Anda di halaman 1dari 13

VIDEO PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Media Pembelajaran Sejarah

Dosen Pengampu : Yusuf Budi Prasetya Santosa, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 4
1. Alfina Mukamar (202015500339)
2. Sherli Poliza (202015500252)
3. Yulistiana (202015500254)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa. Karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Video Pembelajaran” sebagai tugas
kelompok mata kuliah Media Pembelajaran Sejarah program studi pendidikan
sejarah Universitas Indraprasta PGRI.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karenanya kritik dan saran dari berbagai pihak penulis harapkan
untuk menyempurnakan makalah ini tentunya demi perbaikan dan pengembangan di
dalam menyusun makalah di masa mendatang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, dan penulis harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi semua pembacanya, khususnya bagi mahasiswa program studi
pendidikan sejarah.

Jakarta, 27 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN ................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
BAB III ............................................................................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengembangan potensi manusia dapat dilakukan melalui pendidikan


dengan inovasi khususnya pada proses pembelajaran. Menurut Helmiati (2012)
pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan siswa atau membuat siswa
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari pembelajaran ialah membantu
siswa belajar dengan merancang suatu kegiatan belajar yang dapat menciptakan
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk melalui, mengalami atau
melakukannya. Menurut Cahyadi (2019) faktor yang berperan penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran adalah media pembelajaran. Dengan media
pembelajaran dapat memanipulasi dan menghadirkan objek dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna, media pembelajaran
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, serta media berpengaruh
terhadap motivasi dan minat belajar siswa.

Media pembelajaran yang dapat digunakan siswa untuk belajar secara


daring salah satunya adalah video pembelajaran. Menurut Riyana dalam
Annisatul (2009) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video pembelajaran sangat membantu
efektivitas pembelajaran baik secara daring maupun tatap muka karena siswa
dapat mengamati secara nyata materi yang disajikan dalam video dan ketika
belajar daring siswa dapat mengulang bagian materi pada video yang belum
dipahami oleh siswa.

Video pembelajaran bertujuan agar membantu mengkomunikasikan


pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih memberikan pemahaman kepada
penerima pesan. Video pembelajaran memiliki peranan yaitu dapat
menyampaikan materi pelajaran yang lebih menarik, termasuk visualisasi
materi, sehingga lebih menarik dalam proses pembelajaran (Haryoko, 2009).


Video pembelajaran dirancang secara khusus untuk media pembelajaran
secara efektif. Berisi materi praktis yang tepat sasaran, disajikan dalam bentuk
audio dan visual (gambar dan suara) yang dilengkapi dengan suara penuntun
yang mudah dimengerti, dipahami, dan dikemas dalam autorun sehingga
dengan video pembelajaran siswa dapat be;ajar secara mandiri dan sangat
menunjang bagi pendalaman materi (Niswah, 2012).

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana definisi pengembangan bahan ajar video ?

b. Bagaimana karakteristik video pembelajaran ?

c. Apa saja kriteria/syarat multimedia interaktif ?

d. Bagaimana prosedur pengembangan video pembelajaran ?

e. Apa saja keuntungan penggunaan bahan ajar video ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

a. Menjelaskan definisi pengembangan bahan ajar video.

b. Mengetahui karakteristik video pembelajaran.

c. Mengetahui kriteria/syarat multimedia interaktif.

d. Menjelaskan prosedur pengembangan video pembelajaran.

e. Mengetahui keuntungan penggunaan bahan ajar video.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengembangan Bahan Ajar Video

Menurut Riyana (2007) bahan ajar video pembelajaran adalah


media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar
(audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
atau materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar karena unsur dengar
(audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Video
yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalui pita video dan dapat
dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi
(Arsyad, 2004).
Video interaktif dirancang secara khusus sebagai bahan ajar yang
efektif. Berisi tuntunan praktis secara tepat sasaran, disajikan lewat
presentasi audio visual (gambar dan suara) yang dilengkapi dengan
suara penuntun berbahasa Indonesia yang jelas dan mudah dipahami dan
dikemas dalam program autorun, sehingga dengan video interaktif siswa
dapat belajar secara mandiri setiap saat dan akan sangat menunjang bagi
pendalaman materi (Niswa, 2012).

