran mandiri materi listrik dinamis untuk
meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA.
Kata kunci: pengembangan video. video pembelajaran mandiri, camtasia,
microsoft powerpoint, listrik dinamis, penguasaan konsep
Kemajuan teknologi informasi di bidang pendidikan berkembang dengan
pesat karena dukungan perkembangan komputer. Pengembangan media
pembelajaran yang semula menggunakan media yang lebih kongkrit, misalkan
1

2
alat peraga, alat praktikum, model, maket, dan lain-lain berkembang menjadi
rekayasa perangkat lunak, misalkan menggunakan video, animasi, atau bahkan
software pemrograman yang rumit seperti animasi flash, multimedia interaktif,
dan lain-lain. Pengembangan ini perlu dilakukan karena keterbatasan dari media
pembelajaran yang kongkrit apabila digunakan dalam pembelajaran, antara lain
waktu yang dibutuhkan terlalu banyak untuk mempersiapkan, tidak semua sekolah
memiliki peralatan yang dimaksud, tidak bisa dipelajari sendiri dirumah, dan lainlain. Keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan media pembelajaran
memanfaatkan komputer.
Media merupakan bentuk jamak dari medium yang memiliki definisi
perantara atau pengirim dari pengirim menuju perantara (Heinich, et.al., 2002).
Pembelajaran adalah proses membelajarkan yang dilakukan oleh guru dan siswa
melalui proses komunikasi antara siswa dan guru. Berdasarkan definisi tersebut,
media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh pengantar kepada penerima
yang digunakan untuk proses pembelajaran.
Proses pembelajaran pada hakekatnya melalui proses komunikasi antara
pengirim dan penerima dalam konteks ini adalah guru dan siswa. Guru
menyampaikan pesan berupa simbol komunikasi baik verbal ataupun non verbal,
proses ini disebut encoding. Penafsiran pesan yang dilakukan oleh siswa disebut
decoding. Proses komunikasi kadang kali gagal atau berhasil tergantung penerima
atau siswa. Salah satu penyebabnya adalah gangguan yang menjadi penghambat
komunikasi disebut noise atau barriers.
Salah satu bentu noise dalam proses komunikasi adalah penggunaan
verbalisme berlebihan. Bentuk dari verbalisme adalah proses pembelajaran yang
cenderung menggunakan kata-kata. Sedangkan dalam otak manusia terdiri dari
dua saluran untuk memproses komunikasi. Saat kita hanya menyajikan materi
dalam mode verbal saja, maka kita telah mengabaikan kontribusi potensial
kapasitas untuk memproses materi dalam proses visual (Mayer, 2009).
Berdasarkan penjelasan maka pemanfaatan media perlu dilakukan dalam
pembelajaran.
Hasil yang ditemukan di lapangan berdasarkan wawancara dengan salah
satu guru fisika di SMA Negeri di kota malang. Hasil wawancara tersebut adalah

3
tidak setiap waktu membawa media. Salah satu alasannya adalah guru
membutuhkan waktu untuk mempersiapkannya. Sedangkan, bila media yang
digunakan diberikan kepada siswa, tidak semua siswa dapat memahami file yang
didapat oleh guru.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan, apabila guru kesulitan memberikan
materi menggunakan media adalah memberikan media tersebut langsung kepada
siswa menjadi media pembelajaran mandiri sebagai pendamping pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Media yang dapat diberikan adalah file powerpoint
yang telah dimodifikasi dalam bentuk video sehingga siswa dapat memahami alur
pembelajaran dari powerpoint yang diberikan oleh guru. Cara memodifikasinya
adalah dengan memanfaatkan software desktop recorder berupa camtasia recorder.
Aplikasi ini dapat digunakan untuk merekam aktivitas desktop kita saat desktop
computer saat aktif.
Media pembelajaran mandiri dibentuk dari dua buah frasa media dan
pembelajaran mandiri. Media adalah alat untuk menyampaikan pesan dan
pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran yang memberikan derajat
kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada pembelajar
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Jadi,
media pembelajaran mandiri adalah alat untuk menyampaikan pesan dengan
proses pembelajaran menekankan kemandirian belajar siswa.
Hendarto(2011:3), menyimpulkan sebagai berikut:
Bahwa dalam pendidikan dengan sisitem belajar mandiri, siswa diberikan
kemandirian (baik kelompok maupun individu) dalam menentukan,1) tujuan
belajarnya (apa yang harus dicapai), 2) apa saja yang harus dipelajari dan dari
mana sember belajarnya (materi dan sumber belajarnya), 3) Bagaimana
mencapainya (strategi belajar) dan 4) kapan serta bagaimana keberhasilan
belajarnya diukur (dievaluasi).
Media yang dikembangkan berdasarkan pembelajaran mandiri yang
menekankan pada kemandirian belajar siswa adalah dengan mempersiapkan
media yang diberi tujuan instruksional khusus oleh guru. Bentuk dari video
pembelajaran adalah mengadaptasi video penjelasan materi dan tutorial

4
pembahasan soal dengan menampilkan penjelasan materi secara singkat dan
tutorial penyelesaian soal-soal.
Video penjelasan materi dan tutorial pembahasan soal banyak dijumpai di
situs Youtube, ataupun web universitas luar negeri. Pada konteks tersebut, bila
media tersebut diberikan pada siswa SMA di Indonesia atau bahkan di kota
Malang, masih kurang bermanfaat. Pengembangan media ini yang berbahasa
Indonesia pun juga ada, namun kebanyakan terpecah-pecah sehingga peneliti
ingin mengembangkan media berikut secara terintegrasi agar dapat dipelajari oleh
siswa secara utuh. Harapan dari pengembangan produk yang terintegrasi agar isi
video tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa.
Berdasarkan wawancara yang sama, salah satu materi yang menurut guru
tersebut bermasalah adalah materi listrik dinamis terlebih materi seperti hukum
kirchoff dan rangkaian listrik. Beliau mendapati ini ketika mengetes siswa secara
lisan di dalam kelas dan berlatih latihan soal untuk mempersiapkan UN. Konsep
dasar mengenai arah gerak aruspun beberapa ada yang masih belum memahami.
Dengan alasan tersebut peneliti akan mengadakan penelitian dengan
tema Pengembangan Media Pembelajaran Mandiri Berbentuk Video Pokok
Bahasan Listrik Dinamis Menggunakan Microsoft Powerpoint Camtasia Untuk
Siswa SMA

METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah modifikasi 4D dari Thiagarajan
(1974) menjadi 3D, yaitu Define, Design, dan Development. Masing masing
fase memiliki tahapanyaitu (1) Define, yang terdiri dari Front end analysis,
analisis pembelajar, analisis tugas, analisis konsep, dan spesifikasi tujuan
insruksional, (2) Design, yang terdiri dari pembentukan tes kriteria, pemilihan
media, pemilihan format, dan pembuatan prototype, dan (3) Development, yang
terdiri dari validasi produk, uji coba produk, dan revisi produk.
Penelitian ini menggunakan uji kelayakan (validasi isi) oleh 1 orang dosen
2 orang guru fisika dan validasi konstruk oleh 1 orang dosen. Sedangkan uji coba
terbatas dilakukan oleh 13 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket dengan disertai rubrik. Jenis data penelitian terdiri dari data

5
kuantitatif berupa penilaian dari validator dan data kualitatif berupa komentar dan
saran dari validator.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Angket yang
digunakan terdiri dari angket validasi video pembelajaran mandiri oleh validator
serta angket uji coba terbatas oleh siswa untuk memperoleh data kuantitatif.
Selain itu, untuk memperoleh data kualitatif digunakan angket komentar dan saran
dari validator dan siswa. Sebelum digunakan, angket dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing terlebih dahulu.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil
penilaian kelayakan adalah dengan perhitungan rata-rata untuk data kuantitatif.
Untuk memperkuat data hasil penilaian kelayakan, dikembangkan jenjang
kualifikasi kriteria kelayakan. Kriteria penilaian menggunakan skor 1-4, dimana
skor 1 menunjukkan skor terendah dan skor 4 menunjukkan skor tertinggi.
Penentuan rentang skala pada kriteria penilaian dapat diperoleh dengan cara
rentang skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan skor tertinggi.
Berdasarkan penentuan rentang tersebut diperoleh rentang 0,75. Untuk data
kualitatif, hanya dipaparkan saja sebagai pertimbangan untuk merevisi video
pembelajaran mandiri ini agar lebih baik.