2.2 Karakteristik Media Video Pembelajaran

Menurut Riyana (2007) unutk menghasilkan video pembelajaran


yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
dan kriterianya. Karakteristis video pembelajaran yaitu :
a. Clarity of Massage (Kejelasan Pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan
pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima
secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan
dalam memori jangka panjang dan bersifat retensi.

b. Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan
ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan
ajar lain.

c. User Friendly (Bersahabat/ Akrab dengan Pamakainya)


Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.

d. Representasi Isi
Materi harus benar-benar represebtatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik
sosial maupun sains dapat dibuat menjadi media video.

e. Visualisasi dengan Media


Materi dikemas secara multimedia terdapat di dalamnya
teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-
materi yang digunakan bersifat aplikatif, berprores, sulit terjangkau
berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat
keakurasian tinggi.

f. Menggunakan Kualitas Resolusi Yang Tinggi


Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan
teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support
untuk setiap spech sistem komputer.

g. Dapat digunakan secara Klasikal atau Individual


Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa
secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di
rumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa
maksimal 50 orang isa dapat dipandu oleh guru atau cukup
mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam
program.


Sedangkan karakteristik media video pembelajaran menurut Arsyad
(2004) adalah sebagai berikut :
1) Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
2) Harus memiliki teknik khusus, unutk pengaturan urutan baik
dalam penyajian maupun penyimpanan.
3) Pengoperasiannya relatif mudah.
4) Dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat
lain.

2.3 Kriteria/Syarat Multimedia Interaktif

Menurut Riyana (2007) pengembangan dan pembuatan video


pembelajaran harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

1. Tipe Materi
Media video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat
menggambarkan suatu proses tertentu, sebuah alur demonstrasi,
sebuah konsep atau mendeskripsikan sesuatu. Misalnya bagaimana
membuat cake yang benar, bagaimana membuat pola pakaian,
proses metabolisme tubuh, dan lain-lain.

2. Durasi Waktu
Media video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu
sekitar 20-40 menit, berbeda dengan film yang pada umumnya
berdurasi 2-3,5 jam. Mengingat kemampuan daya ingat dan
kemampuan berkonsentrasi manusia yang cukup terbatas antara 15-
20 menit, menjadikan media video mampu memberikan keunggulan
dibandingkan dengan film.

3. Format Sajian Video


Film pada umumnya disajikan dengan format dialog
dengan unsur dramatiknya yang lebih banyak. Film lepas banyak
bersifat imaginatif dan kurang ilmiah. Hal ini berbeda dengan
kebutuhan sajian untuk video pembelajaran yang mengutamakan
kejelasan dan penguasaan materi. Format video yang cocok untuk


pembelajaran diantaranya: naratif (narator), wawancara, presenter,
format gabungan.

4. Ketentuan Teknis
Menurut Riyana (2007) media video tidak terlepas dari
aspek teknis yaitu kamera, teknis pengambilan gambar, teknik
pencahayaan, editting, dan suara. Pembelajaran lebih menekankan
pada kejelasan pesan, dengan demikian sajian-sajian yang
komunikatif perlu dukungan teknis.
Misalnya :
a) Gunakan pengambilan dengan teknik zoom atau extrem close
up untuk menunjukkan objek secara detail.
b) Gunakan teknik out of focus atau in focus dengan pengaturan
def of file untuk membentuk image focus of interest atau
memfokuskan objek yang dikehendaki dengan membuat sama
(blur) objek yang lainnya.
c) Pengaturan properti yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal
ini perlu menghilangkan objek-objek yang tidak berkaitan
dengan pesan yang disampaikan. Jika terlalu banyak objek
akan mengganggu dan mengkaburkan objek.
d) Penggunakaan tulisan (text) dibuat dengan ukuran yang
proporsional. Jika memungkinkan dibuat dengan ukuran yang
lebih besar, semakin besar maka akan semakin jelas. Jika text
dibuat animasi, atur agar animasi text tersebut dengan speed
yang tepat dan tidak terlampau diulang-ulang secara
berlebihan.

5. Peggunaan Musik dan Sound Effect


Beberapa ketentua tentang musik dan sound effect
menurut Riyana (2007) yaitu :
a) Musik untuk pengiring suara sebaiknya dengan intensitas
volume yang lemah (soft) sehingga tidak mengganggu sajian
visual dan narator.
b) Musik yang digunakan sebagai background sebaiknya musik
instrumen.


c) Hindari musik dengan lagu yang populer atau sudah akrab
ditelinga siswa.
d) Menggunakan sound effect untuk menambah suasana dan
melengkapi sajian visual dan menambah kesan lebih baik.

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan musik


dalam media video akan mampu menarik perhatian siswa untu
menyimak pelajaran yang diberikan.