HASIL PENGEMBANGAN
Berdasarkan hasil uji kelayakan dan hasil uji coba terbatas yang dilakukan
diperoleh nilai kelayakan total dari tiap butir pertanyaan oleh masing-masing
evaluator dan siswa. Nilai kelayakan tersebut disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel
2.
Tabel 1 Hasil Data Keseluruhan Validasi

No.

Subjek

1. Validator Isi
2. Validator Konstruk
Rata-rata keseluruhan

Rerata Total Butir Pertanyaan


Masing-masing kelompok
3,19
3,19
3,19

Kriteria
Cukup valid
Cukup valid
Cukup Valid

6
Tabel 2 Hasil Data Keseluruhan Uji Coba
No.

Subjek

1. Uji Coba pengguna


Rata-rata keseluruhan

Rerata Total Butir Pertanyaan


Masing-masing kelompok
3,15
3,15

Kriteria
Cukup valid
Cukup Valid

KAJIAN DAN SARAN


Kajian Produk yang Telah Direvisi
Video pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari dua tipe video, yakni
video penjelasan materi dan video pembahasan soal yang dikombinasikan dengan
soal latihan sebagai alat evaluasi siswa secara mandiri. Materi yang dipilih adalah
materi listrik dinamis yang terdiri dari standar kompetensi (SK) Menerapkan
konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk
teknologi dan dua kompetensi dasar (KD) Memformulasikan besaran-besaran
listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) dan Menggunakan alat ukur listrik
menghasilkan 6 sub materi listrik dinamis, yaitu : Besaran listrik; Hukum Ohm;
Hambatan listrik; hukum kirchoff; energi daya listrik dan; alat ukur listrik.
Pengembangan ini disesuaikan dengan langkah define yang telah disebutkan oleh
thiagarajan, sivasailan; dan kawan kawan dalam Instructional development for
training teachers of exceptional children, A sourcebook (1974).
Pengembangan media pembelajaran mandiri berbentuk video materi listrik
dinamis dibentuk dalam sebuah kemasan materi yang di pisah pisah. Hal ini
dimaksudkan agar siswa bisa memilih sendiri materi yang ingin dipelajari, materi
yang disertakan cukup banyak, dan juga memberikan soal latihan di dalam produk
sehingga siswa diberikan kemandirian untuk menentukan tujuan belajar, apa yang
dipelajari, bagaimana mencapainya, serta kapan dan bagaimana keberhasilan
diukur meskipun dengan kriteria tertentu. Prinsip pengembangan ini didasarkan
pada tulisan harsono yang berjudul pembelajaran mandiri,(2011:1) Bagaimana, di
mana, dan kapan belajar tentang suatu hal yang mereka anggap merupakan hal
yang penting.
Tampilan pada menu juga dibuat semakin menarik setelah direvisi. Bagian
yang direvisi paling terlihat adalah menu mindmap yang menonjolkan tombol
mindmap dengan tujuan membuat pengguna tertarik untuk membuka navigasi
tersebut. Tombol tombol pada menu yang lain juga diperbaiki sehingga tampilan

7
menjadi lebih menarik dan terlihat jelas perbedaan antara teks dan tombol. Suara
juga sudah diperjelas volumenya, sehingga video menjadi semakin menarik.
Perbaikan mengenai suara didasarkan pada calon pengguna yang mengeluhkan
suara yang kurang jelas.
Kekuatan produk berdasarkan pemecahan masalah yang ingin diselesaikan
adalah pada video pembelajaran dan penyelesaian soal yang dibuat terpisah,
adanya soal latihan dan penyelesaian sebagai alat pengukuran kemampuan,
tampilan yang dapat menyatukan banyak sub materi sehingga bisa dipelajari
dalam satu file, dan materi yang dikembangkan, meskipun digunakan untuk
pembelajaran mandiri, juga bisa digunakan sebagai pembelajaran di dalam kelas
sehingga membantu guru dan siswa dalam transfer pengetahuan.
Kelemahan produk berkaitan dengan pemecahan masalah adalah soal
latihan yang dirasa kurang oleh peneliti karena sebisa mungkin soal latihan dan
penyelesaian dibuat lebih banyak agar siswa mendapatkan bahan belajar lebih
besar. Pengembangan yang dilakukan hanya sampai tahap develop, dengan
menyisakan tahap disseminate yaitu tahap penyebaran keterbatasan waktu dan
biaya yang digunakan. Perlu dilakukan uji lebih lanjut karena ujicoba hanya
ditekankan pada pengamatan secara konstruk saja. Serta kelemahan kelemahan
lain yang luput dari pengamatan peneliti

Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut


Berdasarkan hasil uji kelayakan dan uji coba terbatas kepada siswa dinilai
cukup layak sehingga media pembelajaran mandiri berbentuk video materi listrik
dinamis dapat langsung digunakan untuk pembelajaran fisika. Saran yang
diberikan untuk pemanfaatan produk adalah digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, pembelajaran menggunakan video
pembelajaran ini bisa digunakan secara mandiri.
Saran yang diberikan untuk disseminasi produk adalah dengan
menyebarkan kepada guru fisika dan siswa yang berkenan atau membutuhkan
video pembelajaran. Disseminasi juga bisa memanfaatkan media internet dengan
memasukkan kedalam blog, forum, atau web.

8
Saran untuk pengembangan lebih lanjut bisa melanjutkan pengembangan
ini pada tahap uji empiris agar diketahui efektifitas produk yang diharapkan
karena pengembangan hanya berhenti pada tahap uji coba kelompok yang lebih
kecil. Kamudian dengan memperhatikan kelemahan kelemahan video
pembelajaran, hendaknya diperbaiki kekurangan tersebut sebelum melanjutkan
pada tahap yang lebih luas.

DAFTAR RUJUKAN

Adam, Wahyu. 2011. Penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk


meningkatkan pemahaman konsep fisika pada topik getaran dan
gelombang. Skripsi.Bandung:FMIPA UPI
Aprijum. 2012. Pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk meningkatkan
penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Tesis tidak
diterbitkan, Bandung : PPs UPI.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Asni, Hafidha Akmalia. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi
Pengembangan Model Pembelajaran, (Online),
(http://www.scribd.com/doc/46798149/Pengembangan-ModelPembelajaran) , diakses 22 mei 2012
Daryanto, Drs. 2010. Media pembelajaran peranannya sangat penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran.Yogyakarta : Gava media.
Hardianto, Deni. Mendesain Komputer sebagai media alternatif belajar
mandiri,(online),(https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:G7yHNH
GGqmEJ:staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Deni%2520Hardianto
,%2520M.Pd./Mendesain%2520Komputer%2520Sebagai%2520Alternatif
%2520Belajar%2520Mandiri.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEE
ShdhhjbJ4bnZLdv5bosXDnuuVxeJVA0tuB9CDs3JegkDFDClFLNbEs_nz
IWmh05ddmmbo9Wll_35lL04w6AZEErO29bEkXHu0GBLHHdmVDZO
WxoAhF5YuXsuiymlJhsjDIlOmMX&sig=AHIEtbS3c_7wF4dejQKjiEzge
YCVne1mrw&pli=1), diakses 22 mei 2012.
Harsono.Pembelajaran Mandiri,(online),( ppp.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/pembelajaran_mandiri.doc), diakses 22 mei 2012.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Interaktif
menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Yogyakarta : Diva Press.
Sfenrianto.2008. Memproduksi multimedia interaktif : Tinjauan perangkat keras,
Perangkat lunak, bentuk, dan langkah langkah. Jurnal Media
Akademik,(online).2 (1):12-21,
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2108711.pdf, diakses 20 mei 2012.
Wahidmurni, Dr. M.Pd., dkk, 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan
Praktik. Yogyakarta : Nuha Litera.

Anda mungkin juga menyukai