2.4 Prosedur Pengembangan Video Pembelajaran

Media pembelajaran yang berupa video interaktif atau yang


seringdisebut sebagai media audio-visual memiliki beberapa tahapan
dalam pembuatannya. Secara garis besar menurut Izzudin (2013),
prosedur pembuatan media video interaktif melalui tiga tahapan
kegiatan, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
a. Tahap Pra Produksi
Dalam proses pembuatan suatu media pembelajaran, pra
produksi merupakan tahap yang sangat penting karena menentukan
keberhasilan pada tahap selanjutnya. Kegiatan pada tahap pra
produksi meliputi penentuan identifikasi program media dengan
menggunakan perangkat lunak berupa corel video, aplikasi, dan
perangkat keras berupa PC atau gawai pintar. Penyusunan garis
besar isi media video, penyusunan jabaran materi media dan
penyusunan naskah.

b. Tahap Produksi
Tahap produksi merupakan kelanjutan dari tahap pra produksi,
langkah selanjutnya dalam tahap produksi yaitu dengan pencarian
lokasi, pemilihan pemain, penghitungan dan penyusunan anggaran
dan pengambilan gambar dan suara dengan menggunakan
perangkat keras berupa kamera, dan untuk menyimpan data
menggunakan perangkat keras berupa PC.


c. Tahap Pasca Produksi
Setelah produksi sudah selesai dilakukan, tahap selanjutnya
yaitu pasca produski yang merupakan tahap akhir dari pembuatan
media video interaktif dengan menggunakan perangkat keras
berupa PC dan perangkat lunak berupa corel video atau aplikasi
lainnya.selanjutnya video editing, uji kelayakan ahli, dan produksi.

2.5 Keuntungan Penggunaan Bahan Ajar Video

Keuntungan menggunakan media video menurut Daryanto (2010)


antara lain: ukuran video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai
kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi
dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan
video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Kelebihan
video atau cd interaktif menurut Kumala (2004) antara lain lebih praktis
dalam pelaksanaan siswa, menyenangkan siswa, tidak klasik dan
membosankan. Siswa dapat mengukur tenaga yang harus ia keluarkan
untuk mendapatkan nilai yang biak, dapat dipantau oleh guru,
menumbuhkan pemahaman tentang materi secara menyenangkan.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Membuat sebuah video pembelajaran yang menarik dan komunikatif bagi


siswa dibutuhkan pengetahuan yang matang, baik dari segi visual dan audio
ataupun materi. Materi yang bersangkutan dalam hal ini adalah materi tentang
sejarah, dimana materi ini memerlukan data yang akurat dan terpercaya, apalagi
video ini adalah video yang dibuat dengan tujuan pendidikan.

Media pembelajaran yang ada saat ini dapat terbantu kefektifannya dengan
media multimedia, yaitu berupa video. Media video bukanlah media pengganti,
tetapi media video lebih difungsikan sebagai media pendukung. Hasil kuesioner
menunjukkan bahwa minat siswa cukup besar terhadap materi yang
disampaikan melalui video. Disesuaikan dengan kebiasaan target audiens yang
mana dalam hal ini adalah siswa, maka setiap visual yang ditampilkan harus
benar-benar mewakili apa yang siswa butuhkan dan sukai. Demikian pula
dengan gaya penyajiannya, berbeda dengan apa yang ada di masyarakat.

Kolaborasi antara video dan animasi menjadi salah satu pilihan yang
efektif untuk menyajikan video pembelajaran yang berbeda dengan video
pembelajaran yang sudah ada saat ini, disamping format gambar dari rekaman
itu sendiri. Melalui penggunaan tokoh animasi, siswa akan dengan mudah
mengingat tokoh animasi tersebut, sehingga siswa secara otomatis akan
mengingat pula isi dari video yang ditontonnya.

3.2 SARAN
Penulis menyarankan supaya video pembelajaran menjadi program
alternatif di telivisi sebagai pelengkap media pembelajaran bagi masyarakat.
Mayoritas masyarakat saat ini sudah tidak bisa lepas dari kebutuhan menonton
televisi, entah itu sekedar mencari hiburan atau mencari berita. Maka media
televisi dapat pula dimanfaatkan sebagai media penyebaran materi pendidikan
yang efektif, dan tidak terbatas pada kalangan manapun.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2004) Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Gava Media.

Izzudin, Maulana. A. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Video


Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Praktik Service Engine Dan
Komponen-Komponennya. Universitas Negeri Semarang. Skripsi

Kumala, Budi. (2004). Seri Penuntun Praktis Macromedia Flash MX. Elex
Media Kompetindo.

Niswah, A. (2012) Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan Berbasis Video


Interaktif Bermedia Flash Kelas VII di SMP N 1 kedamen. Jurnal Bahasa
dan Sastra Indonesia Vol 1 no 1.

Riyana, C. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. P3AI UPI.

10

Anda mungkin juga menyukai